Chapter 20

Irresistible

~

 Minho kembali melesakkan ponselnya ke dalam saku celana setelah mendapat pesan dari Taemin yang memberitahunya dimana ia dan Aecha berada. Minho berhasil meminta Taemin untuk membawa Aecha keluar dan bertemu dengannya, tanpa sepengetahuan Aecha tentu saja.

 

Untuk mendapatkan kerja sama dari Taemin pun, Minho butuh usaha yang keras. Taemin sempat tidak mau menuruti permintaan Minho. Hal itu membuat Minho terpaksa menceritakan semuanya secara detail mengenai masalahnya dengan Aecha kepada Taemin. Menyusahkan. 

 

Taemin memberitahunya bahwa ia berada di Starbucks Coffee yang terletak di pusat kota Busan. Kali ini perasaan Minho benar-benar tidak karuan. Ia tengah menebak-nebak bagaimana reaksi Aecha setelah bertemu dengannya nanti. Ada dua kemungkinan, ia pulang dengan lebam-lebam di tubuhnya atau ia pulang dengan tanpa nyawa. Hidup matinya ada di tangan Aecha. 

 

Minho sampai di tujuannya setelah 15 menit berkendara. Ia masuk dan segera menyapukan pandangannya di seluruh sudut cafe. Dan ia berhasil menangkap sosok Aecha yang tengah duduk berhadapan dengan Taemin di sudut cafe. Jantungnya mulai berdegup dengan kecepatan berkali lipat setelah ia berhasil menemukan Aecha diantara kerumunan pengunjung. Darahnya berdesir cepat. Perasaan lega, senang dan khawatir berkecamuk di dalam dirinya.  

 

Minho memantapkan langkahnya menghampiri Aecha dan Taemin yang sedang berbincang santai. Sesekali darah Minho berdesir cepat saat melihat seulas senyum Aecha yang sudah lama tidak dilihatnya.  

 

“Go... Aecha.” Ucap Minho perlahan, terselip perasaan takut di dalam perkataannya. 

 

Mata Aecha terbelalak saat melihat Minho, kekasihnya, yang sudah berdiri tegap dihadapannya. “Choi... Minho!” 

 

Aecha beranjak dari duduknya dan hendak pergi, namun Minho berhasil menahannya. Ia mencengkram pergelangan tangan Aecha. 

 

“Lepaskan...” Ucap Aecha penuh penekanan. 

 

Taemin hanya bisa mengalihkan pandangannya, ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Aecha juga tak akan membiarkannya selamat, ia akan mati di tangan Aecha. Bersama Minho...

 

“Tidak sebelum kita bicara. Kumohon...” Pinta Minho. 

 

Aecha sudah berhenti memberontak dan hanya diam tanpa menatap Minho.

 

“Sudah dua minggu lebih kau menghindariku, kau belum puas? Aku hanya ingin bicara dan menyelesaikan semua. Apakah itu terlalu sulit? Setelah aku memberimu waktu selama ini. Aku sudah tidak tahan lagi, Aecha...” Minho berkata pelan namun mampu membuat bulu kuduk Aecha meremang. 

 

Minho tidak pernah semenakutkan ini. Nada bicaranya mampu meruntuhkan egonya. Ternyata Minho bisa bersikap seperti ini. 

 

Minho memberikan isyarat pada Taemin untuk meninggalkan dirinya dan Aecha. Taemin mengangguk sebagai balasannya dan ia keluar meninggalkan Minho dan Aecha. 

 

“Duduklah...” Minho sedikit menarik tangan Aecha. Aecha menuruti permintaan Minho kali ini. Ia duduk tanpa memprotes. Minho duduk di hadapan Aecha, tempat Taemin duduk sebelumnya. 

 

“Kau mau mendengarkanku? Aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya.” Ucap Minho. Aura mengerikan masih melingkupi tubuh Minho. 

 

Aecha mengangguk, kali ini ia menatap Minho walaupun dengan tatapan yang dingin.

 

“Aku tahu aku bersalah. Aku terlalu bodoh. Aku berjanji untuk memperbaiki semuanya dan... Maafkan aku. Beri aku kesempatan sekali lagi.” Ucap Minho. 

 

Aecha bisa melihat sorot mata Minho yang penuh dengan penyesalan. Dan usahanya juga cukup keras sampai ia bisa menemukannya di sini. 

 

Aecha merasa kali ini ia ingin memberi Minho kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Entahlah... Selama dua minggu terakhir ini ia menghindari Minho, ia telah banyak berpikir. 

 

Aecha mencintai Minho, ia memang kecewa terhadap sikap Minho namun ia juga tidak bisa meragukan perasaan Minho. Aecha yakin Minho mencintainya. Hanya saja Minho memang bodoh. Bodoh. Sangat bodoh. 

 

Bagaimanapun juga Minho masih kekasihnya, perasaan cinta masih sama-sama tumbuh diantara mereka. Semarah apapun ia terhadap Minho, ia tidak pernah berpikir untuk memutuskan hubungan mereka. 

 

Dan keputusannya setelah selama ini ia berpikir adalah memaafkan Minho dan memberi Minho kesempatan. Ia percaya Minho akan memperbaiki semua. 

 

Sebenarnya Aecha memang sengaja meninggalkan Minho untuk sementara waktu supaya pria itu bisa merenungi kesalahannya. Dan ternyata memang Minho menggunakan waktu ini dengan baik. 

 

Dan buruknya, rasa rindu Aecha terhadap Minho kali ini telah melebihi rasa marahnya. Itu permasalahannya.

 

“Aecha...” Minho menggenggam tangan Aecha, membuyarkan lamunan gadis itu.

 

“Baiklah... Aku akan bersikap mudah kali ini. Berjanjilah untuk memperbaiki kesalahanmu.” Aecha menatap tajam Minho. 

 

“Really?!” Minho terbelalak merasakan perasaan lega dan bahagia dengan bersamaan menjalari tubuhnya. 

 

“Ya. Aku akan memaafkanmu dan memberimu kesempatan. Bersikap manislah kali ini, Choi Minho. Aku sudah berbaik hati memberimu kesempatan.” Ucap Aecha. 

 

Minho beranjak untuk mendekati Aecha dan memeluknya dengan erat. 

 

“Thanks, Aecha-ya. Uh! I miss you... Really.” Minho masih memeluk Aecha dan mampu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. 

 

“Stop it, Choi...” Aecha berusaha melepas pelukan Minho, ini memalukan. 

 

 

~

 

 

Minho membawa Aecha berkeliling kota setelah pembicaraan serius mereka. Ia ingin melepas rindu pada gadis galak di sisinya ini. 

 

“Kau tidak merindukanku?" Minho menoleh sekilas dari jalanan dihadapannya. 

 

Aecha memutar bola matanya. “Haruskah aku merindukan orang bodoh sepertimu?” 

 

“Go Aecha... You’re so mean.” Minho kembali fokus pada jalanan dihadapannya. 

 

Aecha terkekeh. 

 

Minho mengangkat sebelah alisnya. Untuk pertama kalinya ia mendengar kekehan Aecha setelah sekian lama mereka bertengkar. 

 

“Tentu aku merindukanmu, bodoh.” 

 

Kali ini giliran Minho yang terkekeh setelah mendengar ucapan Aecha. 

 

“Yya, Aecha-ya...” 

 

“Huh?” 

 

Minho menginjak pedal rem perlahan saat lampu hijau dihadapannya sudah berganti menjadi sinar merah.

 

“Siapa Lee Taemin itu?” Minho memicingkan mata menatap Aecha. 

 

“Dia temanku saat aku di Jepang.” 

 

“Teman?” 

 

“Ya, teman dekat. Astaga Choi Minho. Bukankah seharusnya kau berterimakasih pada Taemin?!” 

 

“Ya ya, teman dekat aku mengerti.” 

 

Minho tidak membalas tatapan tajam Aecha dan kembali menjalankan mobil perlahan setelah lampu hijau kembali menyala.  

 

 

 

~

 

 

"Untuk apa kau ke London jika hanya bermalas-malasan, huh?! Udara di luar sangat bagus." Tanya Key yang sibuk membuat pancake sedangkan Hyeri hanya bergulung di sofa.

 

"Aku tidak suka pergi sendiri. Seperti orang hilang saja." Hyeri menenggelamkan dirinya di dalam selimut.

 

"Kai bisa menemanimu." Key menghampiri Hyeri dengan membawa nampan berisi pancake.

 

"Dia bilang dia sedang sibuk dengan tugas-tugasnya." Hyeri bangun dan mengerucutkan bibirnya.

 

"Oh..." Key mengangguk.

 

Hyeri memotong pancake dan mengunyahnya dengan malas.

 

"Onew masih sering menghubungimu?" Tanya Key tiba-tiba.

 

"Huh? Kenapa membahas Onew?" Hyeri melirik Key kesal. Key membuka topik yang sensitif.

 

"Aku hanya bertanya. Bagaimana hubunganmu dengannya?"

 

"Tidak tahu. Aku tidak pernah menanggapi pesan dan telfon darinya. Aku benar-benar ingin menjaga jarak dengannya." Hyeri menghela napas.

 

"Kau belum memberinya kesempatan untuk berbicara." Ucap Key, menatap Hyeri dengan serius.

 

"What's with the ing topic?" Hyeri menatap kesal kakaknya.

 

"Be wise. Jika memang dari penjelasannya itu dia bersalah, kau boleh saja menjauhinya. Jika dari penjelasannya itu ternyata dia tidak bersalah, kau akan menyesal karena menghindarinya."

 

"Please, stop." Hyeri menatap kakaknya kesal.

 

"Aku hanya memberi nasehat. Coba pikirkan itu. Mendengarkan tidak akan membuat telingamu berdarah." Key beranjak untuk mengambil segelas susu di meja bar kemudian menegak susunya sekali habis.

 

Hyeri memejamkan matanya. Apa yang diucapkan Key ada benarnya.

 

"Aku berangkat. Aku ada janji dengan dosen pembimbingku." Key meraih tasnya dan menghampiri Hyeri untuk mencium keningnya.

 

"Hmm.." Hyeri hanya menggumam kesal karena topik pembicaraan yang tidak menyenangkan di pagi hari ini.

 

"Oh, Hye! Lihat siapa yang datang." Teriak Key saat ia membuka pintu apartemen.

 

Hyeri beranjak untuk melihat siapa yang datang. "Siapa?"

 

"Hello, baby~" Sapa seseorang yang masih berdiri di ambang pintu.

 

"Kim Jongiiiiinn!!" Hyeri berteriak dan menghambur kedalam pelukan Kai, teman masa kecilnya yang sudah hampir dua tahun ini meninggalkan Seoul untuk menjalankan pendidikannya di London, sama dengan kakaknya.

 

"Heyyo, how's life?" Kai membalas pelukan Hyeri.

 

"Fine." Hyeri melepas pelukannya.

 

"Okay. Kalian bersenang-senanglah. Aku harus pergi. Bye!" Key menyela kemudian meninggalkan Hyeri dan Kai.

 

"Okay. Bye." Jawab Hyeri dan Kai bersama.

 

"Aku sudah hampir dua minggu disini, dan kau baru menemuiku. Jahat." Hyeri menyodorkan secangkir kopi panas kepada Kai.

 

"Maaf. Aku benar-benar sibuk beberapa bulan terakhir. Tugasku menumpuk." Jelas Kai diikuti senyuman lebarnya.

 

"Kalau begitu ayo jalan-jalan." Ucap Hyeri.

 

"Aku akan mengantarmu kemanapun kau mau." Kai mengangkat ibu jarinya.

 

"Keep your word."

 

 

~

 

 

"Bagaimana, nona? Puas dengan jalan-jalanmu hari ini?" Tanya Jongin setelah mereka sampai di cafe yang berada tepat di seberang apartemen.

 

"Belum. Masih ada banyak tempat yang ingin aku kunjungi." Hyeri tersenyum lebar.

 

"Okay. Besok kita lanjutkan." Kai mengusap kepala Hyeri layaknya seorang kakak dan adik. Hubungan mereka memang sudah terlampau dekat.

 

Mereka juga masih dalam satu keturunan yang sama. Bisa l dibilang mereka adalah saudara jauh. Ya.... begitulah.

 

"Hyeri-ah..." Seseorang tiba-tiba muncul di antara Hyeri dan Kai.

 

Hyeri menoleh dan mengerjap saat melihat siapa yang mendatanginya.

 

"Lee... Lee Jinki?!" Hyeri berdiri, tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapannya ini. Lee jinki.

 

"Hai..." Onew tersenyum tipis.

 

Kai menatap bingung sepasang manusia dihadapannya.

 

"Ba-bagaimana kau bisa kesini?! Astaga. Kenapa dunia begitu sempit hingga kau bisa bertemu denganku disini!" Hyeri masih belum percaya.

 

"Aku memang sengaja mencarimu." Jawab Onew.

 

"Kau gila." Jawab Hyeri ketus.

 

"Hye..." Kai menyela.

 

"Ayo kita pulang." Hyeri menarik pergelangan tangan Kai untuk pergi dari cafe, meninggalkan Onew sendiri.

 

Onew diam dan hanya menatap punggung Hyeri yang semakin lama, semakin menghilang.

 

"Hhh..." Ia mendesah pelan.

 

Butuh waktu lebih untuk bisa mendekati Hyeri kembali, dan meminta kesempatan untuk bicara.

 

Ia tidak boleh menyerah.

 

"Oh kalian sudah pulang?" Sapa Key yang melihat Hyeri dan Kai tiba di apartemen.

 

"Oppa! Kau yang memberitahu pria itu jika aku di London kan?!" Tanpa aba-aba, Hyeri berteriak sambil menghampiri Key. Mukanya merah karena menahan amarah.

 

"Mwo?" Key menatap adiknya datar.

 

"Bagaimana bisa Lee Jinki menemukanku?!" Hyeri terus berteriak.

 

"Hhh..." Key hanya menghela napas, mengerti kemana arah pembicaraan Hyeri.

 

"Sudah kubilang, aku sudah tidak ingin bertemu dengannya! Kenapa kau masih saja ikut campur?!" Kali ini air mata Hyeri mulai terlihat menggenang di pelupuk matanya.

 

"Tenangkan dirimu. Aku tidak ingin bicara dengan orang yang sedang berapi-api." Key menanggapi adiknya dengan tenang. Kemudian ia melirik Kai dan memberi isyarat supaya ia menenangkan Hyeri.

 

Key beranjak dan berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Hyeri dan Kai.

 

"Oppa!!!" Teriak Hyeri mencoba menghentikan Key.

 

"Ssshh..." Kai merangkul Hyeri dan mengusap-usap punggung Hyeri dengan lembut, membuat Hyeri justru semakin menumpahkan air matanya.

~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.