Chapter 9

Irresistible

Hyeri’s POV

 

Ting~ Tong~

Dering bell apartemen terasa begitu memekakkan telingaku. Seriously! Di pagi buta seperti ini siapa yang sudah berani bertamu?!

Aku meraih ponselku. Dan dengan susah payah menatap layar ponsel yang terasa begitu terang. I’m blind! Oh, God!

04:35 am.

 

Are you kidding me?! Jam empat pagi!

 

Bell terus saja berdering. Errghh... aku bangun dan berjalan dengan terseok-seok menuju pintu. Aku menatap layar intercom di sisi pintu untuk melihat siapa yang datang.

 

Oh! Jinki oppa!

 

Aku segera membukakan pintu. “Oppa...”

 

“Hai...” Jinki oppa tersenyum menyapaku.

 

“O-oppa... kenapa kau datang di pagi buta seperti ini?” Aku menatapnya bingung.

 

“Maaf, aku tidak memberitahu terlebih dulu. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

 

Aku menarik tangannya masuk dan segera menutup pintu.

 

“Haruskah sepagi ini?” Aku menghela napasku.

 

Jinki oppa berjalan menuju sofa dan duduk. “Ya...”

 

“Memangnya oppa ingin kemana?” Aku duduk disebelah Jinki oppa.

 

“Beach. Enjoy the sunrise...” Jinki oppa masih terus tersenyum.

 

“E-eh?”

 

“Ya... aku ingin menikmati waktu untuk melihat sunrise di pantai. Bersamamu...”

 

“Oppa...”

 

“Jadi cepatlah mandi dan ganti bajumu.” Perintah Jinki oppa.

 

Pada akhirnya aku tersenyum senang. “Arraseo!” Aku bergegas menuju kamar dan bersiap-siap.

 

 

“Oppa...” Aku menyodorkan secangkir susu hangat kepada Jinki oppa, setelah meninggalkannya selama 30menit untuk bersiap.

 

“Oh... thanks...” Jinki oppa menerimanya.

 

“Aku tahu perutmu belum terisi.” Aku terkekeh. Menjatuhkan pantatku disebelahnya dan ikut menyesap susu hangatku.

 

Dia mengangguk dan ikut terkekeh.

 

Aku terus menatap Jinki oppa yang tengah menyesap habis susunya dengan perlahan.

 

He’s just so so so perfect.

 

Aku harap aku bisa terus memilikinya. Memilikinya secara utuh. Secara keseluruhan. Tidak seperti ini. Status saja aku tidak tahu. Siapa aku baginya? Padahal aku sudah menyerahkan seluruh perasaanku untuknya. Hatiku hanya untuknya. Tempat di dalam sini hanya untuknya. Untuk Lee Jinki.

 

Aku menunduk. Kembali diliputi keresahan dan kekhawatiran. Khawatir akan kehilangan Jinki oppa.

 

Jantungku berdegup kencang saat membayangkan kehilangan Jinki oppa. Membayangkannya saja sudah membuat hatiku nyeri. Tidak. Jangan sampai itu terjadi...

 

“Yya, Hyeri-ah... wae?” Jinki oppa mengusap lembut kepalaku. Yah... selalu seperti ini. Skinship.

 

“Ah, nothing oppa.” Aku mengelak. “Ayo kita berangkat.”

 

“Okay...” Jinki oppa beranjak.

 

Aku segera menghabiskan susu hangatku dan beranjak. Jinki oppa menggandengku keluar.

 

--

 

“Hei... mengantuk, eum?” Jinki oppa menyentuh bahuku.

 

Aku tidak mengantuk. Hanya saja banyak hal berkelebat didalam kepalaku. Dan aku hanya menundukkan kepalaku dari tadi.

 

“Hmm? Ya...” Tidak salah bukan jika aku berbohong, untuk... kebaikan?

 

“Lihat. Kita sudah hampir sampai. Pemandangan pantai sudah terlihat.”

 

Aku menatap keluar jendela. Ya... kami sudah sampai.

 

“Beautiful...” Aku menggumam.

 

Jinki oppa melaju dengan kecepatan rendah.

 

“Hei, kau tidak membawa jaket?” Celetuk Jinki oppa saat menyadari bahwa aku tidak membawa ataupun memakai jaket.

 

“Ehmm... ya.”

 

“Angin pantai di pagi hari akan sangat dingin dan kencang.” Jinki oppa menatapku. “See. Pakaianmu sangat tipis.”

 

“I’m okay, oppaaa... Don’t worry~” Aku tersenyum.

 

“Aku tidak ingin kau sakit. Pakai jaketku.”

 

“Eo? Bagaimana dengan oppa?”

 

“Setidaknya pakaianku tidak setipis pakaianmu.”

 

Aku kembali menghela napas panjang. Always like this. Yeah...

 

Jinki oppa menghentikan mobilnya di depan sebuah minimarket dan kedai burger.

 

“Let’s go...” Jinki oppa tersenyum dan keluar dari mobil. Aku menyusulnya.

 

Aku masih menatap ke sekelilingku. Hmm... aroma pantai yang menenangkan. Dan tatapanku kembali jatuh pada Jinki oppa yang sedang berkutat dengan kameranya. Uh?

 

Aku mendekatinya. Dan melihat apa yang sedang ia lakukan.

 

“Syukurlah masih bisa dipakai...” Ucapnya. Kemudian ia menatapku. “Say kimchi~”

 

Flash!

 

Jinki oppa tertawa saat ia berhasil menangkap diriku dengan kameranya.

 

“Oppaaaaaaaa!!” Aku memukul lengannya berulang kali.

 

“Lihat! Kau sangat lucu disini. Hahaha.” Jinki oppa melihat hasil yang ia dapatkan.

 

“Aku membencimu...” Aku melangkah meninggalkan Jinki oppa.

 

Aku mendengar ia terkekeh kemudian menyusulku dan menggandeng tangaku.

 

“Aku ingin naik sepeda. Lihat disana ada yang menyewakan sepeda.” Jinki oppa menunjuk sebuah garasi besar yang memuat banyak sepeda.

 

“...”

 

“Oh, ayolah Kim Hyeri... Don’t be like thaaaaat~” Jinki oppa menarik tanganku dan berlari menuju tempat sewa sepeda yang ia maksud.

 

Aku diam dan hanya menunggunya di luar. Jinki oppa keluar dengan membawa sepeda tandem untuk dua orang. Ia berhenti di depanku. Lalu memakaikan jaketnya kepadaku.

 

“Ayo...” Ia kembali menggandengku dan mencium pipiku.

 

“Don’t tease me!” Aku memukul lengannya dengan keras.

 

“Ahh, sakit Hyeri-ah...”   

 

Entah kenapa aku tertawa melihat ekspresinya.

 

“Kenapa tertawa?” Tanyanya dengan wajah lucu.

 

“Nothiiiingg~” Aku terkekeh kemudian menariknya. “Ayo, melihat sunrise...”

 

“Okay, naiklah...”

 

Aku mengangguk dan menaiki sepeda bagian belakang, sedangkan Jinki oppa naik di bagian depan.

 

“Ikuti gerakan kakiku, okay?”

 

Aku mengangguk dan mengacungkan ibu jariku.

 

Setelah mengayuh sepeda selama hampir 15 menit, kami sampai di tempat yang cukup strategis untuk menikmati sunrise. Nice spot. Kami memarkir sepeda, kemudian berjalan menuju bangku yang disediakan di pinggir pantai.

 

“Kemarilah...” Jinki oppa duduk dan menepuk bangku, memintaku untuk duduk disebelahnya.

 

Aku mengangguk dan duduk tepat disebelahnya.

 

“Kenapa tiba-tiba oppa mengajakku kesini?”

 

“Aku ingin menikmati momen indah ini bersamamu.” Jinki oppa menatapku. Membuat kedua sisi pipiku memerah. Aku tak ada nyali untuk membalas tatapannya.

 

Aku menundukkan kepalaku dan tiba-tiba saja tangan Jinki oppa sudah melingkari bahuku.

 

“Kim Hyeri...” Ucap Jinki oppa dengan pelan.

 

“Hm?” Aku masih belum berani untuk menatapnya.

 

“Kau ingin berjanji padaku?”

 

“Huh?”

 

“Berjanji untuk tetap di dekatku? Berjanji untuk tidak meninggalkanku?”

 

Pertanyaan ini lagi? Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu?

 

“Ah! Lihat oppa, mataharinya sudah terbit. Mau menghitung mundur?” Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.

 

“Kim Hyeri...”

 

Aku berpura-pura tidak mendengar ucapannya dan beranjak untuk sedikit menjauhinya.

 

“Kim Hyeri... yya...” Jinki oppa ikut beranjak dan mendekatiku. Ia memberikan pelukannya dari belakang, sehingga punggungku menyentuh dadanya yang hangat.

 

“Aku menyayangimu.” Jinki oppa berbisik tepat ditelingaku.

 

“Aku...” Jeda.

 

“Mencintaimu...”

 

--

 

Hyeri’s POV end

 

  

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.