Prolog: LOVE
LoveDiiringi butiran-butiran salju yang tiba-tiba turun malam itu, dua buah mobil melaju menyambut takdir yang telah tertulis untuk mereka.
Satu mobil, melaju kencang tidak menghiraukan dinginnya malam, tidak mengindahkan bunyi klakson para pengguna lain yang memberi peringatan, alam seakan-akan ikut berduka menurunkan salju sebagai penghibur, akan tetapi tangisan dan keringat dingin yang tercampur menuruni pipi seorang lelaki yang mengejar takdirnya tidak terbendung. Belum terhenti hingga detik ini.
Dan mobil yang lain, melaju perlahan, jendela yang sengaja dibuka membuat angin menyapu lembut wajahnya, lantunan hiphop rock yang sedang diputar dan suara dari orang disebelahnya yang tidak berhenti menggerutu menemani dirinya menyongsong takdir yang tertulis untuknya. Alam seakan ikut bersimpati padanya, menurunkan salju sebagai temannya, temannya berbagi bekunya hati. Atas kepercayaan yang selalu terkhianati, hingga detik ini.
Hari itu, dua dunia yang berbeda, perlahan benang merah terajut perlahan menghasilkan tali takdir yang mengikat keduanya. Kedua dunia yang sama sekali tak terpaut, terbawa angin dingin hujan salju di musim dingin, membekukan waktu mereka di saat yang sama.
Comments