Amplop Biru Muda (SS)

Love

“Kita harus berangkat sekarang Direktur.” Junhoe yang mendengar ucapan sekretarisnya itu membelalakkan matanya.

“Sekarang? Yang benar saja!” Junhoe tiba-tiba panik. Dipikirannya bagaimana apabila Chanwoo datang kekantornya dan dirinya tidak ada disini sekarang.

“Iya sekarang, karena tiba-tiba saja mereka memajukan jadwal pertemuan.”

“Aish! Tapi bukankan ini terlalu tiba-tiba? Tidak bisakah kau membuat jadwal pertemuan itu menjadi besok saja? Jadi kita bisa pergi nanti malam.” Wajah Junhoe memperlihatkan kekesalannya.

“Kita yang sedang memerlukan mereka, jadi kurasa itu hal yang mustahil, selain itu tiket keberangkatan telah disiapkan. Kurasa agenda anda hari ini kosong, atau apakah anda sedang menunggu seseorang?”

Hampir saja Junhoe mengucapkan “iya” namun tertahan oleh pikiran logisnya yang mengatakan bahwa Chanwoo tidak mungkin menemuinya, tidak karena hingga saat ini pesan belum juga dibaca olehnya. Sehingga Junhoe hanya bisa menjawab dengan “tidak ada”.

“Oke baiklah, semua perlengkapan anda telah dimasukkan ke dalam mobil. Kita berangkat sekarang.” Sekretaris Choi membiarkan Junhoe berjalan terlebih dahulu, dan mengikutinya dari belakang.

Akan tetapi, Junhoe tiba-tiba berhenti dan berbalik badan, melangkah ke arah berlawanan. Sekretaris Choi terkejut dengan gerakan tiba-tiba yang Junhoe lakukan, namun dia tidak melakukan apapun selain mendesah pelan. Meskipun telah terbiasa dengan kelakuan Junhoe Sekretaris Choi tidak pernah habis pikir sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Junhoe yang selalu bisa berubah entah itu mood, arah atau apapun itu secara tiba-tiba. Tetapi selama itu bukan hal yang menganggu kelangsungan hidup bisnis Sekretaris Choi membiarkannya. Masih ada cukup waktu, pikirnya. Sementara Junhoe yang kini telah menghilang di balik lift. Sekretaris Choi memilih untuk duduk kembali di sofa dan melakukan beberapa hal di dalam handphonenya.

Sementara itu Junhoe kini telah berada di ruangannya, sedang melakukan sesuatu dengan berkas yang ada di laptopnya. Suara mesin print berbunyi tidak lama setelahnya. Setelah beberapa lembar kertas yang ia print, ia masukkan kedalam sebuah map cokelat. Junhoe masih tetap berada di dalam ruangan. Di ambilnya sebuah kertas kosong polos yang ada di atas mejanya, dan mulai menulis sesuatu di atas kertas itu. Wajahnya memperlihatkan sedikit ekspresi penyesalan. Setelah selesai menulisnya, Junhoe melihat ke arah jam meja yang berada tidak jauh darinya. Tinggal 1 jam kurang dari waktu keberangkatannya. Dengan tergesa-gesa ia kemudian kembali ke lobi.

Sampai di Lobi Junhoe menatap Sekretaris Choi yang masih setia dengan handphonennya, yang ditatap tidak memberikan respon. Aman, pikir Junhoe.

"Resepsionis" Ucapnya ketika ia telah berada di hadapan bagian resepsionis.

"Ah.. direktur, Ada yang bisa saya bantu direktur?" Seorang wanita yang menjaga bagian resepsionis menanggapi pernyataan Junhoe yang datang tiba-tiba dengan gugup yang kentara.

"Kau punya amplop?" Wanita itu memperlihatkan ekspresi bertanya-tanya, untuk apa Junhoe menanyakan amplop kepadanya.

"Amplop?" Ucap wanita itu, memastikan bahwa dia memang tidak salah dengar.

"Iya, amplop. Kau tau, kertas segi empat untuk surat." Junhoe kini terdengar kesal karena dipikirnya wanita resepsionisnya ini mencoba menahannya.

"Ah ba.. baiklah pak.. akan saya ambilkan. Saya rasa saya mempunyainya di dalam tas saya." Wanita itu terdengar semakin gugup karena ia sadar bahwa ia entah bagaimana telah membangunkan singa lapar. (baiklah maksud saya telah membuat Junhoe merasa kesal).

"Kalau bisa cepat." Junhoe masih memberikan wanita itu tatapan serius yang memang membuat orang yang melihatnya berpikir bahwa Junhoe sedang marah.

"Baik pak.." Wanita itu akhirnya kembali kehadapan Junhoe setelah sekitar 2 menit mengambil amplop yang Junhoe minta.

Ditangan wanita itu, Junhoe dapat melihat ada beberapa buah amplop ukuran biasa untuk surat. kenapa wanita ini memiliki begitu banyak amplop, pikir Junhoe.

"Silakan pak, saya hanya memiliki amplop ini. Apabila anda menginginkan amplop yang lebih formal akan saya carikan ke bagian sekretariat pak." ucap wanita itu dengan suara sesopan mungkin.

Hanya ada dua warna dasar pada amplop-amplop yang dibawa oleh wanita resepsionis.

"saya ambil yang biru muda polos itu." Ucap Junhoe tanpa berpikir panjang. Karena dihadapannya hanya amplop itu yang 'normal' selain amplop yang dipilihnya amplop-amplop lain penuh dengan motif girly yang Junhoe tidak tahu bentuk apa itu. abstrak. Junhoe hampir tergoda untuk memilih amplop warna pink dengan less motif namun pada akhirnya tetap memilih amplop biru muda.

Chanwoo hanya akan makin marah padaku.

"Apabila seseorang datang atas nama Jung Chanwoo. Laki-laki tinggi sama denganku. Pipinya tembem. Dimple 3 buah. mata yang..."

"Ehemm... Tuan muda. Kita harus berangkat sekarang" Sekretaris choi yang entah sejak kapan berada di belakangnya berbicara dan hal itu membuatnya kaget. Penekanan pada kata harus juga membuat Junhoe tanpa pikir panjang memberikan amplop yang telah diisinya surat yang ditulisnya dan map cokelat. Dengan waktu yang semakin mepet, Junhoe masih sempat membisikkan sesuatu ke wanita itu "Kau harus memberinya minuman makanan atau apapun itu sebelum mengatakan kalau aku sedang dalam perjalanan bisnis." Setelah itu junhoe Mulai berjalan, namun berhenti lagi dan kembali ke resepsionis yang baru saja menghela napas lega.

"Aku akan memecatmu apabila membuatnya marah-marah padaku nantinya" Muka Junhoe yang serius ketika mengatakan itu membuat resepsionis itu terlihat ketakutan dan hanya sanggup mengatakan "baiklah pak" dengan suara yang pelan.

"Junhoe!!" ucap sekretaris Choi yang mulai kehabisan kesabaran.

"Baiklah.. baiklah.. aku berangkatt!" ketika akhirnya junhoe berjalan menjauh. Wanita resepsionis itu menghembuskan nafas berat. memikirkan nasibnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD