chapter 5

I'm Park Jiyeon

Jiyeon POV  

Aku terbangun dari tidurku. Malam ini aku cukup bisa tertidur, setelah kembali dari club malam aku meminum obat tidur. Jadi aku bisa tidur nyenyak. Aku bergegas ke kamar mandi mengingat aku memiliki jadwal untuk menghabiskan waktu bersama Hyomin. Mengingat besok dia akan segera terbang ke Malaysia. Dan aku harus segera mengatakan yang ingin aku katakan.  

"aish, kenapa air di kamarku tak menyala?" gerutuku.

  Aku memutuskan untuk mandi di kamar Soyeon unnie yang berada disebelah kamarku. Aish ternyata soyeon unnie masih tidur. Tumben dia belum bangun. Padahal biasanya jam segini sudah ramai oleh suaranya.

  "Nunna aku ikut mandi di kamar mandimu ya." izinku tanpa sautan.

  Aku bergegas keluar kamar mandi setelah membersihkan setiap jengkal bagian tubuhku.  mentap cermin dan Ku lilitkan handuk di tubuhku.  Tidak! Melilitkan handuk di pinggangku.  

Aku menatap cermin. Ya aku memang berbeda dengan perempuan lainnya. Nyaris dua gundukan kenyal didadaku tak terlihat. Bagaimana bisa? Akupun tak mengerti. Namun saat usiaku 10 tahun ayahku selalu menyuntikkan ku sesuatu. Mulanya aku pikir itu obat. Tapi sekarang aku sadar itu merupakan penekan kerja hormon endogenku. Hormon endogenku yang tak bekerja secara sempurna tak bisa menghasilkan kelenjar susu. Untung saja hermon estrogenku masih bisa bekerja hingga aku masih mengalami siklus  menstruasi. Tak perlu bertanya bagaimana aku menyembunyikan dadaku, karena tanpa disembunyikanpun, ciri khas perempuanku itu tak ada. Hingga membuat penyamaranku nyaris sempurna. Bahkan perutkupun memiliki sedikit otot kecil four pack juga lengan yang cukup memiliki otot.

  Aku keluar dari kamar mandi. Kulihat unnieku sudah terbangun. Tidak. Dia bukan soyeon unnnie.  

"aahhh." teriak histerisnya.

"si..siapa kau?" tanyanya gugup sembari menutupi bagian tubuhnya dengan selimut.  

Bukankah aku yang seharusnya melontarkan pertanyaan tersebut? Inikan rumahku. Belum sempat aku melontarkan pertanyaanku. Sebuah bantal tepat mengenaiku.

  "Ya, apa yang kau lakuakan padaku? Apa kau menculikku? Dasar lelaki tak tahu diri."  ucapnya sembari menangis histeris dan dia terus menerus melemparkan setiap benda yang mudah dijangkaunya.

  "aish. Ya perempuan gila!" bentakku.

  Namun seketika soyeon unnie memasuki kamarnya.  

"Unnie, kenapa kau berada disini?" tanya perempuan gila itu.

"Ya Im Yoona apa kau lupa semalaman kau mabuk dan aku membawamu pulang kerumahku. Aku malas mengantar kau ke apartemenmu." jelas soyeon unnie.

"kenapa kamarku jadi berantakan seperti ini? Dan kau Hyojoon-ah apa yang kau lakukan dikamarku?"

"aku ikut mandi di kamarmu nunna. Dan tanpa mendengar penjelasanku temanmu melempariku." jelasku.

"nunna, kenapa kau bergaul dengan perempuan gila sepertinya?" ucapku.

Tak kusangka aku akan beretemu dengannya lagi. "aku tak gila!" bantah yoona. "piane. Aku tak bermaksud melukaimu. Aku hanya panik." jelasnya merasa bersalah.

Aku pikir dia akan mengungkit kejadian malam itu. Memberitahukan ciuman paksaku pada soyeon unnie. Tapi kenapa dia seakan lupa? Atau dia pura-pura tak mengingatnya.

"Yoona kenalakan dia adikku. Park Hyojoon." unnie memperkenalkan kami dan dia tersenyum menanggapinya.

Okey aku yakin dia benar-benar lupa.

