Chapter 23

Irresistible

Aecha berjalan menyusuri rak buku di hadapannya, liburan musim panas ini akan terasa sangat lama dan membosankan tanpa ditemani buku-buku dari penulis kesukaannya, James Dashner. 

 

Aecha memicingkan mata, matanya menyusuri daretan buku-buku karya James Dashner. Ia sudah memiliki hampir semua buku bergenre fantasi itu. Tahun ini James merilis lagi bukunya yaitu The Game of Lives, buku ketiga dari series The Mortality Doctrine. Dan matanya berhenti tepat pada buku bewarna hijau, buku yang sudah sangat Aecha dambakan. Ia segera meraihnya dan tanpa membaca sinopsisnya ia langsung memasukkan buku itu ke dalam tas belanjaannya.

 

Aecha tersenyum puas dan kembali menyusuri deretan buku yang lain. Sesekali matanya mencuri pandang pada Minho yang sedang asyik menelusuri rak berisi deretan DVD Game. Entah apa yang dicarinya. 

 

Aecha memutuskan untuk berpindah ke rak buku yang lain. Kemudian matanya tertuju pada buku dengan judul ‘Blood Type Couple and Characters’. Matanya menyipit, Aecha merasa tertarik dengan judul buku itu dan meraihnya. Ia membuka buku yang sudah tidak bersegel dan mulai membacanya.

 

 

Grep. 

 

Aecha tersentak setelah sepasang tangan melingkari perutnya dari belakang. 

 

“Astaga, Choi!” Aecha mendelik saat melihat Minho yang terkekeh dibelakangnya.

 

“Kau terlalu asik membaca sampai tidak sadar jika aku sudah berdiri disini sejak 15menit yang lalu.” Minho mengusap kepala Aecha. 

 

“Beruntung aku tidak meninju perutmu.”

 

Minho tertawa. 

 

“Apa yang kau baca?” Tanya Minho, ia melirik pada buku yang ada di tangan Aecha.

 

“Ah, lihat ini.” Aecha segera membuka halaman yang ingin ia tunjukkan pada Minho. 

 

“Mwo?” 

 

Aecha menarik napas dan mulai membaca salah satu point dari buku itu. 

 

“Pria bergolongan darah B dan wanita bergolongan darah B, tidak memiliki kecocokan karena keduanya sama-sama keras kepala, suka seenaknya dan pecemburu. Maka dari itu pasangan bergolongan darah B memerlukan sikap saling percaya diri yang tinggi.” Aecha menatap Minho setelah selesai membaca sepenggal paragraf dari buku itu. 

 

Minho terkekeh. “Itulah mengapa kita bertengkar kemarin. Karena kau tidak percaya padaku.” 

 

“Kau menyalahkanku?!” 

 

“Kind of.” Minho meledek. “Kau terlalu cemburu pada Hyeri.” 

 

“Kau terlalu keras kepala.” Ucap Aecha tidak ingin kalah. 

 

“Kau selalu ingin menang sendiri.” Celetuk Minho. 

 

“Kau juga, Choi!” Aecha mulai merengut. 

 

“Kau egois, tidak pernah mau mendengar penjelasan dariku.” Minho menyunggingkan senyuman kecil.

 

“Kau suka seenaknya sendiri!” Aecha mulai terbawa emosi. 

 

“Wah, wah, sepertinya benar apa kata buku ini? Kita tidak cocok satu sama lain.” Minho tertawa dan mengambil buku itu dari tangan Aecha. 

 

Aecha mendecak. 

 

Minho mencoba membuka halaman lain. 

 

“Ah, kau belum membaca bagian ini.” Minho menunjuk salah satu bagian di dalam buku. 

 

Aecha melirik. 

 

“Pria dengan golongan darah B tahu bagaimana cara untuk berurusan dengan wanita. Namun, kesuksesan terbesar juga bisa diraih bila berhubungan dengan wanita bergolongan darah sama. Karena mereka bisa saling memahami satu sama lain.” Minho melirik Aecha setelah selesai membaca. 

 

Aecha membalas tatapan Minho. 

 

“Ada satu poin lagi.” Ucap Minho.

 

“Apabila wanita bergolongan darah B berurusan dengan pria bergolongan darah yang sama, mereka akan memiliki petualangan cinta yang liar.” 

 

Jeda.

 

“Kau dengar itu Go Aecha, petualangan cinta yang liar.” Minho menekankan kalimat terakhir dari bagian itu. 

 

“Choi Minho!” Aecha meninju lengan Minho, setelah Minho mengerling genit kepadanya. 

 

Minho tertawa terbahak. “Wae?” 

 

“ert!” Seru Aecha, kemudian ia berbalik dan melangkah meninggalkan Minho yang masih tertawa. 

 

“Yya! Go Aecha!” Minho menyusul Aecha dengan sisa-sisa tawanya. 

 

 

 

~

 

 

“Kau jadi kembali ke Seoul hari ini?” Tanya Aecha kepada Minho setelah mereka sampai di rumah kakek Aecha. 

 

“Ya... Ibu sudah menyuruhku pulang. Besok Jinki Hyung dan Hyeri juga kembali ke Seoul.” Jelas Minho. 

 

“Kalau begitu aku juga ikut pulang hari ini.” Putus Aecha tiba-tiba.

 

“Hah? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?” Minho menatap Aecha. 

 

“Tidak apa-apa.” Aecha membuka pintu mobil dan turun. 

 

Minho mengikutinya. “Ah! Apakah kau takut Hyeri mendekatiku lagi?!” 

 

Aecha berhenti melangkah dan menoleh. “Lebih tepatnya kau yang mendekati Hyeri.”

 

Minho tertawa. Entahlah, ia suka melihat Aecha yang seperti ini. Dibalik kalimat-kalimat ketusnya, sebenarnya ada sikap protektif. Minho senang dengan hal itu. 

 

“Kapan kau bisa percaya padaku?” Minho merangkul Aecha. 

 

“Molla...” 

 

Minho membalas dengan senyumannya. Yang harus ia lakukan adalah menunjukkan pada Aecha bahwa ia bisa dipercaya. Talk less, do more.

 

Aecha membawa Minho masuk ke dalam rumah. 

 

 

 

“Jadi Hyeri dan Onew oppa kembali bersama?” Tanya Aecha setelah mereka berada di dalam rumah. 

 

“Ya. Hyeri terlalu mencintai Jinki hyung.” Minho duduk di sofa setelah Aecha menyuruhnya. 

 

Aecha mengangguk.

 

Lalu tiba-tiba seseorang muncul dari dalam. 

 

“Ah, Go Jeongmin!” Seru Aecha.

 

Jeongmin menoleh. “Noona! Kau mengagetkanku!” Jeongmin mengelus dadanya. 

 

“Mian...” Aecha terkekeh. 

 

“Ah, kau belum bertemu dengan adikku bukan?” Tanya Aecha pada Minho. 

 

Minho menggeleng. 

 

Jeongmin menatap Aecha dengan tatapan bingung. “Nugu?” Tanya Jeongmin dengan berbisik. 

 

“Dia Choi Minho. Kemarin dia datang kemari saat kau pergi.” Jelas Aecha. 

 

“Ah, jadi kau Choi Minho? Kekasih Aecha noona?!” Jeongmin bertanya dengan girang. 

 

“Ah, ya...” Minho menjawab dengan kikuk dan membalas jabat tangan Jeongmin. 

 

“Hyung, kau sedang jadi topik hangat harabeoji dan halmeoni. Mereka menyukaimu.” 

 

“Go Jeongmin!” Aecha memukul kepala adiknya pelan. Menyuruhnya untuk menutup mulut. 

 

“Ah!” Jeongmin mengerang. 

 

Minho tertawa. “Itu berarti aku diterima di keluarga ini bukan? Kalau begitu aku akan melamar Aecha secepatnya!” 

 

Jeongmin mengangkat dua ibu jarinya dan tersenyum lebar. 

 

“Kalian! Hentikan!” Aecha memukul Jeongmin dan Minho dengan tasnya. Membuat dua pria dihadapannya menciut. 

 

“Ah! Aku pergi saja. Nikmati waktu berdua kalian!” Jeongmin tersenyum jahil dan berlari keluar rumah. 

 

“Mau kemana?!” Teriak Aecha. 

 

“Memancing bersama Samcheon dan Harabeoji!” Seru Jeongmin dari luar rumah.

 

Aecha mendecak. Kemudian ia beralih menatap Minho yang ternyata sedang tersenyum penuh arti kepadanya. 

 

“Mwo?!” Aecha melempar bantal dan tepat mengenai wajah Minho. 

 

Membuat Minho justru tertawa terbahak-bahak.

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.