LOVE 1

Love

“KAU!!!!” gema suara dalam ruangan soundproof itu terdengar hingga keluar karena sebagian masih terbuka. Suaranya nyaring hasil dari dua orang yang mengucapkan kata yang sama secara bersamaan. Tiga orang lain yang berada di tempat yang sama ikut kaget karena teriakan itu terjadi terlalu tiba-tiba. Namun kedua orang tersebut tersadar bahwa saat ini bukan pada tempatnya mereka berteriak seperti itu, merekapun tidak jadi melanjutkan apapun kata-kata yang telah tertulis jelas di masing-masing kepala. Selain itu deheman Sekretaris Choi dan cekikikan kecil hampir tak terdengar milik satu-satunya perempuan di dalam ruangan itu membuat kedua orang tersebut memilih menutup rapat mulutnya. Dan tidak mempermalukan diri sendiri lebih dari yang telah dilakukan.

Junhoe merupakan salah satunya, dan orang yang berteriak bersamanya adalah orang yang sama yang menjadi alasan dirinya memakai kemeja merah tua. Penumpah jus menyebalkan begitulah Junhoe menyebut orang itu di dalam pikirannya. Junhoe berjalan melewati dua orang tamu perusahaannya, Penumpah Jus yang dilewatinya yang tadinya sempat dilihat oleh Junhoe berekspresi kesal dan kaget bercampur telah memperbaiki ekspresinya menjadi lebih tenang dan sedikit serius. Sesuai dengan yang seharusnya dia perlihatkan pada situasi saat ini. Orang itu masih terlihat sama dengan terakhir dilihatnya, tentu saja baru 15 menit yang lalu mereka terakhir bertemu pikir Junhoe.

Kini Junhoe telah duduk pada kursi yang memang menjadi kursi tetapnya, di samping Sekretaris Choi yang memandangnya dengan pandangan yang dapat diartikan Junhoe sebagai “Jaga sikapmu”. Namun Junhoe tak mengindahkan pandangan itu karena ucapan setelahnya menandakan hal itu.

“Tak kusangka aku akan bertemu denganmu secepat ini.” Junhoe berbicara kepada si Penumpah Jus yang ada dihadapannya. Yang dibalas delikan mata kesal dengan “Aku juga begitu” oleh orang yang diajaknya bicara. Seorang lagi yang berada di sebelah si penumpah jus itu menatap ke arah Junhoe dan Penumpah Jus bergantian. Terlihat bingung. Dan memutuskan untuk membuka mulutnya.

“Apakah kalian berdua telah saling mengenal?” dengan nada keingintahuan yang kentara. Si penumpah Jus baru saja akan membuka mulut namun terdahulu Junhoe yang menjawab. “Benar Donghyuk-Ssi, aku mengenalnya sebagai penumpah jus, benarkan begitu penumpah jus-Ssi?” Junhoe berbicara dengan nada sedikit mencibir. Masih tidak dapat ditahannya rasa kesal kepada orang yang telah mengacaukan paginya yang harusnya sempurna seperti biasanya. Penumpah jus menatap rekan disampingnya dengan tatapan ingin tahu. Kenapa Junhoe bisa mengetahui nama rekannya itu. Namun Lagi-lagi sesaat sebelum dia akan membuka mulutnya, hal itu terpotong lagi, kali ini oleh Sekretaris Choi. “Mari kita kesampingkan urusan pribadi untuk saat ini. Kita perlu segera memulai meeting ini untuk kepentingan bersama.” Sekretaris Choi memberikan jeda pada kalimatnya melihat tanggapan orang disekitarnya. Setelah yakin semuanya mendengarkan dirinya dia melanjutkan kalimatnya. “Sebelumnya telah saya perkenalkan, orang ini adalah Direktur perusahaan ini. Goo Junhoe” Sekretaris Choi sekali lagi memperkenalkan Junhoe kepada kedua tamu perusahan mereka. “Dan Junhoe ini adalah pemilik draft desain departement store yang kau pilih. Owner “Seima Artchitecture” Jung Chanwoo dan sekretarisnya Kim Donghyuk” kini giliran kedua orang dihadapan Junhoe yang diperkenalkan.

Junhoe dan Penumpah jus atau sekarang telah diketahui memiliki nama Chanwoo bertukar pandang, dan ketika pandangan mereka akhirnya bertemu Chanwoo memicingkan matanya sekilas dan beralih ke arah Sekretaris Choi yang masih berbicara beberapa kalimat yang tidak dapat diikuti Chanwoo karena pikirannya hampir dikuasai oleh rasa kesal pada Laki-laki arogan bernama Junhoe dihadapannya. Namun beberapa kalimat ditangkapnya bahwa Sekretaris Choi saat ini sedang memuji desainnya. Chanwoo hanya diam dan sesekali tersenyum tipis menanggapi, Donghyuk yang berada disebelah Chanwoo lebih vocal menanggapi ucapan Sekretaris Choi.

“Chanwoo-Ssi.... Chanwoo-Ssi?” Chanwoo menatap orang yang memanggilnya dengan kaget karena sepertinya tanpa disadarinya dia melamun karena bahkan Donghyuk disampingnya ikut menepuk bahunya membantunya sadar dari lamunan.

“Maafkan saya Seung Hyun-Ssi, sepertinya saya melamun tadi. Sampai mana kita tadi?” Chanwoo menatap Sekretaris Choi dengan tatapan bersalah. Seharusnya sekretaris Choi yang menanggapinya namun orang dengan wajah congkak disebelahnya yang dengan cepat menanggapi. “Bahkan saat seperti ini kau melamun, pantas saja kau tidak becus bahkan dalam membawa minumanmu sendiri” Chanwoo yang mendengar itu hampir tidak dapat menahan amarahnya, baru saja dia ingin berdiri dari tempatnya duduk untuk memberikan sedikit pukulan pada orang menyebalkan didepannya. Namun Donghyuk dengan sigap menangkap tangan Chanwoo dan menatapnya dengan tatapan “tahan dirimu”. Chanwoo dengan cepat menyerah, karena posisinya tidak diuntungkan saat ini dan hal yang baru saja dibayangkannya “Mematahkan leher atau hanya sekedar membuat muka itu penuh lebam” bukan hal yang baik dilakukan. Tidak bagi CEO muda di depannya. Sementara Junhoe hanya mengulum senyum melihat tingkah 2 tamu di hadapannya. Merasa menang, wajahnya terlihat lebih angkuh dari pada sebelumnya.

“Baiklah Goo Junhoe-Ssi, untuk kejadian jus itu saya meminta maaf sebesar-besarnya. Dan untuk lamunan saya baru saja, saya juga meminta maaf. Saya harap kita dapat melanjutkan pertemuan ini dengan keadaan kondusif.” Chanwoo terpaksa menurunkan harga dirinya untuk saat ini. Setidaknya dia tau dia melakukan hal yang baik ketika disudut matanya terlihat Donghyuk memberikan senyuman padanya.

Junhoe tertawa keras, Di dalam pikirannya. Tapi bukan Junhoe namanya kalau setengah-setengah dalam melakukan sesuatu. “Bukankah kita telah melakukan pertemuan ini dengan keadaan kondusif Chanwoo-Ssi, dan kau sendiri telah mengakui kau yang mengacaukannya” Junhoe memperlihatkan senyum sinisnya ketika dilihatnya Chanwoo menutup matanya dan wajahnya terlihat lebih merah dari pada sebelumnya. Junhoe yakin sekali Chanwoo akan meledak karena marah. Dan misinya untuk “mempermalukan”nya akan berhasil. Sekali lagi Junhoe tertawa dalam diam. Namun sepersekian detik kemudian Chanwoo membuka matanya dan tidak seperti yang Junhoe harapkan. Chanwoo hanya mendesah pelan.

“Baiklah, Goo Sajang. Mari kita lanjutkan pertemuan ini. Sekali lagi maaf atas gangguan yang saya lakukan.” Chanwoo mengucapkannya dengan tenang. Hal ini membuat Junhoe mengernyitkan dahinya tidak suka.