"Unnie aku sangat panik. Aku pikir aku melakukan one stand night. Karena malam itu seorang pria mencuri ciuman pertamaku. Sayang aku tak dapat mengingat wajahnya."curahan hatinya dengan wajah cemberut penuh penyesalan.

Apa dia benar-benar belum pernah berciuman sebelumnya? Apakah aku yang pertama merasakn bibirnya? Okey, kenapa aku jadi mengingat ciuman itu? Padahal Aku hanya ingin mengerjai lee sun gi saja dan membuktikan aku bisa menaklukan perempuan manapun.

"Aku sudah memperingatkanmu......" soyeon unnie melirik kearahku. "apa kau akan tetap berdiam diri di kamarku?" celetuk soyeon unnie. Lebih tepatnya dia mengusirku.

  Aku pun pergi keluar kamar soyeon unnie. Mengingat aku harus segara bertemu dengan hyomin.  

Author pov  

"aku sudah memperingatkanmu untuk tak banyak minum. Bagaimana bisa kau mencium pria yang tak dikenal?" tanya soyeon setelah jiyeon meninggalkan kamarnya.

  "aku bertaruh dengan anggota lainnya. Lelaki itu menarik tanganku dan menciumku. Kalau saja aku ingat wajahnya aku akan memukulnya habis-habisan." cerita yoona.

"kalau saja unnie ikut mengantarku setidaknya aku tak akan terbejak dengan permainan mereka. Unnie kenapa keluar dari SNSD?" tanya yoona namun soyeon hanya terdiam.

  FLASHBACK

  Soyeon POV  

Aku mendapatkan panggilan dari Hyoyeon yang meminta bantuan untuk membawa teman-teman pulang, mengingat mereka dalam keadaan mabuk. Bukan aku tak ingin mengantar mereka pulang, aku masih enggan berjumpa dengan taeyeon. Kalau bukan mendengar kabar Yoona mabuk, sudah kurungkan niatku untuk mengantar pulang.  

Sudah 3 bulan ini aku tak bersama kawan-kawan SNSD. Alasannya karena Taeyeon. Entahlah aku menjadi sangat sensitif bila mendengar nama apalagi berjumpa dengannya langsung. Selalu ada perasaan marah, kesal, benci tapi tak kupungkiri ada rasa rindu mendalam.

  Alasanku keluar dari SNSD tetap sama. Karena orang tersebut. Semenjak aku melihat kejadian tak diinginkan. Aku menjadi merasa tak nyaman didekatnya, padahal SNSD ini impian terbesarku. Tapi aku harus merelakannya karena masalah pribadiku. Masalah pribadi? Apa taeyeon menganggapku masalahnya? Sudahlah dia terlalu dingin untuk menyadari kesalahannya.  

Sesaat sampai di club aku menuju toilet terlebih dahulu sebelum menemui teman-temanku. Aku harus mengumpulkan energi untuk memandang wajah angkuh taeyeon. Terlebih lagi dia mungkin masih kesal dengan kejadian setelah menjemput hyojoon. Loh kok dia yang kesal? Maksudnya aku masih kesal saat dia mencium bibirku untuk ketiga kalinya.  

Sesampai di lorong toilet pemandangan yang tak asing di club seakan menjadi tontonan lumrah. Pria dan wanita saling berciuman intens, bahkan banyak yang melakukan sesama gandernya. Aku tak mempedulikan semua pemandangan aneh itu. Aku segera membersihkan wajahku. Dan bergumam menguatkan diri.

  aku terkejut ketika seseorang atau lebih tepatnya dua orang membuka pintu toilet dan menutupnya dengan kasar. Bukan hanya aku tapi penghuni toilet lainnya. Aku tak memperdulikan kedua perempuan itu yang berciuman, karena sebenarnya jarakku cukup jauh dengan keberadaan mereka sehingga desahan dan lengkuhan mereka dapat kuabaikan.

  "akhh.. Akh taey." desahan tersebut mulai mengusik telingaku.

"teyaeon...akh.."

  Aku membulat mendengar nama yang diucapkan. Kim taeyeon. Aku mulai mendekat mengingat kedua perempuan itu masih berada didekat pintu kular masuk.

