He Cursed Me!

I Like You
Please Subscribe to read the full chapter

 

Chapter 22

He Cursed Me!

 

Tidak ada yang bisa mengalahkan kenikmatan hembusan angin musim panas dikala sang mentari tengah memancarkan sinar paling cerahnya. Apalagi jika bergeletak sejenak di bawah pohon rindang, siapa yang bisa mengelak. Mungkin hal itu yang tengah dilakukan Mark seorang diri. Karena jam istirahat yang lumayan panjang, tidak ada salahnya ,'kan, menyegarkan otak sembari melepas penat setelah hampir lima jam duduk di bangku perpustakaan. Ia sendiri pun lupa sudah berapa judul buku yang ia jamah sejak tadi pagi.

Penat sih. Tapi, mau bagaimana lagi. Dirinya bukan lagi salah satu siswa kebanggaan Hyunggi—ralat—mantan siswa kebanggaan Hyunggi. Mark bukan lagi bagian dari keluarga besar Hyunggi. Ia hanya pemuda yang rutinitasnya hanyalah mengunjungi perpustakaan Hyunggi.

Mark merengganggkan ototnya sejenak, lalu berulang kali mengusap matanya yang lelah berakomodasi maksimal. Lagi-lagi tiupan udara itu hadir, semakin melembut. Surainya yang kini berubah kecokelatan, pun itu bergoyang seiring irama angin. Mungkin ini yang disebut secuil kenikmatan surga. Bisa bersantai layaknya tanpa beban meski hanya sejenak.

Kendati kesadarannya sudah hampir hilang, ia masih bisa mendengar sayup-sayup langkah kaki yang menurut prediksi akurat Mark sedang menuju ke arahnya. Pemuda itu melirik dengan ekor matanya yang memicing. Orang itu berdiri sekitar 3 meter dari tempat Mark merebahkan tubuhnya.

"Kau disini rupanya."

Suara yang tak lagi asing di telinganya.

"Seperti dugaanku. Kau memang pria yang mudah ditebak."

Perlahan, Mark membuka matanya lebih lebar, hingga ia menangkap potret seseorang yang saat ini justru sudah duduk bersila tepat di sampingnya. Pandangannya menatap jauh ke depan, seperti memikirkan sesuatu yang jauh lebih serius dari ulangan matematika.

"Aku ketahuan, ya?" celetuk Mark sembari bangkit dari tidurnya.

Orang di sampingnya hanya menarik satu sisi bibirnya, pertanda ikut mengiyakan pertanyaan sekaligus pernyataan Mark barusan.

"Aku sudah mengenalmu dari dulu, hyung. Bagaimana aku bisa lupa tabiat bodohmu?" kata orang itu setelah selang beberapa detik terdiam.

"Aku tahu itu, Bambam."

 

Bambam—orang yang berada di samping Mark—menoleh ke arah pria yang ia panggil hyung tadi. "Ibumu tidak pernah mengajarimu untuk jadi pengecut, 'kan?"

"Tentu saja tidak," jawab Mark.

"Selesaikan masalahmu dengan baik dan..."

"Dan?"

"...dan jangan berpura-pura kau akan pergi ke Amerika."

 

Mark bergeming. Semilir angin ikut menyertai akhir kalimat Bambam. Bukan kah ini seperti adegan film yang telah di setting oleh sang sutradara? Konyol.

"Aku kena skakmat rupanya."

Bambam tersenyum. Cengirannya kian melebar diiringi suara mengaduh milik Mark setelah ia berhasil mendaratkan pukulan ringan di lengannya.

"Hadapi dengan cara laki-laki. Selesaikan dengan cara laki-laki."

"Kau mengguruiku?" seru Mark.

"Pada kenyataannya aku lebih dewasa ketimbang dirimu, hyung. Haha."

 

---------------

 

"Apa kau mau tidur di sebelahku, paling tidak sampai aku tertidur. Aku tahu ini memalukan tapi, aku mohon untuk kali ini—"

"Asalkan kau bisa tidur dan tidak mengganggu tidurku lagi. Aku turuti."

Lagi-lagi tanpa pikir panjang, Mark menurut saja pada apa yang Hyoka minta. Toh, keesokan harinya Mark belum tentu bisa menuruti keinginan gadis itu. Paling tidak ia menyisakan kesan baik pada diri Hyoka ketimbang perlakuan Mark tempo hari yang sejujurnya sangat ia sesali. Mark berhasil mendaratkan tubuhnya di atas ranjang Hyoka, atau mungkin lebih tepatnya di samping Hyoka. Ya, di samping gadis yang sebelumnya sempat membuat hatinya bergejolak tiap berada di sisinya, bahkan sampai saat ini. Namun, tidak. Ia harus bisa mengendalikan dirinya, untuk hari ini.

Mark tidur membelakangi gadis itu. Well, selama mereka tidak bertingkah di luar batas, ini tidak akan jadi masalah, bukan? Tapi, masalah lain muncul. Kali ini Mark malah tidak bisa kembali ke alam mimpinya. Ia masih terjaga meski sudah 20 menit berlalu. Sial, gumamnya. Apa kutukan tidak-bisa-tidur berlaku bagi siapa saja yang tidur di ranjang ini? Mark menghela nafasnya—cukup pelan.

Sejurus, tubuh Mark menegang. Seakan baru saja sebuah kehangatan tiba-tiba menjalar di tubuhnya. Ia tersentak, sampai ia menyadari Hyoka lah tersangkanya.

 

"Jangan berbalik," seru Hyoka, "Kalau kau membalikkan tubuhmu, aku akan membunuhmu."

Benar saja, Hyoka tengah memeluk punggungnya saat ini. Entah atas dasar apa gadis itu melakukan hal ini. Apa sebegitu takutnya kah Hyoka jika tidur sendirian?

"Aku takut."

"Apa yang kau takutkan? Aku sudah di sampingmu kau masih takut? Bahkan kau mencengkram bajuku sangat kuat," ada tawa singkat di akhir kalimat Mark. Hyoka tidak pernah terlihat menyedihkan seperti ini. Agak manis sih.

"Aku takut sendirian," ucap Hyoka lagi.

"Kalau begini terus, bagaimana aku bisa tidur, huh?" tanya Mark, "Bukan kah sudah kubilang, aku sudah di sampingmu. Apa yang perlu kau takutkan, Hyoka?"

"Aku takut. Aku takut kehilanganmu."

Sekonyong-konyong, seolah ribuan pisau tengah menghujamnya. Kalimat Hyoka barusan, apa ia tidak salah dengar?

"Kau ini bicara apa?" tanya Mark.

 

Kali ini Hyoka begeming. Tak ada lagi sahutan dari Hyoka. Oh, apa gadis ini berhasil mengalahkan insomnianya? Tanpa ada yang tahu, Mark menarik ujung bibirnya. Perlahan ia membalikkan tubuhnya, tidak peduli jika pada akhirnya Hyoka tidak main-main dengan ucapannya yang ingin membunuh Mark. Tangan gadis itu masih melingkar pada tubuh Mark, bedanya, pelukan Hyoka agaknya sedikit mengendur.

"Jadi, gadis ini mengigau?" Mark mendengus.

Ia mengusap puncak kepala Hyoka dengan lembut. "Jika kau takut kehilanganku, lalu kenapa kau tidak menahanku untuk pergi, hm? Kenapa kau malah bersikap acuh?"

Untuk kali ini saja, biarkan Mark sedikit mengambil langkah di luar garis batas. Ia mengecup puncak kepala Hyoka pelan. Jika saja ini hari terakhirnya bisa sedekat ini dengan Hyoka, Mark tidak akan pernah melupakannya. Paling tidak sampai ia bisa menemukan gadis semenarik Hyoka yang lain, mungkin. Tapi, ia rasa belum. Belum atau tidak akan pernah? Tch.

 

---------------

 

Ramalan cuaca, berita selebritis, sampai puluhan iklan sudah Hyoka lewati sejak tiga jam terakhir. Kenyataan seperti inilah yang terjadi jika musim panas dihabiskan di dalam rumah. Ketika mesin pendingin tak lagi berfungsi untuk pendingin ruangan, bahkan di dalam rumah masih bisa merasakan sengatan panas dari teriknya sinar matahari di luar. Gila suda

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
irfanard #1
Chapter 21: Aku baru baca sekarang.. Dan mantaapp laahh.. Sukaa
ngger_palupi #2
Chapter 18: Cinta dan rasa ingin memiliki itu tidak sama..
hiiiaaattt,, jeddddiieeerrr,,!
beda tipis tp tetep tidak sama,,,
suka banget ma FF author ini,..
gegara mbaca di https://indofanfictkpop.wordpress.com/2014/04/09/i-like-you-prologue/ yang hanya sampai 17 part,,
buru" searching ke AFF untuk lanjut chapter,,,
matur nuwun sudh buat AFF yang jempol banget,,
buat lagi AFF author-nim,,, T_T
sarnikelodeon #3
Chapter 22: Ff mark pertama yg aku sukaaaa. Hahahaha
Thank you so much thor. Aku nyari2 ff mark yg rame ko susah yaa *sebelumnya bergelumut dengan /gs.
Aku suka karakter mark dan hyokanya.
Hyokanya ga lemah2 amat gitu. Jd seneng. Wkwkwk
Dan mark dengan segala pesonanya.
Tp aku baru baca ini di tahun 2016? Hahaha
Tp gpp kan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^-^v
itaboomis #4
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
itaboomis #5
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
faatihaismi #6
Tapi endingnya gantung T^T,padahal ceritanya bagus -_____-
rekhahgase #7
sekian lama liat chapter awal ff ini kirain kurang menarik, pas mampir kesini baca dari awal lagi ternyata dugaan saya salah :') baca dari awal chapter sampe end. bener" gantung author T_T suka karakter mark disini, sedihnya bias saya yugyeom cuma kebagian dikit gapapalah. ffnya diksi, dan lainnyalah kereen. DAEBAK!!! minta sequel dong, semoga authornya liatt T.T
btw saya telat baca, sekarang udah 2016 :D
bybblue17 #8
suka banget sama ff ini, udah mah character nya biasku trus genrenya juga aku suka ^^
ernmln7 #9
Chapter 2: amazing. it's so amazing
ernmln7 #10
i like it!