chapter 28

I'm Park Jiyeon

Author pov  

Soyeon terkejut dengan kedatangan taeyeon juga adiknya secara tiba-tiba. Terlebih lagi saat tiba-tiba saja jiyeon menarik tiffany dan membawanya ke dalam toilet. Soyeon hendak mengejar dan menghentikan perbuatan adiknya. Namun pergerakkannya ditahan oleh taeyeon.

  "so, aku ingin bicara." taeyeon melepas pegangannya pada soyeon.  

"apa yang ingin kau bicarakan taey?" soyeon tampak penasaran.  

"pasti tiffany sudah mengatakannya pada soyeon. Aku harus segera mengklarifikasinya." gumam hati taeyeon. Terlebih lagi taeyeon menemukan tiffany dalam keadaan menangis dalam oelukkan soyeon.  

"so, apapun yang dikatakan tiffany aku harap kau tak mempercayainya dan tak terpengaruh dengan ucapannya. Dan mengenai video itu, aku melakukannya karena dalam pengaruh tiffany." terang taryeon.  

"apa maksudmu taey?" soyeon mengerutkan kening tak mengerti dengan ucapan taeyeon.  

"aku dan tiffany tak memiliki hubungan apapun  so. Apa yang aku lakukan dalam video itu hanyalah karena pengaruh ancaman tiffany. Tanganku mungkin menyentuhnya so, tapi hatiku tak pernah menyentuh hatinya." terang taeyeon.  

Plak.

  Sebuah tamparan dihadiahi soyeon pada sahabat tercintnya. Taeyeon kaget dengan tangan soyeon yang melayang mengepak keras mendarat mulus dipipi kanannya. Tapi taeyeon mengerti akan sulit untuk soyeon untuk menerima ucapannya. Apalagi kegiatan nakalnya bersama tiffany beberapa kali dipergoki soyeon.

  "aku tahu so. Aku salah. Aku salah dengan membohongi perasaanmu padaku. Aku mencintaimu so. Aku kecewa saat kamu memutuskan berpacaran dan mulai mengabaikanku. Tiffany datang memberiku kehangatan. Dan aku bodoh tergoda dengan apa yang dilakukannya. Dia hanyalah pelampisaanku so." terang taeyeon.

  Plak

  Taparan kedua kembali dihadihi soyeon kepada taeyeon. Ucapan taeyeon benar-benar telah membuat soyeon kecewa. Taeyeon memegangi pipinya. Matanya berkaca menatap soyeon saakan meminta penjelasan dari soyeon.  

Flash back

  Tiffany datang menemui soyeon. Kedatangannya bukan tanpa maksud. Ada kelicikkan yang akan didatangkannya. Ada siasat yang sedang dijalankannya.

  "unnie." tiffany langsung memeluk soyeon saat soyeon membuka pintu apartemantnya.

  Soyeon tampak kaget melihat keadaan tiffany yang bisa dibilang tampak mengenaskan. Terutama pada bagian matanya yang bengkak karena tangis. Tiffany menangis dalam pelukkan soyeon.  

"fanny ah. Ada apa?" soyeon khawatir dengan keadaan tiffany.  

"a..aku.. Baru putus.. De..dengan pacarku. Dia selingkuh." cerita tiffany.  

"sudah fany. Kau jangan bersedih. Kau cantik, akan banyak pria yang menyukaimu. Dan mungkin dia bukan yang terbaik untukmu." soyeon mencoba menenangkan tiffany.

  "terimakasih unnie. Maaf aku selalu merepotkanmu. Dan maaf atas video hyojoon, aku hanya tak ingin yoona terluka." tiffany mencoba meminta maaf.

  "tidak fanny kau tak salah. Dan masalah hyojoon dan yoona, mereka sudah berbaikkan. Hyojoon memang salah dan yoona memang terlalu baik hingga bisa memaafkan kesalahan adikku. Dan aku mengerti posisimu, kita semua tak ingin yoona terluka. Tapi aku bisa menjamin adikku takkan melakukan kesalahan itu lagi. Dan takkan menyakiti yoona." terang soyeon.

  Tiffany mengangguk mengerti. "dan unnie kesalahan terbesarku tentu padamu unnie. Mungkin  tanpa aku sadariaku telah menyakitimu. Aku tak bermaksud menyakitimu." wajah tiffany dipenuhi rasa penyesalan.

  Soyeon mengerutkan kening tak mengerti arah maksud pembicaraan tiffany.

