Chapter 7

Irresistible

Hyeri’s POV

 

 

“Aku bukan kekasih Jinki oppa. Kami tidak berkencan. Jadi, berhenti bertanya.”

 

Aku melemparkan botol air mineral dingin kepada Minho. Minho menangkapnya dan terus menatapku. Aku duduk disebelahnya dengan acuh. Tapi, bocah ini masih terus menatapku. 

 

“Kenapa menatapku seperti itu?!”

 

“Kau bukan kekasihnya dan dia sudah berani menciummu seperti itu?” Tanya Minho. Ia menatapku semakin tajam.

 

Kau belum tahu apa yang terjadi sebelumnya, Choi Minho. Tch. Ciuman yang kau lihat itu belum seberapa.

 

“Memangnya kenapa?”

 

“Kau mau diperlakukan seperti itu, sementara kau bukanlah siapa-siapa baginya. Begitu? Kau merasa senang?”

 

“Bukan begitu...”

 

“Bukan begitu bagaimana? Kau harus bertindak tegas. Jangan mau dipermainkan olehnya, Kim Hyeri.”

 

Aku meneguk air mineralku hingga tandas. Kekhawatiranku muncul kembali. Aku menghela napas panjang.

 

“Dia mengatakan bahwa ia menyukaiku dan menyayangiku.”

 

“Hanya mengatakannya? Uh. Loser.”

 

“Choi Minho!” Aku menatapnya tajam, emosiku akan segera lepas landas. Aku tidak suka jika ada yang mengolok-olok Jinki oppa. Wajar bukan?

 

“Wae? Aku mengatakan yang sebenarnya. Jika dia benar menyayangimu, mencintaimu, seharusnya ia bisa jujur denganmu. Dan melakukan apa yang biasanya pria ‘normal’ lakukan. Menyatakan perasaannya, dan memintamu menjadi kekasihnya...” Jeda.

 

“Jika memang statusnya single saat ini. Tapi, pada kenyataannya dia tidak memintamu menjadi kekasihnya, ada kemungkinan....”

 

Slap!

 

Aku menampar pipi Minho.

 

“Pergi. Dan jangan menemuiku lagi.” Aku berdiri dan menunjuk pintu, memintanya keluar dari apartemenku.

 

“Sorry, Hyeri-ah. Tapi, aku hanya ingin...”

 

“Pergi, Choi Minho. Aku tidak ingin melihatmu lagi.” Aku memotong ucapannya.

 

“Kim Hyeri...”

 

“Pergi!” Aku mengusirnya, kali ini dengan air mata yang membanjiri pipiku.

 

Minho menatapku penuh dengan perasaan bersalah. Tapi pada akhirnya ia menuruti permintaanku dan keluar dari apartemenku.

 

Bisakah dia bersikap layaknya sahabat yang baik? Kenapa dia tega berkata seperti itu?

 

Aku menghempaskan tubuhku di sofa, masih terus menangis untuk melampiaskan kekesalanku. Perkataan Minho terus terngiang di kepalaku. Membuatku pusing. Tak hanya itu, hatiku juga teriris karenanya. Kau bodoh, Choi Minho. Selamanya bodoh.

 

Tiba-tiba ponselku berdering. Oh, ayolah... aku malas menggerakkan tubuhku.

 

Tanganku berusaha menjangkau ponsel di meja dengan susah payah.

 

‘Jinki oppa~’

 

Huh? Aku cepat-cepat mengangkatnya.

 

“Ne, oppa?” Aku berusaha membuat suaraku supaya terdengar biasa. Tapi, sayang aku tidak berhasil. Suaraku terdengar serak dan pecah.

 

‘Kau kenapa? Kau baik-baik saja?’ Suara Jinki oppa terdengar khawatir.

 

“Hng? Aku baik-baik saja...” Tidak. Aku berbohong.

 

Suaraku semakin terdengar buruk.

 

‘Aku kesana sekarang. Aku tahu kau tidak baik-baik saja.’ Setelah menyelesaikan ucapannya, Jinki oppa memutus komunikasi kami begitu saja.

 

Oh, no. Kenapa Jinki oppa begitu peka?

 

--

 

“Sekarang katakan apa yang terjadi? Hm?”

 

Jinki oppa sudah duduk manis disebelahku. Ia menatapku penuh rasa khawatir. Oh. Ini berlebihan. Ia memintaku untuk menjelaskan apa yang terjadi dan siapa yang membuatku menangis.

 

Jelas aku tidak ingin menceritakannya. Aku tidak ingin mengadu domba Minho dengan Jinki oppa.

 

“Its okay. Kau tidak ingin menceritakannya?”

 

Aku menggeleng. “Not now...” Jawabku pelan.

 

“Baiklah...” Jinki oppa menghela napas panjang. Ia masih terus menatapku.

 

Sedangkan aku terus menundukkan kepalaku. Kami saling diam untuk beberapa menit.

 

“Kau mempercayaiku, bukan?” Tanya Jinki oppa.

 

Good. Ia membaca pikiranku?!

 

Aku menatapnya. “Ya...”

 

“Apapun yang terjadi?”

 

“...” Aku terus menatapnya.

 

“Aku menyayangimu, Kim Hyeri. Aku berharap kau bisa terus berada disisiku. Berjanjilah...”

 

Hyeri’s POV end.

 

--

 

 

Minho’s POV

 

Aku memandang Onew hyung dan Hyeri dari kejauhan. Sulit untuk memprediksi kisah mereka. Sigh.

 

Mereka tengah berjalan menuju cafe dengan pancaran sinar bahagia dari wajah mereka. Hhh... Onew hyung... ia terlihat berbeda jika berada didekat Hyeri. Entahlah, sisi lain dari dirinya keluar. Ia bukan lagi sosok Onew yang dikenal banyak orang. Ahh... ini akan menjadi kisah yang menarik!  

 

“Minho-yaaaa!” Seru Aecha. Ia datang dan merengkuh lenganku dengan riang.

 

“Oh! Hai... bagaimana kelasmu? Menyenangkan?” Aku terkekeh dan mengacak rambutnya.

 

“Tidak. Bagaimana denganmu?” Pouts. Oh, cute!

 

“Aku membolos...”

 

“Yya! Bagaimana bisa?!” Aecha menjitak kepalaku keras.

 

“Ahh, sakit Go Aecha! Aku tidak membolos. Hanya izin keluar kelas sampai kuliah selesai.”

 

Aecha semakin keras menjitakku.

 

“Hentikan, Go Aecha. Kenapa tanganmu itu sekeras batu? Aish...”

 

“Lantas kenapa kau membolos?”

 

“Kau mau melihat kekasihmu ini mati bosan didalam kelas?”

 

“Aku tidak ingin kau membolos lagi.”

 

“Okay, okay, nyonya Go...”

 

“Hhh... lalu apa yang sedang kau lakukan disini? Hm?”

 

“Hanya melihat-lihat suasana kampus.”

 

“Aish... bohong. Aku tahu kau sedang memata-matai Hyeri dan Onew sunbae bukan?” Aecha menatap kedalam cafe. Design dinding yang terbuat dari kaca, memudahkan orang-orang diluar cafe melihat suasana didalam cafe. Begitu sebaliknya.

 

“Tidak...” Aku mengelak.

 

“Jangan membohongiku. Jika kulihat, kau terlalu protective terhadap Hyeri. Kenapa?” Ada sedikit sorotan rasa cemburu dari tatapan Aecha.

 

Aku terkekeh menyadari hal itu. “Aku akan menceritakannya padamu sedikit demi sedikit.” Aku duduk di bangku yang terletak di bawah pohon, Aecha juga ikut duduk disebelahku.

 

“Kenapa begitu? Akan lebih baik jika kau ceritakan semua kepadaku.”

 

“Aku bersahabat dengan Hyeri.” Aku kembali menatap Hyeri dari kejauhan.

 

“Jangan memberitahu hal yang sudah aku tahu. Sia-sia.”

 

“Bagaimana perasaanmu jika kau melihat sahabat baikmu menjalin hubungan dengan orang yang sudah jelas kau tahu bagaimana buruknya dia? Hm? Menjalin hubungan dengan orang yang salah.”

 

“Maksudmu? Onew sunbae bukan pria yang tepat untuk Hyeri?”

 

“Bagaimana perasaanmu dan apa yang akan kau lakukan?” Aku tak mempedulikan pertanyaan Aecha.

 

“Eoh... mungkin aku akan merasa sedih, dan meminta kepadanya untuk menjauhi orang itu. Apa menurutmu Onew sunbae tidak tepat untuk Hyeri?”

 

“Dia pria yang suka mempermainkan hati para gadis. Jika dia sudah mendapat apa yang diinginkannya, ia akan meninggalkan gadis itu begitu saja. Pemberi harapan palsu. Hanya bisa menyakiti hati gadis yang mendekatinya. Playboy. Itu mengapa aku sedikit protective dengan Hyeri. Aku tidak ingin dia menjadi ‘the next victim’. Jadi, jangan merasa cemburu.” Aku terkekeh dan mengusap kepala Aecha.

 

“Eh, siapa yang cemburu?!” Aecha memukul lenganku.

 

“Aish... terlihat sekali kau merasa cemburu.” Aku tertawa melihat ekspresinya. Blushing Aecha. Always cute.

 

Aecha diam.

 

“Kurasa mereka cocok.” Celetuk Aecha, ia menatap Hyeri dan Onew hyung.

 

“Tidak.”

 

“Kau tahu, tadi seisi kelas membicarakan Onew sunbae dan Hyeri. Kurasa itu sedang menjadi topik hangat di kampus ini.”

 

“Yeah. Saat kau menjadi gadis seorang kingka, kau akan menjadi bahan pembicaraan dan memiliki banyak musuh. Aku juga tidak ingin Hyeri celaka karena itu. Aku akan terus melindunginya.”

 

“Jika aku yang celaka, apa yang akan kau lakukan?” Aecha menatapku.

 

“Hey, what’s wrong?” Aku menatap Aecha bingung. Ada apa dengan anak ini?

 

“Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksimu jika aku yang ada  didalam posisi bahaya.”

 

Aku memeluk pinggang Aecha. “Aku yakin kau akan selalu aman jika berada disisiku. Aku akan selalu melindungimu. Kau tahu aku hanya mencintaimu...” Aku mencium pipi Aecha.

 

“Kau terlalu dekat dengan Hyeri, aku... hhh... I don’t like it...”

 

“Yya... Go Aecha...” Aku menatapnya.

 

“It’s her life and it’s not your bussiness. Let her choose... and everything has its own risk. Ya know?”

 

Aku melepas pelukanku dan terus menatapnya. Apa yang membuat Aecha berkata seperti itu. Hyeri adalah sahabatku. Bahkan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.

 

“Okay, I know...”

 

“Stop treat her like that. Stop bothering her life...”

 

“O-okay...”

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SS213MH #1
Chapter 20: Waah onew minho mulai baikan !!
am waiting for next chapter ^^
aigotissa
#2
Chapter 14: winter sea..... exo showtime ._____.
aigotissa
#3
Chapter 11: BOOM! Lee Jinki is pe-ka (?) -_-
perang bharatayuda segera berkobar nampaknya :/
aigotissa
#4
Chapter 8: next chapter juga, jagi
kimsun217 #5
Chapter 8: Next chapter jagi,,
itu onew sma hyeri gmana kabarnya??? Kkkk
kimsun217 #6
Chapter 6: i need sequelllll
u,u
kimsun217 #7
Chapter 3: lah lah lah
sebenarnya mreka kenapa toh -_-
kimsun217 #8
Chapter 1: onew sunbae orangnya baik kan,,
ia kan,
aigotissa
#9
Chapter 5: ini… mulai gila.
#mati
aigotissa
#10
Chapter 4: ini hyeri sama onew pacaran emang? kok… onew… nakutin… -.-
wakaka aku ngakak, aecha insecure xD cubit aja itu minho, jelalatan matanya.