chapter 2

I'm Park Jiyeon

Jiyeon POV

  Kenapa aku bisa melupakan Park Hyomin? Dia adalah teman sekelasku ketika di elementry school. Dia cinta monyet  park hyojoon. Aku sering menyamar sebagai Hyojoon untuk menarik perhatiannya. Dari mulai pamer jurus taekwondoku juga kegiatan olahraga lainnya. Mengingat Hyojoon memang sedikit pemalu. Lucu rasanya mengingat kejadian tersebut.

  "kau tak banyak berubah park hyojoon shi. Bahkan aku dapat mengenalimu dalam pandangan pertama." hyomin terhenti sejenak. "Kau masih sama sebelum kau meninggalkan seoul masih dingin namun rasanya sikap dinganmu itu tak cocok dengan suara lembutmu seperti perempuan. Suaramu masih belum berubah." ungkap Hyomin.

  Hyomin membuatku teringat bahwa ada hal lain yang tak bisa ku lawan. Suara. Pita suaraku menghasilkan suara lembut. Walaupun selama di inggris aku menjalani pelatihan agar suaraku tampak beribawa tapi terkadang aku tak mampu mengkontrolnya. Suara perempuanku bisa muncul kapan saja tanpa ku mengerti.

  "Hyojoon-ah" seseorang menyerukan namaku.  

Aku mencari sumber suara panggilan tersebut. Aku yakin dia unnieku karena dia berjanji akan menjemputku di bandara. Mengingat ayah dan ibu tak bisa menjemput putri bungsunya. Seorang perempuan bertubuh tak terlalu tinggi dan rambut panjang tergerai menghampiriku.

  "Aish, kau tambah tampan saja adikku." pujinya sembari mencubit pipiku gemas. Membuatku yakin dia tak memiliki kekasih setampan diriku. Tapi dia selalu memperlakukanku seperti bocah. Menyebalkan.

  "nunna, berhentilah!" ungkapku sebal.  

Diujung mataku kulihat hyomin tersenyum atas perlakuan unnieku. Oh God. Unnieku melakukan hal memalukan.  

"miss you so much, Hyojoon-ah." ucap unnieku dan memelukku.

  Aku membalas pelukkannya. Akupun merasakan kerinduan yang sama padanya. Setelah kepindahanku ke inggris kami tak pernah bertemu. Ayah melarang kami bertemu. Kami hanya berkomunikasi via telephone ataupun video call.

  "soyeon-ah?" suara seorang perempuan memanggil nama unnieku.  

Soyeon unnie melepaskan pelukannya. Dan mencari sumber suara. Kami melihat seorang perempuan berembut pirang berbadan kurus dan tinggi badannyapun tak terlalu tinggi. Mungkin hampir sama tinggi dengan soyeon unnie. Namun anehnya perempuan itu menatapku tajam dan seakan aku adalah musuhnya.

  "taeyeon-ah?" soyeon unnie sepertinya sedikit kaget. "kenapa kau ada disini?"

   soyeon unnie seakan tak menyukai keberadaannya. Atau lebih tepatnya soyeon unie seakan menghindar bertemu perempuan bernama taeyeon itu.

Rasanya aku mengenal nama tersebut. KIM TAEYEON. Sahabat dekat soyeon unnie, bahkan rasanya beberapa kali dia sempat menghubungiku untuk menyampaikan keadaan unnie, mengingat unnieku sedikit tak terbuka pada orang lain. Beruntung sekali perempuan itu bisa mendapatkan kepercayaan unnieku. Tapi melihat ekspresi unnieku hari ini rasanya hubungan mereka sedang tak baik.

  taeyeon : "Aku...aku mengantar saudaraku yang mau ke jepang."  

Aku yakin perempuan ini berbohong. Karena sebelum kembali ke seoul aku sempat memberi kabar padanya bahwa aku akan segera pulang. Dan sepertinya soyeon unnie pun menyadari kebohongannya.

  Soyeon : melirik ke arah kananku. "Kau datang bersama pacarmu?" soyeon unnie menyikut badanku keras membuatku merasakan rasa sakit.  

Ku melirik hyomin wajahnya memerah.

  Jiyeon : "dia temanku nunna." ucapku. "nunna kenalkan dia park Hyomin."

Hyomin : "anyonghaseo unnie." sapa ramah hyomin sembari melakukan bow diiringi senyum.

Taeyeon : "och, hyojoon-shi apa kau masih mengenalku? Kita sempat beberapa kali bertemu sebelum kau ke inggris." tanyanya mencoba kembali mengikuti perbincangan diatara kami. Soyeon nunna masih terlihat tak menyukainya.

Jiyeon : "ne. Aku masih mengingatmu nunna." ucapku mencoba seramah mungkin. "terimakasih nunna selalu memberi kabar mengenai soyeon nunna dan telah menjaganya." ucapku tulus.

  Soyeon unnie terlihat kaget. Bahkan memandang kearahku seakan memastikan perkataanku. Loh apa soyeon unnie tak tahu bahwa taeyeon selama ini memberikan setiap kabar mengenai dirinya? Dan aku bahkan memintanya untuk menjaganya.

aku melihat ekspresi taeyeon unnie mukanya tampak memerah. Ada apa dengannya? Apa dia menyukaiku? Tapi jika melihat tatapan pertamanya rasanya tak mungkin dia menyukaiku. Atau apa taeyeon menyukai soyeon unnie? Tapi bukankah dia juga perempuan.

  Taeyeon : "so, bagaimana kalau kau pulang bersamaku? Biar hyojoon bisa mengantar pacarnya pulang dengan kendaraanmu."  

Unnieku terlihat melotot. Dan wajahkupun memerah karena malu. Hyomin segera melakukan penolakkan dengan alasan takut merepotkanku. Setelah aku pikir-pikir tak ada salahnya mengantar Hyomin terlebih aku memang ingin ke pemakaman Hyojoon terlebih dahulu.

  Jiyeon : "Nunna, sepertinya aku harus meminjam kendaraanmu. Dan aku akan mengantar Hyomin untuk pulang." soyeon unnie menatapku tajam. "selesaikan masalahmu nunna, aku tahu taeyeon nunna sahabat yang baik. Rugi kehilangan sahabat sebaiknya." ucapku berbisik seraya merebut kunci mobil yang dipegangnya. Dan soyeon unnie terdiam dan berpikir.

  Tanpa menunggu jawaban unnie, Aku segera mengajak Hyomin pulang bersamaku. Dan meninggalkan soyeon unnie dan taeyeon unnie. Aku hanya ingin mereka berdamai terlebih lagi aku tahu taeyeon adalah sahabat yang sangat perhatian pada unnieku.  

***

  Author pov

  "apa kita akan terus berada di sini?" ungkap taeyeon sedikit ketus dan menyadarkan soyeon akan lamunannya.

Taeyeon berjalan lebih dahulu dan meninggalkan soyeon. Sikap dingin taeyeon sepertinya kembali kumat.

 "jika kau berjalan selambat itu, aku akan meninggalkanmu." ucap taeyeon melihat soyeon berjalan lambat tak bisa mengimbangi langkahnya.

  Soyeon menatap punggung perempuan mengenakan kaos putih dengan sebal.

"Di depan adikku dia bersikap manis. Tapi sekarang dia kembali pada sifat rutinitasnya. Menyebalkan!" gerutunya pelan dan membuatnya berhenti mengikuti taeyeon.  

Taeyeon melihat soyeon kembali diam tak melanjutkan jalan menghalangi langkah orang-orang sekitarnya. Taeyeon mendengus kesal dan langsung menarik paksa lengan soyeon. Dan soyeon berjalan dengan sedikit terseret oleh langkah taeyeon yang lebih cepat.

  "lepaskan aku tae!" soyeon tak menyukai dengan sikap taeyeon yang pemaksa. "kau melukaiku." taeyeon akhirnya melepaskan pegangannya dari soyeon. Dan soyeon memegang pergelangan tangannya yang sedikit sakit akibat ulah taeyeon.

  "aku pulang naik taksi saja. Kau bisa pulang lebih dulu, tak perlu menunggu apalagi mengantarku." ucap Soyeon yang masih enggan berlama-lama bersama taeyeon.

  "ya sudah kalau kau mau naik taksi!" jawab taeyeon kembali ketus.

  Soyeon semakin kesal dengan sikap taeyeon. Namun taeyeon sama sekali tak menjauh darinya. Tetap berdiri di sampingnya.

Soyeon pura-pura tak peduli dengan keberadaannya. Sampai akhirnya taksi melewatinya dan soyeon menaikinya. Namun saat hendak menutup kembali pintu taksi. Pintu tersebut ditahan taeyeon dan teyeon segera duduk disamping soyeon. Dan menutup pintu dengan kasar.

  "kenapa kau ikut naik?" tanya soyeon bingung. "Kau pulqng dengan mobilmu saja."

"aku sudah berjanji pada adikmu untuk mengantarmu pulang." jawabnya seolah tak peduli.

"nonna kemana tujuannya?" tanya supir taksi.

Soyeon terdiam seakan memikirkan sesuatu. Lagi-lagi dia menghela nafas panjang.

"maaf ajhushi sepertinya kami tak jadi naik taksi." ucap soyeon membuat ekspresi supir taksi marah. Sedangkan taeyeon seolah tak peduli.

"apa nonna mengerjai saya? Nonna merugikan saya!" ucapnya dengan nada tinggi.

"ambillah ajhushi. Ini untuk ganti ruginya." ucap taryeon sembari memberikan beberpa lembar uang dan menarik kembali soyeon untuk turun dari taksi.  

Akhirnya mereka kembali menggunakan mobil mewah milik taeyeon. Sepanjang panjang perjalanan tak ada perkataan yang memulai. Tak ada soyeon yang cerewet yang merubah momen dingin ini. Soyeon memilih pura-pura tertidur karena dia benar-benar tak ingin terlibat pembicaraan dengan taeyeon.  

"kenapa kau tiba-tiba keluar dari group? Kau itu leader kami. Bagaimana nasib kami tanpamu?' ungkap taeyeon (maksudku bagimana dengan nasibku jika tanpamu.)

  Ya soyeon dan taeyeon merupakan sahabat dekat dari masa sekolah di Kirin School. Mereka berdua membuat group SNSD yang berisi 10 orang perempuan dengan bakat dan karakter yang berbeda. SNSD merupan group teather yang bertajug musikal walaupun terkadang menampilkan sisi teather kontemporer.  

Taeyeon kesal karena soyeon mengacuhkan keberadaannya. Dia segera memindahkan gigi kemudi dan menancap gas sekaligus. Membawa kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Dan membuat soyeon terperanjat bangun menatap taeyeon kesal.

  "Apa kau gila KIM TAEYEON?" soyeon kesal dengan tindakan taeyeon yang selalu seenaknya.  

Namun taeyeon mengacuhkan amarah soyeon karena dia sendiri sedang dalam keadaan kesal. Soyeon mempererat pegangannya terlebih lagi dia memang tak mengenakan seatbelt.

  "hentikan Kim Taeyeon." titah soyeon.

Taeyeon pun menghentikan mobilnya setelah membawanya menepi. Agar tak menghalangi kendaraan lainnya. Mereka saking berpandangan penuh kekesalan.

  "kau gila kim taryeon!" hendak pergi dan membuka pintu keluar mobil.

  Namun taeyeon segera menarik soyeon dan membawanya kedalam pelukannya. Dan memeluk soyeon erat. Soyeon memberontak. Namun taeyeon semakin erat.  

"Ya aku memang gila Park Soyeon! Aku gila kalau kau mengacuhkan aku setiap hari." ungkap taeyeon dan berhasil membuat soyeon berhenti memberontak.

  Taeyeon melepaskan pelukkannya dan menatap siyeon tajam.

"kenapa kau menjauhiku?" tanyanya penasaran. "apa karena ini?" tanya kembali sembari ibu jarinya bermain dibibir soyeon.  

CUP. Taeyeon mencium bibir Soyeon. Namun soyeon seketika mendorong tayeon dan menamparnya. Serta segera meninggalkan Taeyeon.

 

 

    ---------------------------

 

 

  Aku memang sengaja membuat karakter soyeon dan taeyeon. Aku penasaran dengan mereka berdua dalam kehidupan nyata. Bukankah menurut rumor mereka berdua sangat dekat saat sama-sama menjadi trinner di SM. Tapi mengapa mereka terlihat saling tak mengenal jika berjumpa di setiap acara. Dalam beberapa video soyeon tetap menyapa ramah teman lainnya Jessica, Tiffany, Yuri terutama dengan Hyoyeon. Ataupun sebaliknya para mamber SNSD tetap menyapa ramah soyeon mantan leader mereka. Tapi mengapa tidak dengan Taeyeon? Mereka seakan tak saling kenal walau beberapa kali berpapasan. Aneh. Misteri itulah yang membuatku ingin menyatukan soyeon dan taeyeon.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...