  "unnie. Aku dan taeyeon....." tiffany hendak menjelaskan.

 "sebenarnya aku tak suka dia menyebut nama taeyeon, tapi apa  urusanya denganku dia maemiliki hubungan dengan taeyeon sekalipun  aku tak peduli. Ahh aku hanya pura-pura tak peduli. Sungguh menyakitkan melihat taeyeon dekat dengan orang lain selain diriku."erang hati soyeon.  

"ahh.. Masalah itu.. Aku sudah lupakan." soyeon tersenyum kecut.

  "tapi masalah ini yang paling membuatku tak enak padamu. Aku  dan taeyeon tak memiliki hubungan apapun. Hasrat ku agak sulit dikendalikan unnie, taeyeon hanya membantuku. Hubungan kami tak lebih unnie taeyeon sangat baik dan sangat menyayangimu."

  Flash back end

Soyeon pov

  Aku bingung. Sekaligus tak percaya apa yang baru saja aku dengar dari mulut taeyeon. Ucapan tiffany? bagian mana yang harus tak kupercayai?

Video. Jelas video karena kami semua adalah teman. Dan tiffany mengkhawatirkan yoona sama halnya aku dan juga mamber snsd lainnya. Kami semua mengkhawatirkan yoona.

Atau mengenai hubungannya denga  tiffany?

Aku tak mengerti.

  Tapi yang aku tahu dari kata-kata taeyeon, aku jelas menangkap bahwa tiffany lah yang menggoda taeyeon. Dan aku benar-benar kecewa dengan ucapan taeyeon. Padahal tiffany membelanya sedangkan sikapnya sungguh berbanding terbalik.

  Belum sempat aku membalas semua ucapan taeyeon, suara gaduh dikamar mandi membuatku teringat akan keberadaan adikku. Aku segera menuju kamar mandi dan membuka pintu kamar mandi.

Aku terkejut dengan pemandangan yang kulihat.   Pakaian tiffany berantakkan. Dan posisi jiyeon menindih tubuh tiffany. Apa yang adikku lakukkan pada sahabatku?

Aku menelan ludah. Tiffany mendorong tubuh jiyeon dan langsung belari memelukku. Aku menatap jiyeon kesal dan kecewa.

  "unnie semua tak seperti yang kau pikirkan. Aku dan tiffany...." jiyeon hendak menjelaskan.  

"cukup ji. Aku jelas melihatnya. Siapa lagi yang akan kau perlakukan sama seperti itu? Apa yoona tak cukup kau permainkan?"  teriakku pada adikku

  "tapi unnie aku..." hendak melakukan pembelaan. "taeyeon unnie bantulah aku menjelaskan pada unnieku." jiyeon mencari pembelaan namun dia mencari teman yang salah.

Ahhh.. taeyeon membawa pengaruh buruk untuk adikku.

 

  "so. Tiffany pasti menggoda jiyeon. Jiyeon tak mungkin melakukan  hal itu. Karena aku mengalami hal yang sama di jepang. Video itu aku lakukan atas perintahnya." jelas tayeon membuatku tak mengerti.

  Video? Sepertinya ada video lain selain video jiyeon. Aku merebut handphone milik taeyeon. Membuka galeri video.

  "unnie jangan." larang tiffany.

  Aku terbelanga kaget dengan video yang bisa disebut video adegan dewasa itu. Taeyeon menyerang tiffany brutal sedangkan  tiffany tampak menolak. Apa ini yang disebut menggoda?  

aku melirik kearah tiffany yang sepertinya malu dan menangis.

  "unnie sudah aku bilang jangan lihat. Video itu memalukkan makanya aku tak berani menceritakkannya padamu." tiffany menangis.  

"drama apa yang sebenarnya kau mainkan tiffany?" taeyeon tampak mendekati tiffany dengan wajah geramnya.  

"apa yang kau lakukan taey?" terikku padanya sekaligus menghentikan langkahnya yang terluhat ingin menyakiti tiffany.

  "so, kamu jangan percayai dia. Dia itu pembohong."  

Tamparan kembali ku layang dipipinya.

  "taey. Apa maksudmu? Setelah semua yang terjadi diantara kita kau sebut aku pembohong?" tiffany  memelukku lagi.

"unnie aku tak tahan lagi. Taeyeon selalu mengancamku. Karena kesalahan yang aku perbuat saat aku mabuk, dia memanfaatkannya. Aku harus memenuhi keinginan nya. Bahkan dia menyusulku ke jepang hanya untuk memenuhi hasratnya. Aku.........." tiffany menangis memelukku.

  "dan tadi adikmu ham..pir saja melakukan hal yang sama padaku."

aku kaget dengan ucapan terakhir tiffany tapi apa yang kulihat sudah membuktikannya.

  Aku menyuruh kedua orang yang ku sayangi untuk keluar dari apartemantku. Aku kecewa denga  perbuatan mereka.  Aku sangat terluka

***  

Jiyeon pov

  Masih teringat jelas dalam ingatanku ketika tiba-tiba saja tiffany merusak pakaiannya sendiri. Tubuhnya mendekat padaku. Bahkan dengan berani dia memegang bagian kemaluanku. Aku kaget. Bukan hanya gerakkan nakalnya. Tapi juga kenyataan yang akan bisa ditemuinya. Bahwa aku adalah seorang perempuan.

  "kau  seorang perempuan?" tiffany menatapku tak percaya.  

Aku mendorong tubuhnya. "memangnya kenapa kalau aku seorang perempuan?" bentakku mendoring tubuhnya membuat posisiku berada di atasnya.

  Saat itulah posisi kemenanganku menjadi tak menguntungkan karena kedatangan soyeon unnie.

  "apa kau melakukannya dengan tiffany?" suara taeyeon menyadarkanku bahwa tadi aku baru saja diusir unnieku.

  "apa aku terlihat seperti melakuan hal buruk pada tiffany?" aku balik bertanya.  

"yaps. Kau sangat bernafsu saat menatap tiffany." terang tayeon. "apalagi kau selalu membahas payudara tiffany yang berukuran besar."

  "apa kau cemburu unnie? Aku jadi meragukan perasaanmu pada unnieku."  

"cemburu? Ahh yang benar saja Ji. Yang ku cintai itu kakakmu."  

"Okey. Tapi aku tak seburuk kau unnie." balasku. "aku tak seburuk kau, mencintai seseorang tapi kau kau menjamah tubuh orang lain." ucapku membalas pojokkannya.  

"tapi setidaknya aku tak terikat pernikahan dan hubungan apapun dengan orang lain. Jadi aku bebas melakukan apapun sesuka hati."  

Apa yang sebenarnya kami lakukan? Bertengkar? Kami kekananakkan. Baru saja kami akan saling membantu tapi kini kami saling menjatuhkan.  

"maafkan akj ji. Bukan aku tak mempercayaimu; bahkan sangat mempercayaimu. aku tahu tiffany yang menggodamu. Tapi aku kesal tiffany memenangkan permainan ini. Dan parahnya aku malah terjebak dalam permainannya." kesalnya.

  "Bukan hanya kau yang terjebak unni. Aku juga." Aku menarik nafas panjang.

"dia mengetahui aku yang sebenarnya unnie." ucapku. "dia tahu aku perempuan."

  Kami sama-sama terdiam. Karena kami sadar masalah kami semakin serius. Dan aku sadar tiffany sosok yang sangat licik. Karena aku tahu beberapa kali taeyeon menjadi korbannya.

  ***  

"bagaimana denga  taeyeon dan soyeon unnie Ji?" tanya yoona saat aku sampai diapartemantku.  

"yoona-ah. Aku capek. Besok aku jelaskan." ucapku segera menuju ke kamarku.  

Pikiranku akan tiffany membuat gairahku pun menhhilang. Aku bisa menjamin dia akan memanfaatkan siatuasi ini untuk kemenangannya.  

Handphoneku berdering.

  "hai Park hyojoon. Tidak.. Tidak. Maksudku park jiyeon. Sepertinya mulai hari ini kita akan sering bersenang-senang. Dan hari ini sepertinya aku mulai penasaran denganmu. Mungkin aku akan menyukai sentuhan kasarmu. Sampai jumpa besok sayangg. kalau kau ingin  rahasiamu tetap aman ditanganku." suara tiffany di balik selulerku.

  "ada apa?" tanya yoona khawatir.

  Aku menggeleng. Dan tersenyum. Aku tak ingin membuatnya khawatir.  

Kami berbaring tidur. Tangan yoona memeluk perutku. Aku memeluknya balik.  

Aku tak peduli semua orang tak mempercayaiku atau menjauhiku. Aku hanya perku satu orang yang selalu mempercayaiku. Aku hanya memerlukan dirimu untuk tetap di sampingku. Im yoona.

 

Tbc

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...