O: Junhoe

Love

Ting.. sebuah bunyi pesan masuk terdengar nyaring di salah satu sudut kafe, yang memang sedang tidak begitu banyak pengunjung. Pemilik handphone hanya menatap pesan tersebut dari ujung matanya, seolah tidak tertarik dengan apapun yang mungkin tertulis dalam pesan tersebut.

Kopi dalam cangkirnya masih terisi setengah, dan kepulan uap telah menghilang sepenuhnya. Junhoe meregangkan badannya, kantuk terasa menyerangnya. Meskipun saat ini kafein dalam kopi yang ia minum tadi mungkin telah menyebar, namun anehnya dia tetap merasa mengantuk. Terlalu lama berdiam diri mungkin pikir Junhoe dalam hati.

Di ambilnya handphone yang tergeletak di sisi meja terjauh dari jangkauannya, dan meletakkan uang 10ribu won. Dan berlalu begitu saja. Angin musim dingin menyergapnya sesaat setelah dirinya keluar dari ruangan. Namun tidak diindahkannya dan berjalan kembali menyusuri jalanan yang dia lewati tadi. Setidaknya jalanan yang samar-samar dia ingat.

Dan dia menyesali dirinya sendiri karena melamun sambil berjalan, ketika akhirnya dia bingung harus ke arah mana. Di sekelilingnya bukan lagi kompleks pertokoan. Dia memasuki daerah pemukiman yang sama sekali tidak ia ketahui dan pernah ia datangi sebelumnya.

Diambilnya handphone di dalam kantong celananya, berencana menggunakan fitur GPS agar keluar dari masalahnya. Atau mungkin dia minta Jiwon untuk menjemputnya disini. Akan tetapi harapan berjalannya rencana kedua sirna seketika ketika dibacanya 1 pesan masuk dari Jiwon begitu tertulis di layar, “Karena kau lama sekali, aku pulang duluan. Kubawa mobilmu”. Junhoe hanya bisa berdecak frustasi.

Dibuka fitus GPSnya dan mulai berjalan mengikuti arahan peta satelit yang ia dapat. Namun dewi fortune mungkin sedang tidak berpihak padanya ketika handphonenya memberikan peringatan. Dan beberapa menit kemudian mati total. Junhoe kali ini benar-benar frustasi dan memilih menendang angin untuk melampiaskan frustasinya.

Junhoe mendesah panjang ketika setelah sekian kalinya dia berbelok tidak ada tanda-tanda akan menemukan jalan keluar. Benarkan aku masih di Seoul? Tentu saja pikirnya, tulisan yang didapati disekitarnya masih berbentuk hangeul. Seandainya dia bertemu dengan satu orang saja manusia yang dapat ditanyainya aku akan benar-benar senang dan akan memberikan apapun yang diminta orang itu kecuali hidupku pikir Junhoe, namun hampir mustahil ketika jam tangannya menunjukkan pukul 01:22. Tidak di daerah pemukiman tenang seperti ini. Namun Junhoe tidak memiliki banyak pilihan selain terus berjalan, atau dia akan mati kedinginan berjalan tengah malam dengan setelan baju seadanya di puncak musim dingin. Setidaknya dengan berjalan metabolisme tubuhnya akan terus memberikan rasa hangat.

Dua puluh menit berlalu semenjak dirinya tersesat. Dan Junhoe setidaknya harus bernafas lega, sebenarnya dia sangat ingin meloncat dan bersorak ria seperti halnya orang menemukan harta karun namun itu hal yang sangat memalukan, hanya akan merusak imagenya dan Junhoe membenci hal itu, ketika akhirnya dari kejauhan dilihatnya sebuah mini market 24 jam, mini market penyelamat hidupnya. Junhoe mempercepat langkah kakinya dengan senyum diwajahnya.

Ketika akhirnya berada di depan mini market tersebut, dewi fortuna kembali memberinya cipratan keberuntungan, seseorang yang dia kenal berada di dalam mini market. Orang ini bisa dimintai tolong untuk mengantarkannya pulang atau setidaknya mengantarnya ke jalan besar, pikir Junhoe. Sebelum Junhoe memasuki mini market orang tersebut telah lebih dulu menyapanya.

