Chapter 3

Irresistible

Maaf kalo ada typo~

gak tak check lagi soalnya -___-

 

--

 

Hyeri’s POV

 

Mata Minho mulai menatap tajam Onew sunbae.

 

“Apa yang kau lakukan disini? Pergilah.” Ucapku, berusaha menghentikan tatapan Minho yang sangat tidak sopan itu terhadap Onew sunbae.

 

“Ikut aku...” Mulailah tabiatnya itu. Aku hanya menatapnya datar. Apa dia tidak memiliki rasa bersalah sama sekali?

 

“Ayo, Kim Hyeri...” Minho menarik pergelangan tanganku.

 

“Aku tidak mau! Kau tidak lihat aku sedang berbicara dengan Onew sunbae! Kau tidak sopan.” Aku menarik tanganku dengan kasar. “Pergilah. Jangan menggangguku.”

 

“Okay. Maafkan aku. Aku akan menuruti apapun itu yang kau mau. Tapi, ikut aku sekarang.” Ada sedikit nada mengancam dari cara bicaranya.  

 

“Sudah kubilang aku-tidak-mau!” Aku menekan tiap kata yang kuucapkan.

 

“Yya, apa kau tidak mendengarnya? Dia bilang, dia tidak mau ikut denganmu.” Onew sunbae mulai bersuara. Sepertinya ia juga mulai jengah dengan kelakuan Minho.

 

Minho melemparkan tatapan tajam pada Onew sunbae. Lebih tajam dari sebelumnya. Seakan ia tidak sabar ingin menerkam Onew sunbae. Onew sunbae mengangkat alisnya. Sama sekali tidak ada rasa takut akan tatapan Minho. Justru aku menangkap isyarat menantang dari tatapan Onew sunbae.

 

Oh my God. Mereka harus segera dihentikan sebelum pertengkaran terjadi diantara mereka.

 

“Yya! Choi Minho. Sudah kubilang pergilah. Jangan menggangguku.”

 

Minho mengalihkan tatapannya kepadaku. “Tapi... Hhh... maafkan aku...” Ia terlihat ingin membantah, tapi mengurungkan niatnya itu. Dan malah melontarkan kata maaf.

 

“Aku memaafkanmu...”

 

Minho menghela napas lega.

 

“Tapi, pergilah. Jangan menggangguku.”

 

“M-mwo?”

 

“Pergilah. Jangan menggangguku. Maka aku akan memaafkanmu.”

 

Minho berdecak dan menyerah pada akhirnya. Ia berjalan pergi meninggalkan kami.

 

Onew sunbae menatap Minho sampai ia benar-benar pergi dari cafe ini.

 

“Sunbae... maafkan kelakuan bocah itu.” Aku meminta maaf kepada Onew sunbae, aku merasa tidak enak.

 

“It’s okay. Ini bukan salahmu.”

 

“Aku tidak mengerti dengan kelakuannya itu. Menjijikan.”

 

“Aku juga tidak mengerti kenapa dia begitu membenciku...” Onew sunbae menunduk, mengaduk kopinya dengan tatapan yanga tidak aku mengerti. Dia terlihat frustrasi.

 

Hening.

 

“Subae... kau baik-baik saja?”

 

“A-ah... ya, aku baik-baik saja.” Ia menatapku dan tersenyum.

 

Hening menerjang kami kembali.

 

“Hyeri-ssi...”

 

“Ne, sunbae?”

 

“Berhenti memanggilku sunbae. Panggil aku Onew oppa, Jinki oppa, atau bahkan kau boleh memanggilku Jinki saja. Sesukamu. Asal jangan memanggilku dengan kata Sunbae.”

 

“Tapi, sunbae...”

 

“Berhenti memanggilku sunbae.”

 

“A-arraseo, J-jinki o-o-oppa...”

 

“Nah! Begitu lebih baik, hyeri-ah...” Jinki oppa tersenyum puas. Dan ia juga mulai memanggilku lebih santai.

