LOVE 8.1

Love

Keriuhan bandara tidak membuat kedua orang yang kini saling menatap tajam. Ada kemarahan yang terpancar di kedua mata orang tersebut. Tidak perlu kemampuan seorang psikolog atau seorang pembaca wajah atau bahkan paranormal untuk dapat membaca raut wajah keduanya. Yang satu alis tertarik ke atas dengan kesan menyangkal sedangkan yang satu orang lain mengerutkan keningnya dengan kesan sedang menuduh sesuatu. Cukup beberapa detik untuk mereka saling bertatapan dan akhirnya keduanya membuang muka di saat yang bersamaan. Namun keduanya masih berjalan beriringan ke arah pintu keluar bandara. Dari semua arah banyak orang berlalu lalang, dan tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar memperhatikan keanehan dua laki-laki yang saling mengeluarkan aura membunuh kesatu sama lain. Akan tetapi mereka tetap saja berjalan beriringan. Seiring dengan langkah mereka yang mendekati pintu keluar, wajah keduanya yang membeku perlahan meluruh, memperlihatkan kembali kehangatan yang mereka dapatkan sebelum akhir berantakan yang terjadi sesaat sebelum mereka meninggalkan pulau indah kebanggaan Korea Selatan..Jeju.

 

Hari selasa mungkin tidak sesibuk senin sebagai awal minggu beraktivitas, namun bandara bukan tempat yang tepat untuk menggambarkan kesibukan suatu kota, karena bandara di hari apapun akan selalu sibuk. Kedua orang yang masing-masing membawa sebuah ransel di pundaknya. Berdiri berdampingan diantara lalu lalang orang disekitar mereka. Keduanya menikmati keheningan yang tercipta diantara keduanya.  Kedua orang yang sama-sama terlihat gelisah untuk menunggu taksi kosong yang dapat ditumpangi. Namun jauh di lubuk hati mereka, terbersit niat untuk menghentikan saja waktu yang berjalan diantara mereka.. Hanya untuk mereka berdua. 

 

"Aku minta maaf.." ucap Junhoe yang pertama memecah keheningan antara mereka berdua. Disaat yang bersamaan, sebuah taksi kosong mendekat ke arah keduanya. Menyela apapun hal yang sedang Junhoe coba jelaskan kepada Chanwoo. Tanpa menatap Junhoe yang sedari tadi menatap teduh ke arahnya, Chanwoo memasuki taksi tersebut. Dengan segera pula ia meminta taksi ahjussi untuk membawanya pergi dari bandara tersebut. 

 

-

 

Junhoe menatap kepergian taksi tersebut dengan penyesalan. Menghentakkan kakinya, menumpahkan kekesalan yang sedari tadi ditahannya. Mengapa ketika segalanya dapat dia mulai? Mengapa hal tersebut harus terjadi ketika semuanya dapat berubah jadi indah? Mengapa harus sekarang? Pikirnya...

 

Pikiran junhoe hampir melanglang buana kembali ke moment 3 jam yang lalu di Jeju. Pagi yang indah.. Pagi yang akhirnya dapat ia nikmati. Memakan sarapan yang dibuatkan khusus untuknya. Dari orang yang mungkin saja saat ini masih belum menjadi miliknya. Namun ia memiliki keyakinan bahwa ia akan dapat mengatur kembali hidupnya. Kembali membuka hatinya untuk mempercayai seseorang. Seseorang yang juga mungkin saja telah mengembangkan kepercayaan kepadanya. Namun semua menjadi kacau, dan saat ini ia sadari, bahwa ia belum memulai apapun. Dan ia juga yang telah mengacaukan segalanya.

 

Segelimit adegan bermunculan kembali menyeretnya lebih dalam ke dalam penyesalan. Getaran dari handphonenya menyedotnya kembali ke kenyataan. Cahaya matahari yang telah berada di titik puncaknya. Menyinari dan meskipun di masih ditengah-tengah musim dingin sedikit membuat jaket tipisnya merasakan kehangatan alami.

 

Sebuah getaran halus dari handphonenya kembali menghampiri Junhoe yang kini berjalan pelan dengan tatapan kosong ke arah sebuah cafe bandara yang lengang. Tempat yang cocok untuknya berpikir sekalian menunggu jemputan yang mungkin sebentar lagi akan datang. Hingga sampai pantatnya menyentuh kursi getaran halus itu masih ada dari kantong celana tempat ia menaruh handphonenya.

 

Dengan pikiran untuk mematikan handphone itu agar tidak mengganggunya. Junhoe meraih handphonenya sembari mengatakan lirih kepada pelayan bahwa ia perlu satu gelas kopi. Ketika akhirnya matanya jatuh pada layar handphonenya. Sebuah pesan kebetulan masuk. Hanya sebuah kata sederhana. Namun cukup untuk membuat pikiran Junhoe menjadi buta. Wajahnya mengeras, geraman pelan mengiringi tangannya yang bergerak cepat menghempas handphone kelantai cafe. 

 

Sebelum layarnya benar-benar mati. Sekelebit kata-kata masih dapat terbaca.. 

 

"Aku merindukanmu ❤"

 

-

 

"Anoo... Sillye... Seonsaengnim.. ..... Soensaennim..." sebuah suara kecil akhirnya membangunkan chanwoo dari lamunannya. Chanwoo melirik ke arah jendela dan ia bisa menebak bahwa ia masih tidak jauh dari bandara.

 

"Anu.. Pak.. Antarkan saya ke Seima Archt. Yeouido-dong, Yeongdeungpo- gu Seoul 150-896." selesai memberitahukan alamatnya chanwoo kembali menatap kosong ke arah luar jendela. Jalanan cukup padat namun mobil masih dapat berjalan lancar tanpa berhenti.

 

Sementara taksi ahjussi terlihat sesekali melirik ke arah chanwoo. Yang juga telah beberapa kali menghembuskan nafasnya. Berat. Hal tersebut membuat taksi ahjussi juga ikut merasa tidak nyaman. Dan hal tersebut membangkitkan rasa penasarannya, namun taksi ahjussi tersebut masih menahan untuk tidak menanyakan hal pribadi kepada pelanggan nya. 

 

Taksi ahjussi tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melegakan ketidaknyamanannya ketika chanwoo mulai mengajaknya berbicara.

 

"Ahjussi.. Apakah aneh kalau seseorang tidak memiliki hubungan apapun. Tidak juga merasa ada rasa suka.. Baru berkenalan selama satu minggu.. Dan seseorang tersebut merasa cemburu kepada orang itu??!"

 

"A.." belum sempat taksi ahjussi itu mengatakan sesuatu. Chanwoo telah memotong pembicaraan mereka. "Ahjussi.. Tolong lupakan yang kukatakan tadi. Maaf aku tadi hanya tidak sedang dalam pikiran yang benar" Chanwoo mengucapkannya dengan senyum mengembang yang ketahuan sekali bahwa itu dipaksakan.

 

Taksi ahjussi memutuskan untuk tidak mencampuri lebih dalam dan meminta maaf. "Ti..." akan tetapi lagi-lagi perkataannya harus terpotong karena chanwoo menerima sebuah telepon. 

 

"Chanwoo! Kapan kamu datang. Sebentar lagi waktu kita meeting dengan klien!" suara melengking dari ujung telepon milik seseorang yang sangat ia kenal. Donghyuk. Membuatnya memberikan jarak sedikit antara telinga dan handphonenya. Sedangkan wajahnya mengeryit karena kaget.

 

"Aku sudah di seoul.. Sebentar lagi. Akan sampai. Tenang saja." ucap chanwoo santai. 

 

"Tenang.. Palamu peyang.. Coba liat jammu! 20 menit lagi di cafe biasa.. Di Gangnam! Berani telat. Berani kukuliti kamu!" ucap donghyuk masih dengan lengkingan yang sama.

 

"Tapi donggie.. I have no suit right now!!" Chanwoo yang akhirnya mengintip ke arah jam yang bertengger manis di tangannya dan sadar bahwa ia memang tidak banyak waktu.

 

"Beli!" hanya satu kata itu. Dan telepon dimatikan. Meninggalkan Chanwoo yang gelagapan. 

 

"Ahjussi.. Kita ke cafe X di gangnam. Within 20 menit.. Cukup gak waktunya ahjussi" chanwoo tidak lagi mempedulikan kejadian sebelumnya. Ia bukannya tidak mempedulikan. Ia hanya tidak punya waktu untuk itu.

 

-

 


Annyeong.. Happy new year btw.. 

Aku gak tau ini masih ada yang mau baca atau enggak.. Dan ini cuma updatean singkat. Banyak typo.. Banyak yang aneh.. Mohon dimaklumi. Karena sudah lama gak nulis. 

Semoga ada aja yang masih suka sama cerita ini.

Enjoy...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD