LOVE 2

Love

-Junhoe-

Junhoe sedang bersantai di dalam mansionnya. Malam telah menyapa dunia, menghembuskan angin dingin ke seluruh penjuru. Setelah harinya yang penuh kejutan dari pagi hingga siang di kantornya. Dirinya perlu sedikit ketenangan dan hal itu tidak akan dia dapat apabila kembali ke rumah utama. Di tangannya segelas wine, wine terbaik yang bisa ia dapat di mansionnya. Direviewnya kembali kejadian-kejadian yang telah dia alami selama satu hari. Bertemu tiba-tiba dengan wanita yang seharusnya dipanggilnya “ibu” namun orang yang berumur hanya lima tahun di atasnya terlalu aneh untuknya menyebut wanita itu sebagai ibu. Dia hanya memiliki satu ibu dan tidak akan ada yang menggantikannya.  Pertanyaan mengapa tiba-tiba? Karena wanita itu memang juga bukan penghuni tetap rumah utama. Dia memiliki rumah tersendiri di luar kota. Seorang pengajar sekolah dasar, wanita sederhana, dan jelas wanita yang baik. Namun perbedaan umur yang terlalu dekat membuat Junhoe merasa canggung untuk memanggil dia ibu dan memandang seseorang yang seharusnya menjadi temannya sebagai ibu. Dan satu lagi, pertemuan yang begitu aneh dan sumber utama kacaunya harinya. Si penumpah jus, Jung Chanwoo. Junhoe teringat kembali kejadian sesaat setelah meetingnya hari ini berakhir.

“untuk sisanya kau harus mengganti kemeja yang kau tumpahkan jus dengan kemejamu. Kau tau mata dibalas mata, kosongkan jadwalmu pada weekend nanti, aku akan menghubungi mu cantik” Junhoe kemudian tersenyum simpul melihat wajah bingung laki-laki di hadapannya dan berlalu, berjalan keluar dari ruangan itu. Beberapa saat setelah kakinya keluar dari ruangan itu, didengarnya teriakan dari dalam ruangan “brengs*k” dari Chanwoo. Dan tanpa bisa ditahannya selama perjalanan kembali ke ruangannya Junhoe tidak dapat berhenti tertawa.

Ketika sampai di ruangannya, Junhoe melihat Chanwoo dan Donghyuk berlari melalui depan ruangannya mengarah ke lift yang memang tidak jauh dari ruangan itu. Karena kebetulan pintu ruangannya masih terbuka lebar, Junhoe memberikan senyuman liciknya pada Chanwoo, yang hanya dibalas delikan oleh Chanwoo. Okay sebenarnya Junhoe sengaja membuka lebar pintunya menunggu Chanwoo lewat di depan ruangannya itu. Dan Junhoe melakukan itu hanya karena ingin mempermalukan sedikit lagi laki-laki itu.

“Sudah kusangka memang, dia akan mengerti maksudku” Junhoe berbicara dengan dirinya sendiri sambil ditatapnya layar handphone yang telah menggantikan gelas wine yang tadi dipegangnya.

Setelah itu Junhoe melakukan beberapa meeting lagi, dan ketika akhirnya dia dapat berdiam diri sendirian di ruangannya. Junhoe teringat kembali pada Chanwoo.

“Sekretaris Choi, Could you give me that chanwoo kid phone number?” Junhoe berbicara melalui telepon di mejanya. Dan terdengar jawaban, “sebentar, akan saya kirim ke anda tuan muda” oleh Sekretaris Choi.

Kini di handphonenya telah tersimpan sebuah nomor, dengan nama Jung Chanwoo. Junhoe memutuskan untuk mengganti nama itu menjadi Penumpah Jus.

“Lalu harus kuapakan nomor ini” ucapnya untuk dirinya sendiri. “Aha!” Junhoe mengetik sesuatu di handphonenya. Dan tidak lama dia mengirim hal itu. Beberapa saat kemudian Junhoe kembali mengirim sesuatu dengan wajah sedikit kesal. Dan beberapa kali lagi setelahnya. Mukanya terlihat semakin kesal, setiap kali dia mengirim sesuatu dari handphonenya itu

-

Junhoe: Hei! Penumpah Jus.

Junhoe: Jangan lupa akhir minggu nanti.

Junhoe: Kau mengabaikanku?

Junhoe: Dimana keberanian membentakmu tadi?

-

Tidak ada satupun pesan yang ditujukan kepada Chanwoo yang dibalas oleh Chanwoo. Bahkan tidak satupun dari pesannya itu yang dibaca. Wajah Junhoe semakin terlihat kesal. Namun masih saja Junhoe mengetik sesuatu di handphonenya.

Junhoe: Aku tau kau tidak akan membalas pesan ini, tapi kutunggu kau akhir minggu ini, cantik.:*

Ketika akhirnya semua pesannya di read, Junhoe tersenyum lebar. Dan sedetik kemudian tertawa cekikikan. Karena di layarnya kini terdapat sebuah pesan sangat singkat.

Penumpah Jus: Like hell!! :@

Junhoe kemudian dengan cepat membalas pesan itu.

Junhoe: Akan kita bicarakan kemana kita nanti~~~~ oke cantik :p

Meskipun akhirnya hanya di read oleh si penerima pesan. Junhoe tetap tersenyum ke arah handphone.

Junhoe tersenyum melihat isi pesan dia bersama si penumpah Jus, sebenarnya Junhoe bingung kenapa dirinya dengan begitu pushy melakukan hal ini. Namun dia menolak untuk berhenti bermain permainan ini lebih lanjut. Instingnya mengatakan begitu.

Sementara itu di saat yang sama.

 

-Chanwoo-

Chanwoo meneguk dengan wajah kesal segelas air putih sekaligus. Dan ditaruhnya dengan hentakan kecil di pantry dapurnya. Kemudian berjalan ke arah ruang tengah apartemennya. Chanwoo duduk di sofa empuk miliknya dan menyalakan televisi yang tepat menghadap ke arahnya. Di bukanya chanel tv berulang kali, dan tidak satupun dari siaran televisi tersebut yang menarik perhatiannya. Mungkin sudah yang ke lebih dari 20 kali chanwoo mengubah chanel dan akhirnya dia menyerah.

“Arrrrrgggghhhhhhh! Gooboo! Goo Paboo!” tiba-tiba dia berdiri dan meneriakkan kekesalannya.

“Dasar sialan, gara-gara orang sialan itu aku bahkan tidak sudi main game dengan handphone itu sekarang! Padahal ini waktuku untuk main game. Dasar Gooboo sialan!” Kini Chanwoo telah duduk lagi dan terdiam cukup lama. Okay akan saya katakan kenapa chanwoo kesal saat ini. Chanwoo baru saja beberapa saat yang lalu mendapatkan sebuah pesan dan pesan itu dari Gooboo yang artinya Goo Paboo. Atau Stupid Goo. Dan jam 8 malam seperti saat ini adalah waktu dimana Chanwoo bermain game di handphonenya. Hal itu sudah jadi rutinitas Chanwoo sejak, mari kita pikirkan. Sejak 5 tahun yang lalu. Oleh karena kekesalannya terhadap apa yang Gooboo kirim padanya Chanwoo mengurungkan niatnya untuk bermain game di handphone itu. Hal itu akhirnya membuat Chanwoo gelisah seperti saat ini.

Beberapa saat sebelumnya ditempat Junhoe

-Junhoe-

Jari lentik dan panjang milik Junhoe menari lembut di layar handphonenya, terlihat dia sedang mengirim pesan kepada seseorang.

Junhoe: Hey Penumpah Jus.

Junhoe: Kau suka taman bermain? Amusement park?

Junhoe: Pilih salah satu.

Junhoe: Everland?

Junhoe: Gyeongju World?

Junhoe: Seoul Land?

Dan Junhoe tersenyum lebar ketika orang yang menerima pesan akhirnya memberikan balasan.

Penumpah Jus: apa kau sudah gila?

Junhoe: atau mungkin...

Junhoe: (Mengirim gambar)

 

-Chanwoo-

Akhirnya setelah tidak tahan dengan kegelisahannya tidak bermain game, dan dia benar-benar ingin menyelesaikan quest yang belum sempat diselesaikannya kemarin, Chanwoo kembali kekamar dan mengangkat dengan muka sangat terpaksa handphonenya itu. Ketika layar akhirnya terbuka. Chanwoo kembali berteriak kesal “Arrrrrrghhhhh!” Di layarnya adalah layar chatnya dengan Junhoe, dan yang terlihat disana sebuah gambar, yang sebenarnya adalah gambar taman. Dan Chanwoo bukan sebodoh itu untuk tidak mengetahui taman apa itu. Love land, di pulau kesukaannya, Jeju.

012-2121xxxxx: (Gambar)

012-2121xxxxx: Love land. Bukankah ide yang bagus?

“Dia benar-benar menganggapku bodoh hah? Okay aku akan mengikuti permainanmu Gooboo! Dan akan kupastikan kekalahanmu” Chanwoo mengetik dengan muka sangat kesal namun ada terlihat smirk tipis wajahnya.

 

-Junhoe-

*Ting* Sebuah pesan masuk di handphone Junhoe. Junhoe dengan santai membukanya sambil menyesap wine ditangan kirinya.

Penumpah Jus: Sepertinya kau ingin sekali untuk ke Love land Mr. Goo. Aku akan menemanimu kalau begitu. Atau kalau kau mau, aku bisa membuat salah satu desain di love land ke desain departement storemu. ^^

Tawa renyah yang merdu terdengar dari mulut Junhoe. Matanya yang memang sipit khas asia timur semakin sipit karena dia sedang tertawa. Hal tersebut semakin membuat wajahnya semakin menarik.

“Akhirnya kau ingin ikut bermain, Chanwoo. Akan kubuat permainan ini menjadi sangat menarik Cantik”

Junhoe: Aku tidak sabar menunggu akhir minggu ini, Chanwoo. <3

-

 

Kamis, 28 Januari 2016; Pukul 06:45 begitulah yang ada di layar sebuah handphone yang sedang menyuarakan dering ayam berkokok yang nyaring. Sengaja disetel untuk membuat seseorang yang sedang dengan nyamannya bergelung di dalam selimut hangat untuk bangun. Tidak beberapa lama kemudian tangan orang itu menggapai handphone yang berada di meja kecil di samping tempat tidur, meskipun seluruh badannya masih berada di dalam selimut dan dimatikannya alarm itu. Setelah alarm itu mati, orang di dalam selimut tidak memberikan gerakan apapun. Sementara itu, sinar matahari telah malu-malu masuk ke dalam ruangan itu melalui sela-sela gorden yang tidak sepenuhnya tertutup.

Tidak lebih dari sepuluh menit kemudian. Orang yang berada dalam selimut akhirnya membuka selimutnya dan berdiri tiba-tiba. Matanya masih setengah tertutup. Meskipun begitu orang itu dapat berjalan dengan selamat sampai di dalam kamar mandi. Dalam sekali guyuran air ke mukanya, akhirnya mata indah berwarna cokelat terang milik orang itu terlihat, terpantul jelas oleh cermin yang berada dihadapannya.

Setelah sikat gigi dan berkumur, orang itu akhirnya masuk ke dalam bath tub dan menikmati hangatnya air yang merasuki ke kulit. Orang itu terlihat sangat menikmati momen mandinya. 30 menit berlalu, akhirnya orang itu selesai mandi. Dipilihnya pakaian dari lemari. Jeans dan kaus serta sebuah hoodie santai adalah pilihan terakhirnya setelah membuka-buka beberapa bagian dari lemari tersebut.

Orang itu akhirnya berada di sebuah mobil, disampingnya beberapa buku sketch tersusun rapi. Dipacunya mobil dengan kecepatan sedang. Tidak beberapa lama kemudian orang itu sampai di depan sebuah bangunan “Seima” begitulah namanya.

“Chanwoo!” Seseorang dari dalam bangunan mengeluarkan kepalanya dari jendela.

“Kau pagi sekali, Taehyun-Hyung! Berkelahi lagi dengan istrimu?”

