Chp 4 - Missing

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

 

Catatan Anita: ternyata aku salah dengar info. Yang harusnya jangan dibaca malam-malam adalah chapter depan. Tapi chapter ini juga cukup serius sih.

 

BTW, karena Jo-oppa baru saja update yang di AO3, lebih baik aku juga ikutan di sini. :p

 

=================================================

 

Rumah mewah nan misterius di kawasan Cheongdam-dong meninggalkan banyak cerita dan desas-desus di sekitarnya semenjak kejadian menghilangnya beberapa anggota dari grup-grup penyanyi di negeri gingseng itu.

Dan ikut menghilangnya dua orang dari grup idola Super Junior, yakni Choi Siwon dan Cho Kyuhyun  membawa pukulan tersendiri kepada Leeteuk, pemimpin Super Junior. Namun, Donghae beserta anggota Super Junior yang lain selalu berada di sisinya untuk menguatkan dan membesarkan hatinya, meski di antara mereka, Lee Donghae-lah yang menjadi penghibur yang efektif bagi Leeteuk.

“Hyung, ayo kita ke kafetaria. Di sana mereka punya tteokbokki.” bujuk Donghae.

“Kau pergi saja. Aku tidak lapar.”

Leeteuk tidak ada bedanya dengan Eunkwang. Di luar, ketika kamera dan mata semua orang melihat, dia adalah Leeteuk yang biasa, ceria, dan murah senyum. Tapi ketika dia kembali ke markas, dia kembali menjadi Leeteuk yang murung.

Bahkan tak jarang dia melakukan kesalahan dalam hal-hal kecil yang sebenarnya sudah biasa dia lakukan. Dan ini membuat yang lain sangat prihatin terhadapnya.

Setelah kejadian mengenaskan yang menimpanya di tahun sebelumnya memberi pukulan berat baginya, sekarang dia juga harus kehilangan dua anggotanya yang sudah merupakan bagian dari keluarga barunya. Bagaimana jika dia harus kehilangan mereka untuk selama-lamanya? Dia bahkan tidak sanggup untuk memikirkan apa akibatnya pada dirinya.

Donghae, sebagai dongsaeng yang sangat sayang kepada hyung-nya itu, berusaha sebisa mungkin untuk menghibur pemimpin Super Junior itu sebisa mungkin sehingga dia sendiri nyaris kehabisan akal. Donghae tahu betul semua orang bergantung padanya untuk menguatkan Leeteuk, meskipun anggota Super Junior yang lain juga membantunya. Secara tidak langsung dia merasa bertanggung jawab karena dia adalah satu-satunya di antara mereka saat ini yang ‘ingat’.

Dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada Leeteuk. Tapi reaksi Leeteuk barusan membuatnya seperti hilang harapan.

“Hyung, jangan begini terus.” katanya sedih. “Bagaimana nanti jika Siwon dan Kyuhyun pulang dan melihat kondisimu seperti ini? Kau sangat jarang makan, tidur apalagi.” Dia menunduk, menghapus air matanya yang mulai meleleh. Dalam hatinya dia sudah sangat putus asa dengan pemimpin mereka itu. “Kau tidak peduli dengan kami lagi, Hyung?”

Kata-kata Donghae barusan berhasil menyentak sesuatu dalam benak Leeteuk. Dia teringat ayah Donghae telah menitipkan anak itu kepadanya sebelum dia meninggal. Dia masih punya tanggung jawab terhadap teman-temannya yang lain. Dia masih punya tanggung jawab kepada ELF. Masih banyak yang harus dia perhatikan.

“Kau benar.” Dia menarik kepala Donghae ke bahunya dan mengusap kepala anak itu dengan sayang. “Aku tidak boleh seperti ini ketika mereka kembali.”

“Kau telah mempercayakan Siwon dan Kyuhyun ke Jo-hyung dulu, jangan terlalu kuatir. Aku yakin dia pasti melindungi mereka.” Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Donghae tanpa dia sadari. Detik berikutnya matanya membulat kaget.

Leeteuk berhenti mengusap kepala Donghae. Alisnya berkerut. “Aku mempercayakan Siwon dan Kyuhyun kepada siapa? Siapa itu Jo-hyung?”

Donghae gelagapan. Dia yakin sekali ingatan Leeteuk mengenai semua kejadian yang mereka alami bersama Penjaga telah hilang, dan dia tidak ingin mengungkitnya. Percuma saja membicarakan sebuah ingatan yang telah hilang. Dia harus memikirkan cara untuk mengelak.

