Chapter 1

Irresistible

 

[Hyeri’s POV]

 

“Masih disini? Kukira kau sudah pulang.” Seseorang menghampiriku dan duduk tepat dihadapanku.

 

Tapi aku mengacuhkannya, mataku masih terpaku pada komputer jinjing berukuran 13inch dihadapanku. Sibuk menulis dan sesekali menyesap secangkir chocolate coffee.

 

“Hhhh...” Ia mendesah karena aku masih saja tidak memperhatikannya. Kemudian beranjak meninggalkanku untuk memesan secangkir Hot Cappuchino- favoritnya.

 

“Masih melanjutkan menulis cerita bodoh itu?” Celetuknya setelah ia kembali duduk dihadapanku.

 

Mendengar ucapannya yang pahit, aku mengangkat kepalaku dan menatapnya tajam.

 

“Haruskah aku mengucapkan kata-kata itu dulu untuk mendapat perhatianmu? Tsk.” Ia balas menatapku dengan matanya yang besar itu. Frog prince!

 

“Kau merusak mood-ku. Merusak ideku. Tsk. Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain, selain menggangguku?” Aku kembali menatap laptopku.

 

“Tidak. Berhentilah menulis jika ada aku disini.” Ia menutup laptopku seenaknya.

 

“Yya! Choi Minho!!” Aku berteriak, membuat semua orang yang ada di cafe ini menatap kearah kami. Biarlah.

 

“Dasar gadis bersuara nyaring! Kau masih marah?” Minho menatapku, seolah ia tak merasa bersalah sedikitpun.

 

“Aku sangat marah kepadamu.” Aku memasukkan laptop kedalam tas dengan kesal.

 

“Maafkan aku. Kemarin aku tidak bermaksud untuk menakutimu, aku hanya bercanda.”

 

“Kau berlebihan. Kau tahu jika aku sangat takut melihat lobster! Kau malah melemparkannya kearahku dan membuatku malu karena semua temanmu menertawakanku. Bodoh!” Aku menyesap sekali chocolate coffee-ku dan beranjak dengan membawa tasku.

 

“Hye... wait!” Minho menarik tanganku.

 

Aku menatapnya tajam, tak mengeluarkan suara sedikitpun karena aku sudah merasa sangat kesal.

 

“Tunggu sebentar, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

 

“Aku.tidak.mau.” Aku melepas genggaman tangannya dan segera pergi meninggalkannya.

 

Lelaki bodoh...

 

---

 

Aku sampai di basement kampusku dan berjalan ke sudut dimana mobilku berada. Tapi, langkahku terhenti ketika aku melihat kejanggalan pada ban mobilku.

 

“Sial! Kempes!”

 

Ban mobilku kempes. Bagaimana ini?

 

Selama ini, jika sesuatu terjadi pada mobilku aku akan meminta bantuan Minho. Tapi sekarang situasinya berbeda. Aku sedang marah padanya. Aku tidak mungkin meminta bantuan pada lelaki bodoh itu.

 

5 menit aku terdiam sambil menatap ban mobilku. Sampai seseorang menghampiriku.

 

“Annyeong...”

 

Aku segera menoleh. Dan tubuhku kembali terpaku. O-onew sunbae!!!

 

“A-a... annyeong, sunbae...” Aku memberi salam dengan terbata-bata. Suhu sekujur tubuhku mendadak turun drastis. Perederan darahku menjadi seribu kali lebih cepat, begitu pula dengan debaran jantungku.

 

“Ban mobilmu kempes, mungkin aku bisa membantumu.” Onew sunbae menawarkan bantuan dengan senyuman yang terus menghiasi wajah tampannya.

 

“Aa... ta-tapi apa tidak merepotkanmu, sunbae?”

 

“Tidak. Kebetulan aku juga ingin pulang. Tapi, aku melihat ada masalah dengan ban mobilmu. Jadi aku akan membantumu. Aku tahu kau tidak bisa memperbaikinya sendiri bukan? Terlebih kau ini seorang gadis.” Jelasnya. Ia masih memamerkan senyumannya.

 

Sial. Dia ini pria yang sangat baik dan juga tampan! Tidak seperti pangeran kodok yang satu itu. Selalu bersikap bodoh!

 

“Ba-baiklah jika begitu, sunbae. Terima kasih...” Aku berusaha memperlihatkan senyuman terbaikku.

 

“Aku akan mengambil peralatannya dulu di mobilku. Kau membawa ban serep kan?”

 

Aku hanya mengangguk.

 

“Baiklah tunggu sebentar.” Ia meninggalkanku selama 5 menit kemudian kembali lagi.

 

Aku hanya bisa berdiri melihat Onew sunbae selagi ia memperbaiki ban mobilku.

 

Onew sunbae. Lebih tepatnya Lee Jinki sunbae. Ya, dia sunbae-ku. Ia berada dua tingkat diatasku. Ia adalah salah satu pria tertampan dan terpopuler di kampus ini. Dan aku.... menyukainya. Ah, mungkin sudah tidak bisa disebut ‘suka’ lagi, tetapi cinta. Hehe... Itu alasan kenapa aku mendadak nervous dihadapannya.

 

Aku sudah lama memendam perasaan kepada pria yang sedang memperbaiki ban mobilku ini. Sudah dua tahun. Hmm... dua tahun. Lama, bukan? Tapi, aku tidak berani mengutarakannya. Karena dia terlalu populer. Aku hanya tidak ingin mendengar suara-suara yang tidak menyenangkan jika aku mendekatinya. Apalagi bukan hanya aku yang menyukainya. Berpuluh-puluh mahasiswi disini begitu tergila-gila terhadapnya. Tak hanya dikampus ini. Dikampus lainpun begitu. Karena begitu tenarnya Jinki Sunbae.

 

Aku pun masih merasa banyak kekurangan. Aku merasa tidak sepadan dengannya. Banyak wanita yang jauh lebih sempurna dariku yang juga menyukai Jinki Sunbae. Itupun masih ia tolak. Dan itu membuatku berfikir, bahwa seleranya terhadap wanita pasti sangat tinggi. Itu membuatku semakin tidak ingin mengutarakan perasaanku. Aku malu...

 

Hanya Minho yang tahu jika aku sangat menyukai Jinki sunbae. Tapi, ia tidak begitu menyukainya. Aku tidak tahu apa alasannya. Jika aku sudah membahas tentang Jinki sunbae, raut wajahnya akan berubah suram dan menyeramkan.

 

‘Aku tidak suka jika kau mendekati Onew sunbae.’  

 

Begitu katanya. Sigh. Tapi, tetap saja. Dia adalah tempatku berkeluh kesah tentang Jinki sunbae. Dan dia hanya bisa mendengarkan tanpa memberi saran sedikitpun. Lelaki bodoh.

 

Jika dia memang temanku, seharusnya dia mendukungku, bukan begitu? Dia memang bodoh.

 

Tiga puluh menit kemudian, Onew sunbae selesai memperbaiki ban mobilku.

 

“Done.” Ucapnya.

 

“Ah, terima kasih sunbae. Aku sangat berterima kasih.” Aku membungkuk berkali-kali, pertanda aku sangat berterima kasih padanya. Dan sampai sekarang, jantungku masih berdegup kencang.

 

Aku merasa beruntung, juga senang. Heheh...

 

“Anytime...” Jawabnya.

 

“Kau pasti sangat lelah, sepertinya aku ada minum didalam mobil. Tunggu sebentar, sunbae.” Aku segera mengambil dua botol air mineral yang aku simpan di mobil. Kembali menghampirinya dan menyodorkan satu botol air mineral untuknya.

 

“Ini untuk sunbae...” Aku menyerahkannya dengan kaku.

 

Ia terkekeh melihatku. “Gomaweo.” Ucapnya, membuka botolnya, kemudian meminumnya dengan sangat y. Ohh My God!

 

Pipiku mendadak merah karena terbakar rasa malu. Aku hanya mengangguk kecil dan tersenyum aneh sambil berusaha membuka tutup botol air mineral yang mendadak sangat sulit untuk dibuka.

 

Onew sunbae melihat kesulitanku, ia kembali terkekeh geli. Wajahku pasti sudah semerah tomat busuk sekarang.

 

Onew sunbae meletakkan botol air mineralnya di cap mobilku, kemudian mengambil botol air mineral ditanganku dan membukanya dengan sangat mudah.

 

“Hm...” Ia mengembalikan botol air mineral yang sudah terbuka tutupnya kepadaku, masih terus tersenyum. Membuatku semakin merasa malu.

 

“Gomaweo, sunbae...” Awkward. Tapi, ia masih terus terkekeh melihat tingkahku. Aku pun meminumnya dengan perlahan. Takut jika tersedak tiba-tiba.

 

Ouuh~ aku merasa sangat bodoh dihadapannya.

 

Ia mengambil botol air mineralnya, dan meneguknya sekali lagi.

 

“Kau Kim Hyeri, bukan?” Onew sunbae melontarkan pertanyaan yang membuatku nyaris tersedak. Dia tahu namaku! Pria paling populer di kampus ini tahu namaku! Oh God!!!

 

“N-ne, sunbae. Kau tahu namaku?” Aku kembali bertanya. Pasti sekarang wajahku terlihat sangat aneh. No!

 

“Tentu saja. Hahaha. Kau ini termasuk terkenal di kampus ini. Kau pintar. Apa kau tidak menyadarinya?”

 

Apa aku bermimpi? Oh! What the.....

 

Onew sunbae bersandar di cap mobilku, aku mengikutinya.

 

“Sunbae bercanda? Haha.”

 

“Kau tidak percaya?”

 

“Hmm...” Nodding. “Aku merasa tidak ada yang spesial dariku. Heheh.”

 

“Heheh. Yeah... memang terkadang kita sendiri sulit untuk menyadarinya.”

 

“Sunbae sendiri, bukankah kau pria yang paling populer di kampus ini? Heheh...”

 

“Aku juga tidak menyadarinya ternyata. Haha.”

 

Aku tertawa mendengar jawabannya. Entah kenapa atmosfer diantara kami berubah menjadi santai. Aku sendiri tidak setegang tadi. Kami berbincang tentang beberapa topik ringan. Dia pandai membuatku tertawa. Heheh.

 

Aku semakin mengaguminya. Dan aku semakin mencintainya...

 

 

---

 

 

 

[Minho’s POV]

 

Aku berjalan sedikit tergesa-gesa seusai kelas pertamaku. Berlari, merusuh disepanjang koridor. Aish... gadis bodoh itu memang pintar membuatku khawatir. Bagaimana tidak khawatir, jika dari kemarin malam sampai pagi tadi ia tidak bisa dihubungi. Dia boleh saja marah, tapi tidak begini caranya. Tsk. Kim Hyeri!

 

Sampai diujung koridor, aku berbelok dan tanpa sengaja menabrak seorang gadis yang tengah berjalan membawa beberapa buah buku, hingga buku-buku itu jatuh berserakan dilantai.

 

“Ahh, mianhamnida...” Aku segera meminta maaf dan berjongkok untuk memungut buku-buku miliknya. Gadis itu ikut berjongkok membantuku.

 

“Hmm...” Ia hanya merespon dengan gumaman kecil. Sombong.

 

“Yya! Park Minna! Aku mencarimu sejak tadi! Kau darimana? Perpustakaan lagi?” Seru seorang gadis yang berdiri dibelakang gadis –bernama Park Minna yang baru saja bertabrakan denganku.

 

Aku mendongak. Wajah gadis itu tidak begitu jelas, hingga akhirnya aku memutuskan untuk berdiri. Gadis ini... sepertinya aku tidak pernah melihatnya di kampus ini. Tapi aku tidak asing dengan wajahnya. Siapa dia?

 

“Apa kau mahasiswa baru?” Tanyaku sesopan mungkin.

 

Gadis bernama Park Minna tadi bangun dan berdiri tepat disebelah gadis dihadapanku. Mereka berdua sangat berbeda. Yang satu –Park Minna maksudku, dia sungguh terlihat seperti gadis kutu-buku yang hanya bisa bergaul dengan buku-buku di perpustakaan. Pantas saja ia tak bisa berbicara. Dan yang satu, gadis ini terasa begitu familiar. Wajahnya cantik, penuh percaya diri. Siapa dia?

 

“A-ah... iya. Aku baru tiga hari disini.” Ia tersenyum.

 

Aku sangat penasaran! Dia... aku pasti mengenalnya!

 

“Oh... Kalau begitu, perkenalkan. Aku Choi Minho.” Aku mengulurkan tanganku. Dengan Park Minna? Tidak.

 

“Ah... aku, Go Aecha.” Ia menjabat tanganku.

 

Saat ia mengucapkan namanya, bersamaan dengan itu aku melihat Hyeri tengah berjalan berdua dengan Onew sunbae. Onew sunbae!!! Oh, no...

 

“Ah, Go Aecha. Senang bertemu denganmu. Kalau begitu, aku pergi dulu. Ada sesuatu yang mendesak.” Aku pamit dengan tidak melihat wajahnya. Langsung saja aku berlari menghampiri Hyeri.

 

“Kim Hyeri!” Seruku. Dan aku mendarat tepat dihadapannya.

 

Hyeri dan Onew sunbae terkejut melihatku.

 

“Kau! Ck. Kenapa?” Celetuk Hyeri.

 

Aku bisa merasakan tatapan tidak bersahabat Onew sunbae. Aku pun balas menatapnya, tak kalah sengit. Tapi, tatapan kami hanya bertahan beberapa detik setelah teriakan Hyeri berhasil merusak gendang telingaku.

 

“Yya! Choi Minho!”

 

“Kau sebaiknya ikut aku!” Aku sudah bersiap menarik pergelangan tangannya, tapi ia berhasil menarik lagi tangannya.

 

“Kau  tidak lihat aku sedang berbicara dengan Onew Sunbae?” Tanyanya ketus.

 

Kami berdebat untuk beberapa menit. Membuat Onew sunbae terlihat semakin geram.

 

“Kim Hyeri!” Ucapku, memintanya untuk mengikuti perkataanku.

