Chapter 22

Irresistible

Hyeri dan Onew duduk berdampingan di konter bar sambil memperhatikan Key yang, yah seperti biasa, sedang membuat pancake. 

 

“Jika kau berhasil meminta Hyeri membuatkan pancake, rasanya akan jauh lebih enak daripada pancake buatanku ini.” Ucap Key yang setengah menggerutu. 

 

“Lalu kenapa bukan kau yang membuatnya?” Onew menoleh menatap Hyeri. 

 

“Rasa malas dan karena posisinya sebagai anak paling kecil sekaligus satu-satunya anak perempuan di keluarga kami membuatnya sangat dimanja.” Key lebih dulu menjawab. 

 

“Oppa!” Protes Hyeri. 

 

Onew terkekeh. “Kalau begitu, aku bersumpah ia akan membuat pancake hanya untukku.”

 

“Aaww...” Key berteriak melihat sejoli dihadapannya ini. 

 

Pipi Hyeri menghangat dan merona. Ia tersenyum tanpa memprotes. 

 

Key tertawa dan menggelengkan kepalanya. “Aku benar-benar tidak menyangka. Kau tahu, sejak ia dekat denganmu ia bukan lagi gadis manja yang senang merengek. She becomes a lady, totally... Thanks for changing my little girl.” 

 

“Oppa!!!” Seru Hyeri, kali ini wajahnya benar-benar merona merah mirip dengan kepiting rebus diimbuhi saus tomat.

 

Onew tertawa. “You’re welcome, Key-ssi.” 

 

 

 

Setelah pancake mereka jadi, Key ikut bergabung di konter bar untuk menikmati sarapan bersama dan mendengarkan cerita Onew.

 

“Ibuku meninggal saat aku masih remaja, masa-masa dimana aku masih sangat membutuhkan sosok ibu.” Onew bercerita dengan mata yang berkaca-kaca. 

 

Hyeri merasa trenyuh, ia meraih tangan Onew dan menggenggamnya. Mencoba menyampaikan rasa berdukanya. Sedangkan Key yang duduk dihadapan Onew dan Hyeri menatapnya dengan tatapan iba. 

 

“Maka dari itu aku tumbuh menjadi anak laki-laki yang kaku. Karena aku hanya merasakan didikan ayahku. Tidak ada kelembutan seorang ibu.” 

 

Jeda. Onew menyesap coklat hangatnya sebelum melanjutkan ceritanya.

 

“Sebelum ayahku menikah lagi dengan Ibu Minho, aku sempat menjadi pria yang gemar mengencani wanita yang usianya lebih tua dariku. Terlebih wanita yang memiliki sikap dewasa dan keibuan.” Onew tersenyum miris. 

 

“Disitulah Minho menilaiku sangat buruk, aku juga sudah lumayan lama mengenal keluarga Minho. Bahkan saat ibuku dan ayah Minho masih ada, orang tua kami berteman dekat. Ayahku dan ayah Minho adalah rekan bisnis.” 

 

Hyeri dan Key mengangguk. 

 

“Setelah ayahku dan ibu Minho menikah, jujur saja aku sangat bahagia. Namun aku tidak  menunjukkan itu, aku hanya diam dan terus bersikap kaku. Mungkin dari situ Ibu mengira aku tidak bisa menerima kehadirannya dirumah. Sehingga ibu berusaha keras untuk mengambil hatiku. Seluruh perhatiannya tercurah kepadaku, apapun itu ibu akan lebih mengutamakan diriku daripada anak kandungnya sendiri, Minho. Padahal aku merasa sebaliknya namun aku tidak bisa menunjukkannya kepada ibu, betapa bahagianya diriku mendapat seorang ibu.”

 

“Lalu Minho mulai bersikap dingin kepadaku. Anak bodoh itu merasa ibunya direbut karena seluruh perhatian ibu tumpah kepadaku. Minho mulai menjaga jarak denganku, kemudian ia meminta tinggal di apartemen sendiri. Ia memilih untuk keluar dari rumah, menolak tinggal bersama kami. Disitu awal mula perang dingin kami. Minho tidak ingin mengakuiku sebagai saudara tirinya dan ia berusaha keras menyembunyikan hubungan kami.”

 

“Ah...” Key mengangguk, memahami cerita Onew dengan baik. 

 

“Lalu saat Minho tahu aku menaruh hati pada Hyeri, anak itu semakin membenciku. Ia merasa aku juga ingin merebut Hyeri darinya. Karena ia sudah menganggap Hyeri ini seperti adiknya. Kurasa karena kalian sama-sama hidup sendiri dan saling membutuhkan. Sehingga juga tidak ingin perhatian Hyeri menjadi hanya tertuju padaku.” Ucap Onew mencoba menganalisa.

 

“Bodoh.” Hyeri menggerutu. 

 

“Ya, begitulah. Namun, aku sudah berhasil membujuknya untuk kembali ke rumah. Ibu juga sudah bicara baik-baik dengannya, meluruskan semua kesalahpahaman anak itu. Perlahan dia juga mulai melunak kepadaku, sebenarnya dia juga anak yang manja.” Onew terkekeh.

 

“Ya. Kurasa semua sudah sesuai pada tempatnya bukan?” Tanya Key, ia tersenyum lega. 

 

“Hmm...” Hyeri mengangguk. 

 

“Ya...” Onew tersenyum senang. “Ia sedang berada di Busan, menyusul Aecha dan menyelesaikan masalahnya.” 

 

“Ah really? Baguslah...” Hyeri mengangguk, di dalam hatinya ia berharap hubungan Aecha dan Minho akan baik-baik saja.

 

 

“Baiklah, sepertinya tidak ada lagi pancake yang bisa dimakan. Aku harus segera ke kampus.” Ucap Key setelah Onew selesai bercerita. Ia meninggalkan dapur dengan melirik jam di pergelangan tangannya. 

 

“Bukankah sekarang libur?” Onew menatap Key yang mondar-mandir mencari tasnya. 

 

“Dia sedang mengerjakan tugas akhirnya, jadi ia hanya menemui dosennya di kampus untuk konsultasi.” Jawab Hyeri. “Orang itu terobsesi untuk cepat-cepat lulus.” Imbuh Hyeri setelah menyesap coklat hangatnya.

 

“Ah...” Onew terkekeh. 

 

“Aku pergi. Tolong jaga adikku baik-baik.” Key memperingatkan Onew setelah ia memberikan ciuman di kening Hyeri.

 

“Of course.” Onew mengangkat ibu jarinya.

 

 

 

“Aku memiliki sesuatu untukmu.” Ucap Onew setelah Key pergi. 

 

“Apa?” Hyeri yang sedang membereskan piring menoleh dan melihat Onew melangkah ke ruang tengah untuk mengambil bingkisan sebesar kotak sepatu. 

 

“Hadiah ulang tahun untukmu.” Onew meletakkan kotak yang dibawanya di meja makan. 

 

“Mwoya? Ulang tahunku sudah seminggu yang lalu.” Hyeri menghampiri Onew. 

 

“Belum begitu terlambat bukan? Bukalah...” Onew duduk dan tersenyum menatap Hyeri. 

 

Hyeri membukanya dengan perlahan dan dengan rasa penasaran. 

 

“Jjaaa~ Happy birthday, baby...” Ucap Onew saat Hyeri selesai membuka bingkisannya. 

 

Sebuah kamera digital. 

 

“Oppa!” Hyeri mengeluarkan kamera itu dari kotaknya. 

 

“Saat itu kau bilang jika ingin belajar fotografi bukan? Karena itu aku membelikanmu kamera dan aku akan membantumu belajar tentang fotografi.” 

 

Hyeri masih belum bisa berkata-kata, ia menatap Onew dengan tatapan berkaca-kaca. 

 

“Bukankah ini berlebihan?” Tanya Hyeri.

 

“Tidak jika untuk gadisku.” 

 

Hyeri langsung saja memeluk Onew. “Thanks... Thanks a lot!” 

 

Hyeri mencium pipi Onew. Namun, Onew menarik dagu Hyeri dan mendaratkan bibirnya di bibir Hyeri, menciumnya dengan lembut.

 

“I love you...” Bisik Hyeri di tengah ciuman mereka. 

 

Onew memeluk Hyeri lebih erat dan memperdalam ciumannya sebagai jawaban. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.