“Silakan anda lanjutnya” Sekretaris Choi kali ini yang menanggapi. Sedangkan Junhoe meraih segelas jus di mejanya, menenangkan diri karena tidak seperti yang dia prediksikan bukan Chanwoo yang meledak namun justru sebaliknya dia yang saat ini benar-benar ingin meledak. Marah karena rencananya gagal.

“Baiklah. Saya akan mulai menjelaskan desain ini dengan rinci. Saya kira sekretaris saya telah mengirimkan terlebih dahulu draft tertulis mengenai desain dan bahan-bahan yang rencananya akan saya gunakan.” Chanwoo memeriksa wajah orang yang ada diruangannya. Donghyuk menatapnya dengan tatapan “good” seperti biasa. Sementara Sekretaris Choi menatapnya fokus sama halnya dengan wanita notulensi pertemuan hari ini. Sedang, Junhoe membaca dengan serius draft miliknya meskipun wajahnya tertunduk namun terlihat jelas sekali Junhoe marah. Kau tidak bisa main-main denganku Junhoe, Chanwoo berbicara di dalam pikirannya.

Chanwoo mulai menjelaskan dengan lancar presentasi draft miliknya. Orang lain mendengarnya dengan cermat. Setelah selesai, Junhoe yang sedari tadi hanya menatap Chanwoo dengan tatapan kesal mengangkat bicara. “bahan keramik yang kau pakai pada lobi dan lantai 6-7 memiliki kemiripan bahan dengan lantai lainnya namun harga yang kau sebutkan disini jauh lebih mahal. Kualitas kedua jenis bahan sebatas yang saya ketahui memiliki kesamaan kualitas. Bukankah ini hanya akan memboroskan dana.”Junhoe memang kesal namun ketika masalah pekerjaan dia tidak akan main-main namun baginya ini sekali lagi menjadi kesempatan untuknya memojokkan bocah yang merupakan satu-satunya orang yang tengah berdiri di dalam ruangan itu. Namun sekali lagi Chanwoo justru memberikan senyuman miliknya sebelum mulai menjawab.

Cantik............ Hah? Apa kau sudah gila Junhoe.

“saya mengerti maksud anda, namun seperti yang telah tim anda katakan pada proposal rancangan yang dikirim ke pihak kami, anda memiliki keinginan untuk membuat bangunan dengan kualitas tinggi, dan tertulis jelas dalam proposal itu bahwa anda menginginkan lantai satu yakni lobi dengan lantai 6-7 istimewa. Bahan yang saya sarankan adalah yang terbaik di jenisnya dan dengan harga yang terbaik pula. Dapat anda lihat yang membedakan keramik itu adalah motif dan jenis permukaan yang berbeda. Dengan kualitas yang sama namun covering yang berbeda, sehingga harganya lebih tinggi sedikit daripada keramik lain di lantai lainnya.” Junhoe menganggukkan kepalanya mengerti. Berhenti mencoba memojokkan Chanwoo karena Junhoe telah sampai pada kesimpulan bahwa Chanwoo bukan orang bodoh seperti perkiraan awalnya sehingga hanya tindakan sia-sia mencoba memojokkannya, well tidak dengan kertas yang ada ditangannya saat ini. Tentu saja draft ini sempurna karena, diingatnya ketika itu Sekretaris Choi memberikannya beberapa desain namun tidak satupun yang memuaskannya, dan entah berapa kali dirinya akhirnya menolak disaat sebelum mereka tanda tangan kontrak karena ketidak”sreg”an yang dia rasakan. Ketika akhirnya desain milik Chanwoo diperlihatkan padanya. Desain itu memberikannya perasaan nyaman dan desain ini sangat sesuai dengan bayangannya bahkan mungkin melebihi apa yang diinginkannya. Junhoe tersadar dari pikirannya ketika didengarnya Chanwoo berkata “Ataukah anda memiliki masalah dengan pendananaan. Saya akan mendowngrade sedikit bahan ini apabila anda menginginkannya”

Junhoe mencak-mencak di dalam pikirannya, kenapa harus orang semenyebalkan ini yang membuat desain seindah ini dan seefektif ini! Sial! Baru saja Junhoe ingin mengangkat bicara namun dia keduluan oleh Sekretaris Choi yang sepertinya harga dirinya sebagai bagian dari Goo Corp. Terusik oleh ucapan Chanwoo “Kami tidak memiliki masalah dengan bahan yang anda tawarkan, bukan begitu Sajangnim” Junhoe mengangguk.