Lagi-lagi pemandangan ini kulihat lagi, teayeon mencumbu setiap leher perempuan itu. Ya dia tiffany. Tiffany menutup mata menikmati setiap ciuman taeyeon. Menjijikan. Dan inilah alasan aku keluar dari SNSD, ini kedua kalinya melihat mereka seperti ini, bahkan aku sering memergoki mereka beberapa kali berciuman. Dasar byunTAey. Aku tak nyaman dengan kondisi ini.  

mereka terlalu asyik dengan aktifitas mesum mereka, hingga tak menyadari aku berjalan melewatinya. Aku membanting pintu kamar mandi cukup keras. Berharap mereka tersadar dan berhenti berbuat lebih jauh lagi.

  Aku, Hyoyeon dan Seohyun membagi tugas untuk membawa 7 temanku yang mabuk. Hyoyeon akan mengantar sunny dan juga sooyoung. Sedangkan Seohyun memengantar pulang yuri dan jessica.

  "kenapa aku harus mengantar taeyeon dan tiffany juga? Aku kesini untuk menjemput Yoona." ku lirik yoona sudah tak sadarkan diri.  

Tak lama taeyeon dan tiffany datang masih dalam keadaan setengah sadar.

  "okey, bagaimana kalau tiffany bersamaku dan kau mengantar taeyeon pulang?" tawar hyoyeon.  

"tidak unnie. Aku ingin bersama taeyeon unnie. Aku akan menginap di apartemennya saja." ucap tiffany setengah sadar dan masih bersandar di bahu taeyeon.  

Aku menarik nafas berat. "tidak hyo, kalau begitu aku saja yang mengantar sunny dan sooyoung dan kau yang mengantar mereka"  saranku.

"sudahlah! Aku masih mampu membawa kendaraanku sendiri. Aku dan tiffany akan pulang duluan." ucap taeyeon dingin dan sedikit sebal.

Ada apa dengannya? Kenapa dia marah? Apa karena aku tak mau mengantarnya pulang? Terus kenapa aku harus mengantarnya pulang jika dia bersama tiffany? Aish. Kenapa dia begitu menyebalkan. Taeyeon dan tiffany meninggalkan kami tanpa ada persetujuan dari kami.

  "unnie apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan taeyeon unnie?" aku tak menjawab pertanyaan dari mamber termuda SNSD. "Ya sudah aku pulang duluan." pamitnya. Seraya meminta bantuan penjaga club untuk membawa yuri yang sempoyongan, sedangkan jessica bertumpu padanya.

  Kini hanya tersisa aku dan Hyoyeon juga Yoona yang tak sadarkan diri sedangkan sunny dan sooyoung sudah berada di mibil Hyoyeon.  

"Hyo, bisakah kau mengikuti taeyeon sebelum kau mengantar mereka pulang?" aku meminta tolong. "aku sedikit khawatir dengan taeyeon dia berkendara dalam keadaan mabuk." ucapku untuk menjawab kebingungan hyoyeon.

  "kenapa aku? Kenapa kau tak mengantar mereka pulang saja? Jadi tak merepotkanku." ucapnya sewot. Tapi aku langsung memelas. "Okey baiklah! Aku melakukannya untukmu Sso." ucapnya dan membuatku tersenyum kembali.

  "akhirnya kau tersenyum juga." ucapnya pelan nyaris tak kudengar. "aku tahu kau sangat mempedulikannya. Sok berbuat dingin padahall rindu. Aish kalian berdua paling dewasa diantara kami tapi cara berantem kalian kekanakkan." ucapnya membuka pintu mobil.  

"Sso bisakahkah kau kembali ke SNSD?" ucapnya setelah mengurungkan niatnya memasuki mobil.

"setidaknya bertahalah hingga 3 bulan lagi, hinhga pertunjukkan pertama kita usai."  

 aku terdiam. Aku sadar pengunduran diriku mengacawkan jadwal pertumjukan pertama mereka. Posisiku yang cukup krusial membuat SNSD merombak ulang seluruh tatanan pemain. Aku hanya tak ingin merusak mimpi kalian hanya karena masalah pribadiku. Kalian harus tetap bertahan ada atau tanpa aku. Walaupun aku sadar aku sangat egois.

  "keputusanku sudah bulat aku ingin membantu perusahaan ayahku. Aku ingin fokus." ucapku berbohong.

  "kembalilah Sso, SNSD Pincang tanpamu. Dan aku tak mungkin bisa bertahan jika tanpamu Sso." ucapnya lirih.

FLASH BACK END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...