chapter 25

I'm Park Jiyeon

    Mereka semua serempak kembali ke seoul di waktu yang bersamaan. Jiyeon, yoona, taeyeon juga tiffany.  Hyomin dan Eunjungpun sama mereka memiliki jadwal penerbangan di hari yang sama. Hingga membuat mereka semua berada dalam satu pesawat.  

   Tiffany tampak menikmati perjalanannya. Taeyeon merasakan cemas yang luar biasa, tak ingin tiffany kembali bertingkah dalam kehidupannya. Eunjung pun sangat menikmati perjalannannya, masih memberikan senyuman menggodanya juga kata-kata jail pada teman terutama pada hyomin.

Berbeda dengan Hyomin masih sangat dalam keadaan mood yang buruk walaupun begitu dia mencoba menyembunyikannya karena pekerjaannya. Tapi rasa cemas dan merasa bodoh ada ketika harus berpapasan dengan jiyeon dan juga yoona. Jiyeon, yoona dan eunjung adalah menjadi pokok permasalahannya. Tiga perempuan itu membuatnya tertekan dalam hal berbeda.

Jika berpikir keadaan jiyeon dan yoona paling baik diantara semua, itu salah besar. Justru merekalah yang paling terguncang.  

Flashback  

"Mengenai kehamilan palsumu." Ucap jiyeon dingin.

Yoona diam seribu bahasa.

"APAKAH KAU BISA MENJELASKAN KEBOHONGANMU IM YOONA?" Jiyeon berteriak.

"Ma..maafkan aku ji. Aku tak bermaksud membohongimu." yoona merasa bersalah. "pihak rumah sakit melakukan kesalahan hasil. Aku tidak bohong."

"Sejak kapan?" jiyeon melemah. "dihari pernikahan kita. Mereka menghubungiku. Aku mencoba menghentikan pernikahan kita, tapi aku tak mungkin memhuat ayah dan ibu kecewa."

Jiyeon menarik nafas panjang. Ya dia ingat ketika yoona terlihat ragu di altar.

"kau jangan marah ji." ucap yoona.

"aku kecewa yoona." jiyeon memejamkan matanya. "Apa kau benar-benar mencintaiku?" pertanyaan yang sesungguhnya tak ingin ditanyakannya.

"aku mencintaimu Ji. Mencintaimu melebihi hidupku."

"Tapi Kenapa KAU MEMBOHONGIKU?" teriak jiyeon lagi.

"Aku tahu kau kecewa kalau aku saja aku bicara lebih awal mungkin kita takkan menikah. Dan kau dan hyomin....."

"Ini bukan soal aku dan hyomin, yoona. Ini tentang kita. Jujur yoona aku tak menyesal menikahimu karena kau satu-satunya yang akan menikahiku walau mengetahui gander asliku." jiyeon sedikit membentak. "aku kecewa kenapa kau tak jujur, kau tak percaya cintaku? Selama aku bersamamu apa pernah aku membohongimu?"

Jiyeon tak pernah membohongi yoona. Dari mulai gandernya hingga hubungannya dengan hyomin. Jiyeon mengatakan setiap pulang kantor dia akan terlambat karena menjumpai hyomin. Ya jiyeon tak pernah membohonginya.

"Kepercayaan yoona. Itulah arti sebuah hubungan." ucap jiyeon meninggalkan yoona.

  FLASHBACK END  

Yoona dan Jiyeon masih berdiam tak saling bicara. Jiyeon kecewa. Dan yoona bingung bagaimanan lagi membujuk jiyeon karena jiyeon memang sedikit sulit untuk dibujuk jikalau sedang marah seperti ini. Kejadian itu membuat yoona mengurungkan diri mengecek kesehatannya karena merasa dirinya telah baik-baik saja.  

***  

"aku ingin bicara." ucap eunjung memojokkan hyomin.

"tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Anggap saja semua tak pernah terjadi." hyomin hendak pergi namun eunjung merapatkan diri pada hyomin.

Yoona yang usai dari toilet tak sengaja melihat kejadian tersebut merasa tidak bisa tinggal diam. Yoona masuk ke ruang para awak yang memang pintunya terbuka sedikit

"bisakah anda berlaku sopan terhadap rekan kerja anda nona...." ucap yoona membuat dua wajah memperhatikannya.

