3chapters update!

______

“Kau tahu? Ini sudah dua bulan, Hye. Dua bulan...” Minho menegaskan kata ‘dua bulan’ dalam kalimatnya.

“Lalu?” Hyeri menatap datar wajah Minho.

“Sampai kapan kau akan diperlakukan seperti ini? Hah?”

“Aku sudah berjanji untuk tidak meninggalkannya. Aku mencintainya. Aku mencintainya, Minho-ya...” Hyeri menunduk dan mulai terisak pelan.

“Lalu apa dia mencintaimu?”

“Ya...” Aku menjawabnya dengan lirih. “Dia mengatakannya berkali-kali. Aku akan menunggunya.”

“Kau gila?! Mau sampai kapan kau menunggu?!”

“Hhh...” Hyeri menghela napas. “Aku pergi.” Hyeri beranjak meninggalkan Minho yang terus menatapnya dengan tajam.

Hyeri’s POV

Aku menuruni anak tangga menuju lantai dasar. Jinki oppa memintaku untuk menunggunya di tempat parkir. Ia berkata bahwa ia akan datang sekitar 15 menit lagi.

Uh, cukup lama. Aku memutuskan untuk berbalik arah, berjalan menuju kamar mandi.

Setelah aku keluar dari kamar mandi, aku berjalan kearah timur, arah yang berlawanan untuk menuju tempat parkir. Cafe. Ya, aku haus. Aku juga ingin mendinginkan pikiran dan hatiku yang panas karena ulah Minho. Pria itu memang benar-benar hebat.

Namun, di tengah perjalananku, aku mendengar suara orang bercakap-cakap di bawah tangga. Cukup keras untuk kudengar, karena lorong ini memang sedang sepi.

Oh. Aku tidak asing dengan suara ini.

“Katakan jika kau mencintaiku, Lee Jinki... aku sudah menunggumu selama ini. Aku memutuskan untuk kembali ke Korea hanya untuk menemuimu. Aku masih mencintaimu...”

Wait!

Lee Jinki?!

Aku mencoba untuk mengintip. Melihat siapa yang sebenarnya ada di bawah tangga.

Oh...

Seketika jantungku berhenti berdegup ketika melihat seorang wanita tengah memeluk dan mencium bibir pria yang bernama Lee Jinki dengan sangat intim. Ya, Lee Jinki. Aku bisa melihatnya dengan jelas, Jinki oppa memeluk pinggang wanita itu dan membalas ciumannya dengan cukup panas.

Ah! Aku merasakan mataku mulai memanas dan berair. Aku tidak bisa menahan tangisanku. Aku memekik dan membuat dua orang itu melepas tautan bibirnya dan menoleh kearahku.

“Kim Hyeri!” Ucap Jinki oppa. Ia terkejut melihat diriku yang menangkapnya basah.

Tanganku bergetar. Tak hanya tangan, seluruh tubuhku bergetar. Aku tidak bisa berdiri dengan tegak. Aku bisa terjatuh kapanpun. Karena itu, sebelum aku terjatuh, lebih baik aku cepat-cepat pergi dari sini.

Aku berlari dengan sisa-sisa tenagaku. Berlari semampuku. Yang terpenting aku harus menghindari Lee Jinki.

Oh! Kau membohongiku, Lee Jinki!

Hatiku merasakan adanya beribu sayatan-sayatan tipis ketika aku mempercepat langkahku untuk berlari. Semua terlihat buram. Semakin aku memaksakan diriku untuk berlari, aku semakin merasakan nyeri di dadaku. Dan seperti ada sebuah palu besar yang tengah memukul kepalaku berulang kali. Sakit.

“Kim Hyeri! Kim Hyeri! Tunggu...”

Samar-samar aku mendengar seseorang meneriakkan namaku, tapi aku tidak yakin. Aku hanya terus berlari dan berlari. Berharap bisa keluar dari dunia yang penuh marabahaya ini.

Aku masih terus berlari sampai di ujung jalan, berharap untuk bisa menghindari rasa sakit ini.

Tanpa menoleh, aku tetap berlari membelah jalan raya. Hingga aku mendengar suara decit ban yang bergesek dengan aspal. Sangat nyaring. Juga suara orang-orang yang berteriak. Entahlah. Aku tidak bisa melihat dengan jelas.

Brak!

Gelap. Gelap. Aku tidak bisa melihat apapun disekitarku. Dan aku bisa merasakan rasa sakit ini lenyap dan pergi meninggalkan tubuhku. Ah...

Hyeri’s POV end