Fallin' in Love

I Like You
Please Subscribe to read the full chapter

                                            

 

Chapter 16

Fallin' in Love

 

Sudah hampir dua jam Hyoka berada dalam ruangan yang di dominasi warna biru langit tersebut. Lemon tea yang dihidangkan sang tuan rumah untuknya sudah tidak meninggalkan sisa barang setetes pun. Untuk yang kesekian kali Hyoka merenggangkan otot-otot tangan dan kakinya yang pegal betul karena selama itu ia hanya duduk bersedekap di sofa panjang berwarna abu-abu di ruang itu.

Di atas meja tersedia tiga toples kaca dengan tutup warna merah, kuning, dan hujau—warna pelangi. Toples dengan tutup merah berisi kue jahe favorit sang pemilik rumah, toples dengan tutup kuning berisi permen berbentuk kristal warna-warni dengan aneka rasa, dan yang terakhir—toples dengan tutup hijau berisi kue bola-bola dengan cokelat di dalamnya. Hyoka meraih salah satu dari ketiga toples tersebut—toples dengan tutup kuning. Memutar tutup toples ke arah kiri dan mengambil permen kristal rasa stroberi—kesukaannya. Gigi-gigi putihnya bergemelatuk beradu dengan permukaan permen berwarna merah mengkilat tersebut. Suaranya mendominasi ruangan yang tidak amat lebar itu. Tidak ada suara lain selain suara yang ditimbulkan dari dalam mulut Hyoka. Suara mesin mobil yang lewat di depan rumah pun jarang; kau tahu 'kan ini adalah komplek?

Tiba-tiba, aroma buah apel mengintrupsi aktivitasnya. Sekonyong-konyong gadis itu menoleh mencari sumber aroma menyengat ini dan hidung mancungnya mengendus-endus kesana-kemari. Masih dengan permen stroberi di dalam mulutnya—dengan wujud yang lebih kecil, Hyoka beranjak dari posisinya. Tubuhnya berbalik ke belakang dan mendapati sang tuan rumah dengan balutan baju mandi handuk warna putih susu. Rambutnya masih basah dan belum ditata, sepertinya dikeringkan pun belum karena masih meneteskan air dari ujung rambutnya. Pria itu mengerling ke arah Hyoka, disusul cengiran khasnya hingga matanya hampir terbenam dan membentuk bulan sabit.

Pria itu yakin, setelah tindakannya barusan, Hyoka akan berkomat-kamit memelototinya dan mengumpat samar seraya berkacak pinggang. Ia merasa berdosa sudah membuat gadis itu menunggu selama dua jam hanya untuk mandi, belum berdandan. Dan benar saja, saat ini Hyoka sudah melakukan apa yang baru saja terlintas dalam pikirannya. Ditambah lagi bibir merah mudanya mengerucut tajam, tapi masih saja terlihat cantik dengan setelan pink yang ia kenakan.

 

"Oppa! Kenapa baru selesai mandi?" kata Hyoka dalam intonasi tinggi. Matanya mendelik tajam ke arah lawan bicaranya—Woobin. Pria ia lalu berlari kecil ke dalam kamarnya dan menutup pintu lalu berteriak dari dalam, "Iya, iya. Aku pakai baju dulu!"

 

Hyoka mendengus kasar. Memijit kepalanya yang berdenyut karena rasa emosi. Butuh menunggu berapa jam lagi sekarang? Di kepalanya sudah terbayang bagaimana Woobin memilih baju, bagaimana Woobin menata rambutnya yang senang bergonta-ganti model karena kebiasaan yang ia bawa dari Amerika, dan bagaimana ia memilih parfum melihat berbagai jenis botol parfum aneka aroma yang tertata rapi di sebuah lemari kaca di kamarnya. Itu semua bukan waktu yang singkat untuk seorang pria pecinta fashion berat sekelas Woobin.

Hyoka mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, barangkali ada yang bisa meredam emosinya entah apa itu. Hyoka melirik ke sebuah kalender yang tergantung di samping pintu kamar Woobin lalu mendekatinya. Lengannya bergerak untuk menyentuh benda tersebut dan berhenti pada tanggal hari ini.

 

 

8 Juni

 

 

Jari-jari kecilnya bergerak horizontal meraba benda itu, hingga berhenti tepat pada tanggal 15 Juni. Ada celah antara bibir bagian atas dan bawah miliknya. Ia menghela nafas pelan, memejamkan kedua matanya dan mengatupkan kembali bibirnya. Gadis itu mengerjap. Apa yang baru saja hampir ia lakukan? Kenapa matanya jadi terasa sembab? Hyoka mengelus sudut matanya dengan ibu jari. Pasti karena ulah Woobin yang terlalu lama jadi ia mengeluarkan air dari sudut-sudut matanya. Ya, pasti begitu. Sehingga ia merasakan kantuk yang akut saat ini.

 

"Seminggu lagi, ya?" gumam Hyoka pelan.

"Apanya yang seminggu?" Woobin muncul dari balik pintu, membuat Hyoka hampir melompat kaget.

"Uhm... Itu, ujian akhir semester tinggal seminggu lagi," jawab Hyoka asal.

 

Woobin mengangguk-angguk sembari membenarkan ujung jaket kulitnya, "Baiklah. Mari kita berangkat!"

 

---------------

 

"Giliran siapa sekarang?"

 

"JB!"

 

Seluruh tatapan mengarah ke JB.

 

Sudah menjadi kebiasaan, bahkan kewajiban kalau setiap hari minggu atau hari lengang Klub Tensai selalu berkumpul di salah satu rumah anggotanya yang dipilih secara bergilir. Meski hanya bersantai seperti menonton TV bersama, bermain kartu atau lainnya, makan siang buatan Miss Jung, atau bahkan berbincang-bincang seperti saat ini. Asal semua dilakukan bersama, itu tak menjadi masalah. Namun, jangan salah, kendati hanya berbincang-bincang, topik yang diusung bukanlah sembarang topik. Jinyoung dan Jackson lah yang menentukannya. Entah darimana aturan itu berasal dan siapa yang membuat, peraturan tersebut terbentuk mungkin karena kebiasaan; karena dua manusia itu adalah raja dari segala topik. Abaikan saja yang satu ini.

Hari ini tiba giliran kediaman Mark yang menjadi singgahsana mereka. Jackson dan Jinyoung mengajak mereka untuk memainkan sebuah permainan. Dan sialnya para anggota menyetujui sebelum tahu permainan apa yang kedua manusia itu buat. Sebelumnya, tepatnya sebulan yang lalu, Jackson dan Jinyoung memainkan ular tangga bersama anggota lain dengan aturan jika yang kalah harus mentraktir makan siang. Dan orang malang itu adalah Minah yang notabene adalah anak dari pemilik salah satu perusahan kosmetik terbesar di Korea Selatan. Hanya mentraktir sih tidak masalah untuk gadis cantik itu.

Kemudian, seminggu yang lalu, dua manusia itu tidak kehabisan ide gila. Mereka membuat permainan yang mereka sebut 'abcd siapa-kena-siapa-kalah', memang kedengaran norak, tapi Jackson dan Jinyoung tidak mempermasalahkan itu. Sistem permainanya cukup sederhana. Seorang anggota yang menang memilih huruf abjad sesuai keinginannya, lalu anggota yang lain harus menyembutkan salah satu benda dengan huruf depan sesuai permintaan si pemenang. Lalu, anggota yang lain harus melanjutkan sesuai suku kata terakhir dari kata benda tersebut. Siapa yang k

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
irfanard #1
Chapter 21: Aku baru baca sekarang.. Dan mantaapp laahh.. Sukaa
ngger_palupi #2
Chapter 18: Cinta dan rasa ingin memiliki itu tidak sama..
hiiiaaattt,, jeddddiieeerrr,,!
beda tipis tp tetep tidak sama,,,
suka banget ma FF author ini,..
gegara mbaca di https://indofanfictkpop.wordpress.com/2014/04/09/i-like-you-prologue/ yang hanya sampai 17 part,,
buru" searching ke AFF untuk lanjut chapter,,,
matur nuwun sudh buat AFF yang jempol banget,,
buat lagi AFF author-nim,,, T_T
sarnikelodeon #3
Chapter 22: Ff mark pertama yg aku sukaaaa. Hahahaha
Thank you so much thor. Aku nyari2 ff mark yg rame ko susah yaa *sebelumnya bergelumut dengan /gs.
Aku suka karakter mark dan hyokanya.
Hyokanya ga lemah2 amat gitu. Jd seneng. Wkwkwk
Dan mark dengan segala pesonanya.
Tp aku baru baca ini di tahun 2016? Hahaha
Tp gpp kan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^-^v
itaboomis #4
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
itaboomis #5
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
faatihaismi #6
Tapi endingnya gantung T^T,padahal ceritanya bagus -_____-
rekhahgase #7
sekian lama liat chapter awal ff ini kirain kurang menarik, pas mampir kesini baca dari awal lagi ternyata dugaan saya salah :') baca dari awal chapter sampe end. bener" gantung author T_T suka karakter mark disini, sedihnya bias saya yugyeom cuma kebagian dikit gapapalah. ffnya diksi, dan lainnyalah kereen. DAEBAK!!! minta sequel dong, semoga authornya liatt T.T
btw saya telat baca, sekarang udah 2016 :D
bybblue17 #8
suka banget sama ff ini, udah mah character nya biasku trus genrenya juga aku suka ^^
ernmln7 #9
Chapter 2: amazing. it's so amazing
ernmln7 #10
i like it!