“Aigoo! Awas kau” Chanwoo hanya menjawabnya dengan tawa kecil. Ketika akhirnya Chanwoo keluar dari dalam mobilnya.

“Kembali ke mobilmu Chanwoo! Belikan aku sarapan. Apa saja, yang penting mengenyangkan.” Sebuah suara lain terdengar dari dalam bangunan itu. Chanwoo yang mendengar terlihat kaget.

“Kau datang sepagi ini Mino Hyung! Apakah hari ini akan ada bencana?”

“Apa maksudmu dasar anak sialan, aku ada project yang deadlinenya hari ini. Arrrghh Carikan aku sarapan Chanwoo!” Suara itu terdengar lagi.

“Baiklah-baiklah, karena kalian jadi sangat rajin hari ini. Akan aku belikan sarapan.” Chanwoo masuk ke dalam bangunan sebentar dan menyapa kedua orang yang telah kembali tenggelam ke dalam pekerjaannya dan menaruh beberapa buku sketch yang dia bawa.

“Aku pergi dulu hyung!”

Chanwoo kembali berada di dalam mobil ketika sebuah telepon masuk ke handphonenya. “Dong-Dong” begitulah yang terpampang di layar handphonenya. Tanpa berpikir Chanwoo mengangkat telepon itu. Suara batuk menyapa chanwoo ketika akhirnya headset dipasang ketelinganya.

“Dongie? Kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja, hanya sedikit batuk. Dan emm demam.”

“Aku akan datang kerumahmu. Tunggu sebentar ya!”

“Tidak usaaah! Aku baik-baik aja. Lagian ibuku akan datang nanti siang, jadi kau tidak perlu datang kesini”

“tapi aku ingin merawaatmuuu~~~”

“aku tidak percaya pada orang yang bahkan tidak dapat merawat dirinya sendiri meskipun tidak sakit! Aku yang harusnya khawatir denganmu. Kuyakin saat ini kamarmu seperti kamar habis terkena bencana.” Chanwoo tertawa mendengar ucapan Donghyuk.

“Kau yakin tak perlu kujenguk.”

“tentu saja, selesaikan saja kerjaanmu. Besok mungkin aku sudah akan bekerja. Kau tau ini mungkin karena ibuku ingin datang, dan keinginanku terdalam untuk dimanja oleh ibuku. Makanya aku sakit begini” Kali ini keduanya yang tertawa.

“Baiklah, baiklah. Salam dengan ibumu ya. Dan adikmu. Adikmu akan datang kan?”

“Iya, dia akan datang juga. Tapi mungkin besok”

“okay, jangan lupa hubungi aku apabila terjadi apa-apa.” Donghyuk hanya menjawab dengan iya kemudian sambungan telepon diputus olehnya.

Tidak beberapa lama kemudian Chanwoo sampai di sebuah toko bakery. Toko bakery langganannya, tidak terlalu jauh dari seima. Chanwoo sangat menyukai suasana toko ini, sederhana dan harum roti baru diangkat dari oven itu sangat mengingatkannya dengan seseorang. Dan lagi, toko ini yang mendesain adalah dirinya. Chanwoo tentu saja mengagumi hasil karyanya sendiri. *kekeke* Ketika Chanwoo bingung harus memilih sandwich rasa tuna atau sandwich rasa keju untuk dibelinya. Seseorang menepuk punggung Chanwoo lembut, namun cukup untuk membuatnya berbalik ke arah itu.

“Hai Kiddo.” Ucapnya. Suaranya orang itu terdengar sedikit nasal. Chanwoo melihat orang itu tidak percaya. Beberapa kali dikuceknya matanya agar membuatnya mempercayai apa yang dilihat dihadapannya. Setelah benar-benar percaya akhirnya “Ah Hyuuuuuuunggg!” Ucapnya sambil memeluk orang itu dengan tiba-tiba.

-Junhoe-

Junhoe sedang berada di sebuah toko bunga, menunggu giliran untuk membayar bunga yang telah dirangkai cantik oleh salah satu florist toko ini. Setelah orang yang berada di depannya selesai berurusan dengan kasir, akhirnya giliran Junhoe. Junhoe menyerahkan kartu atmnya.

“Bunga ini bisa anda kirimkan ke alamat ini agashi?” Ucapnya sambil menyerahkan selembar kertas berisi sebuah alamat. “dan sertakan ini juga” Ucap junhoe kemudian menyerahkan sebuah kotak persegi panjang berwarna cokelat kayu, beserta pita berwarna merah tua senada dengan bunga yang ia beli.

“baiklah Pak, semuanya jumlahnya adalah 120000won dan ini bilnya,  dalam 45 menit bunga dan beserta barang ini akan sampai ditempat yang dituju, terima kasih” ucap perempuan kasir itu kepada Junhoe. Dan Junhoe berlalu dari toko bunga itu ke arah kantornya yang berada tidak jauh dari tempat itu. Pukul 08.33 menit. Begitulah yang terlihat di jam yang terpasang di pergelangan tangan kiri Junhoe.

-Chanwoo-

Setelah pertemuan dengan orang yang tidak dia duga di toko roti, Chanwoo kembali ke Seima dengan wajah sumringah. Dibelinya roti untuk seluruh pegawainya. Khusus untuk hari ini karena moodnya sangat baik. Terima kasih kepada orang yang telah ditemuinya tadi. Jam tangan Chanwoo menunjukkan pukul 9.30 menit. Satu setengah jam setelah dirinya berjanji membelikan sarapan untuk Mino hyungnya.

“Aku pasti dimarahi oleh mino hyung” pikir chanwoo. Namun Chanwoo tetap sumringah karena omelan Mino tidak akan sebanding dengan kuatnya pengaruh sarapan dengan seseorang yang telah sangat lama tidak ditemuinya. Dan yang menyebabkan terlambatnya Chanwoo datang ke seima. Terang saja, setelah pertemuan di toko itu, Orang itu mengajak Chanwoo sarapan di sebuah kafe diseberang jalan toko itu. Dan mereka menghabiskan lebih dari satu jam untuk berbincang-bincang.

Ketika akhirnya mobilnya memasuki halaman Seima. Dan Chanwoo berjalan memasuki Seima. Bukan omelan ataupun teriakan yang biasanya dilontarkan oleh Mino yang ia dapat, namun kelima rekan kerjanya memandang dirinya dengan senyum penuh arti termasuk Mino. Chanwoo menatap mereka curiga. Dan tidak beberapa lama, matanya jatuh pada sebuah buket bunga berukuran jumbo yang berada manis ditangan Jinwoo, dan kotak aneh berwarna cokelat yang berada di mejanya. Kotak itu bukan miliknya.

“Ada apa ini? Hari ini bukan ulang tahunku.” Chanwoo akhirnya yang pertama membuka mulut.

“Sejak kapan kau memiliki kekasih Chanwoo! Kau tega sekali tidak memperkenalkannya pada kami?” ini Jinwoo yang sedang berbicara. Dan Chanwoo hanya menatap jinwoo tercengang, dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Jinwoo.

“Dan sepagian ini kau mendapatkan buket bunga sebesar ini. Siapa orang beruntung ini Chanwoo~~” kali ini Mino yang berbicara. Chanwoo menatap mereka semakin bingung.

“Tidak mungkinkan yunhyeong hyung yang mengirim ini dari surga” ucap Chanwoo lirih.

“Hah apa katamu? Yunhyeong? Bagaimana orangnya?” yang ini Taehyun.

Mengapa Taehyun tidak mengetahui dan 4 orang lainnya yang berada di ruangan itu juga ikut menatap Chanwoo dengan tatapan bertanya-tanya. Selain donghyuk orang-orang yang berada di seima memang tidak tahu menahu mengenai Yunhyeong. Baik donghyuk maupun chanwoo tidak pernah sekalipun menyebut nama itu ditempat ini. Selain itu, Seima berdiri 2 tahun setelah kematian Yunhyeong.

“bukan! Bukan! Bukan yunhyeong. Yunhyeong itu hanya teman lamaku. Apakah tidak ada nama pengirimnya?” Chanwoo kini merasa kebahagiaan yang baru didapatnya sebelumnya meluruh perlahan setelah kembali memikirkan Yunhyeong.

“Kalau ada nama pengirimnya, kami tidak akan bertanya. Kiddo” Seungyoon yang tadinya berdiri kini telah duduk kembali. Chanwoo yang tadinya hanya berdiri di depan pintu kini telah berjalan ke arah mejanya. Jinwoo juga berjalan kearah mejanya untuk menyerahkan buket bunga kepada Chanwoo.

Chanwoo menatap buket bunga mawar merah pekat yang terlihat sangat cantik ini. Dia tidak pernah menyentuh bunga setelah 5 tahun lamanya selain membelinya untuk diserahkan kepada Yunhyeong apalagi diberi bunga. Dipikirkannya segala kemungkinan orang-orang yang memberi bunga ini. Namun akhirnya menyerah.

“Hyung! Kalian jangan bilang soal bunga ini ke donghyuk ya!” ucapnya. Chanwoo tidak ingin sahabatnya yang rempong itu menjadikan ini bahan lelucon. Sudah cukup dengan lima orang yang ada disini, jangan bos besarnya.

“Apakah kau sudah tau bunga ini dari siapa?”

“Tentu saja tidak” Chanwoo menjawab dengan pasti karena memang dia tidak tau menau.

“Ngomong-ngomong dimana Donghyuk?” Seungyoon yang menyeletuk.

“Dia sakit, demam katanya. Tapi dia bilang dia baik-baik saja. Dan kalau kalian datang kerumahnya akan dia bunuh kalian. Begitulah pesan darinya”

Baru saja chanwoo akan membuka kotak persegi panjang itu, sebuah pesan masuk. Ketika melihat nama pengirimnya mata chanwoo membelalak kaget. Setelah dibacanya pesan itu, matanya semakin membelalak. Meskipun chanwoo tidak ada bersuara apapun, perubahan wajah chanwoo membuat semua orang diruangan menatapnya curiga.

Gooboo: Bagaimana bunganya, cantik?

Seketika chanwoo berdiri dari kursinya dan membawa kotak serta bunga itu keluar.

Seunhoon yang sedari tadi hanya berdiam diri membuka mulutnya “Mungkin dari mantannya” dan ucapannya itu langsung membuat orang-orang lain saling bertatapan dan meskipun tanpa saling berbicara mereka sepertinya sama-sama mendapatkan kesimpulan untuk membiarkan Chanwoo dan tidak membahas soal bunga itu lagi. Meskipun anggapan kelima orang ini salah. Mungkin ini yang memang diinginkan oleh Chanwoo.

Sementara itu Chanwoo berada di sebelah tempat sampah di pinggir jalan di depan seima. Pertama dibuangnya bunga sialan itu kedalam bak sampah. Dan hampir dibuangnya bersama kotaknya, namun akhirnya diurungkan niatnya. Dibukanya kotak tersebut, dan yang dia temukan adalah sebuah kertas berisi tulisan. Seperti surat. Dan 2 lembar lainnya adalah sebuah tiket ke Jeju, penerbangan hari sabtu pagi. Dan sebuah tiket lagi, tiket masuk. Di tiket itu tertulis jelas “LOVE LAND”.

Chanwoo tanpa bisa menahan amarahnya lagi langsung berteriak “Arrrrggghhh Goo Junhoe Sialan!!!!!!!” namun pada akhirnya disimpannya tiket pesawat dan tiket masuk itu.

-Junhoe-

Di dalam sebuah mobil, dia tertawa sepuas-puasnya. Bagaimana tidak, dia melihat tontonan yang sangat menarik di depan matanya. Dia tidak mengerti, akan tetapi dengan melihat wajah kesal dan marah Chanwoo, Junhoe menjadi sangat bahagia.

Setelah Chanwoo menghilang dari pandangan Junhoe karena mangsanya telah masuk kembali kedalam bangunan, Junhoe memacu mobilnya sambil terus menyunggingkan senyum lebar. Senyum kemenangan.

-

 

Sorry kalau update ini jelek ^^ have fun~~ as always. I welcome your kritik and saran ^^ hahaha

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD