Chapter 11

Irresistible

Minho’s POV

 

Aku dan Aecha tengah menunggu dengan panik mengenai keputusan dari dokter yang menangani Hyeri.

 

“Kau sudah menghubungi keluarga Hyeri?” Aecha bertanya.

 

Aku mengangguk. “Ayah dan Ibunya akan segera datang dari Jepang. Mereka bilang malam ini mereka sudah bisa sampai di Korea. Dan kakaknya yang berada di London juga sudah memesan tiket pesawat. Ia akan sampai besok pagi.”

 

Aecha mengangguk mengerti. “Kasian Hyeri...” Lirih Aecha.

 

“Ya. Lagi-lagi ini karena ulah pria bodoh itu.” Ucapku gerang.

 

Aecha diam, ia hanya mengusap dadaku berulang kali. Memintaku untuk bersabar.

 

“Terimakasih kau sudah bisa mengerti, Aecha-ya.” Aku tersenyum menatap gadisku. Setidaknya ada dia yang mampu menenangkanku saat ini.

 

“Ya.” Aecha mengangguk. “Aku tahu, hanya kau tempat Hyeri bergantung saat ini. Aku percaya padamu.”

 

Aku memeluknya. “I love you...”

 

“Love you too.”

 

 

Beberapa menit berlalu, tapi dokter belum juga keluar dari ruang ICU. Aku semakin cemas. Kenapa lama sekali? Apakah Hyeri dalam keadaan kritis?

 

Aku berulang kali menarik napas dan menghembuskannya.

 

“Tenanglah. Hyeri pasti akan baik-baik saja.” Ucap Aecha yang melihat kecemasanku.

 

Aku mengangguk.

 

Dari kejauhan, aku bisa melihat seseorang berjalan kearah kami. Aku mengenali orang itu. Semakin jelas aku melihat wajah orang itu, emosiku kembali memuncak. Aku beranjak dari dudukku.

 

“Lee Jinki...”

 

“Minho-ya, calm down...” Aecha menarik pergelangan tanganku, mencoba mencegah diriku.

 

Aku menggeleng menatap Aecha. “Aku harus bicara padanya. Tetaplah disini.” Aku melepaskan genggaman tangan Aecha di pergelangan tanganku.

 

Aku segera berjalan mendekati pria yang telah membuat Hyeri menderita.

 

“Bisa-bisanya kau datang kesini.” Aku mencoba terlihat setenang mungkin.

 

Sedangkan, Lee Jinki terlihat begitu panik.

 

“Kita bicara diluar, hyung.” Aku berjalan mendahuluinya keluar dari rumah sakit.

 

Lee Jinki menghela napas dan terpaksa mengikutiku.

 

 

“Hyung, sudah habis kesabaranku.” Aku menatap Lee Jinki tajam.

 

Jinki hyung diam dan hanya menatapku.

 

“Lihat apa yang telah kau perbuat pada Hyeri, hyung!” Emosiku sudah tak tertahankan.

 

“Maafkan aku.”

 

“Maaf?! Kau benar-benar sudah gila! Kau mempermainkannya! Kau menyakitinya! Apa kau tidak tahu, seberapa besar cintanya padamu?! Kau menyiakannya!”

 

“Aku juga mencintainya.” Jawabnya tanpa rasa bersalah.

 

Buk!

 

Aku meninju wajah Jinki hyung. Aku sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya yang suka mempermainkan hati wanita.

 

Jinki hyung mengerang kesakitan.

 

“Jika Hyeri melihatku memukulmu seperti ini, dia pasti sudah sangat marah kepadaku. Tapi, kau pantas mendapatkan ini, Hyung.”

 

Jinki hyung memegang rahangnya yang memar karena pukulanku.

 

“Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku, hyung?!” Aku bertanya dengan rasa kesal yang dalam kepadanya.

 

Diam.

 

“Okay! Kau boleh mengambil perhatian ibuku sebanyak yang kau mau! Tidakkah itu sudah lebih dari cukup, hyung?! Perhatian ayah dan ibu berlimpah untukmu! Tapi, jangan Hyeri. Dia sudah seperti adikku sendiri. Dia adik yang baik. Aku tidak ingin kau menyakitinya, hyung!” Mataku mulai terasa panas dan berair.

 

“Kau boleh mengencani wanita sebanyak yang kau mau! Tapi, jangan Hyeri. Ia tak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu darimu, hyung!”

 

Diam.

 

“Pergilah. Aku tak ingin melihatmu disini! Jangan mencoba untuk menemui Hyeri lagi. Aku memperingatkanmu, Hyung. Sebelum kepalan tanganku mendarat diwajahmu lagi.”

