Hot Issue
I Like You*Please read the foreword first. Chapter 1 is continuation of the foreword.
Chapter 1
Hot Issue
Satu per satu faces of the club dari Klub Tensai melintas di hadapan Hyoka. Gadis berponi samping itu tidak mampu melepaskan pandangannya pada seseorang yang berjalan di urutan kedua dari belakang—Bambam. Hyoka berusaha menahan dirinya sebisa mungkin untuk tidak berteriak namun, apadaya jiwa fangirl sudah terlanjur menguasai dirinya.
"Look at me, Bambam!" teriak Hyoka.
Pada detik kemudian perhatian Bambam berhasil ia curi. Bambam benar-benar menatap ke arahnya. What the hell! we have an eye-contact?
Meskipun hanya sebuah senyuman yang Bambam berikan kepada Hyoka, gadis itu senang bukan main. 'Ibu mengatakan hal yang benar. Apa ini yang ia sebut berkesan? INI SANGAT BERKESAN'.
"Kau tidak begitu tahu tentang sekolah ini tapi, kau tahu salah satu anggota Klub Tensai. Kau bahkan mengaguminya. Selama ini kau hidup di bumi bagian mana?" Tanya Jay pada Hyoka.
"Bukankah mereka cukup terkenal? Aku pernah melihat mereka mengikuti acara debat di televisi dan Bambam mengikuti kompetisi dance. Mereka sungguh mengesankan and no doubt."
"Kau berada di kelas apa?" Jay mengalihkan topik.
"Aku berada di kelas 1-4, kau?"
"Aku di kelas 1-1. Kelas kita berada di lantai yang sama. Kita masih bisa saling bertemu dan bercerita banyak. Sampai jumpa lagi, Hyoka!"
Jay berjalan memasuki kelasnya kemudian menyapa seluruh siswa yang ia temui di kelas. Entah bagaimana cara Jay bisa begitu cepat menjadi dekat dengan seseorang dalam sekali pertemuan, termasuk dirinya. Sangat kontras dengan Hyoka yang memiliki kepribadian pendiam dan lebih memilih metode 'mendapatkan teman' ketimbang 'mencari teman, if you know what I mean, guys.
Hyoka menghentikan langkahnya sejenak di depan pintu kelas. Membuka ransel merahnya untuk mengambil kartu nomor siswa serta letak denah tempat duduk yang sebelumnya telah dibagikan oleh pihak sekolah. 'Sial, aku duduk paling belakang.'
"Hey kau, Ini jalan untuk umum. Apa kau bisa minggir?"
Seseorang menegurnya cukup keras. Suaranya terdengar agak berat dan Hyoka yakin itu suara seorang pria. Hyoka memutar kepalanya untuk menengok.
"Aku menyuruhmu minggir dan bukan menatapku seperti itu."
Hyoka bergeser dua langkah dari titik semula ia berdiri. Di belakang pria ketus itu, berdiri seorang yang pagi ini telah mengacak-acak perasaannya, siapa lagi jika bukan Bambam.
"Maafkan dia. Mark hyung memang sedikit kasar. Tapi jika kau mengenalnya, kau akan tahu sisi baiknya," bisik Bambam pada Hyoka.
Hyoka sama sekali tidak menggubris perkataan Bambam, yang ia tahu saat ini adalah... Bambam benar-benar berbicara padanya? Apakah ini mimpi?
At least, amarahnya jadi terpendam karena kehadiran Bambam. Jika tidak, Hyoka berencana untuk menendang tulang kering atau pantat orang bernama Mark tadi, sangat ketus.
Hyoka bergerak masuk ke dalam kelasnya dengan perasaan gugup. Benar saja, tidak ada seorangpun di kelasnya yang ia kenal. Mungkin ia bisa berlagak sok kenal dengan Bambam namun, Hyoka tidak ingin membuat masalah dengan seluruh penggemar Bambam di dalam kelas. Lalu, ia harus bertindak apa? Belum pernah Hyoka menghadapi situasi seperti ini.
Tempat duduknya berada di pojok dan paling belakang. Dan yang membuatnya lebih tidak percaya adalah seseorang yang duduk di samping tempat duduknya. 'Ada apa dengan pria itu? Mengapa harus dia?' gumamnya.
Hyoka menuju tempat duduknya lalu meletakkan ranselnya di atas meja. Hyoka memandang seluruh isi kelasnya, tak terlalu bising. sesekali ia mencuri pandang pada seseorang disamping tampat duduknya. Oh ternyata Bambam duduk di sebelah pria ketus itu. Tak jauh lah jika Hyoka ingin sesekali mencuri pandang pada idolanya tersebut.
Rasanya canggung ketika semua siswa sudah saling mengenal dan berbincang cukub akrab sedangkan ia masih duduk di sudut ruangan dan menyaksikan seluruh aktivitas kelas dengan tatapan iri.
"Kau yang tadi memanggilku, bukan?" tanya seseorang yang terdengar seperti sapaan basa-basi di telinga Hyoka—kurang lebih begitu. Bambam, orang yang baru saja menyapanya.
"Iya. Perkenalkan namaku Han Hyoka. Aku adalah salah satu penggemarmu."
"Sungguh?" tanya Bambam antusias.
"Iya. Aku selalu serius dengan perkataanku."
Bambam ha
Comments