“Junhoe-Ssi” Ucapnya. Orang tersebut terlihat bingung melihat Junhoe di tengah malam yang dingin dan sepertinya tidak membawa transportasi apapun selain kakinya sendiri.

“Kau benar-benar penyelamatku” Junhoe mengatakan kata-kata tersebut dengan mata yang berbinar. Membuat lawan bicaranya terlihat semakin bingung.

“Kau tersesat?” Ucapnya setelah menganalisis segala kemungkinan yang terjadi dengan orang yang berada dihadapannya.

“Tepat sekali, dan bisakah kau antarkan aku kerumahku ataupun jalan besar?” belum sempat orang itu menjawab Junhoe berkata kembali “Sebelum itu biarkan aku membeli sesuatu yang hangat di dalam. Aku merasa kedinginan sekarang.”

Orang itu hanya mengangguk pelan dan berjalan ke arah mobilnya. Dari dalam mini market Junhoe memberi isyarat kepadanya untuk menunggunya dan jangan meninggalkannya. Orang itu hanya tersenyum melihat tingkah Junhoe.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam perjalanan kedua sama-sama lebih banyak berdiam diri, hanya percakapan basa basi yang dilontarkan sesekali oleh Junhoe dan pengemudi mobil disampingnya.

“Sudah lama semenjak terakhir kita bertemu” Junhoe mencoba mencairkan suasana.

“Terakhir kali di Atlanta, senang bisa bertemu denganmu lagi, tidak kusangka kau masih mengingatku.” Jawabnya.

“Benar sekali, tentu saja, siapa yang tidak ingat dengan mahasiswa teladan sepertimu, Bekerja dimana saat ini?” Junhoe mulai bingung harus bertanya apa dan entah kenapa pertanyaan lame itu yang keluar dari mulutnya.

“Sebuah perusahaan Arsitektur, kurasa kita akan sering bertemu.”

“Arsitektur? Bukankah kita mengambil kuliah yang sama.”

“Aku bekerja sebagai sekretaris dan penasihat di sana” Tentu saja pikir Junhoe, kenapa kau bodoh sekali tidak berpikir bahwa di perusahaan arsitektur tidak hanya berisi para arsitektur. Bodoh bodoh bodoh.. Junhoe mengutuk kebodohannya dalam hati.

Keduanya kemudian berdiam diri kembali, dan tidak ada satupun yang berbicara hingga akhirnya mesin mobil dihentikan di depan sebuah rumah bergaya korea tradisional yang terlihat kemegahannya. Milik Junhoe yang tersesat. Orang yang mengemudikan mobil menatap rumah tersebut dengan binar mata kagum, namun tidak terlalu kentara karena orang itu kemudian kembali memberi tatapan yang sama seperti sebelumnya.

“Terima kasih atas tumpangannya, aku akan benar-benar membalas budimu.” Junhoe menjulurkan tangannya mengajak lawan bicaranya untuk berjabat tangan.

Lawan bicaranya membalas jabatan tangan Junhoe dan mengangguk. Junhoe kemudian keluar dari dalam mobil. Orang yang di dalamnya tiba-tiba membuka jendela mobilnya. “Kita akan segera bertemu lagi” Ucap orang itu yang kemudian menjalankan mobilnya dan meninggalkan Junhoe dengan tatapan bingungnya. Namun Junhoe tidak membiarkan dirinya berlama-lama di luar rumah kedinginan, kemudian masuk ke rumah dan memasuki kamarnya yang hangat. Karena lelah yang teramat sangat, terima kasih kepada dirinya yang berjalan 20 menit tanpa arah karena tersesat di cuaca dingin, tanpa membuka setelan jasnya dan kaus kakinya. Junhoe ditarik ke dalam mimpi.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maafkan daku, setelah sekian lama akhirnya sempat menulis lagi. TT dan singkat banget. Gomenasaiii~~~

Dan aku gk nyangka ternyata ada yang mau baca ceritaku yang benar-benar biasa dan membosankan. TT Terima kasih banyak yang ngebaca dan bahkan ngomen. Saranghae. ^^

I hope you enjoy this update. I’ll try to update next chapter soon..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD