LOVE 6

Love

Angin dingin menyeruak masuk ketika Junhoe membuka pintu balkon. Junhoe sebelumnya memutuskan untuk masuk kembali keruangan hotel dirinya dan Chanwoo, karena ia tidak lagi mendengar ada isakan Chanwoo dari dalam. Dan karena takut apabila terjadi sesuatu kepada Chanwoo, Junhoe meskipun juga merasa takut Chanwoo akan menolaknya kembali tetap memberanikan diri untuk memasuki kamar hotelnya. Junhoe berjalan gontai menyusuri ruang tengah dan mengintip ke dalam kamar yang tadinya ada Chanwoo. Dan dia tidak menemukan siapapun di dalam kamar itu. Hanya kamar berantakan karena tantrum yang tiba-tiba Chanwoo lakukan sebelumnya. Panik menyergap Junhoe ketika dia masih melihat handphone, barang lainnya, dan bahkan dompet Chanwoo masih berada diruangan. Tidak satupun barang milikyang terlihat tersentuh oleh Chanwoo. Jangan bilang dia pergi tanpa mengganti pakaiannya.. tanpa mandi.. tetap terlihat seperti itu dan... kiss mark di lehernya itu.

Dengan sedikit kesal diambilnya beberapa barangnya yang kini telah tersusun rapi di dalam tas kecil yang baru dibelinya bersama Chanwoo kemarin malam. Sebuah tas yang sama yang ingin ia berikan kepada Chanwoo untuk tripnya dengan Chanwoo di Jeju ini. Dan inilah kenyataan yang harus Junhoe hadapi. Chanwoo menghilang.. Dengan keadaan yang apabila dilihat orang lain, semua orang akan setuju dengannya bahwa Chanwoo telah mengalami kejadian kejahatan seksual. Dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah dirinya...Bagaimana dengan imageku. I mean. There are hundreds people here, and all the employees know about my presence here. God.. It’s not that! Bagaimana dengan Chanwoo. Kalau ada yang mencegatnya karena penampilan seksinya itu. Dia tidak pakai celana dalam. Dan.... apabila ada yang ingin memperk*sanya.. seperti halnya aku? Ani.. aku tidak berniat begitu kemaren malam. He was the one who seduced me. I’m..... That’s not even important.

“Sh!t!!!” Junhoe menggeram keras sambil menghentakkkan gelas yang baru saja dipegangnya untuk mengambil air dingin dengan rencana untuk menenangkan pikirannya. Namun pada akhirnya gelas itu retak karena kerasnya hentakan Junhoe tadi. Junhoe kemudian masih dengan pikiran-pikiran negatifnya berjalan dengan cepat ke arah pintu. Sebelum mencapai pintu tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan Junhoe yang berjalan cepat tidak sempat mengerem kecepatannya dan berakhir di lantai dengan kepala yang benjol karena terjedot pintu keras yang dia sendiri memilih bahannya dulu sekali saat pembangunan. Apa ini yang biasa orang sebut sebagai senjata makan tuan? Orang yang membuka pintu, dengan penampilan yang hanya lilitan handuk di badan bagian bawahnya, menatap Junhoe yang meringis kesakitan dengan tatapan geli. Mendengar cekikikan kecil dari arah atas kepalanya membuat Junhoe secara refleks menatap ke arah atas dan menemukan Chanwoo yang menutupi bagian mulutnya menutupi cekikikannya yang semakin menjadi.

“Apa yang kau lakukan dibawah situ??” Ucap Chanwoo sambil mencoba menahan tawanya namun gagal dan wajah Junhoe yang kaget melihat dirinya membuatnya semakin tertawa, lebih keras dari sebelumnya.

“Chan.... kukira kau..” Junhoe memaksa tubuhnya untuk berdiri meskipun kepalanya masih berdenyut sakit karena bertabrakan dengan pintu kamar mandi yang super keras tadi. Chanwoo mengulurkan tangannya untuk membantu. Perlakuan Chanwoo yang tiba-tiba itu membuat Junhoe terdiam takjub. Tangannya yang terangkat berhenti di udara antara yakin atau tidak dengan apa yang ada dipandangannya kali ini. Chanwoo mendelikkan matanya bingung karena tangan junhoe yang menggantung. Masih dalam keterkagetan junhoe, sebelum ia sadari chanwoo telah menggapai tangannya terlebih dahulu dan menariknya berdiri.

Lirih hampir tidak terdengar dengan mukanya yang bersemu merah Chanwoo mengucapkan “Maafkan aku”. Junhoe menyunggingkan senyum mendengar itu, meskipun dia masih takjub dengan perubahan perilaku chanwoo yang terjadi begitu cepat.

“Chanwoo aku bol...”

“Junhoe kau... “ Disaat bersamaan Chanwoo juga akan mengatakan sesuatu. Keduanya kemudian saling berpandangan malu dan masing-masing memberikan gesture tubuh mempersilakan untuk berbicara duluan dan terjadi good silent antara mereka berdua selama beberapa detik hanya saling berpandangan, dan pada akhirnya keduanya tertawa. Mentertawakan keawkwardan mereka berdua.

“Aku benar-benar minta maaf” Akhirnya junhoe yang duluan memecah tawa antara mereka berdua. Menghasilkan keheningan lain.

“Aku yang harus meminta maaf kepadamu. Maafkan aku karena telah em.....” Junhoe memotong ucapan Chanwoo “sepertinya kamu harus memakai bajumu dulu apabila kamu tidak ingin masuk angin dan sakit. Sakit dimusim ini benar-benar tidak akan mengenakkan. Kita akan bicara sambil sarapan nanti” Junhoe menyampirkan coat miliknya yang berada ditangannya ke bahu Chanwoo yang terbuka. “Dan... kamu tau.. aku tidak akan bisa menahan sedikit lebih lama melihatmu seperti itu.” Mendengar itu Chanwoo tertawa renyah. Chanwoo menyebutkan terima kasih tanpa suara dan berjalan memasuki kamar. Junhoe mengekor di belakangnya dengan wajah sumringah. Sesaat sebelum Chanwoo memasuki kamar, ia berbalik tiba-tiba dan saking dekatnya jarak mereka berdua, hampir saja bibir keduanya bersentuhan kecil. Namun Junhoe dengan sigap memundurkan wajahnya. Chanwoo melihat wajah junhoe yang memerah karena kejadian tadi cekikikan. “Kurasa kau tidak perlu mengikutiku berganti baju kan?”

Junhoe menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena malu, “Yap.. kalau begitu aku akan menunggumu di ruang makan di bawah” Ucapnya kemudian dan berjalan gontai kearah luar sambil menyiulkan sebuah lagu lawas milik MJ kesukaannya. Pertanda suasana hatinya sedang sangat baik. Sementara Chanwoo memasuki kamar dan mulai berganti baju.

-

Junhoe mengangkat tangannya melambai ke arah Chanwoo yang terlihat mencari-cari seseorang di tengah ruang makan hotel. Hanya perlu hitungan sepersekian detik Chanwoo menyadari lambaian tangan dari Junhoe dan berjalan santai ke arah meja yang telah ditempati Junhoe.

“Kau mau makan apa? Akan aku ambilkan.” Ucap Junhoe sesaat setelah Chanwoo berada di hadapannya.

“Aku akan mengambilnya sendiri” Begitulah yang dikatakan Chanwoo namun pada akhirnya Chanwoo menyilahkan junhoe untuk mengambilkan sarapan bagiannya. “Sereal dan kopi caramel” ucapnya dan disambut senyum oleh Junhoe. Sementara di Meja mereka telah banyak jenis makanan dan semuanya adalah daging. Melihat itu Chanwoo terkekek pelan. Hanya perlu sekitar 2 menit Junhoe telah kembali ke meja membawakan pesanan chanwoo.

“Nafsu makanmu besar sekali.” Ucapnya dengan suara bercanda yang kentara. Junhoe hanya membalas ucapan itu dengan senyum.

“Aku perlu makan banyak meregain energiku setelah shock menghadapi perubahanmu chanwoo.” Chanwoo mendelik kesal mendengar itu, namun chanwoo tau benar bahwa Junhoe hanya bercanda. “Kau yakin kau hanya makan itu chanwoo? Apakah hangover tidak menyakitimu?” Chanwoo menggeleng sambil menyesap kopinya.

“Aku tidak begitu pusing sekarang. Setelah mandi pusingnya hilang.”

“Baguslah kalau begitu.. dan.. apa yang ingin kau bicarakan tadi?” Junhoe menyodorkan sebuah sandwich kepada Chanwoo, namun Chanwoo menolak itu.

“Setelah mandi... well kamu bisa bilang kalau ingatanku kembali. Dan yeah... maafkan aku telah menuduhmu sembarangan.” Wajah merah chanwoo menandakan bahwa dia benar-benar malu membicarakan hal ini. “dan... aku hanya tidak dapat menahan panik. Memalukan sekali memperlihatkan hal seperti itu kepadamu. Maafkan aku.”

“Kamu tidak perlu minta maaf. Toh tidak ada yang terjadi antara kita berdua tadi malam.. well.. ada tapi kurasa sebatas itu tidak akan benar-benar mengganggumu kan.” Mata Junhoe mendelik nakal. Chanwoo menyadari itu dan mendengus tanda tidak suka dengan sikap junhoe. “atau kau ingin lebih dari itu?” junhoe hanya berniat menggoda namun hasilnya negatif karena kini Chanwoo terlihat kesal.

“Kukira kita dapat berteman... tapi kurasa pikiranku salah.” Chanwoo berkomentar dengan nada datar.

“Tidak bukan itu maksudku.. Aku hanya.. ingin membangkitkan suasana awkward ini.” Ucap Junhoe.

“Dan sepertinya kau gagal total” Chanwoo berdiri dari tempat duduknya, menyisakan setengah gelas kopi dan serealnya yang utuh. Junhoe dengan cepat menangkap tangan Chanwoo.

“Maafkan aku oke.. aku hanya ingin bercanda. Duduklah habiskan sarapanmu. Aku tidak ingin kamu sakit.” Junhoe memperlihatkan muka memelas. Melihat itu Chanwoo menyerah dan mengikuti keinginan Junhoe.

“Jadi apa rencanamu untuk hari ini.” Chanwoo mulai berbicara santai kembali pada junhoe, hal itu membuat Junhoe lega.

“Kulihat di buku catatanmu, kamu telah merencanakan untuk mendatangi beberapa tempat. Aku akan mengikuti rencanamu itu.” Chanwoo kembali mendesah kesal, “Kamu ini benar-benar ya.. sejak kapan orang lain boleh membuka catatan pribadi orang? Kamu ini benar-benar tidak tau sopan santun ya. Tapi kumaklumi lah ya.. Chaebol kayak kamu emang mungkin terlahir untuk menyebalkan.”

“Eit.. aku tidak sengaja....”

“Buku itu tersimpan rapi di tasku, bagaimana mungkin tidak sengaja”

“Dengarkan dulu. Aku belum selesai bicara.. Aku hanya tidak sengaja membuka tasmu dan menemukan catatan itu.” Junhoe memperlihatkan wajah sassynya. Itu membuat Chanwoo menatap Junhoe geli. Meskipun ia masih merasakan sedikit kesal. Namun kekuatan adaptasi itu benar-benar menakjubkan. Ia tidak merasa terlalu terganggu sekarang. Tidak seperti saat pertama kali bertemu dengannya.

“Ah.. sadar gak. Saat kamu kejedot pintu tadi entah kenapa mengingatkanku dengan kejadian di kafetaria perusahaanmu itu.” Junhoe tertawa mendengar itu. “Dan sepertinya tuhan membalas perlakuanku ke kamu dengan lebih kejam ya” Ucap Junhoe masih sambil terkekeh pelan.

“Benar sekali. Dan sekarang kamu mengakui kan kalau yang salah saat itu bukan aku. Tapi kamu sendiri yang berdiri tiba-tiba.”

“Iya-iya... Aku yang salah. Chanwoo kamu harus bener-bener makan selain sereal itu deh. At least roti bakar ya. Kuambilkan. Kita akan berwisata lumayan lama lo.”

“Tidak usah. Aku sudah kenyang.” Chanwoo menggendikkan bahunya. Junhoe ingin terus memaksa Chanwoo namun ia menahan diri karena Chanwoo bukan orang yang dapat dipaksa.

“Baiklah. Kita akan mencari makan lagi kalau kau lapar nanti.”

“Kurasa kau yang akan duluan merasa lapar Jun..” Junhoe menyunggingkan senyum mendengar itu, dan senyumnya semakin lebar ketika melihat chanwoo tersenyum pula untuknya. Memperlihatkan dimple kecil yang entah sejak kapan terlihat sangat menarik di mata Junhoe. Tanpa sadar tangannya menyentuh dimple itu.

“Heh apa yang kau lakukan?” Chanwoo menepis pelan tangan Junhoe yang empunya tangan ikut terlihat kaget dengan aksinya sendiri.

“Dimplemu...” Junhoe menggaruk-garuk kepalanya malu untuk melanjutkan kata-katanya.. lucu sekali. Pikirnya.

“Apa kamu tidak pernah melihat dimple sebelumnya?” Chanwoo menggeleng-gelengkan kepalanya heran. “sudahlah.. kita berangkat sekarang yuk” Chanwoo terdengar bersemangat.

-

Tidak banyak yang bisa diceritakan saat keduanya berwisata. Mereka berdua terlihat menikmati perjalanan mereka dengan sepenuh hati. Perkelahian kecil karena keusilan masing-masing menjadi tontonan menarik namun entah kenapa keduanya tidak lagi membesarkan keusilan-keusilan itu. Hal yang paling banyak terlihat dari keduanya adalah tawa dan sumringah yang lebar. Apa saja yang mereka lakukan. Sesuai dengan rencana Chanwoo. Keduanya mendatangi museum teddy bear sesuai keinginan Chanwoo. Junhoe pada awalnya mencemooh keinginan Chanwoo itu namun pada akhirnya orang yang paling banyak membeli oleh-oleh tentang teddy bear adalah Junhoe sendiri. Dengan alasan bahwa ia memiliki banyak keponakan kecil yang perlu diberi oleh-oleh. Namun Chanwoo yakin bahwa Junhoelah yang akan memulai mengoleksi teddy bear. Karena mata Junhoe takjub melihat koleksi teddy bear di museum itu. Dan dengan begitu 1-0 untuk keusilan keduanya dan dimenangkan oleh chanwoo.

Selanjutnya Junhoe memaksa untuk pergi ke Love land karena ia ingin membuat chanwoo merasa malu dan mempermalukannya di tempat itu. Intinya Junhoe ingin mentertawakan Chanwoo seperti Chanwoo mentertawakannya di museum teddy bear. Dan hasilnya 2-0 dimenangkan oleh Chanwoo. Karena yang terjadi adalah.. Junhoe tidak sengaja salah menyebutkan sebuah patung dengan posisi s#x. Junhoe mengucapkannya dengan cukup yakin, namun orang yang berada disebelah mereka berdua mengatakan kalau Junhoe salah. Dan sekali lagi yang menjadi bahan tertawaan adalah Junhoe.

Perjalanan ke tiga adalah ke Udo maritime park. Menyeberang sedikit ke pulau kecil yang terletak di pantai timur pulau Jeju. Sekali lagi kemenangan telak bagi Chanwoo. Karena Junhoe selama perjalanan dengan kapal terlihat ketakutan. Junhoe memang sangat takut dengan Air. 3-0 untuk Chanwoo. Mereka melakukan aktifitas bersepeda santai dan 4-0 untuk Chanwoo karena pada akhirnya Junhoe kelelahan dan menolak untuk naik ke atas mercusuar.

Hari telah menunjukkan pukul 5 lewat ketika keduanya sampai di Sarabong Park. Pilihan destinasi terakhir yang Junhoe menangkan. Tidak banyak pengunjung yang berada di taman itu saat keduanya sampai. Dengan ditemani segelas kopi hangat di tangan, Keduanya mendaki bukit kecil untuk mencapai spot tertinggi untuk melihat sunset. Perbicangan santai dilakukan keduanya sembari menunggu sunset muncul. Hanya ada mereka berdua di spot itu. Banyak hal yang mereka perbicangkan. Ngalor ngidul, dari masalah kerjaan. Sampai masalah hati.

Ketika sesaat sebelum sunset muncul. Saat itu Chanwoo baru saja mengambil Go Pro miliknya beserta stiknya. Junhoe yang sebelumnya hanya menandanginya, mendekatkan dirinya sedikit demi sedikit ke arah chanwoo.

“selfie bareng yuk?” Chanwoo mendekatkan wajah mereka berdua agar muat dnegan jangkauan kamera mereka.

Ketika akhirnya detik Chanwoo mengklik kamera button. Junhoe menyentuhkan bibirnya ke bibir Chanwoo. Sementara Kamera dengan sangat baik mengcapture moment itu. Perlahan tapi pasti Junhoe semakin memperdalam ciumannya. Chanwoo yang pada awalnya kaget dan tersentak mencoba keluar dari moment itu pada akhirnya luluh dan membiarkan Junhoe mendominasinya. Tidak dipungkiri, Chanwoo terlepas dari apapun yang dipikirkannya. Chanwoo terlihat menikmati.

Dan pada akhirnya. Bukan mereka yang menonton sunset. Sunset yang menyambut kebahagiaan dua insan itu.

-

Hasil pertandingan. Kekalahan Chanwoo. 10 skor untuk keberhasilan Junhoe mencuri ciuman Chanwoo.

-

Dan malam itu, keduanya untuk pertama kali. Merasakan getar yang sama, seakan perasaan yang terkubur 5 tahun lalu perlahan kembali tergali tanpa mereka sadari. Ketakutan itu dan perasaan manis itu... kembali. Namun sentuhan demi sentuhan meluruhkan keduanya ke dalam lautan dalam yang dinamakan gairah,

-

Long time no see.

Aduh lama ya gak nulis.. Ada yang nunggu cerita ini gak ya? ;P

Maaf ya ceritanya makin tidak karuan.

Despite Chanhwan is rising right now. Junchan is love for me hahha

Enjoy reading. Dan Ditunggu komennya ^^

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD