meet

I'm Park Jiyeon

Author POV

Dua orang anak bermain bola ditepi sungai. Lebih tepatnya dua anak serupa namun memiliki gander berbeda. Dua saudar kembar. Park Hyojoon dan Park Jiyeon. Tak ada yang bisa membedakan mereka secara wajah namun rambut Park Jiyeon  yang sebahu dapat mempermudah membedakannya karena dia seorang anak perempuan.

Wajah mereka mungkin serupa namun sifat mereka bertolak belakang. Park Jiyeon walaupun seorang anak perempuan memiliki hobi taekwondo dan olahraga sedangkan Hyojoon yang seorang lelaki tak diizinkan melakukan hal tersebut mengingat Park Hyojoon adalah satu-satunya putra Lelaki dari KELUARGA PARK yang akan menjadi pewaris penuh kekayaannya.

 Jiyeon : “Oppa sekarang giliranku menendang, dan kau harus siap berjaga.” Ucapnya sembari mengambil ancang-ancang sebelum melakukan tendangan.

Hyojoon : “NE, Jiyeon-ah. Aku akan bisa menangkap tendanganmu.”

Jiyeon memendang bola dengan keras dan Hyojoon tak dapat menjangkau bola tersebut. Dan membuat bola tersebut berada di tengah sungai namun masih terhalang di bebatuannya. Jiyeon belari mendekati Hyojoon yang sedang melihat bola tersebut di tepi sungai.

Jiyeon : “Biar aku yang membawanya oppa.”

Hyojoon : “Tidak jiyeon-ah. biar aku sjaa yang membawanya. Aku ini anak lelaki.” uCap Hyojoon dengan gagah tak ingin kalah dengan adik perempuannya yang bisa melakukan kegiatan pria.

Jiyeon : “Tapi Opaa, omma akan marah jika..”

Hyojoon : “Kau tak perlu khawatir aku akan baik-baik saja.” Ucapnya meyakinkan. “Lagi pula aku sebenarnya ingin sepertimu yang bisa melakukan banyak hal, Omma terlalu berlebihan terhadapku. Padahal akukan anak laki-lakinya.” Gerutu Hyojoon.

Hyojoon menyeburkan diri ke sungai. Sungai tersebut memang tak terlalu dalam namun cukup dalam untuknya yang masih berusia 8 tahun. Hyojoon tersenyum ketika berhasil mendapatkan bola tersebut.

Hyojoon segera menepi, dan Jiyeon mengulurkan tangan untuk mempermudahnya kembali kedaratan.

 Namun  arus deras datang entah dari mana. Membuatnya kehilangan keseimabangan dari pegangan Jiyeon. Jiyeon berusaha sekuat tenaga menahan tangannya agar tetap memegang Hyojoon.

Jiyeon : “OPAA!” Teriaknya kaget ketika peganagnnya melemah dan membuat kakaknya terseret arus.

***

JIYEON POV

“Mr, Are you okey? Mr are you okey?” suara itu terdengar samar. “Are You okey, Mr Park?” tanya pramugari itu ramah ketika aku berhasil membuka mataku.

“I’m fine.” Jawabku dingin.

Tanganku kok terasa hangat? Aku melirik kearah tangan kiriku. Ternyata pramugari itu memegang tanagnku.

“Ah..” ucapnya menjauhkan tangannya dari tanganku. Dan seketika wajahnya berubah memerah. “I’m so sorry Mr.” Ucapnya menyesal.

“Saya akan membawakan minum untuk anda agar anda bisa lebih tenang.” Tawarnya dan berlalu begitu saja sebelum mendapatkan jawaban dariku.

Lagi-lagi aku bermimpi hal yang sama. Sudah 15 tahun mimpi itu selalu muncul. Mungkin sebuah perasaan bersalah dalam diriku atau mungkin Hyojoon tak mengizinkan diriku menggunakan identitasnya.

 Seharusnya aku meminum obat penenangku terlebih dahulu sebelum melakukan penerbangan.

Hari ini aku kembali ke Korea. Soeul yang telah ku tinggalkan 8 tahun silam. Aku melanjutkan sekoalah di luar negei tepatnya di Inggris. Ayah sengaja menyuruhku sekolah di luar negeri untuk menutupi bahwa aku adalah seorang remaja putri. Bagaimanapun pertumbuhanku takkan bisa dipungkuri. Siklus wanita yang tak bisa dihindari seperti siklus tiap bulan wanita menstruasi. Akupun mengalaminya.

“Ini Tuan Minumnya.” Ucap Pramugari sembari menyodorkan segelas air mineral dan membuyarkan lamunanku.

 Aku mengangguk tanda terimakasih. Aku tak peduli pramugari itu mengeri ataupun tidak. Ya maksudku aku berterimakasih.

“Jika tuan memerlukan sesuatu tuan bisa memanggil saya. Saya park Hyomin.” Ucapnya dan membuatku kembali mengangguk sampai pramugari itu pamit utnuk kembali ketempatnya.

Kalau aku benar-benar seoang pria aku akan menyukai pramugari itu. Secara Pramugari itu cukup cantik dan terlihat baik. Bahkan jantungku sempat berdegup kencang saat dia memegang tanganku.

Okey, Apa yang kau pikirkan Park Jiyeon? Kau seorang wanita sudah sewajarnya kau menyukai lawan jenismu. Tapi bagaimana pria menyukaiku dengan dandananku full set pria ini? Bahkan aku mungkin terlihat lebih tampan dari mereka.

***

PARK HYOMIN POV

Semenjak Pesawat ini Lepas Landas ada penumpang yang menarik perhatianku. Penumpang dari kelas Eksekutif bissniss nomer bangku 8A. Seorang Pria yang menarik perhatianku dari awal dia memasukki kabin kapal.

Ku lihat dia tertidur selama perjalanan. Namun tiba-tiba saja kulihat keringat membasahi keningnya. Ekspresi wajahnya seperti cemas, takut dan khawatir yang menjadi satu.

Aku mengkhawatirkan keadaannya dan memberanikan diri menghampirinya. Secara refleks aku memegang tangannya setelah panggilan awalku tak ada sautan darinya.

Dia terbangun dengan nafas yang masih terengah-engah. Aku yakin dia mimpi buruk.

“Are you okey Mr Park?” aku memastikan keadaannya.

Dia Sedikit terkejut melihat keberadaanku.

“I’m Fine.” Jawabnya dingin.

Pandangannya jatuh pada tangannya. Oh God, tanganku masih berada diatas tangannya. Dengan segera aku melapaskan peganganku. Dan segera meminta maaf. Aku yakin wajahku telah memerah karena malu.

Aku menawarkan diri untuk membawakannya minuman. Tanpa menunggu jawabannya aku segera ke pantry pesawat membawakannya air mineral segar.

“Ini Tuan minumnya!” ucapku memberikannya.

Dia menerimanya dan mengangguk.

“Jika tuan memerlukan sesuatu tuan bisa memanggil saya. Saya park Hyomin.” Ucapku dan membuatnya kembali mengangguk.

Apa dia benar-benar tak mengenaliku?

Rasanya aku cukup mengerti dengan anggukannya. Aku rasa di tak ingin diganggu atau lebih tepatnya dia mengusirku.

Tapi mataku tak bisa lepas memperhatikannya. Ya dia Park Hyojoon cinta pertamaku ketika masih duduk di sekolah dasar. Dan aku tak habis pikir dia dapat melupakanku. secara kita satu sekolah dari elementry school hingga Junior High School. Dan sewaktu kami masih kelas 1 di elementry school dia mengejar-ngejar aku. Tapi semenjak kematian adik kembarnya, dia berubah menjadi lebih dingin.

Pesawatpun bersiap mendarat. Akupun memberikan informasi pada penumpang agar bersiap dan mengenakan seatbelt. Pesawat mendarat dengan sempurna di bandara  Inchone.

Aku pun bersiap membuka  pintu pesawat dan mempersilahkan para penumpang keluar terlebih dahulu sambil mengucapkan terimakasih.

Dari sekian banyak penumpang dia melintas tanpa memperhatikanku sama sekali bahkan terkesan mengabaikan diriku yang tampak jelas dipelupuk matanya. Dia sangat dingin bahkan saat melintasikupun terasa udara dingin mengiringinya.

Aku memutuskan untuk menemuinya usai membersihkan diri di rest room maskapai penerbanganku. Aku berusaha secepat mungkin melakukan kegiatan rutinku usai penerbangan.

Thank's god. Dia masih ada di bandara.

Dia terduduk sibuk memainkan handphonenya.

Aku menghampirinya. Dan sekarang tepat duduk di sampingnya. Tapi dia terlalu masa bodoh dengan sekelilingnya. Menjengkelkan.

Aku pura-pura batuk untuk menarik perhatiannya. Membuatnya melirik ke arahku dan mengerutkan kening.

"Apakah kita pernah berjumpa sebelumnya?" pertanyaannya sungguh membuat kesal. Apakah dia melupakan pertemuan di pesawat tadi.

"Ya, kita bertemu di pesawat, Mr Park." jawabku sedikit malas. "aku....." hendak menjelaskan namun dia menyerobot ucapanku.

"tidak! Maksudku sebelum hari ini?" ucapnya dengan suara lembut, dia terlihat berpikir. "Park Hyomin-shi?" tanyanya menyakinkan.

Aku mengangguk sedikit kesal. Apa dia baru menyadari keberadaanku setelah sekian lama bertemu di pesawat bahkan aku telah memperkenalkan namaku sebelumnya.

"Och maaf, aku tak mengenalimu lebih awal. Make up wajahmu membuatku tak mengenalinya. Kau ..kau.. Sangat cantik." pujinya.

Membuatku memerah atas pujiannya.

"Sudah lama tak berjumpa denganmu, kau tak berubah masih terlihat cantik walau tanpa make up." ucapnya tersenyum. senyum yang tak pernah ku lihat selama kematian adiknya.

"Kau tak banyak berubah bahkan aku bisa mengenalimu saat pandangan pertama. Bahkan suaramupun masih belum berubah masih lembut seperti perempuan berbanding terbalik dengan wajahmu yang semakin dingin." Ledekku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...