“Geu ge~”

“Silhaehamnida~” Suara orang mengetok pintu dari luar menyelamatkan Donghae tepat pada waktunya. Dia langsung beranjak dan menekan tombol untuk membuka pintu geser kamar mereka.

Dua penjaga yang tampak asing dan masih sangat muda berdiri di hadapan Donghae; yang satu kelihatannya sangat ceria, sementara yang lain terkesan malu-malu. Menyadari ada tamu, Leeteuk pun berdiri untuk menyambut mereka.

“Jeo neun Jin Taeyang imnida. Mannaseo bangapseumnida.”

“Su Hyunwoo imnida. Choeum poepkesseuminda.”

Kedua anak itu membungkuk memberi hormat.

“Kami datang untuk memberi tahu kalau semua anggota Super Junior diharapkan berkumpul di ruang pertemuan.”

“Ada sesuatu yang terjadi?” tanya Donghae was-was.

“Tampaknya profesor menemukan sesuatu yang penting. Kami juga tidak tahu.” jawab Taeyang.

“Hyung, biar mereka mengantarmu ke ruang pertemuan. Aku akan mencari yang lain, nanti kami menyusul.” Dan Donghae buru-buru keluar.

“Ch-chogi…” Taeyang berusaha menghentikan Donghae namun terlambat karena yang bersangkutan sudah menghilang di balik pintu dengan cepat.

Meski bingung dengan tingkah laku Donghae, Leeteuk pada akhirnya meminta kedua anak itu untuk mengantarnya ke ruang pertemuan dan membiarkan mereka berjalan duluan.

“Kalian dari Korea?” tanya Leeteuk kepada mereka. Satu pertanyaan bodoh, Park Jungsu, batinnya. Dia menduga karena sudah terlalu lama tidak aktif dalam kegiatan MC dan yang lainnya sehingga kemampuannya menurun drastis.

Untungnya, kedua anak itu tampak tidak keberatan dengan pertanyaan yang tampaknya bodoh itu.

“Ne.” jawab Taeyang tegas. “Kami baru masuk kemari tahun ini.”

“Apa ada prosedur khusus untuk bisa berada di sini?” tanya Leeteuk ingin tahu.

Kedua anak itu saling bertukar pandang.

Hyunwoo memberanikan diri untuk berbicara. “Um…sebenarnya mirip seperti casting untuk menjadi trainee di perusahaan talenta.” katanya pelan. “Kami ditanyai, dan apakah kami ingin ikut atau tidak. Tidak ada paksaan sama sekali.”

“Dan kalau ingin ikut, kami diberi tahu mengenai apa saja kelebihan dan kekurangannya. Apa yang akan kami hadapi dan segala risikonya.”

“Risiko?” ulang Leeteuk.

Hyunwoo menatap Taeyang lagi, dan Taeyang yang menjawab. “Um, itu bukan menjadi hak kami untuk memberitahukannya, tapi kami melakukan ini untuk banyak orang.”

“Maksudmu?”

“Kami melakukan ini bukan untuk mendapatkan penghasilan yang besar atau untuk menjadi terkenal.” kata Hyunwoo. Anak itu lalu tersenyum lebar sekali, hingga membuat Leeteuk sendiri terpana melihatnya. Senyum seorang anak remaja yang terlihat begitu tulus dan murni. “Kami melakukannya karena kami cinta keluarga kami.”

Dan setelah itu Leeteuk tidak bertanya apa-apa lagi, bertanya-tanya dalam hati apa yang Hyunwoo maksudkan. Dia tidak ingin terkenal dan bukan karena masalah uang, meskipun Leeteuk yakin Penjaga mendapat bayaran yang tidak sedikit; dia melakukannya karena keluarganya. Sesuatu hal yang mewah bagi Leeteuk.

“Tunggu dulu. Memangnya Donghae-ssi tahu di mana ruang pertemuan?” gumam Taeyang bingung kepada Hyunwoo kemudian.

Hyunwoo mengangkat bahu. Yang ada di dalam pikirannya adalah sesuatu yang lain. “Profesor bisa menggunakan ICO untuk memberi pengumuman. Kenapa kita yang harus jalan berkeliling untuk memberi tahu semua orang?”

Taeyang mendelik kepada Hyunwoo. “Yah~apa kau tidak tahu yang disebut sebagai masa orientasi?”

Rasanya seperti sudah bertahun-tahun lamanya Leeteuk tidak merasa geli seperti itu. Tingkah kedua anak baru ini ternyata mampu membuat perhatiannya.

* * *

“Ada hal yang harus kukatakan kepada kalian semua, seperti janjiku pada kalian dulu.” kata profesor Ico ketika masuk ke ruang pertemuan bersama beberapa Penjaga wanita dan pria.

Semua anggota Super Junior, Infinite, dan BTOB telah hadir di sana beberapa menit sebelumnya. Bagi semua personil grup idola itu, semua Penjaga wanita dan pria yang ada di hadapan mereka ini kelihatan masih muda namun aura dan wibawanya sungguh berbeda bahkan dengan mereka yang tergolong sebagai orang-orang yang menjadi idola masyarakat internasional.

Profesor Ico mengambil tempat duduk di depan mereka.

“Pertama-tama, aku harus memberi tahu kalian kalau semua anggota keluarga Yoo Seungho, Ji Changwook, Shin Donggeun, Yook Sungjae, Lee Howon, dan Kim Myungsoo telah kami selamatkan.”

Terdengar seruan kelegaan di seluruh penjuru ruangan itu. Dengan diselamatkannya seluruh anggota keluarga anak-anak itu, berarti secara tidak langsung telah menghilangkan separuh kekuatiran mereka yang telah berlangsung selama sebulan lebih.

Tapi bagaimana dengan anggota grup mereka yang masih terjebak di dalam sana?

“Meskipun seluruh anggota keluarga mereka telah diselamatkan, tapi ingatan mereka harus kami hapus.” lanjut profesor Ico. Ini sontak mengundang perhatian seisi ruangan, terkecuali para Penjaga yang tampaknya tidak terpengaruh dengan pemberitahuan ini.

“Waeyo?” tanya Yesung.

“Aish, kau ini benar-benar...Trauma! Trauma!” tukas Heechul. “Mereka sudah termasuk tua untuk bisa bertahan dengan trauma seperti itu. Apa kau ingin mereka cepat mati?”

“Benar.” kata sang profesor setuju. “Karena itu, aku minta kalian untuk tidak menyinggung kejadian ini kepada mereka, seandainya kalian bertemu. Saat ini, yang mereka ketahui hanyalah anak-anak mereka terjebak di dalam sebuah rumah dan tidak bisa keluar.”

Dalam hati anak-anak itu setuju, meskipun yang mereka lakukan hanyalah duduk dan menatap meja.

 

“Bagaimana dengan awan hitam itu?” tanya Leeteuk.

“Bagaimana dengan anak-anak itu sendiri? Apa ada kabar tentang mereka?” tambah Rachel.

Akhirnya ada dari antara Penjaga sendiri yang menanyakannya.

Sejenak, profesor menatap semua orang yang ada di sana. “Kurasa ada baiknya kalian semua melihat ini.” Sebuah panel transparan terbuka di hadapannya.

Kemunculan panel ini mengundang perhatian semua khalayak lain di ruangan itu—yang tampak kagum dengan kecanggihan teknologinya, terkecuali para Penjaga yang sudah terbiasa dengan pemandangan ini.

Profesor cantik itu menekan sebuah tombol di panel itu. Sebuah layar transparan muncul di atas kepalanya dan memperlihatkan sebuah rekaman, tampaknya seperti dari CCTV. Namun siapa dan apa, masih belum terlihat jelas.

“ICO, dengan sedikit bantuan dari beberapa Penjaga, berhasil menembus ke CCTV di rumah aneh itu dan mendapat sedikit apa yang ada di sana. Inilah hasilnya.”

 

Meski seperti mengalami gangguan statik, layar menunjukkan seseorang sedang berlari mengejar seseorang dengan membawa sepotong kayu berkeliling ruangan. Dari gelagatnya, sepertinya si pengejar itu adalah Josh dan yang dikejar adalah Wanjin. Ada dua orang yang duduk tidak terlalu jauh dari keduanya sambil memegang kepala mereka. Mereka tampak seperti Siwon dan Kyuhyun. Di dekta keduanya ada Sungjae yang tampak keheranan, Peniel yang tampak bingung antara mencoba menolong dan menyaksikan adegan kejar-kejaran di hadapannya, Seungho dan Changwook yang sedang berlutut di depan Siwon dan Kyuhyun, serta Myungsoo yang menatap tingkah laku Josh dengan penuh takjub, dan Hoya yang tampaknya cemas dengan apa yang terjadi di hadapan mereka saat itu.

Josh membanting potongan kayu yang ada di tangannya lalu bergerak ke arah yang lain. Dengan dibantu yang lain, kedua lelaki itu ditidurkan di lantai berdampingan, sementara Josh duduk bersila di atas kepala mereka.

Dia meletakkan jarinya di dahi mereka dengan ekspresi serius. Tak lama, Siwon serta Kyuhyun berhenti meronta kesakitan dan menjadi lebih tenang.

Josh melempar pandangan sengit ke arah pintu dan berteriak sesuatu kepada Wanjin, yang tampaknya mengawasi mereka dari balik pintu.

 

“Apa yang terjadi?” tanya Leeteuk penasaran.

“Aku juga tidak tahu.” jawab sang profesor. “Tapi perhatikan tanggalnya.”

Saat itulah semua orang baru menyadari tanggal yang tertera di hasil rekaman itu. Bahkan para Penjaga kelihatan kaget.

“Omo!” seru Changsub kaget. “Tiga bulan dari sekarang?”

“Apa ada yang main-main dengan waktu di CCTV?”

“Itu mustahil. Kami baru mendapatkan ini beberapa jam yang lalu.” kata profesor lagi. “Dan lihat ini. Ini kami dapatkan beberapa menit setelah mendapatkan yang pertama.”

Mereka menyaksikan teman-teman mereka tampak panik ketika makhluk dari es bergerak ke arah mereka, terutama Kyuhyun, Peniel, Seungho, dan Hoya, yang berada di depan makhluk itu. Keempatnya  segera berlari mundur. Walaupun di CCTV itu tidak ada suaranya, namun tampaknya keempatnya berseru-seru karena itu berhasil mengundang perhatian yang lain.

Sesosok makhluk yang terbuat dari es turun dari pedestal bergerak maju dengan perlahan, mendekati mereka. Hawa dingin yang keluar dari tubuh makhluk itu menciptakan tiga makhluk es lain. Panik, mereka berdelapan berlarian melintasi ruang tengah menuju pintu keluar.

Tepat ketika makhluk es itu melintasi bagian tengah ruangan yang terletak di bawah kubah rumah itu, sebuah sinar kebiruan turun dari atas, menghantam salah satu makhluk itu dan menghancurkan tubuhnya, serta menerbangkan miliaran partikel debu bercampur es ke udara.

 

“Kalian perhatikan tanggalnya, hanya beberapa saat setelah mereka menghilang masuk ke dalam rumah itu. Dan yang ini adalah yang terakhir kami dapatkan.”

Apa yang mereka lihat berikutnya membuat mereka terbelalak.

 

Josh berada di depan, dengan pedangnya yang terhunus dipegang kedua tangannya, seakan membelah sesuatu yang gelap yang menyerang mereka dengan kekuatan luar biasa. Di belakangnya semua orang berkumpul, terkecuali Wanjin yang tidak terlihat di mana. Ekspresi teman-teman mereka tampak sudah begitu berbeda dibandingkan sebelumnya. Mereka terlihat lebih serius, dan tenang.

Dan tanggal yang ada di sana bahkan menunjukkan waktu sebelum video yang kedua.

Yang membuat semua penontonnya terpana adalah, ekspresi semua orang yang terkesan sangat berbeda. Mereka dalam kondisi terperangkap tapi ekspresi mereka mengatakan yang lain; seakan-akan mereka semua sedang berjuang bersama Josh.

Pakaian mereka semuanya putih dan tampak seragam, meski dengan sedikit perbedaan di sana-sini.

“Berdasarkan hasil analisis, pakaian yang mereka kenakan memiliki bahan yang sama.” kata profesor. “Dan bahan itu tidak mungkin ada di dalam sana.”

Semua orang menatap profesor cantik yang menatap balik mereka dengan serius. Bukannya semua pakaian itu sama, meskipun ada perbedaan kualitas bahannya. Dan ini mengundang tanda tanya lain.

“Bukannya semua pakaian itu sama?” kata Kangin.

“Tidak.” kata profesor Ico. “Tidak untuk ini.”

Salah seorang Penjaga laki-laki menatap sang profesor dengan alis berkerut. Penjaga ini memiliki aksen warna hijau di baju putihnya. “Jangan-jangan maksudmu…”

Profesor menatap balik lelaki itu. “Ya. Pakaian itu sama seperti yang kalian kenakan saat ini.” Dia berbalik menatap yang lain. “Pakaian itu dikenakan khusus oleh Penjaga untuk melindungi tubuhnya dari bahaya. Pakaian yang didesain khusus dengan teknologi tinggi yang kelihatannya seperti bahan biasa namun jauh lebih ringan dan jauh lebih kuat dari baja.”

Dan seisi ruangan itu menatap sang profesor dengan terpana. Mereka baru tahu kalau pakaian semacam itu ada di dunia ini.

“Kalau tidak bisa ada di tempat seperti itu berarti—“

“Ada yang mengambilnya kemari.”

Dan itu membuat seisi ruangan menahan napas sementara sang profesor membiarkan semua orang berdiskusi.

“Pertanyaannya siapa?”

“Dan bagaimana?”

“Dan kalau dia bisa keluar, kenapa dia tidak membawa yang lain keluar sekalian?”

Pertanyaan yang terakhir membuat semua orang buntu. Namun tampaknya tidak dengan sang profesor.

“Aku yakin kalian pasti kaget dengan ekspresi teman-teman kalian di bagian video yang terakhir.” katanya kepada seisi ruangan. Dan mereka semua setuju. “Jika diurutkan berdasarkan waktu yang ada di dalam video, perubahan ekspresi ini sangatlah tidak mungkin karena mereka tidak sedang syuting drama.

“Jadi aku menyimpulkan bahwa penggalan video yang ketiga ini sebenarnya kejadian yang seharusnya terjadi setelah dua video sebelumnya terjadi, meskipun waktu yang tertera menunjukkan waktu sebelum semuanya terjadi.”

“Tunggu dulu. Ketiga video ini muncul berurutan?” tanya salah satu Penjaga di sana.

“Ya. Ini dalam satu rekaman.” jawab profesor. “Dan sudah aku tes berkali-kali dan hasil temuanku selalu sama. Tampaknya ada terjadi distorsi waktu di tempat itu.

“Ini sekaligus memecahkan misteri kenapa tidak ada yang bisa menembus awan hitam itu.”

Tapi penjelasan ini justru membuat beberapa Penjaga wanita tampak memucat.

“Ini pasti sihir yang tidak biasa dan sangat membutuhkan banyak tenaga, tapi masalahnya tidak mungkin sihir bisa menahan Josh di tempat seperti itu.”

“Waktunya tidak sesuai, berarti terjadi kekacauan waktu di dalam sana.”

“Tidak sinkron-nya waktu bisa berarti masalah besar.”

“Tapi tempat model macam ini tidak mungkin tercipta begitu saja.” kata yang lain. “Seperti ruang khusus…”

“Dan yang bisa menciptakan ruang seperti itu hanyalah paradoks waktu.”

Beberapa di antara para Penjaga itu tampak kaget dengan hasil diskusi mereka sendiri, dan ini mengundang perhatian tamu-tamu yang lain di ruangan itu. Semua Penjaga dan juga profesor teringat akan sebuah kejadian yang bisa menimbulkan paradoks waktu dan ruang.

“Oh, my goodness. Oh, boy. This is BAD. Really BAD!” keluh salah satunya, nyaris histeris. Profesor Ico pun ikut berjengit.

“The Echoes of Time.” gumam semua Penjaga serempak. Dan semua Penjaga di ruangan itu bagaikan baru disambar petir di siang bolong.

 

“Setidaknya sekarang kita tahu sesuatu.” Kata-kata profesor kembali mengalihkan perhatian mereka. “Teman-teman kalian sedang berjuang untuk keluar dari sana, jadi kuharap kalian di sini juga tidak menyerah.”

“Tunggu dulu.” sela Ilhoon. Dia mulai menghitung dengan jarinya, ingin memastikan kalau ingatannya tidak salah. “Yang masuk di dalam ada sepuluh orang. Kenapa yang terlihat sebelas orang?”

Profesor tersentak kaget. “Kau benar.” katanya. “Kalau ditambah Han Wanjin, jumlahnya harusnya jadi sepuluh bukan dua belas. Siapa dua orang lagi?”

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')