 

Tiba-tiba deringan ponsel yang ada di saku celana Onew sunbae menghentikan sejenak perdebatan kami. Ia membalikkan badan untuk menerima panggilan dari entah-siapa.

 

Aku menatap Hyeri dengan tatapan ‘see?-dia-harus-pergi’.

 

Hyeri menghentakkan kakinya karena kesal. Aku menang.

 

Beberapa menit kemudian, benar dugaanku, Onew sunbae pamit untuk meninggalkan kami lebih dulu. Ia menatap Hyeri dengan raut wajah yang merasa bersalah.

 

“Maaf, seseorang menungguku.” Ucap Onew sunbae.

 

“Ahh, baiklah sunbae. Tidak apa-apa.” Hyeri menjawab dengan ramah. Bukan ramah, dengan senyuman terpaksa maksudku.

 

Onew sunbae meninggalkan kami tanpa menatap sedikitpun kearahku. Cih. Lagipula aku tidak ingin dia berlama-lama dengan Hyeri.

 

Aku melihat punggung Onew sunbae sampai ia benar-benar menghilang dari pandanganku. Hingga aku tersadar Hyeri sedang menatapku dengan ganas. Seperti singa sedang kelaparan.

 

“Apa?” Tanyaku dengan tampang polos.

 

“Gara-gara kau!!!” Hyeri langsung saja memukul lenganku dengan cukup keras.

 

“Awwhh!! Bukankah dia pergi gara-gara ada yang menelfonnya tadi?! Aish!”

 

“Tidak. Gara-gara kau!!!” Ia memukul lenganku sekali lagi, lebih keras dari yang sebelumnya. Kekuatan gadis ini akan berubah menjadi 1000 kali lipat jika sudah menyangkut hal-hal tentang pria bernama aneh itu.

 

Sial.

 

“Berhenti memukulku jika kau tidak ingin aku mengubah pikiranku untuk mentraktirmu es krim!” Pintaku dengan kesal.

 

“Mentraktirku? Berani berapa mangkuk?”

 

“Sepuasmu!”

 

“Whoaaaa... really?!” Mata Hyeri mulai berbinar mendengar kata ‘es krim’. Yeah, anak ini maniak es krim, kalian tahu?!

 

 

“Kau sudah tidak marah padaku?” Tanyaku saat kami sudah sampai di kedai es krim langganan kami.

 

“Sedikit. Tapi, karena moodku sudah membaik dan kau juga sudah mentraktirku es krim, aku maafkan.” Hyeri tersenyum lebar.

 

Kami duduk dan terdiam untuk sesaat setelah memesan es krim.

 

“Hye...”

 

“Hmm?”

 

“Kenapa kau masih saja mendekati Onew sunbae? Bukankah aku sudah melarangmu? Aku tidak suka.”

 

“Apa alasanmu?”

 

“...”

 

“Nah, kau sendiri selalu tidak bisa menjawab ketika aku menanyakan alasan dibalik ketidaksetujuanmu. Bodoh.”

 

“Percaya saja padaku. Jangan mendekati Onew sunbae lagi.”

 

“Selama kau tidak punya alasan yang kuat, aku akan terus berusaha mendekati Onew sunbae.”

 

“Bukankah sebelumnya kau tidak ada niat untuk mendapatkannya? Kau bilang selama kau bisa melihat wajahnya, kau sudah bahagia.”

 

“Aku mengubah pikiranku. Aku akan berusaha mendekatinya.”

 

Shock. “Karena?”

 

Hyeri terkekeh. “Karena sesuatu. Aku jadi ingin mengenalnya lebih dalam. Aku ingin mendekatinya.” Hyeri menjulurkan lidahnya.

 

“No, you can’t.”

 

“Waeeeeeee? Beritahu aku lebih dulu apa alasanmu melarangku seperti ini!”

 

Hening. Aku selalu tidak bisa menjawab pertanyaannya yang seperti ini.

 

Kami kembali terdiam. Selama keheningan ini berlangsung, es krim pesanan kami datang. Hyeri langsung saja melahapnya dengan binal. Sedangkan aku, aku menikmatinya dengan penuh penghayatan. Sembari mengingat apa saja yang sudah terjadi hari ini.

 

 

“Oh... Kalau begitu, perkenalkan. Aku Choi Minho.”

 

“Ah... aku, Go Aecha.”

   

 

Go Aecha...

 

Go Aecha...

 

Go Aecha...

 

 

WHAT?!

 

“Go Aecha!!!”

 

Berteriak dan menarik perhatian banyak orang di kedai ini.

 

“Yya! Choi Minho!” Hyeri mencubit lenganku. Menyadarkanku.

 

“Go Aecha... ya! Aku... aku mengingatnya...”

 

 

  To be continued..................

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.