Chapter 5

Irresistible

Warning!

Rated: Semi-M

 

Minho's POV

 

“Tunggulah disini, aku akan mengambil soft drink untukmu.”

Aku duduk di sofa selagi Aecha mengambilkan soft drink untukku.



“This...” Aecha menyodorkan sekaleng soft drink kepadaku.

Aku menerimanya dan menepuk-nepuk sofa. Mengisyaratkan Aecha supaya duduk disebelahku.

Aecha menurut.

Hening.

“Go Aecha...”

“Hmm?”

“Kau melupakanku.”

“Eh?” Aecha menatapku dengan bingung. “Maksudmu? Apa yang kau bicarakan?”

“Kau benar-benar tidak mengingatku? Sama sekali?”

“Yya! Choi Minho, apa yang ingin kau katakan? Katakan langsung. Jangan banyak berbasa-basi. Aku tidak suka.”

“Hhh... kau lupa dulu kita pernah saling mengenal?” Aku menatapnya.

“Mwo? Ceritakan dengan jelas. Aku tidak paham. Aku tidak mengerti kearah mana kau bicara.” Aecha menatapku dengan kesal bercampur bingung.

“Delapan tahun yang lalu. Kita saling mengenal. Kau tidak ingat ketika kau terjatuh dan aku menolongmu? Sejak saat itu kita mulai dekat. Memang kau dan aku berbeda sekolah, tapi kita sering bermain bersama.”

Jeda. Aecha diam mendengarkanku. Ia terlihat mencoba mengingat-ingat sesuatu.

“Kita teman semasa kecil. Tapi, tiba-tiba saja kau menghilang. Dan kau tidak pernah menemuiku lagi. Aku berusaha mencari tahu kemana kau pergi. Ternyata kau dan keluargamu pindah. Bahkan kau tidak mengucapkan ‘selamat tinggal’ kepadaku. Aku yakin, Go Aecha yang ada dihadapanku sekarang adalah Go Aecha yang dulu ku kenal.”

Aecha masih tetap bungkam. Ia menunduk.

“A-ah...” Tiba-tiba Aecha merintih, ia menyentuh keningnya sendiri.

“Yya... w-wae?” Aku terkejut. Menatapnya dengan panik.

“Ah... sakit...” Rintih Aecha, ia terus memegang keningnya.

“Kau kenapa? Yya... Go Aecha!” Aku meraih tangannya. Semakin cemas melihat Aecha yang terus merintih.

“Kepalaku sakit...” Aecha semakin terlihat pucat.

“Kau sakit?!”

Aku segera menggendong Aecha membawanya menuju kamar. Menidurkannya di ranjang. Ia terlihat semakin lemah.

“Minho-ya...” Ucapnya pelan.

“Ne? Ada yang kau butuhkan?”

“Obat...” Aecha menunjuk botol kecil yang terletak di meja nakas.

“Oh, okay...” Aku segara mengambilkan obat itu untuk Aecha.

“Ah, iya. Tunggu. Aku akan mengambilkan minum untukmu.” Aku berlari keluar menuju dapur untuk mengambilkan segelas air putih. Aku tidak tahu kenapa Aecha tiba-tiba seperti itu. Aku takut. Dan aku mengkhawatirkannya.

Aku kembali ke kamar dan segera membantu Aecha untuk bangun dan meminum obatnya.

“Sudah merasa lebih baik?”

Aecha hanya mengangguk dan memejamkan matanya.

“Tidurlah. Wajahmu tampak sangat pucat...” Aku menatapnya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

Aecha diam. Kurasa ia sudah terlelap.

Aku menarik kursi dan duduk disisi ranjang Aecha. Menatapnya sambil terus mengusap punggung tangannya.

Sebenarnya apa yang terjadi padanya?

Aku menoleh dan menatap botol obat milik Aecha. Obat apa itu? Aku meraihnya dan membaca label yang menempel di botol itu.

Sial.

Aku tidak mengerti. Obat apa ini sebenarnya?

Hampir satu jam aku menunggu Aecha. Aku harus tetap disini sampai ia terbangun. Aku tidak ingin meninggalkannya, aku takut sesuatu akan terjadi kepadanya.

“Hmmm...”

Aecha mulai terbangun. Perlahan ia membuka matanya.

“Kau sudah bangun?” Aku menggenggam tangannya.

Aecha mengangguk. Yah... aku lega. Ia sudah tak sepucat tadi.

“Minho-ya...”

“Ne? Apa kau masih merasa sakit? Apa aku perlu mengantarmu ke dokter?”

Aecha menggeleng. “Maafkan aku...”

“Huh?”

“Aku tidak bermaksud melupakanmu...” Aecha menatapku. Matanya mulai berlinang.

“Sorry? For what?” Sekarang aku yang dibuat bingung.

“Aku tidak bermaksud melupakanmu... aku...”

Jeda.

“Hmm?” Aku penasaran. Apa yang ingin diucapkannya.

“Aku... ya, delapan tahun yang lalu... aku mengalami kecelakaan...” Ucapnya pelan.

“Hah?!” Aku kembali terkejut. “Kecelakaan? Kecelakaan apa?”

“Mobil. Kepalaku membentur sesuatu yang sangat keras. Dan itu membuatku kehilangan semua ingatanku. Aku tidak bisa mengingat apapun. Maafkan aku...”

“Ba-bagaimana bisa?!” Perasaanku tidak bisa dijelaskan kali ini.

“Bisa saja. Tapi aku lupa bagaimana itu semua bisa terjadi. Setelah kecelakaan itu, ingatanku hilang. Dan aku menjalani pengobatan di luar negri. Itu mengapa aku meninggalkan Seoul. Dan sekarang, aku kembali... dengan ingatan yang baru. Oleh karena itu, maafkan aku. Aku tidak bermaksud melupakanmu...” Jelas Aecha, ia mulai menitikkan air matanya.

Itu membuatku tak bisa menahan hasratku untuk memeluknya.

Aku membiarkan Aecha menangis dipelukanku.

“Aku yang seharusnya meminta maaf, maaf karena aku telah memaksamu untuk mengingatku.”

“Tidak apa-apa. Kau kan tidak tahu. Sudahlah... aku baik-baik saja sekarang.” Aecha mendorong pelan tubuhku. Ia tersenyum kecil, menandakan bahwa dirinya sudah baik-baik saja.

“Kau yakin?”

“Hmm...” Ia mengangguk.

“Jadi ini obat yang telah membuatmu baik-baik saja?” Aku menunjuk botol obat yang tadi telah menolong Aecha.

“Iya. Obat itu untuk menghilangkan rasa sakit kepala, jika sakit kepalaku kambuh.”

“Kau sering kambuh?”

“Tidak. Hanya sesekali jika aku memaksa untuk mengingat sesuatu.”

“Hhh...” Aku menghela napas lega.

Hening untuk beberapa menit.

“Aecha-ya, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?”

“Hm? Apa itu?”

“Aku...”

“Ya?”

“Aku menyukaimu...”

“W-what?!”

“Ya... aku menyukaimu. Aku mencintaimu.”

“Minho-ya...”

“Hmm... dulu aku menyukaimu. Hanya menyukaimu. Dan aku sempat berfikir bahwa itu hanya perasaan bodoh anak kecil. Kurasa itu memang hanya perasaan suka dan simpati. Aku sempat melupakan perasaan itu. Tapi sekarang, setelah melihatmu kembali, setelah mengenalmu kembali, perasaanku padamu mulai tumbuh, Aecha... Aku tak hanya menyukaimu. Aku mencintaimu. Aku tak bisa menyangkalnya. Aku suka berada didekatmu, aku nyaman berada disisimu. Aku ingin selalu melindungimu. Percayalah padaku.”
Diam.

“Aecha...”

Grep. Aecha memelukku.

“Aku juga menyukaimu. Aku juga mencintaimu, Minho-ya...”

Aku tersenyum lega. Aecha membalas perasaanku.

“Kau selalu berhasil membuatku bahagia. Be my girl?”

“Of course...” Aecha terkekeh.

Aku melepas pelukannya. Kami saling menatap. Dan entah mengapa aku tidak bisa menahan yang satu ini. Aku mendekatkan wajahku pada Aecha dan mendaratkan bibirku tepat dibibirnya. Aku menciumnya.

Aecha diam tak memprotes. Ia memejamkan matanya, seakan memintaku untuk melanjutkannya. Aku tak keberatan. Heheh.

Aku mulai melumat bibir manisnya. Aecha mengalungkan tangannya dileherku. Aku membalas memeluk pinggangnya.

Aecha terlihat ragu untuk membalas ciumanku. Aku membiarkannya dan terus melumat bibirnya. Aku tidak peduli. Aku mulai tak sadarkan diri. Aku hanya menuruti apa yang diperintahkan tubuhku, bukan pikiranku.

Aku mengusap punggungnya dengan gerakan yang sen... sensual? Ya. Sensual. Dan itu membuatnya membalas lumatanku. Aku menggigit bibirnya. Membuatnya sedikit terkejut kemudian membuka mulutnya. Membuka akses untukku. Aku segera melesakkan lidahku, menjelajahi rongga mulutnya. Mengabsen satu persatu giginya.

Lidah kami saling terkait. Saling berdansa dengan indah. Ini semua terlalu memabukkan. Aecha meremas rambutku. Membuatku semakin liar dan mendorongnya hingga kami berdua saling berguling diranjang.

Aecha menekan tengkukku. Memintaku untuk memperdalam ciuman kami. Aku menurutinya, memperdalam ciuman kami.

Aku menindih tubuhnya, mengusap-usap paha dalamnya. Ini... mulai gila.

Aecha menarik kepalanya, melepas tautan bibir kami.

“Minho-ya...” Bisiknya.

Aku hanya diam. Menatapnya dengan tajam.

Kami hanya saling menatap untuk beberapa detik. Dan tatapannya itu membuatku kembali menyerang bibirnya. Kembali melumatnya. Membuatku lebih liar dari sebelumnya...


 

 
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.