My Life, Your Life

I Like You
Please Subscribe to read the full chapter

                                                 

 

Chapter 14

My Life, Your Life

 

"Berhentilah menangis."

 

"Sudah berapa kali kubilang jangan berharap padanya," ujar pria itu lagi, "Dia itu brengsek."

 

Pria itu, Bambam—yang sudah sejak limabelas menit yang lalu duduk manis di samping Suzy. Gadis itu samasekali tak peduli dengan eksistensi Bambam kendati pria dengan tinggi 170 cm itu terus bergumam samar. Sejatinya, Suzy tidak suka dengan sikap sepupunya yang senang mencampuri urusannya, apalagi memberi saran-saran tidak masuk akal yang menjurus seperti umpatan. Sudah jelas bahwa ia lebih tua dari Bambam, namun pria itu selalu bersikap seolah-olah ia lebih dewasa.

"Kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu pada kawan satu timmu!" seru Suzy, "Dan lagi, aku tidak menangis! Berhenti bersikap seakan kau peduli denganku, Bambam."

Lalu, apa yang dilakukan seorang gadis di jam lengang seperti ini di tengah taman sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangannya jika tidak menangis? Terlebih hidup merah Suzy mengindikasikan bahwa ia baru saja menangis. Atau hanya pemikiran Bambam saja?

Bambam berdecak kesal. Bodoh memang, ia mengekspresikan kekesalannya dengan bersikap seakan Mark adalah orang buruk. Kalau tidak begitu, lalu apa? Apa namanya jika seseorang telah berbohong? Itu buruk, 'kan? Bambam benci jika seseorang melakukan kebohongan, meski yang melakukan itu adalah sahabatnya.

 

"Aku memang peduli padamu, Suzy—"

 

"Aku ini nunna-mu!" Suzy beranjak dari bangku kayu panjang yang sebelumnya ia duduki bersama Bambam.

 

"Aku sudah memperingatkanmu. Jika kau tidak mau menurutinya, terserah! Jangan pernah berharap Mark bisa membalas cintamu seperti dulu jika kau tidak ingin sakit hati."

 

---------------

 

Tubuh Hyoka masih teronggok di sudut ruangan kafe sekolahnya. Ditemani dengan secangkir moccalatte kesukaannya dan novel yang baru ia beli. Ini adalah salah satu tempat paling nyaman di sekolahnya selain perpustakaan, ketimbang berada di luar dan harus menjadi korban musim panas. Hari ini matahari sangat tidak bersahabat, lebih panas dari hari-hari kemarin. Hal itu yang membuat gadis berambut cokelat ini memutuskan untuk bertandang ke kafe sekolah, menikmati minuman yang akhir-akhir itu menjadi favoritnya—dan memanfaatkan fasilitas AC di ruangan ini.

Hari ini Hyoka sendiri. Jay menolak tawaran untuk menemaninya dengan alasan harus mengerjakan tugas dari guru matematika. Bambam juga tidak beda jauh dengan Jay, ia berencana menemui Suzy yang entah dimana. Padahal banyak cerita menarik yang akan Hyoka bagi jika salah satu dari mereka ada disini.

 

Bagaimana dengan Mark?

 

Jangan pernah tanyakan tentang orang ini kepada Hyoka. Hyoka tidak ingin tahu. Pria menyebalkan itu selalu membuat mood-nya hancur dan dipastikan gadis itu sulit berkutik jika sudah dihadapan Mark. Ia bahkan akan lupa segalanya, dari mulai bernafas, berkedip, hingga mengatur denyut nadinya sendiri. Kalian boleh menertawakan apa yang baru saja tertulis pada kalimat di atas, namun itu semua nyata dilansir dari diri Hyoka sendiri. Ia tidak habis pikir kenapa gejala-gejala tersebut bisa ia alami? Apa Mark juga merasakan hal seperti itu?

Tidak. Tidak mungkin Mark merasakan hal tersebut. Lihat saja, buktinya ia samasekali tidak terlihat gugup jika berada di dekatnya, kontras dengan apa yang Hyoka rasakan. Lalu, penyakit apa ini? Adakah dokter yang mampu menyembuhkannya? Hyoka belum pernah mengalaminya.

Hyoka mengatupkan kedua sisi bukunya lalu meletakkannya asal di atas meja. Ekspresi terkejutnya tertangkap oleh seseorang yang entah sudah sejak kapan ia berada disana. Ia menarik salah satu sisi bibirnya sembari melemparkan tatapan misterius ke arah Hyoka. Sejurus kemudian, pria itu beringsur meletakkan kedua tangannya di atas meja lalu menopang kedua kepalanya—dengan ekspresi yang sama.

Hyoka mengerjap sekilas. Berusaha mengembalikan kesadarannya yang sempat hilang karena kehadiran pria tidak diharapkan itu.

 

"Ma-Mau apa kau?" kata Hyoka terbata. Pria itu bergeming.

"Hey, aku berbicara padamu," imbuh Hyoka dan meraih moccalattenya untuk disruput.

Alih-alih segera menjawab Hyoka, senyumnya justru makin melebar—menampakkan gigi-gigi putihnya. Seakan menilik tiap lekuk wajah Hyoka dan garis wajahnya yang begitu tegas lamat-lamat. Ia terkekeh pelan.

"Mark Tuan!" Hyoka mendelik.

"Mark oppa, mengerti? Kita masih ada waktu dua minggu sebelum kau bebas memanggilku," akhirnya Mark angkat bicara meski dalam posisi yang sama.

kedua bola mata Hyoka berputar mengiringi akhir kalimat Mark, "Baiklah, Mark oppa."

 

Mark terkekeh menyadari kemenangannya. Matanya tidak mau lepas dari wajah polos Hyoka. Tunggu... Ada momen langka yang baru saja Hyoka saksikan. Perlu digaris bawahi, Hyoka belum pernah melihat Mark tersenyum selama ini.

Apakah orang di depannya adalah Mark Tuan yang asli? Atau mungkin dia alien yang menyamar? Imajinasi Hyoka menjadi liar dan ia benar-benar harus meminum obat untuk mengembalikan kewarasannya saat ini juga.

"Kau lupa? Dua hari yang lalu kita baru saja berciuman?" seru Mark tanpa basa-basi.

 

 

DEG

 

 

Hyoka bukan tipikal gadis yang hobi membicarakan hal pribadi seperti ini. Hey, Pribadi? Apa yang disebut pribadi jika hampir seluruh siswa di Hyunggi melihatnya? Hyoka merutuk dalam hati. Pria ini tidak waras.

"Lalu?"

Mark tersenyum jahil, "Kau... tidak merasakan apa-apa?"

"Tidak—"

"Oh, aku lupa. Kita sudah melakukannya dua kali!" kata Mark hampir berteriak. Dan itu sudah berhasil membuat beberapa orang di samping meja mereka turut menoleh ke arah Mark.

Hyoka menendang tulang kering Mark. Pria itu meringis kesakitan, namun tetap saja ia kembali mengumbar senyum khasnya.

 

"Bodoh! Pelankan nada bicaramu. Kenapa kau melakukan itu?" bisik Hyoka.

 

"Kita ini 'kan sepasang kekasih. Jadi wajar kita melakukan hal itu," seru Mark.

 

Sepertinya Mark dan Hyoka membicarakan hal yang berbeda, tapi Mark tetap cuek dan memilih untuk tetap tersenyum lebar. Mark menarik diri—menyandarkan punggungnya ke kursi yang ia duduki. "Apa kau senang jika hubungan kita berakhir dalam dua minggu?" seru Mark dengan nada bosan. Senyumnya kian memudar digantikan dengan guratan cemas yang terpancar dari wajahnya.

"Huh?"

Hyoka bukan tidak mendengar pertanyaan Mark, hanya saja ia mengulur waktu untuk m

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
irfanard #1
Chapter 21: Aku baru baca sekarang.. Dan mantaapp laahh.. Sukaa
ngger_palupi #2
Chapter 18: Cinta dan rasa ingin memiliki itu tidak sama..
hiiiaaattt,, jeddddiieeerrr,,!
beda tipis tp tetep tidak sama,,,
suka banget ma FF author ini,..
gegara mbaca di https://indofanfictkpop.wordpress.com/2014/04/09/i-like-you-prologue/ yang hanya sampai 17 part,,
buru" searching ke AFF untuk lanjut chapter,,,
matur nuwun sudh buat AFF yang jempol banget,,
buat lagi AFF author-nim,,, T_T
sarnikelodeon #3
Chapter 22: Ff mark pertama yg aku sukaaaa. Hahahaha
Thank you so much thor. Aku nyari2 ff mark yg rame ko susah yaa *sebelumnya bergelumut dengan /gs.
Aku suka karakter mark dan hyokanya.
Hyokanya ga lemah2 amat gitu. Jd seneng. Wkwkwk
Dan mark dengan segala pesonanya.
Tp aku baru baca ini di tahun 2016? Hahaha
Tp gpp kan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^-^v
itaboomis #4
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
itaboomis #5
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
faatihaismi #6
Tapi endingnya gantung T^T,padahal ceritanya bagus -_____-
rekhahgase #7
sekian lama liat chapter awal ff ini kirain kurang menarik, pas mampir kesini baca dari awal lagi ternyata dugaan saya salah :') baca dari awal chapter sampe end. bener" gantung author T_T suka karakter mark disini, sedihnya bias saya yugyeom cuma kebagian dikit gapapalah. ffnya diksi, dan lainnyalah kereen. DAEBAK!!! minta sequel dong, semoga authornya liatt T.T
btw saya telat baca, sekarang udah 2016 :D
bybblue17 #8
suka banget sama ff ini, udah mah character nya biasku trus genrenya juga aku suka ^^
ernmln7 #9
Chapter 2: amazing. it's so amazing
ernmln7 #10
i like it!