Mark's Rules

I Like You
Please Subscribe to read the full chapter

                                                   

 

Chapter 5

Mark's Rules

 

Hyoka duduk di sebuah ruangan persegi panjang yang tidak begitu luas. Tangannya gemetar sejak awal dia memasuki ruangan itu. Sedari tadi ia terus menunduk, tidak bicara jika orang di depannya tidak bertanya. Ruang Kepala Sekolah, disinilah Hyoka sekarang. Jangankan bertanya, membuka mulut pun rasanya tidak bisa. Apalagi pria yang sudah berusia setengah abad di depannya itu terus memandanginya, dari kepala hingga ujung kaki. Hyoka bena-benar tidak nyaman. Ia tidak tahu dalam rangka apa sang Kepala Sekolah yang sangat terhormat itu memanggilnya kemari.

Apa kepala sekolah akan membicarakan beasiswaku? Apa ia akan mencabutnya? Apa aku membuat masalah? Atau.... Tentang Mark Tuan? Tidak. Tidak mungkin kepala sekolah peduli dengan masalah remaja seperti ini. Ini pasti soal beasiswaku.

“Kau murid pindahan dari Busan, benar begitu?” akhirnya sang Kepala Sekolah angkat bicara.

“Benar, Mr. Raymond. Saya baru pindah sekitar 2-3 bulan yang lalu. Saya mendapat beasiswa dari Hyunggi karena lolos dalam tes masuk,” jawab Hyoka.

Sang kepala Sekolah, Mr. Raymond, hanya mengangguk, berusaha tidak menampakkan rasa terkejutnya. “Kudengar kau juga memecahkan rekor seorang siswa di kelasmu. Jika aku tidak salah anak itu bernama Mark Tuan.”

Hyoka masih menjaga senyumnya, “Benar.”

Lagi-lagi Mr. Raymond mengangguk. Pandangannya belum terlepas dari Hyoka.

“Bagaimana kondisi keluargamu?” tanya Mr. Raymond.

“Saya tinggal tidak jauh dari sini, mungkin sekitar 250 meter. Saya tinggal bersama Ibu saya. Ayah saya meninggal 3 yang tahun lalu karena kecelakaan mobil. Keadaan ekonomi saya cukup sederhana. Setiap bulannya paman saya mengirim uang untuk kehidupan kami. Selebihnya, dari penghasilan Ibu membuat kue,” Hyoka menjelaskan dengan panjang lebar.

“Satu pertanyaan lagi,” kata Mr. Raymond, “Apa benar kau menjalin hubungan spesial dengan Mark Tuan?”

Hyoka terkesiap. Ia sama sekali tidak mengira sang Kepala Sekolah akan memberikan pertanyaan yang sangat ia hindari. Terlebih ia belum merencanakan ini bersama Mark. Aku harus memberi jawaban apa? Gumam Hyoka.

“Miss Hyoka Han?” panggil sang Kepala Sekolah.

“Apa kau benar menjalani hubungan spesial dengan Mark Tuan?” ia mengulangi pertanyaan yang sama.

“Benar, Mr. Raymond. Saya harap anda tidak terganggu dengan hal itu.”

Hyoka berusaha agar tidak tampak gugup. Mungkin saja senyumnya saat ini terlihat aneh.

“Aku sama sekali tidak terganggu dengan hal itu,” kata sang Kepala Sekolah, “Jaga anak itu baik-baik.”

Hyoka mengerutkan dahinya. Apa maksud pesan ‘Jaga anak itu baik-baik’?

“Terimakasih karena sudah meluangkan waktumu untuk datang kesini. Silahkan, kau bisa kembali ke kelas.”

Hyoka beranjak dari duduknya, “Sama-sama, Mr. Raymond.”

Ia berbalik menuju pintu dan keluar dari ruangan itu.

 

---------------

 

Hyoka berjalan menuju kelasnya. Ia tahu bahwa bahwa orang-orang di sekitarnya mulai memandanginya dan berbisik satu sama lain. Ia tidak menyangka bahwa ini benar-benar di luar perkiraannya. Mungkin sebentar lagi ia akan menjadi pusat pembullyan segerombolan gadis-gadis. Mereka akan menarik rambut Hyoka hingga putus, memukulinya hingga memar dan berdarah, atau mungkin mengirimnya ke rumah sakit. Hyoka menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“Ini hanya tiga bulan. Tiga bulan dan akan segera berakhir,” kata Hyoka pada dirinya sendiri.

Hyoka melangkah memasuki kelas. Ia berjalan menuju kursinya yang terletak paling belakang. Setidaknya ia bisa bernafas lega. Diantara tempat-tempat di sekolah, ruang kelasnnya adalah yang paling aman. Tidak banyak orang berkata dibelakangnya meskipun ada satu dua orang yang kadang melempar pandangan tidak enak padanya.

“Kau baik-baik saja?” tanya Bambam yang langsung menghampirinya dan duduk di kursi Mark.

“Menurutmu?” tanya Hyoka menindih pertanyaan temannya itu.

