Prolog Chanwoo 3

Love

Rabu, 26 Januari 2011; Pukul 21:25

Chanwoo sedang berada di dalam mobilnya untuk kembali ke rumah. Pesan dari ayahnya yang diterimanya beberapa saat yang lalu benar-benar membuatnya panik. Isinya singkat hanya beberapa patah kata, memang seperti itu biasanya ayahnya mengirim pesan. To the point.

From: Appa

Your mother got into hospital just minutes ago, her heart on weak condition.

Ya, ayah dan ibunya saat ini tidak berada di Korea, sudah sejak 9 tahun yang lalu mereka pindah dan tinggal di ia, Amerika Serikat. Ayahnya yang bekerja sebagai Duta besar Korea dipekerjakan tetap di Negara Bagian tersebut. Dirinya mengapa tidak ikut pindah. Yunhyeong adalah jawabannya. Memikirkan yunhyeong membuat paniknya sedikit menguap, tanpa dia sadari senyum tipis terbentuk di wajahnya. Chanwoo bergegas pergi untuk bersiap ke bandara dan terbang malam ini juga ke ia. Beberapa menit sebelumnya dia telah mendapatkan tiket penerbangan terakhir malam ini. Dia tidak perlu mengepak baju apapun karena di rumahnya di ia telah tersedia semua kebutuhannya.

Jalanan Seoul malam ini sangat lancar seakan-akan memberikan pertanda bahwa dirinya dapat kemanapun dengan cepat. Dering handphonenya berbunyi beberapa saat kemudian. Nama dan nomor yang tertera sangat dia kenal.

Yunnie Calling...

Chanwoo tidak menyangka, bahwa dering handphonenya adalah dering terakhir yang mengangkat semua kebahagiaan di hidupnya.

Chanwoo benar-benar tenggelam dalam kesedihannya. Dia bahkan tidak menyadari langit yang sebelumnya gelap perlahan menjadi terang. Dan seseorang menatapnya dari dalam ruangan kamarnya. Terdiam dan mendesah pelan. Seolah mengerti, Chanwoo perlu waktu untuk mengatasi gelombang kesedihannya saat ini.

Rabu, 26 Januari 2011; Pukul 21:35

Raut bahagia menghiasi wajah Chanwoo. Melihat nama yang sangat dia sukai terpampang jelas di layar handphonenya bersama foto sang empunya nama yang sedang tersenyum manis.

“Apakah dia merindukanku, baru setengah jam kita berpisah hyung~~” Chanwoo tidak dapat menahan senyumnya dan mengangkat telepon tersebut.

“Hyung~~~ Are you miss me already.. “ Chanwoo terkikik pelan. Namun sedetik kemudian wajahnya menjadi sangat tegang.

Diujung telepon, terdengar isakan seorang perempuan, dan Chanwoo tau pasti isakan ini bukan milik Yunhyeong. Dia mengenali suara ini sebaik suara Hyungnya.

“Eomma, are you okay? Ada apa eomma?” Suara Chanwoo bergetar karena khawatir.

Ada apa ini? Aku baru saja mendapat kabar buruk dari mama, dan sekarang ada apa ini. Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam kepala Chanwoo.

Beberapa detik tidak ada jawaban dari ibunya yunhyeong, jawaban yang diterimanya hanya isakan semakin menjadi dari ujung sana. Tidak hanya satu, dua isakan kini terdengar. Chanwoo mendengar isakan lain yang dia kenali milik Eunjin. Adik perempuan Yunhyeong.

“Eomma... Please answer me. Whats wrong?” Chanwoo menghentikan mobilnya di rest area yang kebetulan dia lewati.

“Eunjin.. Eunjin.. Noona! Please answer me!” Kepanikan Chanwoo semakin menjadi, suaranya terdengar seperti teriakan sekarang.

“Chanwoo” Seseorang menjawab diujung sana. Suara berat milik ayah Yunhyeong. Suaranya yang biasanya terdengar sangat lembut, di telinga Chanwoo kini terdengar seperti orang yang sedang memikul beban. Terdengar berat, sangat berat.

“Abonim, apakah ada sesuatu terjadi. Yunhyeong mana?” Chanwoo mengontrol suaranya agar tidak terdengar sangat panik, padahal aslinya saat ini pikirannya penuh dengan hal negatif yang mungkin terjadi pada Yunhyeong orang yang dicintainya.