"oh, nona Ham, bukankah lebih baik anda kembali bertugas." lanjut yoona setelah berhasil melihat name tag eunjung.

"maaf nona ini bukan urusan anda." ucap eunjung namun matanya bergrilya memandang yoona dari atas hingga bawah pandanhannya seakan ingin menelanjangi.

"atau anda ingin bergabung dengan kami?" lanjutnya dengan tatapan liar.

"saya bisa melaporkan kepada atasan anda jika anda telah berbuat kurang ajar nona Ham." ancam yoona.

"Waw? Saya paling suka dengan perempuan liar seperti anda ini nona Im." Ucap eunjung yang tak henti memandang bagian dada yoona.

Eunjung mendekati yoona menyentuh pipi yoona namun segera di tepis yoona. Hyomin mencoba menghalangi eunjung namun terlalu sulit.

"Jauhkan tangan anda dari istri saya."

Semua mata tertuju pada sumber suara. Jiyeon. Tanpa berkata apa-apa lagi, jiyeon menarik yoona dari keributan itu.

"Perempuan yang menarik!" Eunjung tersenyum. "Pantas saja kau dicampakan lelaki itu Hyom. Nonna im sangat menggoda walaupun tanpa pakaian seksi." Bisik eunjung pada hyomin sembari lengannya mengelus paha hyomin.

 

  ***  

Jiyeon pov  

Sesampainya di seoul aku langsung ke kantor bahakan tanpa mengganti pakaianku. Rasanya tempat itu memang paling cocok untuk aku melupakan masalahku. Aku bukan lari dari masalahku atau menjadikan pekerjaan pelampiasaanku. Hanya saja aku butuh waktu untuk berpikir sendiri. Mencerna semuanya dan mengartikan maksud kebohongannya.  

Aku memang  terlihat seperti orang munafik. Aku berbohong pada semua orang tentang identitasku tapi aku tak ingin dibohongi. Tapi masalahnya yang membohongiku itu yoona. Kalau saja hyomin atau yang lainnya aku takkan sekecewa ini.

Aku dari awal menjalin hubungan dengannya. Aku tak pernah membohonginya. Aku rela membongkar identitas asliku walaupun mulanya aku berpikir membongkar itu agar yoona tak meminta pertanggungjawabanku. Tapi ternyata aku salah, karena aku sendiri mengharapkan ada seseorang yang mengetahui kebenaranku. Dan aku memilihnya bukan hyomin yang saat itu dia adalah kekasihku. Aku menceritakan hyomin padanya karena aku tak ingin ada sesutu yang kututupi, aku sengaja agar kita saling bisa menjaga jarak. Tapi salah aku dan yoona semakin hari semakin dekat.  

Aku bukan menyesali pernikahan ini. Bukan menyesali keputusanku untuk memilih yoona dan meninggalkan hyomin. Aku kecewa. Aku menyesali mengapa dia tak mempercayaiku. Padahal setiap kali kita bersentuhan fisik aku selalu berpikir dia tak pernah tersentuh siapapun.

Apa yoona berpikir aku akan meninggalkannya jika aku mengetahui kebenarannya? Aku tak mungkin meninggalkannya. Karena dia kehidupanku. Mana mungkin aku sanggup meninggalkan sumber kehidupanku.

  Sungguh. Aku sungguh senang, mengetahui yoona tak pernah tersentuh siapapun. Senang aku menjadi orang yang pertama disetiap inchi tubuhnya. Senang dia menjaga baik kehormatannya. Senang karena mungkin aku yang akan melepaskannya. Tapi aku kecewa. Ya kecewa.

  Pintu kerjaku terbuka. Soyeon unnie dan taeyeon unnie memasuki ruanganku. Aku tahu apa yang akan dibicarakannya. Ya taeyeon unnie sudah ibarat informan bagi soyeon unnie. Taeyeon unnie pasti telah menceritakan secara detail apa yang terjadi  antara aku dan yoona selama di jepang.  

"kenapa kau langsung kemari Hyo? Kau harusnya istirahat, pasti melelahkan setelah perjapanan jauh." soyeon unnie berbasa basi. Aku tahu padahal dia senang aku segera ke kantor.

  "kau ada masalah dengan yoona?" ucapnya lembut. Aku acuh. Sibuk dengan tumpukkan berkas yang sebenarnya telah selesai oleh soyeon unnie.  

"kalau nunna kemari hanya untuk membela yoona, lebih baik pergilah. Aku tak ingin membicarakannya." ucapku mengusirnya.  

"Bukankah sebenarnya kalian sama-sama impas dengan kebohongan kalian?" ucap soyeon unnie. aku mengerutkan kening begitu pula taeyeon unnnie.

"kau memiliki pacar dan yoona menyembunyikan kehamilannya. Bukankah itu sudah cukup impas. Bahkan kelakuanmu dan kebohonganmu lebih tak termaafkan. Bagaimana mungkin kau seolah dirimu yang paling benar?" cerca soyeon unnie.  

"k..kkau mengetahui tentang pramugari itu?" tanya taeyeon unnie terkejut membuatku yakin taeyeon unnie tak menceritakan bagian hyomin pada soyeon unnie.

  "oh taey kau pun sudah mengetahui tentang pramugari itu? " soyeon unnie balik bertanya. Mengeluarkan beberapa foto dibalik blazernya.  

Aku dan taeyeon  unnie sama-sama memperhatikan foto tersebut. Walaupun sebenarnya foto ini sudah tak ada artinya lagi. Dan tak membuatku schok. Tapi mengapa taeyeon unnie yang terlihat sangat terpukul bukankah dia sudah mengetahui kebenarannya?  

"se..sejak kapan kau mengetahuinya sso?" tanya taeyeon unnie.

"Hyojoonah apa kau pikir aku tak mengetahui apa yang kau lakukan usai pulang kerja. Kau pergi menemui pramugari itu kan?." pernyataan soyeon unnie membuatku yakin soyeon unnie mengetahui hal tersebut cukup lama.

"di malam pernikahanmu dengan yoona tanpa sengaja aku menemukan fotomu di ruangan kerja ayah dan setelah kalian menikah aku melihat beberapa kali ayah berbicara tentangmu dan pacarmu. Aku mulanya tak percaya kau masih berhubungan dengan perempuan itu. Karena perempuan itu pasti sudah gila mau menjadi selingkuhan dan perusak rumah tangga apalagi yang di rusaknya adalah putri pemilik SM. Tapi aku salah, saat mengikutimu aku melihat kalian berciuman." soyeon unnie menjelaskan.  

"ini gila! Aku kelakukan hal percuma. Aku terjebak dejgan permainan tiffany." ucap taeyeon unnie dihati.

  "kedua hal itu jelas berbeda nunna." aku mencoba menjelaskan.

"aku tak pernah membohongi yoona. Sebelum menikah aku telah memintanya agar aku bisa terus berhubungan dengan pacarku dan dia menyetujuinya. Karena kita membuat kontrak pra nikah. Dan kini aku sudah memutuskan memilihnya. Tapi kenapa dia tak jujur? Kenapa aku harus mendengar semuanya dari orang lain? Aku kecewa nunna."  

Soyeon unnie terdiam. Mencerna setiap ucapanku. Aku tahu dia takkan menyangka bahwa hubunganku dengan hyomin telah diketahui yoona sedari awal.  

"Sudahlah. Selesaikan masaahmu dan berhenti bersikap kekanakkan." lanjut soyeon unnie yang seperti kehabisan kata. Dan aku tahu pernyataan itu yang akan dikeluarkannya sebagai pamungkas agar tak terlihat kalah.

"kekanakkan?" aku tersenyum meledek satu kata itu. "Aku pikir nunna terlihat lebih kekanakkan. Bukankah selama ini nunna selalu menghindar dari masalah antara nunna dengan taeyeon nunna?" aku membalikkan keadaan.

  "Oh.. Aku tahu pasti maslah kalian berhubungan dengan perempuan kemarinkan? Oh ya, tiffany." aku bukan mencoba memperkeruh suasana diantara mereka. Tapi mereka perlu menyelesaikan semuanya.  

"aku tahu ada sesuatu yang salah diantara kalian bertiga. Oh ya taeyeon nunna, apa kau ke jepang untuk menemuinya? Bukan sepenuhnya untuk menemui kami kan?" ucapku memancing amarah keduanya.

"oh lehermu ada tanda merah nunna." ucapku membuat soyeon unnie melihat ke leher putih taeyeon unnie. "pasti itu bekas yang ditinggalkannya. Tiffany memang sangat sangat menggairahkan nunna. Apa kalian suda..."  

"BERHENTILAH PARK JIYEON!" Teriak taeyeon unnie.

