Between Lie and Truth

I Like You
Please Subscribe to read the full chapter

 

Chapter 20

Between Lie and Truth

 

"Sudah kukira ternyata kau," kata Hyoka lalu menggeret pria itu untuk duduk di bangku yang letaknya tak jauh dari mereka.

"Apa maksudmu—"

Tanpa aba-aba Hyoka melepas topi rodeo hitam yang tersemat di kepala pria itu. "Nah, benar 'kan? Ternyata memang kau, Mark Tuan."

Mark—nama pria itu—lantas tertunduk mengetahui samarannya diketahui oleh Hyoka. Sial, umpatnya dalam hati. Gadis ini memang pintar atau penyamaran Mark yang buruk?

"Katamu kau tidak ingin menonton teater musikal, kau sendiri yang bilang kalau teater musikal itu membosankan," seru Hyoka tak mampu menahan rasa kesalnya.

"Memang membosankan, maka dari itu aku pulang."

"Lalu kenapa kau malah kesini jika kau tahu teater musikal itu membosankan, huh?" Tangan Hyoka bersedekap. Menatap Mark jengkel sembari turut menahan dinginnya malam yang mulai membekuknya.

"Bosan di rumah. Datang kesini membuatku tambah bosan."

Well, itu tadi alasan yang klise bukan? Mungkin masuk akal bagi Hyoka, tapi apa Mark sepenuhnya jujur?

"Bohong," kata Hyoka, "Kau bohong, 'kan?"

"Tidak, aku tidak berbohong," jawab Mark bersikeras.

"Aku benci padamu. Menyebalkan, tch," Hyoka berdiri.

"Aku cinta padamu," seru Mark, "Menyebalkan, tch."

 

Spontan Hyoka menatap Mark, "Apa?"

"Satu-satunya kalimat yang tidak pernah kuucapkan padamu selama kau menjadi 'kekasihku' dalam tiga bulan. 'Aku cinta padamu'. Bukankah sepasang kekasih selalu mengatakan hal itu?" giliran Mark yang menatap Hyoka.

"Bodoh," ucap Hyoka lirih, "Kau ternyata memang bodoh."

"Aku tidak bodoh. Yah, memang sih kau lebih pintar dariku. Setidaknya aku selalu memegang ranking satu paralel sebelum kau datang ke Hyunggi—"

"Bodoh!" Kepala Hyoka semakin menunduk. Mark memandang Hyoka dengan kedua maniknya cukup dalam. Pria itu menghela nafas panjang sebelum berlutut di hadapan Hyoka dan menggenggam kedua bahu gadis itu. Ia bisa merasakan bahu Hyoka yang gemetar dan kepalanya semakin tertunduk lebih dalam.

"Kau menangis?" kata Mark dengan lembut. Isakan Hyoka semakin menjadi.

"Hei, berhenti menangis," seru Mark, "Atau aku akan memelukmu di tengah kerumunan orang ini, huh?"

 

Kepala Hyoka seketika terangkat. Matanya sudah luar biasa sembab, hidungnya pun merah. Make up yang ia gunakan juga luntur bersamaan dengan jejak-jejak air mata di pipinya. Hyoka menghapus air mata dengan punggung tangannya, lalu memandang wajah Mark yang berada tepat di hadapannya dengan ekspresi sendu.

"Ternyata kau tidak ingin kupeluk juga, haha."

Hyoka membrengut, "Menyebalkan." Gadis itu berdiri, Namun Mark sudah terlebih dulu menahannya. Mark melepas jaket hitamnya, lalu menyematkannya pada tubuh Hyoka. "Kau juga bohong, 'kan? Kau bilang dengan santai kau akan terbiasa jika aku pergi. Tapi, nyatanya aku disini saja kau malah menangis."

"Memang benar kok. Aku tidak menangis, hanya saja mataku tiba-tiba saja perih," kilah Hyoka sembari mempererat kancing jaket milik Mark yang ia gunakan.

Mark mendengus, "Baguslah kalau begitu," jawab Mark, "Ini 'kan, yang kau inginkan? Aku yang seperti biasanya memang cuek dan menyebalkan, seperti apa yang kau bilang, Hyoka."

 

Mark kembali duduk di samping Hyoka, namun dengan jarak sedikit lebih dekat dari yang sebelumnya. Tiba-tiba, pria itu menyentuh puncak kepala Hyoka. Sepersekian detik kemudian, tangannya mulai leluasa memporak-porandakan rambut-rambut Hyoka yang sebelumnya sudah agak berantakan. Alih-alih kesal, Hyoka justru diam saja.

"Tumben tidak marah," Mark tersenyum jahil.

"Aku akan merindukannya," jawab Hyoka.

"Tapi, kau akan terbiasa, 'kan? Seperti yang kau bilang padaku," kata Mark. Pria itu beranjak dari bangku kayu tua itu. "Ayo, pulang."

Hyoka masih terdiam tanpa geser secentipun dari tempat semula ia duduk, "Aku bisa pulang sendiri."

"Baiklah," kata Mark setelah helaan nafas terakhir. Tanpa aling-aling, pemuda itu berbalik dan menghilang di antara kerumunan yang begitu jejal.

Hampir dua menit berlalu, Hyoka menatap arah pergi Mark—tentu saja pria itu sudah tidak terlihat walau hanya jaket kulit hitam yang ia kenakan. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru, namun ia tak mendapati yang ia cari.

 

"Dia tidak memaksaku untuk pulang," bisik Hyoka, "Kurasa aku sudah tahu jawabannya."

 

---------------

 

Di tengah-tengah kegiatan membacanya—persisnya membaca manga—Bambam masih sempat menyematkan earphone di kedua telinganya. Hari-hari yang biasanya ia habiskan bersama teman-teman dan klub Tensai, namun hari ini feelingnya menuntun pria yang beranjak dewasa itu untuk bertandang ke perpustakan ditemani manga favoritnya yang ia bawa sendiri dari rumah.

Hari ini perpustakaan tampak lengang, tak banyak murid yang berkunjung. Bahkan jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Beberapa murid juga sudah mulai kembali ke kelas. Sembari iseng menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, Bambam membuka halaman demi halaman manga yang sudah hampir separuh ia baca itu.

 

"Yosh! Lanjutkan nanti saja," kata Bambam. Pria itu bangkit dari duduk santainya, lalu beranjak dan berjalan menuju pintu keluar sembari menenteng dua hingga tiga mangany

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
irfanard #1
Chapter 21: Aku baru baca sekarang.. Dan mantaapp laahh.. Sukaa
ngger_palupi #2
Chapter 18: Cinta dan rasa ingin memiliki itu tidak sama..
hiiiaaattt,, jeddddiieeerrr,,!
beda tipis tp tetep tidak sama,,,
suka banget ma FF author ini,..
gegara mbaca di https://indofanfictkpop.wordpress.com/2014/04/09/i-like-you-prologue/ yang hanya sampai 17 part,,
buru" searching ke AFF untuk lanjut chapter,,,
matur nuwun sudh buat AFF yang jempol banget,,
buat lagi AFF author-nim,,, T_T
sarnikelodeon #3
Chapter 22: Ff mark pertama yg aku sukaaaa. Hahahaha
Thank you so much thor. Aku nyari2 ff mark yg rame ko susah yaa *sebelumnya bergelumut dengan /gs.
Aku suka karakter mark dan hyokanya.
Hyokanya ga lemah2 amat gitu. Jd seneng. Wkwkwk
Dan mark dengan segala pesonanya.
Tp aku baru baca ini di tahun 2016? Hahaha
Tp gpp kan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^-^v
itaboomis #4
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
itaboomis #5
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
faatihaismi #6
Tapi endingnya gantung T^T,padahal ceritanya bagus -_____-
rekhahgase #7
sekian lama liat chapter awal ff ini kirain kurang menarik, pas mampir kesini baca dari awal lagi ternyata dugaan saya salah :') baca dari awal chapter sampe end. bener" gantung author T_T suka karakter mark disini, sedihnya bias saya yugyeom cuma kebagian dikit gapapalah. ffnya diksi, dan lainnyalah kereen. DAEBAK!!! minta sequel dong, semoga authornya liatt T.T
btw saya telat baca, sekarang udah 2016 :D
bybblue17 #8
suka banget sama ff ini, udah mah character nya biasku trus genrenya juga aku suka ^^
ernmln7 #9
Chapter 2: amazing. it's so amazing
ernmln7 #10
i like it!