 

Kalian pikir ini awal yang bagus? Hehe. Kuharap begitu.

 

--

 

 

Minho berjalan menyusuri koridor yang mengarah menuju kelas Hyeri. Ia bermaksud menjemput Hyeri. Berusaha menebus kesalahan yang telah dilakukannya pagi tadi.

 

Haruskah ia menyalahkan Go Aecha?

 

Tidak. Justru dirinyalah yang harus disalahkan.

 

Minho berdiri tidak jauh dari pintu kelas Hyeri. Ia bersandar. Menunggu. Sesaat setelah itu, Hyeri keluar dari kelasnya. Tapi ia menuju arah yang berlawanan dari Minho. Dan sepertinya ia tidak menyadari keberadaan Minho.

 

Minho beranjak untuk menyusul Hyeri.

 

Wait...

 

Minho melihat Hyeri berhenti diujung koridor dan berbincang dengan seseorang. Minho tidak tahu pasti siapa orang itu, karena terhalang oleh dinding.

 

Minho menunggu sejenak. Barulah ia mengerti siapa orang itu saat Hyeri menarik lengan lawan bicaranya. Onew.

 

Sigh.

 

Minho mulai mengangkat kakinya untuk menghampiri Hyeri, tapi seseorang menepuk pundaknya dan menggagalkan rencananya.

 

“Hi, Minho-ya...”

 

Minho menoleh. “Oh, Aecha-ya... kau mengagetkanku.”

 

“Heheh... maaf, aku tidak bermaksud.” Aecha tersenyum.

 

Blank.

 

Seketika semua yang ada didalam kepalanya terhapus secara otomatis saat Minho melihat senyuman Aecha –bahkan Hyeri. Ia refleks ikut tersenyum.

 

“Belum pulang?” Tanya Aecha.

 

“Ah, belum. Kau masih ada kelas?”

 

“Tidak.”

 

“Kalau begitu, aku antarkan pulang.” Minho meraih tangan Aecha. “Tapi, temani aku makan siang. Aku yang mentraktir, tenang saja.”

 

Aecha tersenyum dan menarik pelan tangannya. “Tapi, aku harus pergi. Maaf.”

 

Wajah Minho berubah dengan begitu cepat. Kecewa.

 

“Kemana?”

 

“Toko buku. Ada buku yang harus aku beli untuk menyelesaikan tugasku.”

 

“Aku akan mengantarmu, tenang saja.” Minho kembali meraih lengan Aecha.

 

“Apa tidak merepotkanmu?” Aecha terlihat ragu.

 

“Sama sekali tidak.” Minho tersenyum. “Ayo. Aku sudah sangat lapar.”

 

--

 

Hyeri’s POV

 

“Hyeri-ah...”

 

Aku mengangkat kepala, saat mendengar seorang menyebut namaku. Senyumanku mengembang. Jinki oppa.

 

“Oh, oppa...” Aku melambaikan tangan dan menghampiri Jinki oppa diujung koridor.

 

“Kelasmu sudah selesai?”

 

“Ya, baru saja. Oppa?”

 

“Belum.”

 

“Lalu kenapa oppa berada disini? Oppa membolos?”

 

“Bukan membolos. Aku hanya... melarikan diri.” Jinki oppa terkekeh.

 

“Yya! Kembalilah ke kelasmu, oppa!”

 

“Tidak mau. Pelajaran kali ini sangat membosankan.”

 

“Oppa...”

 

“Tiba-tiba saja aku ingin es krim. Kau mau menemaniku?” Jinki oppa berusaha mengalihkan perhatianku.

 

“Es krim?” Mataku berbinar saat mendengar kata es krim.

 

Jinki oppa mengangguk.

 

“Baiklah.” Aku tersenyum lebar.

 

“Okay. Let’s go.” Jinki oppa meraih tanganku. 

 

Aku senang. Heheh.

 

Semua perhatian mengarah pada kami.

 

‘Apakah Kingka di kampus ini sedang berusaha mendekati seorang gadis?’

 

Mungkin itu yang ada dipikiran mereka.

 

 

Hyeri’s POV end.

 

--

 

Minho’s POV

 

“Thanks for today, Minho-ya. Kau banyak membantuku.”

 

“It’s okay. Aku senang membantumu, Aecha-ya. Jika kau membutuhkan bantuan, segera hubungi aku. Heheh.”

 

“Haha, jangan berlebihan.” Aecha terkekeh. “Kalau begitu aku masuk. Yakin tidak ingin mampir? Aku akan membuatkanmu orange juice terbaik di dunia ini.”

 

“Hehe, mungkin lain kali. Aku harus pergi.”

 

“Baiklah, hati-hati Minho-ya...”

 

“Hmm...” Aku mengangguk. “Take care.” Aku melambaikan tanganku dan beranjak meninggalkan Aecha yang masih tetap berdiri di depan pintu apartemennya, menungguku hingga benar-benar menghilang dari pandangannya.

 

Demi Tuhan, jantungku berdebar.

 

Aku melanjutkan langkah menuju apartemen Hyeri. Semoga marahnya sudah mereda.

 

Langkahku terhenti tepat di depan pintu apartemen Hyeri saat gadis itu datang bersama Onew hyung. Sigh. Pria itu lagi.

 

“Terimakasih untuk es krim hari ini, oppa.” Hyeri membelakangiku dan belum menyadari keberadaanku. Tapi, tidak dengan Onew hyung. Ia menatapku selama tiga detik.

 

“Hmm, okay. Lain kali aku akan mentraktirmu lagi. Kau sangat menyukai es krim, bukan?” Onew hyung mengusap kepala Hyeri dan kembali melirik kearahku.

 

“Y-ya...” Hyeri menjawab dengan gugup. Bodoh.

 

“Kalau begitu aku pulang sekarang. Temanmu sudah menunggu.” Onew hyung menunjukku dengan dagunya. Membuat Hyeri menoleh.

 

“Choi Minho...” Ia sedikit tekejut. Tapi hanya sebentar dan ia kembali menatap Onew hyung.

 

“Ne, hati-hati oppa...”

 

Onew hyung tersenyum kepada Hyeri dan pergi meninggalkan kami.

 

“Apa yang kau lakukan disitu? Menguping?” Tanya Hyeri dengan sinis sambil membuka pintu apartemennya.

 

Aku diam dan dengan cepat masuk ke apartemennya sebelum ia berhasil membuat keningku mencium pintu apartemennya.

 

“Yya!”

 

“Aku sudah menuruti permintaanmu, untuk tidak mengganggumu. Kau masih juga marah?” Aku menghempaskan tubuhku di sofa.

 

“Hhh... okay. Aku sudah tidak marah.”

 

“Good.”

 

“Tapi bisakah kau menjelaskan siapa gadis itu? Sepertinya dia telah mengacaukan pikiranmu.” Hyeri melemparkan tasnya di sofa dan berjalan menuju dapur.

 

“Huh? Apa kau cemburu?”

 

“Cemburu? Kau pikir otakku ini sudah rusak?” Hyeri melemparkan sekaleng jus jeruk kepadaku.

 

Aku tertawa dan menangkap kaleng yang ia lemparkan. “Itulah yang ingin kuceritakan keadamu.”

 

“Apa? Tentang gadis itu? Siapa dia?”

 

Aku bangun dan memberi Hyeri tempat untuk duduk disampingku.

 

“Ya... dia Go Aecha. Dia tinggal disini.”

 

“Tinggal disini?”

 

“Ya, hanya berjarak beberapa apartemen dari sini.”

 

“Lalu?”

 

“Sebenarnya kami sudah saling mengenal delapan tahun yang lalu. Sejak kami duduk di sekolah dasar. Tapi, entah mengapa dia sudah tidak mengenaliku sekarang.”

 

“Itu sudah sangat lama, Choi Minho. Tentu dia melupakanmu.”

 

“Menyedihkan.”

 

“Apa dulu kau sangat dekat dengannya?”

 

“Tidak. Kami berbeda sekolah. Tapi, jarak sekolah kami lumayan dekat.”

 

“Dimana kalian bertemu?”

 

“Saat dia terjatuh. Saat itu, waktu pulang sekolah aku menemukannya terjatuh di taman. Aku menolongnya dan kemudian mengantarnya pulang. Sejak saat itu kami sering pulang bersama. Karena rumah kami hanya berbeda satu blok.”

 

“Hmm...” Hyeri mengangguk, benar-benar menyimak ceritaku. “Kemudian?”

 

“Dan tanpa sadar aku menyukainya. Kau tahu, dia itu lucu dan menggemaskan. Dia baik.”

 

“Anak kecil sudah tahu arti mencintai?” Tanya Hyeri tak percaya.

 

“Aku bilang menyukai, Kim Hyeri. Bukan mencintai.”

 

“Oh...”

 

“Aku merasa sangat senang jika didekatnya. Aku sangat menyukainya. Tapi, tiba-tiba saja dia menghilang. Hmm, setelah libur musim panas. Ia tidak pernah terlihat lagi. Aku tidak tahu kemana dia sebenarnya.”

 

“Kau tidak mencari dirumahnya?”

 

“Dia dan keluarganya pindah dari rumah itu. Aku pernah dengar dari tetangganya bahwa ia dan keluarganya sudah tidak tinggal di Seoul.”

 

“Wah... broken heart, ne?”

 

“Tidak. Mungkin karena aku masih kecil. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Semakin lama, aku melupakannya. Tapi tidak sepenuhnya melupakan. Terkadang aku mengingatnya.”

 

Aku menoleh, memastikan supaya Hyeri tidak tertidur.

 

“Dan tiba-tiba saja kemarin dia kembali dihadapanku. Dia semakin cantik, dan aku sedikit tidak mengenalinya. Kau tahu? Yang membuatku semakin terkejut. Ada getaran aneh yang menyerang tubuhku. Jantungku berdebar saat melihatnya. Aneh. Dan aku senang aku bisa bertemu dengannya lagi. Tapi, sayang dia tidak mengingatku.”

 

“Kau mencintainya...”

 

“Ya. Selama aku hidup, tak ada gadis yang dapat membuatku merasa sesenang ini. Kecuali ibuku.”

 

“Bagaimana denganku?”

 

“Apa kau tidak sadar jika kau selalu menyusahkanku?”

 

“Sial.”

 

“Maaf, aku bercanda.”

 

“Lalu kau tidak bertanya padanya? Membantunya untuk mengingat?”

 

“Aku sengaja membiarkannya. Tapi, ternyata dia benar-benar tidak mengingatku. Dia mengenaliku seperti orang yang baru ia kenal. Aku bingung.”

 

“Tanyakan saja...”

 

“Aku menunggu waktu yang tepat.”

 

“Lalu?”

 

“Aku akan mendekatinya dan mendapatkannya. Karena aku tahu, hanya dia yang bisa membuatku merasakan perasaan yang menyenangkan seperti ini.”

 

“Apa seumur hidupmu kau belum pernah merasakan kesenangan? Kau mengenaskan.”

 

“Perasaan senang ini sama seperti perasaan senangmu ketika bertemu Onew hyung...”

 

“...”

 

“Kau pasti sangat mengerti.”

 

“Okay... okay... aku mengerti.”  

 

“Tapi, Hye... bisakah kau dengarkan aku sekali ini saja?”

 

“Mwo?”

 

“Berhenti mendekati Onew hyung. Jauhi dia.”

 

“Kalau begitu, berhenti mendekati Go Aecha. Jauhi dia.”

 

To be continueeeeeeeedd~~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.