  Okey. Aku melupakan satu hal jiyeon. Ya nama itu sudah dikenal taeyeon unnie. Dan taeyeon unnie sangat mencurigaiku bahwa aku itu jiyeon. Aku hanya bisa menelan ludah. Aku salah. Memancing kucing yang tahu kelemahan macan.  

Soyeon pov  

"Taey kau kemana saja?" tanyaku saat mengetahui taeyeon yang memasuki ruanganku.  

Aku merindukannya. Dua hari ini dia sulit dihubungi handphonenya tak aktif. Menemukannya kembali membuatku senang.  

"aku mengunjungi yoona ke jepang sso." jawabnya.

"aish. Kau menyebalkan. Liburan tanpa mengajakku. Kau berhutang oleh-oleh padaku." candaku.  

Wajah Taeyeon terlihat serius. Apa ada masalah serius di jepang? Sampai Taeyeon menceritakan bahwa yoona masuk ke rumah sakit. Aku khawatir dengan keadaan yoona namun taeyeon berkata bahwa yoona  sudah sehat kembali.  

"Sso sebenarnya yoona tak hamil." lirihnya.

  Aku kaget. Segaligus senang bahwa adikku memang tak seperti pria lainnya. Dan akupun senang yoona benar-benar wanita yang bisa menjaga kehormatannya.

"Bagaimana bisa taey? Aku melihat sendidri yoona dan hyojoon dalam ranjang yang sama tanpa pakaian. Dan aku melihat sendiri hasil pemeriksaan urinnya." tanyaku sedikit bingung.

  "Walaupun mereka dalam keadaan seperti itu, bukan berarti mereoa nelakukan sesuatu kan?" tanya taeyeon.

Benar juga. Bodoh. Aku sendiri yang menyimpulkan mereka melakukan . Karena yoona tak mengingatnya dan hyojoon menampik semuanya.

  Taeyeon menceritakan bahwa hasil pemeriksaan kehamilan kemarin tertukar. Dan pihak rumah sakit menghubungi yoona tepat dihari pernikahannya. Karena itu, semua tak mungkin dibatalkan. Namun kesalahan yoona tak pernah berkata jujur pada hyojoon. Dan hyojoon marah besar karena merasa dibohongi.

  Hyojoon dia kekanakkan sekali. Dia pasti menjadikan itu sebagai alasan agar bisa lepas dalam ikatan yang terjadi antara mereka. Karena seminggu lalu aku berhasil menemukan foto mesra hyojoon dengan perempuan lain di meja ayah. Dia serasa benar. Padahal dia sendiri berselingkuh dibelakang yoona.

  Aku segera keruangan hyojoon dan taeyeon mengikutiku.

  "kenapa kau langsung kemari Hyo? Kau harusnya istirahat, pasti melelahkan setelah perjapanan jauh." aku berbasa-basi. Tak mungkinkan aku datang-datang marah-marah padanya. Apalagi kurasa dia cukup lelah dengan perjalanannya.  

"kau ada masalah dengan yoona?" ucapku lembut. Aku diacuhkannya. Dia Sibuk dengan tumpukkan berkas yang sebenarnya telah selesai oleh ku.  

"kalau nunna kemari hanya untuk membela yoona, lebih baik pergilah. Aku tak ingin membicarakannya." ucapnya yang mengerti maksud tujuanku.  

"Bukankah sebenarnya kalian sama-sama impas dengan kebohongan kalian?" ucap soyeon unnie.

aku mengerutkan kening begitu pula taeyeon unnnie.

"kau memiliki pacar tidak maksudku kau berselingkuh. dan yoona menyembunyikan kehamilannya. Bukankah itu sudah cukup impas. Bahkan kelakuanmu dan kebohonganmu lebih tak termaafkan. Bagaimana mungkin kau seolah dirimu yang paling benar?" cerca ku

  "k..kkau mengetahui tentang pramugari itu?" tanya taeyeon terkejut membuatku yakin taeyeonpun mengetahui tentang pramugari itu.  

"oh taey kau pun sudah mengetahui tentang pramugari itu? " balik bertanya.

Aku Mengeluarkan beberapa foto dibalik blazernya. Foto yang aku dapat di meja kerja ayah.  

Hyojoon dan taeyeon  sama-sama memperhatikan foto tersebut. Bukankah foto ini menjadi bukti akurat perselingkuhannya. Tapi rasanya foto itu tak membuat hyojoon kaget. Tapi mengapa taeyeon  yang lebih terlihat sangat terpukul bukankah dia sudah mengetahui kebenarannya?  

"se..sejak kapan kau mengetahuinya sso?" tanya taeyeon pertanyaan yang seharusnya dilontar oleh hyojoon.

  Aku menceritakannya menceritakan bahwa aku mengetahui hubungan hyojoon dan pramugari itu di malam pernikahan kita di ruangan kerja yahnya. Aku pikir mereka takkan berhubungan lagi setelah hyojoon menikah. Dua minggu setelah mereka menikah aku menemukan foto yang sama di meja ayah. Aku pikir itu foto yang dulu saat mereka berpacaran. Karena perempuan itu pasti sudah gila mau menjadi selingkuhan dan perusak rumah tangga apalagi yang di rusaknya adalah putri pemilik SM. Tapi aku salah, saat mengikuti hyojoon aku melihat hyojoon dan pramugari itu berciuman.  

Kedua ekspresi dua pendengarku sangat berbeda. Hyojoon tampak tenang. Dan taeyeon sangat tegang. Ada apa dengan taeyeon? Apa aku melakukan kesalahan dengan tak menceritakan yang sebenarnya pada taeyeon? Atau mungkin ada hal lainnya.  

"kedua hal itu jelas berbeda nunna." hyojoon mencoba menjelaskan.

"aku tak pernah membohongi yoona. Sebelum menikah aku telah memintanya agar aku berhubungan dengan pacarku dan dia menyetujuinya. Karena kita membuat kontrak pra nikah. Dan kini aku sudah memutuskan memilihnya. Tapi kenapa dia tak jujur? Kenapa aku harus mendengar semuanya dari orang lain? Aku kecewa nunna."  

Aku terdiam mencerna perkataan adikku. Mencerna setiap ucapannya. Aku tak menyangka bahwa hubungan itu telah diketahui yoona sejak awal. Bagaimana mungkin bisa dia menjalaninya?  

"Sudahlah. Selesaikan masaahmu dan berhenti bersikap kekanakkan." lanjutku kehabisan kata.

  "kekanakkan?"hyojoon tersenyum meledek kata itu.

"Aku pikir nunna terlihat lebih kekanakkan. Bukankah selama ini nunna selalu menghindar dari masalah antara nunna dengan taeyeon nunna?"  

Kenapa dia jadi membahas aku dan taeyeon? Kenapa dia seakan menyerangku sekarang?  

"Oh.. Aku tahu pasti maslah kalian berhubungan dengan perempuan kemarin, kan? Oh ya, tiffany."  

Tiffany? Kemarin? Apa taeyeon ke jepang untuk menemui tiffany?

  "aku tahu ada sesuatu yang salah diantara kalian bertiga. Oh ya taeyeon nunna, apa kau ke jepang untuk menemuinya? Bukan sepenuhnya untuk menemui kami kan?" ucapnya memancing amarah aku dan taeyeon.

"oh lehermu ada tanda merah nunna." lanjutnya membuatku melihat ke leher putih taeyeon unnie. "pasti itu bekas yang ditinggalkannya. Tiffany memang sangat sangat menggairahkan nunna. Apa kalian suda..."

  "BERHENTILAH PARK JIYEON!" Teriak taeyeon.

  Keduanya bertatapan saling menyerang.

  Tunggu! Tadi taeyeon memanggil hyojoon dengan nama jiyeon?

  "jiyeon?" lirihku memperhatikan hyojoon.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Silviss #1
Chapter 30: Woaaaah.. Cerita baguuus
Lanjuutttt
Izin baca, author-nim~
J_T-ara_M #2
Chapter 30: Kangen ama cerita ini!! Thanks sudah update lagi!
jjirong00
#3
Chapter 30: Wow. why so short author-ssi?? update lg dong... Yoona kemana aja??
agustini #4
Kapan update lagi ??
Pjyku1234 #5
Update soon please
Vitrieeyoong #6
Chapter 29: Baru nemu nih, keren.. lanjut Thor!!!
agustini #7
Update please
axlegian
#8
Chapter 28: please update soon
agustini #9
Update lagi dong
jjirong00
#10
Chapter 28: Author-ssiii !! Where are you? Please update your story...