“Dengarkan aku baik-baik, jangan panik dan bertindak gegabah. Kalau kau bisa, datanglah ke rumah sakit Seoul sekarang...” Belum sempat Ayah Yunhyeong menyelesaikan kalimatnya. Chanwoo mengerti arah pembicaraan ini. Jantungnya terasa seperti berhenti, terasa seperti ada yang menyayat.

“Ada apa dengan yunhyeong, abonim!!!!” Chanwoo menyela dengan suara yang tidak dapat ditahan lagi kepanikannya.

“Yunhyeong....”

Waktu terasa berhenti bagi Chanwoo. Tangannya bergetar, keringat dingin bermunculan. Perasaannya campur aduk. Secara refleks handphone dia lempar kesembarang tempat di dalam mobilnya dan memacu gas memutar balik.

Setiap detik yang Chanwoo jalani selama perjalanan ke rumah sakit terasa seperti neraka. Semua hal negatif menghantui. Semua rasa penyesalan menggerogoti Chanwoo. Chanwoo bukan orang yang cengeng, tak sekalipun Chanwoo pernah meneteskan air mata seberat apapun penderitaan yang dia pernah alami sebelumnya. Akan tetapi Chanwoo yang kuat tidak dapat menahan air matanya. Ketakutan akan kehilangan orang yang dicintainya membuat dirinya menginjak gas lebih dalam dan tidak menghiraukan peraturan yang harus dia taati di jalanan. Setiap lampu merah di terobosnya dengan serampangan. Klakson pengguna jalan lain menjadi terompet neraka bagi Chanwoo.

Seseorang di dalam kamar bergerak pelan membereskan kamar Chanwoo. Membuka gorden balkon, meletakkan bekas-bekas piring dan gelas yang bertebaran di kamar. Suara-suara yang dihasilkan tidak membuat Chanwoo bergerak sedikitpun. Terlalu tenggelam dalam potongan masa lalu yang menghantui. Orang tersebut mengerti bahwa apa yang dia lakukan saat ini dengan membiarkan Chanwoo tenggelam dalam kesedihan bukanlah hal yang benar untuk dilakukan, namun pilihan ini jauh lebih baik daripada melihat Chanwoo selama ini bersikap dingin terhadap segala hal, bagai tembok, dari jauh terlihat kokoh, namun akar-akar masa lalu yang dibiarkan tumbuh menggerogoti tembok tersebut membuat dasarnya siap merubuhkan kapan saja. Pilihan ini jauh lebih baik. Dia membiarkan Chanwoo menghadapi masa lalunya dan berharap Chanwoo dapat menerima masa lalu itu menjadi masa lalu dan menulis ulang hidupnya.

Rabu, 26 Januari 2011; Pukul 21:40

“Yunhyeong kecelakaan.” Ucap suara berat di ujung telepon.

Chanwoo berteriak kencang, mengingat kejadian itu. Hatinya hancur berkeping-keping.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nosign
SS for Side Story ^^ Enjoy~~

Comments

You must be logged in to comment
Planetoceng #1
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
Planetoceng #2
Chapter 24: This is fic so damn lame but i can't stop reading it #junchanmanse #junchanislife cant wait for ur next update thor^^
holup30 #3
Akhirnya update juga di tunggu lanjutannya
wulaaandari #4
Chapter 24: Majasih udah update :* melly yang terbaik :*
Icecreamlov4 #5
Chapter 23: Ini sudah end kah? Atau masih berlanjut? ><
KingKoong
#6
Chapter 23: “he’uh..”
kok aku ngebayangin muka junhoe pas bilang itu polos2 bingung gimana gitu pasti lucu bgt *3*

Kalo buat junchan perkembangan lebih cepat lebih baik hohohoho ;o
Thanks for the update~
wulaaandari #7
Akirnya mely update, yuhuu
Ini aku baca dari awal sampe akhir senyum terus. Aww this is really sweet. Gimana dong mel aku makin Cinta sama ff ini, tapi aku harus siapin hati buat updaten yang sebulan sekali ;( gpp deh mely uodtr aja udah buat aku seneeeeng, ditunggu yah mel update nya besok. Ini kan short story nya :p
KingKoong
#8
Chapter 22: Lah gatau kenapa baru nemu trus pingin baca fics ini sekarang, langsung cuss dari foreword sampe chapter terakhir dan eng ing eng~~~ man I LOVE THIS SO MUCH~♡
Asli Chanhwan sailing bgt tapi Junchan selalu dihati~♡
update lagi dong~ setelah gagalnya(?) 'kejadian' malem sebelumnya, semoga di next chapter bisa beneran yak xD