chapter 10

I'm Park Jiyeon

Hyomin POV  

Pesawatku telah mendarat di bandara incheon. Ku sapa ramah setiap penumpang yang akan meninggalkan pesawat. Bersama rekan-rekan lainnya, aku keluar kabin pesawat menuju area dalam bandara.

Tidak sabar rasanya bertemu denyan kekasihku. Aku rindu padanya. Dan hyojoon berjanji akan langsung menemuiku dan menungguku di bandara. Selain itu, dia telah mengosongkan jadwal kerjanya hari ini khusus untukku. Senang rasanya menjadi seseorang yang istimewa dan diistimewakan.

  Hyojoon benar-benar menepati janjinya. Ku lihat dia sudah berada di bandara. Tapi sepertinya dia datang tak seorang diri. Ada seorang perempuan yang kini menjadi lawan bicaranya. Melihat ekspresi keduanya, ku yakini mereka membicarakan hal yang serius bakan seperti terjadi percekcokan diantara mereka. Hyojoon tampak marah sedangkan perempuan itu terlihat sedih dan kecewa. Apa yang terjadi pada mereka sebenarnya?

 Untuk mengurangi penasaran dan rasa gusar dihatiku. Alangkah baiknya aku segera menghampirinya.

"Hyojoon-ah." panggilku ketika jarakku cukup dekat dengannya.

Namun apa yang terjadi, ketika hyojoon melihatku. Dia langsung pergi dan menarik paksa perempuan yang bersamanya.

Apa yang terjadi? Apa hyojoon menghindariku? Atau apa yang ada yang disembunyikannya? Aku mencoba mengejarnya. Namun high heels ini mengganggu pergerakkanku.

"hyomin-ah ada apa?" tanya qri sahabatku. "yuk kita ke ruang ganti dulu." ajaknya.

  Akhirnya akupun memilih untuk berganti pakaian dahulu. Mengingat seragam ini cukup panas. Aku mencoba menghubungi hyojoon, untuk memastikan dia jadi menjemputku atau tidak. Namun panggilanku tak kunjung diangkatnya hingga panggilan ke empat akhirnya dia menjawab panggilanku.

  "piane-hyomin-ah, sepertinya aku tak bisa mengantarmu pulang. Aku ada meeting dadakan dan nunnaku tak bisa menggantikanku karena dia sedang berada di luar kota." terangnya.

"iya tak apa hyojoon-ah. Aku tadi melihatmu di bandara bersama perempuan. Siapa perempuan itu?" tanyaku penasaran.

"dia sekretarisku. Dia yang memberi tahu acara meeting itu. Ya padahal aku sudah ada di bandara untuk berjumpa denganmu." terangnya.

"ya sudah tak apa. Aku pikir terjadi sesuatu yang buruk pada kalian. Kau terlihat marah pada perempuan itu."

"ya aku marah karena dia sudah ku suruh mengosongkan jadwalku hari ini tapi dia malah bertindak ceroboh." terangnya lagi.

"piane hyomin-ah. Aku akan menghubungimu lagi, sekarang aku sedang berkendaraan."

"hati-hati. I love you." ucapku.

"ya." jawabnya seraya mematikan panggilanku.  

***

Jiyeon POV

"lepaskan aku!" teriaknya ketika kami sudah sampai di pintu keluar bandara. Akupun melepaskan peganganku dari Im Yoona. Dia memegangi perelangan tangan kanannya. Aku mungkin terlalu keras menariknya. Bahkan kulihat ada lingkaran merah di area pergelangan tangannya bekas tarikkanku.

"belum apa-apa kau sudah melakukan kekerasan dalam rencana rumah tangga." ucapnya.

"rencana? Siapa yang berencana menikahimu?" ucapku kesal.

''kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu. Kau harus menikahiku." ucapnya lagi kembali mengungkit-ngungkit kembali semua yang tak pernah kulakukan.

Hujan yang tak terlalu deras menemani. Aku bergegas menuju area parkir untuk membawa kembali kendaraanku. Tak kuhiraukan keberadaan yoona yang mengikutiku dan tak henti memberikan ocehannya. Ku memasuki mobilku dan mulai menyalakannya.

Bruk. Suara pintu mobilku. Yoona duduk di bangku penumpang. Mau apa lagi dia.

"mau apa kau? Bukankah kau membawa mobil sendiri?" aku risih berdekatan pembawa masalah.

"aku takkan membiarkanmu kabur. Sampai kau mau bertanggungjawab akan semua ini." ucapnya seraya menopang lengan di dadanya.  

Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana cara menjelaskan padanya bahwa aku tak mungkin bisa menghamilinya? Bagaimana caraku menjelaskan bahwa aku sama sepertinya seorang perempuan? Atau kehamilannya itu tak mungkin olehku. Apa mungkin oleh orang lain.

  "apa kau yakin dalam rahimmu itu adalah calon bayiku?"

"aku yakin karena aku tak pernah melakukannya selain dengan dirimu?" Jawabnya mantap

"apa kau yakin kita melakukan ? Bukankah saat itu kau dalam keadaan mabuk. Dan kau tak pernah ingat apa yang terjadi setelah kau mabuk." ucapku

"ya aku memang tak ingat kita melakukannya atau tidak. Tapi aku yakin ini calon bayi kita. Pertama aku tak pernah membawa lelaki ke apartementku. Dan kedua aku tak pernah mabuk selain dengan soyeon unnie dan pasti setelah aku mabuk, aku berada di rumahnya. Kakakmu selalu membawaku ke rumahmu ketika aku mabuk." Jelasnya membuatku bingung dan mengerti akan tuduhan soyeon unnie.

 Handphone ku berdering hyomin menelponku. Aku menyuruh yoona untuk tak berisik. Bakal repot jadinya kalau suaranya terdengar hyomin.  

  "piane-hyomin-ah, sepertinya aku tak bisa mengantarmu pulang. Aku ada meeting dadakan dan nunnaku tak bisa menggantikanku karena dia sedang berada di luar kota." bohongku

"iya tak apa hyojoon-ah. Aku tadi melihatmu di bandara bersama perempuan. Siapa perempuan itu?" tanyanya penasaran.  

Okey dia melihat keberadaan yoona. Gawat posisiku.

"dia sekretarisku. Dia yang memberi tahu acara meeting itu. Ya padahal aku sudah ada di bandara untuk berjumpa denganmu." jelasku lagi-lagi bohong untuk kesekian kalinya.

"ya sudah tak apa. Aku pikir terjadi sesuatu yang buruk pada kalian. Kau terlihat marah pada perempuan itu." ucapnya tanpa ada rasa curiga.

"ya aku marah karena dia sudah ku suruh mengosongkan jadwalku hari ini tapi dia malah bertindak ceroboh." terangku lagi.

"piane hyomin-ah. Aku akan menghubungi lagi, sekarang aku sedang berkendaraan."

"hati-hati. I love you." ucapnya

"ya." jawabku seraya mematikan panggilanku, entah kenapa aku tak bisa membalas kata cintanya. Apalagi saat bersama yoona.

  Maafkan aku hyomin karena harus berbohong padamu, tak ada maksudku membohongimu. Hanya saja untuk berkata jujurpun tak mungkin. Hyomin akan salah paham seperti halnya soyeon unnie. Apa yang harus aku lakukan agar bisa terhindar dari perempuan aneh ini? Apa aku harus membongkar identitas asliku?

  "telepon dari siapa?" tanyanya.

"pacarku." jawabku singkat.

"kau benar-benar pria brengsek. Berhubungan dengan perempuan lain saat kau sudah memiliki kekasih. Berapa banyak wanita yang kau permainkan?" ucapnya nyolot.

"aku bukan orang seperti itu. Sudah berapa kali aku menjelaskan bahwa aku tak melakukan apapun padamu. Sekalipun aku melakukannya padamu, kau takkan bisa hamil karena ku." terangku kesal.

"kenapa kau begitu yakin? Apa karena kau menggunakan alat kontrasepsi?" tanya yoona sedikit berani.

"KARENA AKU SEORANG PEREMPUAN, MANA MUNGKIN AKU BISA MENGHAMILIMU." Ucapku hilang kendali.

Apa yang baru saja aku katakan? Kenapa aku bisa membongkar identitasku pada orang sepertinya. Walaupun sampai ketahuan harusnya Hyomin yang mengetahuinya terlebih dahulu.

"aish, kau mencoba mempermainkanku dengan mengarang kebohongan. Aku tahu kau cukup imut dan terlihat cantik untuk ukuran seorang pria. Tapi aku takkan tertipu olehmu, dadamu saja rata." ledeknya.

  Yoona tak henti mengikuti bahkan mengikuti hingga ke kamarku. Tanpa mempedulikan keberadaannya yang terus membuntutiku hingga ke kamarku, ku buka kemeja yang ku kenakan.

"Yak, apa yang kau lakukan?"teriaknya menutupi wajah.

"aish, aku hanya ingin berganti pakaian. Lihatlah pakaianku basah karena hujan." ucapku mempetlihatkan kemejaku yang basah. Bukankah pakaiannyapun basah karena hujan? Aish apa dia tak sadar.

"yak, tapi jangan dihadapanku." ucapnya memerah.

"siapa suruh kau mengikuti hingga ke kamarku. Jangan-jangan kau tergoda tubuh ku." godaku yang semakin membuatnya merah padam.

"baiklah! Aku tahu kau takkan berhenti mengikutiku sampai kau menemukan jawabannya. Sudah aku katakan aku ini seorang perempuan, jadi mana mungikin aku bisa menghamilimu." terangku padanya.

"okey buktikan!" tantangnya.

Kutarik lengannya. Hingga kini aku dan yoona dalam jarak yang sangat dekat. Dia tampak kaget dengan perlakuanku. Ku gerakkan tangannya ke arah dadaku. Agar dia merasakan ada sedikit kelenjar susu yang kumiliki walau nyaris tak terlihat dan tersamarkan oleh dada ku yang sedikit bidang.

"apa kau mencoba menggodaku?"ucapnya.

"aku sama sekali tak merasakan tonjolan di bagian ini." ucapnya disertai cubitan di bagian putingku. Yang membuat ku terasa tersengat listrik.

"mungkin yang kau maksud di bagian bawah." ucapnya

dan tanpa kusadari entah dari kapan tangannya sudah bermain di area kewanitaanku yang tertutup jeans. Gerakan tangannya membuatku gila. Aku tak kuat menayannya. Rasanya lututku melemas  walaupun ku tahu gerakan itu bukan bermaksud kurang ajar tapi untuk memastikan.

"loh kok tak ada. Mungkin ukurannya kecil. Aku akan lebih memastikannya lagi." ucapnya seraya tanganya mulai masuk ke dalam boxerku. Tangannya mengelus bagian kewanitaanku. Rasanya sangat menggelikan. Aku sudah tak kuat lagi.

"henti..kan yoona..ahh.ahh" desahku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...