I Like You

Please Subscribe to read further chapters

Description

All Rights this story is reserved to me only. Please do not copy on any form without my permission. Thank You ^^

©Ekikumo97 (@hildaaeky)

 

"Hyunggi High School adalah sebuah sekolah menengah keatas dan merupakan salah satu sekolah terbaik di Korea Selatan. Tak hanya itu, sekolah tersebut juga terkenal akan siswa-siswinya yang merupakan anak-anak dari keluarga terpandang dan kaya raya. Tak heran jika biaya bersekolah di Hyunggi adalah yang termahal di Seoul. Peraturan di sekolah tersebut juga sangat ketat. Hanya ada  2 cara agar kalian mampu bersekolah di Hyunggi. Yang pertama, kalian harus lolos ujian tes dan mendapatkan nilai tinggi, seketika kalian akan mendapatkan beasiswa selama satu tahun. Jika kalian mampu mempertahankan nilai hingga tahun kedua, kalian akan mendapatkan beasiswa untuk tahun kedua dan seterusnya. Namun, jika sebaliknya, kalian akan dikeluarkan. Yang kedua, adalah cara yang paling mudah. Kalian berasal dari keluarga kaya serta orangtua kalian harus memiliki paling tidak satu perusahaan besar yang berpengaruh di Korea.

Hyunggi High School memiliki beberapa klub yang begitu terkenal, salah satunya adalah klub siswa-siswa Hyunggi yang luar biasa, bernama Klub Tensai yang dalam bahasa Jepang berarti 'Jenius'. Sebuah klub yang terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Namun, klub tersebut memiliki 7 orang sebagai faces of the club. Merupakan aset paling berharga yang dimiliki Hyunggi High School.

 

Han Hyoka, adalah siswa keturunan Amerika-Jepang dan Korea, baru saja pindah dari Busan dan akan memulai tahun keduanya di Hyunggi High School. Ia lolos dalam ujian tes di Hyunggi yang terkenal begitu sulit dan berhasil mendapatkan beasiswa. Ia berkomitmen bahwa ia hanya akan bersekolah di Hyunggi lalu kemudian bisa lulus dengan nilai sempurna. Hyoka juga mengagumi salah satu anggota dari klub terkenal Tensai yaitu , Bambam.

Pada suatu hari, berhembus kabar kurang sedap yang datang dari dua orang di klub populer tersebut. Dan masalah itu cukup mencoreng nama baik Hyunggi High School. Hal tersebut memaksa Hyoka untuk masuk ke dalam masalah tersebut. Masalah apa yang harus mereka hadapi? Mampukah Hyoka menyelesaikan hal tersebut bersama anggota Tensai lainnya? Lalu, bagaimana kehidupan 'merah muda' yang dilalu Hyoka?

 

Ini adalah awal dari kehidupan baru Hyoka." 

 

 

 

 

 

 

 

I LIKE YOU

 

 

 

 

Foreword

PROLOGUE

 

Hari ini adalah hari terakhir Hyoka untuk menikmati masa liburannya. Esok hari adalah hari pertama ia memulai tahun keduanya di Hyunggi High School. Segala hal telah ia persiapkan mulai dari seragam, sepatu, tas, hingga alat tulis yang tertata rapi di kotak pensil. Hyoka sudah tak sabar menunggu hari esok. Ia bahkan tidak bisa memejamkan matanya untuk tidur meskipun lampu tidur yang sedari tadi menyala di meja samping ranjangnya telah dimatikan. Jantungnya berdebar tak terkendali.

 

"Hyoka, apa kau sudah tidur?" seseorang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya, yang ternyata adalah ibu Hyoka.

"Not yet," jawab Hyoka.

"Bukankah besok adalah hari pertamamu? Kau berangkat lebih awal, bukan?" Ibunya menghampiri Hyoka dan duduk di pinggir ranjang gadis itu. Mengelus kepala Hyoka lembut.

"Aku pikir juga begitu, bu. Tapi, sampai saat ini sepertinya aku belum bisa tidur. Kupikir ini karena ketidaksabaranku menunggu hari esok tiba," jelas Hyoka.

 

Ibunya tersenyum simpul,"Kuharap esok ada hal yang mengesankan untukmu."

"Hm... Terimakasih, bu."

Ibunya berdiri dari ranjang Hyoka. Ia mengecup kening anaknya sebelum ia keluar dari kamar itu. Sedangkan Hyoka, ia masih terjaga, sembari menatap layar ponselnya—lebih tepatnya wallpaper yang ia set khusus menggunakan foto idolanya, siapa lagi jika bukan Bambam.

"Yosh! Baiklah, selamat malam, Pria Tampan. Semoga harimu esok juga menyenangkan."

Hyoka meletakkan kembali ponselnya di samping lampu tidurnya, mencoba memejamkan matanya dan menuju ke alam mimpi.

 

----------------

 

Is there anything wrong with my style? Sepanjang jalan yang Hyoka lalui, ia tak luput dari tatapan orang-orang di sekitarnya—seakan melihat manusia dengan spesies baru yang keluar dari laboraturium. Okay, it's so confusing, right?

Hyoka berhenti sejenak, menatap bayangan dirinya di etalase sebuah toko roti yang masih tutup. 'sepertinya tidak ada yang aneh kecuali—'

"Seragamku?" gumamnya.

Hyoka tidak sadar. Ia sedang menggunakan seragam milik salah satu sekolah terbaik di Korea Selatan dan saat ini ia justru memilih berjalan kaki untuk pergi ke sekolah—berbanding terbalik dengan mayoritas siswa Hyunggi High School yang lebih senang menggunakan mobil untuk pergi ke sekolah. 'That's not my style and I'll never do it, never.'

"Kau yang berjalan disana… Berhenti sebentar!"

Seseorang berteriak di tengah sepinya jalan. Dua hal yang Hyoka yakini bahwa kalimat itu ditujukan padanya adalah karena hanya dia orang yang satu-satunya berjalan di trotoar dan sisanya... feeling.

Gadis berambut hitam itu kemudian berbalik, menatap seseorang yang berlari dengan nafas tersengal-sengal berangsur menghampirinya.

 

"Kauberjalancepatsekali," orang tersebut berkata dalam satu tarikan nafas. Orang itu berhenti tepat di depan Hyoka sembari memegang lututnya.

"Kau siapa—"

"Siswa Hyunggi!" orang itu menjawab sebelum Hyoka menyelesaikan pertanyaannya.

Hyoka masih tertegun—bingung. 'mengapa ada orang seperti ini di Seoul?'

Hyoka mengambil botol minum yang tersemat disamping ransel merahnya dan menyerahkannya kepada 'orang aneh' di depannya. Orang itu menolak dengan cepat. 'apa maumu sebenarnya?' runtuk Hyoka dalam hati.

"Perkenalkan namaku Huang Jei. Kau bisa memanggilku Jay. Aku baru di Seoul, mungkin sekitar 3 bulan and my korean isn't really good. Jadi, aku mohon bimbingannya."

Gadis yang kira-kira lebih pendek 3 cm dari Hyoka itu kemudian mengulurkan tangannya kepada Hyoka dan Hyoka tentu saja menerimanya dengan cuma-cuma. 'She looks pretty  boyish.'

 

"Aku Han Hyoka. Ayahku adalah keturunan Amerika-Jepang dan Ibuku Korea. Sudah sejak 3 tahun yang lalu aku tinggal di Busan dan sekarang aku pindah ke Seoul bersama Ibuku," balas Hyoka.

"Wow, that's amazing! Kuharap kita bisa menjadi sahabat dikemudian hari."

'I don't really think' bisik Hyoka.

"Perhaps?"

"Ah tidak. maksudku iya."

 

Hyoka tidak begitu senang dengan seseorang yang berlaku sok kenal dengan orang lain. Namun, untuk saat ini sepertinya ia cukup menurut saja dan melanjutkan langkahnya menuju sekolah, tentunya bersama Jay, gadis yang baru saja dikenalnya.

Hyoka tak mampu menahan rasa takjub sesampainya ia dan Jay di depan gerbang utama Hyunggi. Pagar dengan cat hitam legam dan menjulang tinggi kurang lebih 10 meter itu sungguh menakjubkan. Tanpa menghiraukan Jay, Hyouka bergegas masuk dan ia mendapati gedung bergaya eropa berjajar di balik pagar baja itu. Hyoka tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya terhadap sekolah barunya itu.

'Apakah dia siswa yang mendapat beasiswa itu?' 'Kupikir begitu, lihat saja penampilannya.' 'Apa dia belum pernah melihat sekolah elit seperti ini? Kasian sekali hahaha.'

 

Shut up, !

 

'Bagaimana mereka membicarakan seseorang yang jelas-jelas mendengarkan perkataan mereka?'

Hyoka sadar sikapnya memang sedikit kampungan dan ia tidak mempedulikan itu. Ia kembali menengok orang-orang di sekelilingnya. Memang benar tampaknya kesan mewah sudah ada pada diri mereka sejak lahir. Hal tersebut tidak terbantahkan dengan bukti yang ada saat ini. Segala hal yang menempel pada tubuh mereka merupakan barang bermerk yang bukan sembarang merk—itu merupakan merk kelas dunia.

Hyoka tidak begitu peduli. Setidaknya ia tidak berpakaian seperti orang bodoh, itu saja sudah cukup.

'Kau tak apa?' seru Jay setelah berhasil menggapai pundak Hyoka, "Aku tadi mendengar gadis-gadis itu membicarakanmu."

Hyoka hanya mengangguk pelan. Rasanya ia memang harus menguatkan mentalnya sebelum menjalankan separuh harinya di tempat ini—tempat dimana orang-orang yang menyebut diri mereka kaya padahal itu semua hasil kerja keras orangtua mereka, bukan?

 

"Kuharap kau akan terbiasa di tempat ini. Terkadang semuanya tak seperti yang kau lihat," tambah Jay.

"Tak seperti yang kulihat maksudmu?"

"Kau harus tahu sekolah ini memiliki banyak siswa yang bisa kau bilang tidak-begitu-baik. Jadi kau harus sedikit berhati-hati. Apalagi mereka yang ingin berteman disini tidak seutuhnya ingin berteman denganmu. Mereka akan memilih teman berdasarkan status sosial mereka. It's scarier than horror movie, y'know?"

 

Hyoka pikir memiliki Jay disampingnya tidak begitu merugikan. Gadis itu bahkan memberikan info-info yang belum ia tahu dari sekolah ini. 'Jadi di dalam sekolah ini tak sebagus tampak luarnya, ya?'

"Tapi, ada kabar gembira yang harus kau tahu jika kau seorang penggemar klub Tensai."

Hyoka tampak begitu antusias begitu Jay menyebutkan kata 'Tensai' di akhir kalimatnya.

"Apa?"

Dengan cengiran yang begitu kentara diwajahnya, Jay menjawab setengah berbisik, "Mereka juga bersekolah disini!"

"Are you joking, Jay?" Hyoka tidak percaya dengan apa yang dikata Jay baru saja.

"Kau bisa mencekikku jika aku berbohong—"

 

Segerombolan siswa yang didominasi para gadis berlari berlawanan arah dengan Jay dan Hyoka begitu cepat. Mereka semua berlari menuju pintu gerbang dan mulai berjajar rapi membentuk sebuah jalan di tengah.

"Aku berani taruhan pasti anggota Klub Tensai akan segera datang," seru Jay mantap.

Tujuh orang pria tampak memasuki gerbang sekolah dengan langkah angkuhnya tanpa menghiraukan sorak-sorak siswa perempuan yang berada di sekelilingnya.

"Adakah salah satu dari mereka yang kau sukai?" ia menyenggol lengan Hyoka sedikit keras, mengalihkan perhatian Hyoka yang sebelumnya tanpa berkedip memandang ketujuh orang yang baru saja mendapat banyak sambutan dengan kedatangan mereka.

 

"Hm... I like Bambam for sure," jawab Hyoka tanpa ragu.

 

Dan kali ini Hyoka merasa ketujuh pria tersebut tengah berjalan ke arahnya. Tidak salah lagi.

 

---------------

 

 

A/N : Your review / comments like oxygen to me. So, after you read my fanfict, I would be glad if you write down any criticisms and suggestions. Big Thanks, my Beloved Reader ^^

 

 

 

 

 

 

Comments

You must be logged in to comment
irfanard #1
Chapter 21: Aku baru baca sekarang.. Dan mantaapp laahh.. Sukaa
ngger_palupi #2
Chapter 18: Cinta dan rasa ingin memiliki itu tidak sama..
hiiiaaattt,, jeddddiieeerrr,,!
beda tipis tp tetep tidak sama,,,
suka banget ma FF author ini,..
gegara mbaca di https://indofanfictkpop.wordpress.com/2014/04/09/i-like-you-prologue/ yang hanya sampai 17 part,,
buru" searching ke AFF untuk lanjut chapter,,,
matur nuwun sudh buat AFF yang jempol banget,,
buat lagi AFF author-nim,,, T_T
sarnikelodeon #3
Chapter 22: Ff mark pertama yg aku sukaaaa. Hahahaha
Thank you so much thor. Aku nyari2 ff mark yg rame ko susah yaa *sebelumnya bergelumut dengan /gs.
Aku suka karakter mark dan hyokanya.
Hyokanya ga lemah2 amat gitu. Jd seneng. Wkwkwk
Dan mark dengan segala pesonanya.
Tp aku baru baca ini di tahun 2016? Hahaha
Tp gpp kan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^-^v
itaboomis #4
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
itaboomis #5
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
faatihaismi #6
Tapi endingnya gantung T^T,padahal ceritanya bagus -_____-
rekhahgase #7
sekian lama liat chapter awal ff ini kirain kurang menarik, pas mampir kesini baca dari awal lagi ternyata dugaan saya salah :') baca dari awal chapter sampe end. bener" gantung author T_T suka karakter mark disini, sedihnya bias saya yugyeom cuma kebagian dikit gapapalah. ffnya diksi, dan lainnyalah kereen. DAEBAK!!! minta sequel dong, semoga authornya liatt T.T
btw saya telat baca, sekarang udah 2016 :D
bybblue17 #8
suka banget sama ff ini, udah mah character nya biasku trus genrenya juga aku suka ^^
ernmln7 #9
Chapter 2: amazing. it's so amazing
ernmln7 #10
i like it!