 

Ya, Bambam adalah satu-satunya orang yang mengetahui rencana Mark dan Hyoka. Ia paham berada di posisi Hyoka memang sulit, sangat sulit. At least, ini satu-satunya cara untuk meredam isu tersebut. Bambam yakin Hyoka adalah gadis yang baik dan kuat. Ia tidak mungkin menyerah di tengah jalan. Ia akan selalu menyelesaikan segala masalah yang ia hadapi. Hanya saja Hyoka belum terbiasa.

“Kau tidak sedang baik-baik saja, bukan begitu?” tanya Bambam.

“Apakah aku terlihat seperti itu?” kata Hyoka.

“Ya, di mataku,” jawab Bambam, “Terimakasih sudah membantu Mark hyung, sahabatku.”

“Tidak masalah, sahabat,” kata Hyoka.

Mereka terdiam untuk sejenak.

“Uhm... Hyoka, aku memiliki tawaran untukmu,” kata Bambam.

“Bagaimana jika kau mendaftar di klub kami?” lanjutnya.

Hyoka yang sedari tadi membaca buku, menghentikan aktivitasnya.

“Klubmu? Maksudmu... Klub Tensai?” tanya Hyoka.

“Tentu saja,” jawab Bambam, “bukankah kau siswa cerdas?”

“Itu menurutmu.”

“Ayolah, Hyoka. Mark pasti akan setuju,” kata Bambam berusaha meyakinkan.

“Darimana kau tahu?” kata Hyoka.

“Insting?” jawab Bambam sambil tersenyum.

 

“Sepertinya kalian baru saja membicarakanku.”

 

Bambam dan Hyoka terkesiap. Tampaknya Mark panjang umur. Baru saja Bambam membicarakan Mark, ia langsung muncul dihadapannya.

“Apa yang kalian bicarakan?” kata Mark dengan nada datarnya, seperti biasa, “Dan Bambam, aku ingin duduk. Bisakah kau kembali ke kursimu?”

“Baiklah. Aku akan kembali ke kursiku. Selamat menikmati waktu bersama kalian!”

Bambam tertawa jahil dan kembali ke kursinya.

“Ada aturan lagi yang belum aku sampaikan kemarin,” kata Mark.

“Aku harap itu tidak merugikanku,” kata Hyoka.

“Kita harus terbuka satu sama lain,” kata Mark.

“Itu sangat merugikanku.”

“Itu juga merugikanku,” jawab Mark.

“Lalu kenapa kau membuat aturan itu jika merugikan kita bersama?”

“Aku tidak yakin kau benar-benar memecahkan rekorku,” seru Mark.

Alis Hyoka saling bertautan, “Maksudmu?”

“Jika kita tertutup satu sama lain kita tidak bisa bertukar informasi dan kita tidak bisa secara maksimal melaksanakan misi ini,” kata Mark.

“Kau membuat hubungan ini seperti nyata. Ing

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
irfanard #1
Chapter 21: Aku baru baca sekarang.. Dan mantaapp laahh.. Sukaa
ngger_palupi #2
Chapter 18: Cinta dan rasa ingin memiliki itu tidak sama..
hiiiaaattt,, jeddddiieeerrr,,!
beda tipis tp tetep tidak sama,,,
suka banget ma FF author ini,..
gegara mbaca di https://indofanfictkpop.wordpress.com/2014/04/09/i-like-you-prologue/ yang hanya sampai 17 part,,
buru" searching ke AFF untuk lanjut chapter,,,
matur nuwun sudh buat AFF yang jempol banget,,
buat lagi AFF author-nim,,, T_T
sarnikelodeon #3
Chapter 22: Ff mark pertama yg aku sukaaaa. Hahahaha
Thank you so much thor. Aku nyari2 ff mark yg rame ko susah yaa *sebelumnya bergelumut dengan /gs.
Aku suka karakter mark dan hyokanya.
Hyokanya ga lemah2 amat gitu. Jd seneng. Wkwkwk
Dan mark dengan segala pesonanya.
Tp aku baru baca ini di tahun 2016? Hahaha
Tp gpp kan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^-^v
itaboomis #4
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
itaboomis #5
Chapter 5: Mark semakin lama makin so sweet dech unyuk ah
faatihaismi #6
Tapi endingnya gantung T^T,padahal ceritanya bagus -_____-
rekhahgase #7
sekian lama liat chapter awal ff ini kirain kurang menarik, pas mampir kesini baca dari awal lagi ternyata dugaan saya salah :') baca dari awal chapter sampe end. bener" gantung author T_T suka karakter mark disini, sedihnya bias saya yugyeom cuma kebagian dikit gapapalah. ffnya diksi, dan lainnyalah kereen. DAEBAK!!! minta sequel dong, semoga authornya liatt T.T
btw saya telat baca, sekarang udah 2016 :D
bybblue17 #8
suka banget sama ff ini, udah mah character nya biasku trus genrenya juga aku suka ^^
ernmln7 #9
Chapter 2: amazing. it's so amazing
ernmln7 #10
i like it!