 

Aku meninggalkan Lee Jinki yang masih terus mematung. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

 

 

Saat aku kembali, Aecha menatapku dengan aneh.

 

Tapi, aku tak peduli. Aku kembali duduk disebelahnya.

 

“Apa belum juga selesai?” Tanyaku pada Aecha.

 

Aecha menggeleng dan terus menatapku.

 

“Kenapa kau menatapku seperti itu?”

 

“Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku?” Aecha menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan juga.

 

Aku mengerutkan kening. “Menceritakan tentang apa?”

 

“Hhh...” Aecha menghela napas. “Bahwa Jinki Sunbae adalah kakakmu.”

 

Aku terkejut mendengar pernyataan Aecha. “Kau mengikutiku?”

 

Ia mengangguk. “Aku takut kau tidak bisa menahan emosimu, karena itu aku mengikutimu.”

 

“Hhh... kumohon jangan marah disaat seperti ini. Dan kumohon jangan katakan ini pada Hyeri.”

 

“Jadi kau membohongi kami berdua?! Sahabatmu dan kekasihmu?!” Aecha mulai terlihat kesal.

 

“Go Aecha...” Aku menatapnya dengan penuh permohonan.

 

 

“Apa keluarga Kim Hyeri ada disini?” Tiba-tiba seorang pria berjubah putih keluar dari ICU. Aku beranjak dan menghampirinya.

 

“Ya. Aku.”

 

Aecha mengikutiku.

 

“Kau?” Dokter menatapku dan Aecha bergantian, meminta penjelasan.

 

“Ah, aku temannya. Ayah dan ibunya sedang dalam perjalanan kesini.” Aku menjelaskan.

 

“Ah, baiklah. Kim Hyeri... Dia baik-baik saja.”

 

Ahh...

 

Aku dan Aecha menghela napas lega.

 

“Dia mengalami patah tulang di tangan kirinya. Dan benturan di kepalanya. Tapi, tidak ada yang fatal.” Dokter menjelaskan dengan penuh ketenangan.

 

“Lalu?” Aku kembali cemas.

 

“Kami akan segera melakukan oprasi pada tangannya.”

 

“Oh, baiklah. Aku akan segera menghubungi ayah dan ibunya.”

 

Dokter itu mengangguk. “Ya, jika sudah, datanglah ke ruanganku untuk menandatangani surat pernyataan oprasi pada Hyeri.”

 

“Baiklah, dok.”

 

 

 

“Kau pucat. Bagaimana kalau kita makan? Oprasinya akan memakan waktu cukup lama.” Ucap Aecha setelah kami keluar dari ruangan Dokter Jung untuk menandatangani surat keputusan oprasi.

 

Aku mengangguk. Kemudian menggandengnya menuju cafe di rumah sakit ini.   

 

 

“Ya, Jinki hyung. Dia adalah kakak tiriku...” Ucapku tiba-tiba, memecah keheningan.

 

Aecha mengangkat kepalanya, menatapku.

 

“Ibuku menikah lagi dengan ayah Jinki hyung.”

 

“Hhh...” Aecha mengangguk.

 

“Aku bukannya tidak ingin menceritakan ini padamu. Hanya saja, aku tidak suka dengan kenyataan ini. Bahwa ibuku menikah lagi, dan aku kehilangan sosok ibuku. Aku tidak ingin terlihat lemah dihadapanmu.” Aku tersenyum kecil, menyadari kebodohanku.

 

“Bodoh.”

 

“Ya. Maafkan kebodohanku.” Aku menundukkan kepalaku.

 

Aecha meraih tanganku, mengusapnya dan menggenggamnya.

 

“Sejak ibu menikah, entahlah. Seluruh perhatiannya tercurah pada Jinki hyung. Aku sudah bukan anak kecil lagi. Aku bisa merasakan hal itu. Karena itu, aku meminta ayah untuk menyediakan apartemen untukku dan aku memilih untuk hidup sendiri. Itu akan lebih baik.”

 

Aecha yang duduk dihadapanku berpindah duduk di sebelahku.

 

“Aku yakin ibumu tidak bermaksud seperti itu, Minho-ya...” Aecha mengusap punggungku. Aku suka dengan kebiasaannya ini. Selalu berhasil untuk membuatku tenang.

 

“Kembalilah ke rumah, selesaikan semua. Katakan semua pada ibumu, dia pasti akan mengerti dan memberikan penjelasan untukmu.”

 

“Someday, Aecha-ya.” Aku tersenyum menatapnya.

 

“Hhh...” Aecha menghela napas lagi dan memelukku. Aku balas memeluknya.

 

“Thanks for always being by my side, Go Aecha...”

 

 

Minho’s POV end.  

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.