“aku hanya ingin kau memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan ini, saya tidak memiliki masalah dengan pilihan anda. Secara keseluruhan desain ini memang telah memenuhi harapan saya. Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik untuk selanjutnya.”

Chanwoo dan Donghyuk mengangguk sopan, sekretaris Choi melanjutkan ucapan Junhoe “Kami akan mengabarkan kepada anda kapan penandatanganan kontrak akan dilakukan. Untuk memulai pembangunan, sesuai rencana akan dilakukan pada pertengahan bulan maret ini. Terima kasih atas kerja sama anda” Sekretaris Choi menjulurkan tangannya yang kemudian dijabat oleh Chanwoo dan dilanjutkan oleh Donghyuk. Chanwoo berinisiatif lebih dahulu untuk menjabat tangan Junhoe dan Junhoe tanpa basa basi menjabat tangan Chanwoo.

“Awww” Chanwoo bersuara dan membuat semua orang di dalam ruangan menatap kearahnya. Rupanya jabatan tangan Junhoe sengaja dikeraskannya. Chanwoo yang kesakitan segera menarik tangannya. Yang dibalas oleh senyum licik oleh Junhoe.

“setidaknya ini sedikit membalas apa yang kau lakukan tadi pagi.” Junhoe kemudian secara tiba-tiba mendekatkan mulutnya pada telinga Chanwoo dan berbisik “untuk sisanya kau harus mengganti kemeja yang kau tumpahkan jus dengan kemejamu. Kau tau mata dibalas mata, kosongkan jadwalmu pada weekend nanti, aku akan menghubungi mu cantik”

Chanwoo yang mendengarnya hanya menatap Junhoe bingung dan marah setelahnya ketika akhirnya dirinya mengerti apa maksud dari laki-laki yang kini telah berjalan keluar ruangan dan hilang dibalik pintu.

“Brengs*k” Chanwoo akhirnya mengeluarkan kata-kata kasar karena amarahnya sejak tadi pagi tidak bisa lagi ditahannya. Tidak peduli dengan sekretaris Choi yang masih berada di dalam ruangan menatapnya dengan pandangan yang tidak terbaca namun yang pasti ada wajah kaget disitu. Donghyuk menatapnya bingung. Setelah membungkuk beberapa kali Chanwoo meminta izin untuk segera keluar dari ruangan dan beranjak dari kantor itu.

 

-Chanwoo-

Sialan-sialan-sialan-bedebah-sialan-dasar bulldog! Pikiran Chanwoo penuh dengan kutukan yang tidak berujung. Sementara pada situasi real dia sedang menarik-narik Donghyuk berjalan dengan menuju ke arah lift, dan sialnya lift itu berhadapan dengan ruangan yang pintunya terbuka memperlihatkan dengan jelas senyum pemilik ruangan itu, yang siapa lagi kalau bukan milik Junhoe.

Chanwoo balas menatap Junhoe dengan melebarkan matanya yang berapi-api. Pertanda ajakan untuk perang. Namun tidak lama karena keduanya (Chanwoo dan Donghyuk) masuk ke dalam Lift yang membawanya turun ke lantai satu dan yang artinya pintu keluar gedung ini.

Di dalam mobil Chanwoo segera mengintrogasi Donghyuk. “Dari mana kau mengenal orang itu?”

“Junhoe?” Donghyuk memastikan orang yang dimaksud oleh Chanwoo.

“bukankah harusnya aku yang bertanya padamu Channie, darimana kau mengenal Junhoe dan ada apa dengan permusuhan kalian itu?”

“Jawab pertanyaanku Donghyuk! Baru aku akan menjawab pertanyaanmu” Chanwoo membuka jendela mobil dan merasakan angin yang menerpa wajahnya. Sensasi angin ini selalu berhasil menenangkan amarahnya.

“Baiklah.. simpel dia temanku kuliah dulu. Di Atlanta. Dan orang yang sama dengan orang yang kuantar tadi malam. Sekarang jawab pertanyaanku.” Chanwoo mengangguk.

“aku akan jujur padamu. Kemarin malam aku minum. Dan hingga tadi pagi aku masih merasa pusing dan rencananya aku akan meminum segelas jus jeruk dari kafetaria di lantai satu itu untuk membuatku sober. Namun ada kejadian. Aku menumpahkan jus jeruk yang kubawa sendiri ke baju orang itu....” Donghyuk kini menatapnya dengan tatapan “kalau begitu kau yang salah”. “.... bukan sepenuhnya aku yang salah, berhenti menatapku begitu!” Donghyuk terkekeh geli melihat Chanwoo melotot kearahnya. “dia berdiri tiba-tiba kau tau! Dia tidak sama sekali menyadari kalau hal itu berbahaya! Dan dia meneriakiku di depan umum. Tentu saja aku ikut marah. Dan sisanya seperti yang kau tau. Kita bertemu lagi di ruangan meeting. Benar-benar menyebalkan.” Chanwoo memanyunkan mulutnya, donghyuk yang melihat itu semakin tertawa, dan mengelus-elus pucuk kepala Chanwoo setelahnya karena Chanwoo hanya semakin manyun melihat Donghyuk tertawa.

“Lalu apa yang membuatmu kehilangan kontrol sebelum kita keluar ruangan tadi?”

“asal kau tau dia mengucapkan ini padaku - untuk sisanya kau harus mengganti kemeja yang kau tumpahkan jus dengan kemejamu. Kau tau mata dibalas mata, kosongkan jadwalmu pada weekend nanti, aku akan menghubungi mu cantik-“ Donghyuk terkekeh semakin keras “dia tidak pernah berubah, sejak kuliah dulu”

“Berhenti tertawa Dong! Kau mengerti maksud orang itu bukan. Aku akan benar-benar melaporkan ini kepihak berwajib kau tau. Itu harassment! Dan dia memanggilku cantik, apa dia sudah gila” yang hanya membuat Donghyuk tertawa semakin menjadi. Dan mobil yang dijalankan telah sampai ke sebuah bangunan tengah kota seoul namun terlihat seperti bukan dari kota seoul yang modern dan dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. Bangunan ini tidak begitu besar dengan palang “Seima” di atas pintunya dari besi yang dijalari tanaman menjalar tanpa daun namun berkelap kelip karena dipasang pula disitu lampu christmas berwarna warni menggantikan tanaman yang hibernasi sementara. Dan dengan halaman yang luas dipenuhi oleh tanaman pohon besar maupun tanaman hias yang juga sedang tidur karena musim dingin meskipun masih ada beberapa pohon yang daunnya tumbuh malu-malu. “seima” sendiri berarti rumah. Dan ini adalah kantor milik Chanwoo. Kantor dan rumah kedua miliknya. Arsitektur simple mengingatkan bangunan rumah masyarakat umum eropa barat zaman dulu. Namun dengan kesan hangat dari kayu-kayu yang menjadi pelengkap di beberapa sudut bangunan.

Chanwoo dan donghyuk turun dari mobil dan memasuki bangunan itu, di dalamnya terdapat beberapa orang tengah berkumpul di sofa yang berada ditengah ruangan dikelingi oleh meja-meja kerja dengan furniture yang sesuai selera para pemilik meja. Pemandangan yang biasa dilihat di bangunan ini, mereka bekerja namun dengan suasana yang sangat nyaman di tempat ini. Seperti di rumah sesuai dengan nama bangunan ini. Chanwoo tersenyum sambil berjalan mendekati sofa. “Hyungdeul. Kau tau Chanwoo hari ini bertemu dengan pangerannya.” Donghyuk tiba-tiba membuka pembicaraan yang sesaat kemudian mendapat tatapan membunuh dari Chanwoo. Sementara orang-orang yang diajak bicara menatap penasaran ke arah Donghyuk”

“siapa orang beruntung ini?” Seseorang menanggapi.

“Orang penting yang kami temui hari ini Jinwoo Hyung.” Donghyuk terkekeh. Dan Chanwoo mendelikkan matanya. Menyerah. Karena tidak ada gunanya menghentikan Donghyuk untuk bergosip dengan “semua laki-laki penggosip” di dalam ruangan ini.

“jangan bilang pewaris Goo itu!” Orang yang lain menyahut.

“Bingo mino Hyung!” Donghyuk mendekati sofa dengan dua gelas kopi hangat ditangannya. satu diberikannya kepada Chanwoo yang mengambilnya tanpa tersenyum sedikitpun yang membuat donghyuk terkikik kecil.

“Kudengar dia playboy Chanwoo, kau harus hati-hati” Seseorang dengan rambut sedikit panjang untuk ukuran laki-laki dan lebih lengkapnya lagi dengan belah tengah.

“Aku benar-benar tidak mengerti dengan kalian semua, kalian bergosip tepat di depan orang yang kalian gosipkan!” Chanwoo menggerutu.

“Tapi kurasa kau akan cocok dengannya Chanwoo. Kenapa tidak kau coba saja?”

“Apa yang harus kucoba Seunghoon Hyung! Membunuhnya? Sepertinya itu ide yang bagus.” Chanwoo bergerak dari sofa ke arah mejanya.

“I know right! Mereka harus mencoba, saat disana mereka lucu sekali hyung.” Donghyuk masih saja mencoba membuat panas ajang gosip tengah hari mereka.

“Berhenti berbohong Donghyuk! Atau kau yang akan pertama jadi korban pembunuhan berantaiku.” Chanwoo berteriak frustasi. Yang diteriaki hanya tertawa keras bersama orang-orang lain diruangan itu.

“Aigoo, berhenti mempermainkan si kecil kita” sesorang yang baru saja masuk ke ruangan meskipun tanpa tau jalan pembicaraan orang-orang dalam ruangan namun dia tau pasti yang menjadi bahan gosip adalah Chanwoo yang berada dipojokan tepatnya di mejanya.

“Kau penyelamatku Seungyoon Hyung! Hentikan mereka semua dari ajaran sesat yang dikeluarkan Donghyuk! Dan berhenti memanggilku si kecil. Aku bahkan lebih tinggi darimu Hyung!” Chanwoo kini mulai mengalihkan perhatian ke arah draft-draft di mejanya yang masih perlu dirampungkan.

Chanwoo mungkin memang owner kantor ini, namun yang menjadi leader untuk suasana kerja di sini adalah Seungyoon, makanya wajar apabila beberapa saat setelah Seungyoon masuk ruangan maka orang-orang di dalam ruangan itu kembali ke meja masing-masing dan bekerja seperti semestinya meskipun masih tetap ber”gosip” seperti biasa dari meja masing-masing. Suasana kerja yang dibangun menyenangkan memang cocok sekali dengan pekerjaan arsitektur yang perlu perasaan tenang ataupun senang untuk memperoleh ide.

Chanwoo telah benar-benar fokus kepada pekerjaannya ketika beberapa pesan sekaligus masuk ke handphonenya. Sebuah nomor yang tidak Chanwoo kenal. Awalnya dia benar-benar tidak menghiraukan pesan itu, namun pesan terakhir berbunyi “cantik” membuatnya memutuskan untuk membuka pesan-pesan itu dan ketika dibukanya Chanwoo menyesali keputusannya. Karena setelahnya sebuah pesan masuk lagi.

From: 012-2121xxxxx

Aku tau kau tidak akan membalas pesan ini, tapi kutunggu kau akhir minggu ini, cantik.:*

Dan dengan cepat Chanwoo membalas. “Like Hell!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD