Aecha’s POV

“Demi Tuhan, Choi Minho!!!” Aku sudah tidak bisa menahan amarahku saat Minho mengatakan jika dia akan menunda liburan kami hanya karena...

Kim Hyeri.

“Kakak Hyeri akan kembali ke London. Dan selama Hyeri belum melepas gipsnya, aku akan menemaninya. Aku sudah berjanji pada Hyeri untuk menemaninya ke rumah sakit, melepas gipsnya.”

“Apa hanya kau teman yang ia miliki?!” Kepalaku terasa sangat panas, emosiku sudah memuncak.

“Tidak.”

“Kalau begitu kenapa dia tidak meminta temannya yang lain untuk mengantarnya? Hah?”

“Aku sudah berjanji padanya.”

“Bukankah kau juga sudah berjanji padaku Choi Minho?! Jika kau memiliki janji pada Hyeri kau akan menyanggupinya bahkan dengan mengorbankanku! Bagaimana janjimu kepadaku?! Hah?” Aku membentak Minho, mengeluarkan semua amarahku. Selama ini aku sudah terlalu banyak bersabar padanya.

“Bukan begitu maksudku...”

“Bukan begitu bagaimana?! Seharusnya aku memiliki banyak peluang untuk bisa menghabiskan waktu bersamamu karena aku adalah kekasihmu. Tapi apa? Kenyataannya kau yang selalu mengesampingkanku!!”

“Aecha...”

“Bagimu Hyeri adalah segalanya! Begitu, kan?! Coba kau ingat-ingat kembali Choi Minho, sejak Hyeri mengalami kecelakaan itu, apa kita memiliki waktu untuk berdua? Hanya untuk kita berdua?”

“...”

“Tidak! Karena di pikiranmu hanya ada Hyeri, Hyeri dan Hyeri!!”

“Go Aecha, dengarkan aku...”

“Saat kau menjanjikanku untuk berkencan, kau selalu saja membatalkannya. Dan aku masih bisa bersabar. Tapi, untuk kali ini aku sudah tidak bisa bersabar!”

Minho diam, ia memilih untuk mendengarkanku berbicara.

“Aku ini kekasihmu Choi Minho... kekasihmu! Tapi, kau lebih suka untuk mengorbankanku.”

“Ya. Kau kekasihku. Kupikir karena kau kekasihku, kau bisa lebih mengerti diriku, Go Aecha...”

“Aku kurang mengerti apa?! Aku yang selalu mengerti tentangmu. Bagaimana dengan dirimu sendiri? Apakah selama ini kau mengerti bagaimana keadaanku? Tentu saja tidak. Karena kau selalu saja mengurusi Kim Hyeri!”

“Kenapa tiba-tiba menjadi seperti ini?”

“Kau yang membuatku menjadi seperti ini, Choi Minho. Aku sudah tidak tahan lagi! Kenapa kau tidak mengencani Hyeri saja? Hah? Apa kau sadar jika selama ini kau lebih melindungi Hyeri daripada melindungiku, kekasihmu sendiri. Kau lebih takut jika hati Hyeri terluka. Namun bagaimana dengan hatiku? Justru kau yang selalu menyakitinya.” Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Amarahku selama ini akhirnya terbebas.

“Go Aecha.”

“Apa?! Oh. Aku ingin bertanya padamu. Bagaimana jika saat Hyeri kecelakaan, di waktu yang sama aku juga mengalami kecelakaan. Dan sekarat. Mana yang lebih kau pedulikan?! Pasti kau lebih memilih menyelamatkan Hyeri dan membiarkanku mati! Bukan begitu?!”

“Go Aecha! Stop!”

Aku sudah tidak bisa menahan air mataku. Ugh! Aku benci untuk menangis dihadapan Minho.

“Baiklah. Aku akan pergi dan tidak akan mengganggu waktumu bersama Hyeri lagi!” Aku meraih tas ku dan melangkah menuju pintu apartemen Minho, namun Minho berhasil menarik tanganku.

“Lepaskan! Jangan coba untuk menemuiku sebelum kau mengerti siapa yang lebih penting bagimu! Aku? Atau Kim Hyeri?” Aku menarik tanganku dengan kasar kemudian keluar meninggalkan Minho.

“Go Aecha!”

Aku mencintaimu, Choi Minho...

Katakan kepadaku jika kau juga mencintaiku, ku mohon...

Aecha’s POV end.