Chp 8 - Aucinatio

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

Anita's Note:

Jo-oppa tidak tahan kurayu kubujuk! MWAHAHAHAHA....

Akhirnya setelah kupaksa-paksa with lots of begging, dengan buru-buru dia memperbaiki chapter ini dan mengijinkanku untuk update. Di saat yang sama, sepertinya dia bakal update yang di AO3.

 

Oh, ada sedikit adegan yang, bagi fangirl akut, mungkin bisa mimisan. Adegan itu terpaksa' ditulis oleh pengarangnya karena ini menyangkut plot cerita. Silahkan coba tebak sendiri yang mana.

Yang jelas, meskipun judul bab ini seperti di atas tapi ini bab yang tegang karena melibatkan banyak emosi.

Here we go.

 

==================================================================

Perasaan Josh benar-benar tidak tenang. Semenjak tinggal di rumah itu, Josh selalu memastikan bahwa semua orang sudah berada di kamar masing-masing sebelum mereka tidur.

Tapi hingga saat itu, dia dan Wanjin masih belum menemukan Myungsoo. Dan ini sudah ketiga kalinya dia membuka pintu kamar Hoya untuk melihat apakah anak itu ada di sana, mengingat dia dan anak itu berada dalam satu grup; jadi bisa saja mereka berdua sedang bersama-sama.

Hoya kelihatannya awalnya sedikit terganggu dengan ini tapi setelah kali ketiga, dia akhirnya mulai kuatir. “Myungsoo masih belum ketemu?” tanyanya.

“Belum.” Josh menjawab dengan murung. “Ini sangat aneh. Tidak mungkin dia menghilang begitu saja.” Dia melangkah keluar dari kamar itu tanpa menutup pintunya.

Perasaan Hoya tidak enak. Seandainya saja mereka berada di luar, reaksinya pasti dianggap berlebihan dan Josh dianggap mengada-ada. Tapi saat itu mereka berada di sebuah tempat yang asing dan berbahaya.

Dia bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas keluar hanya dengan mengenakan singlet dan celana pendek padahal udara di ruang tengah cukup dingin. Dia langsung berpapasan dengan Wanjin yang sedang lewat. “Bagaimana kabar Myungsoo?” tanyanya.

Wanjin menggeleng tapi ekspresinya datar. “Aku menduga sepertinya telah terjadi sesuatu padanya.”

“Biar aku bantu mencarinya.” kata Hoya dan dia berniat mencari ke ruang lain.

“Tunggu.” cegah Wanjin.

Lelaki itu mengeluarkan sebuah bola kecil sebesar kelereng kepada Hoya. Bola itu jernih seperti kristal dan mengeluarkan cahaya berwarna biru dan ungu.

“Kalau kau bertemu dengan awan hitam itu, keluarkan ini.” kata lelaki itu. “Ini akan mengusirnya untuk sementara waktu.”

“Dari mana kau menemukan ini?” tanya Hoya penasaran.

“Sekarang L lebih penting dari itu.” Wanjin menanggapi dan buru-buru meninggalkan anak itu.

* * *

Peniel sedang duduk membaca sebuah novel yang dia temukan di rak bukunya sambil mengunyah sesuatu ketika Josh tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan melirik ke dalam.

“Kim Myungsoo, kalau kau sedang main-main, ini sangat tidak lucu.” kata Josh sambil menghela napas. Dia melirik ke arah Peniel yang kini mematung sambil menatapnya. Anehnya, mulut anak itu tetap mengunyah, meskipun ekspresinya tampak kaget.

Dan ini membuat Josh mengernyitkan alisnya. “Kau masih makan?”

Peniel mengangguk cepat, tapi dia tidak bersuara.

Josh melirik ke arah lemari khusus tempat mereka pernah menemukan berbagai macam makanan yang sempat membuat mata Peniel berbinar-binar.

“Kau makan sesuatu dari lemari itu?” tanyanya lagi.

Kali ini Peniel menggeleng kuat-kuat. “Aku tidak berani. Aku hanya makan dari stok yang kubawa.” katanya.

Josh melirik ke arah tas Peniel yang dia tempatkan di samping tempat tidurnya. Sungguh aneh bagaimana cara anak itu bisa menyelundupkan sebuah ransel berisi makanan ringan ke dalam rumah ini tanpa ada yang tahu sama sekali, termasuk dirinya.

Tapi sekarang tidak ada waktu untuk berpikir. Dia harus segera mencari Myungsoo.

“Myungsoo seonbaenim masih belum ketemu?” tanya Peniel, dan Josh mengangguk sambil menghela napas.

“Biar aku ikut mencarinya.” katanya lagi.

Josh cuma menanggapinya dengan “Hmm!” Dalam hati, dia sangat berterima kasih untuk itu.

 

Peniel segera mengenakan baju yang lebih hangat untuk menutupi tubuhnya dan bergegas keluar menyusul Josh. Dia bertemu dengan Wanjin yang ekspresinya santai, berbeda dengan Josh yang tampak gelap. Lelaki itu juga memberikan benda seperti kristal kepadanya sebelum melanjutkan ke kamar-kamar lain.

* * *

Tak lama, semua orang mengobrak-abrik seisi rumah dalam upaya mereka untuk menemukan seorang Kim Myungsoo. Dan itu berlangsung selama beberapa waktu dan selalu tanpa hasil.

“Ah, aku lupa.” kata Henry. “Kemarin L menemukan jalan menuju ruang bawah.”

Dan Wanjin pun tersentak kaget. Reaksinya sungguh berbeda dari biasanya.

“Apa kau bilang? Apa mungkin dia ke bawah sana?” katanya.

Gelagat Wanjin memicu pertanyaan di benak Josh. “Ada apa di bawah sana?” tanyanya.

“Something bad. Really bad.” katanya. “Kalian jangan ikuti aku. Tempat itu sangat berbahaya bahkan untukmu, Josh.”

Dan dia pun melangkah lebar-lebar menuju dapur.  

 

Wanjin bergegas menuruni tangga ruang bawah tanah dengan membawa senter dan menemukan awan hitam masih bergumpal di balik perisai. Tapi dia tidak menemukan Myungsoo sama sekali.

Dia baru saja hendak berbalik ketika menyadari ada yang sedikit berbeda dengan ruangan itu.

Tangga di seberang dalam posisi naik, dan tingkap-tingkapnya pun terbuka. Dia lalu melihat sekeliling dan mendapati sedikit bercak darah di sana.

Ini pasti darah Myungsoo, batinnya.

Dia beralih kepada awan hitam itu lalu berbicara dengan suara pelan dan alis yang berkerut. “Apa yang telah kau perlihatkan padanya?”

“WANJIN AJEOSSI!”

 * * *

Beberapa menit setelah Wanjin meninggalkan mereka, semua orang kembali bergerak untuk memeriksa rumah itu sekali lagi.

“Dia tidak ada di mana-mana!” seru Im Siwan dari lantai dua. Dia berjalan cepat-cepat ke arah tangga dan berpapasan dengan Changwook dan Peniel dari sisi yang lain.

Semua dalam keadaan panik, bahkan Siwon pun sampai rela untuk memeriksa perpustakaan tua yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba.

Sungjae keluar dari ruang Home Theater yang sudah diperiksanya untuk kelima kalinya dengan muka muram. Kyuhyun keluar dari bar dengan kepala menggeleng. Henry dan Seungho sudah memeriksa lantai tiga—lagi—dan masih belum menemukan apa pun. Dan Hoya? Dia bersama Josh di dekat patung kuda emas, masih dengan singlet dan celana pendeknya. Bahkan dia sampai lupa untuk mengenakan sandal.

Semua orang berada di dekat ruang tengah ketika mereka mendengar suara ketokan pelan dari pintu depan. Ketukan itu terdengar begitu lemah, sehingga mereka nyaris tidak bisa mendengarkannya kalau tidak memasang telinga baik-baik.

Josh dan Hoya yang mendengar duluan segera meminta yang lain agar diam. Mereka semua mematung. Pandangan kedua orang itu pun tertuju pada pintu masuk diikuti oleh yang lain. Bahkan Siwon yang tadinya sedang memeriksa perpustakaan pun ikut mendengarkan dengan mengintip dari pintu perpustakaan.

Kali berikutnya, bukan lagi ketokan yang mereka dengar, melainkan suara pintu yang digoyang-goyang, seolah-olah minta dibukakan.

“DIA ADA DI LUAR!” seru Siwon lantang.

Dan Josh pun langsung berteriak kepada semua orang. “MUNDUR DARI PATUNG!” pekiknya.

Semua segera berlari menyingkir dan Josh mengebaskan tangannya sekali lagi, membekukan patung kuda emas itu.

“SUNGJAE, PANGGIL WANJIN!” teriak Josh sekali lagi dan langsung berlari ke pintu masuk disusul Hoya.

Semua orang berhamburan menuju pintu depan. Siwon yang berada paling dekat dengan pintu langsung membuka lebar-lebar pintu itu dan bertemu dengan Myungsoo yang langsung roboh dipelukannya.

Tubuh anak itu penuh luka gores, beberapa bagian pakaiannya sobek, dan wajahnya pucat pasi. Tubuhnya kotor penuh lumpur.

“Cepat bawa dia ke kamarnya.” kata Josh.

Siwon pun segera membopong anak itu dan membawanya ke kamarnya.

* * *

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Josh kepada Wanjin sementara seisi rumah berkerumun di tepi tempat tidur Myungsoo. Mereka menidurkannya di kasur, tidak peduli betapa kotornya anak itu.

Wanjin mendekati Myungsoo dan memeriksa tangannya. Ternyata benar, bekas darah yang ada di bawah tanah adalah darah anak itu.

Dia lalu mengeluarkan bola kristal warna biru-ungu dari sakunya lalu mendekatkan benda itu pada mulut dan hidungnya.

Asap hitam tipis keluar dari lubang hidung dan celah mulut Myungsoo dan masuk ke dalam kristal itu, membuat semua orang terpana. Sebenarnya kristal apa yang telah dia berikan kepada mereka.

“Ini mutiara yang kugunakan untuk menyegel awan hitam di bawah tanah.” kata Wanjin kepada mereka semua.

“You sealed what?” kata Josh.

“Awan hitam yang dulu pernah kukatakan.” jelas Wanjin. “Aku menyegelnya di ruang bawah tanah dan mencegahnya jangan sampai keluar kemari. Aku sudah tahu tempat itu semenjak bertugas di dapur dan sengaja kurahasiakan agar tidak ada yang turun ke sana.” Dia menoleh kepada Myungsoo yang masih tergeletak tak berdaya. “Celakanya, sepertinya dia menemukannya.” 

Sunyi lama.

“Sebenarnya apa awan hitam itu?” tanya Josh kemudian.

“Like you said, an impartation of evil. Salah satu hal yang paling ahli dilakukan oleh awan itu adalah memperlihatkan mimpi buruk.” jawab Wanjin. Dan seisi ruangan menahan napas sambil bertukar pandang dalam kengerian. “Dan kalau sampai kau sempat menghirupnya…”

“…mimpi buruk akan mengikutimu ke mana pun kau pergi.” sambung Josh. “Jadi asap tadi?

“Ya. Sepertinya dia sempat menghirup asap itu.”

“That explains a lot.”

“Lalu kita harus bagaimana sekarang?” tanya yang lain.

Situasi kembali sunyi sementara Wanjin meletakkan kristal biru-ungu ke dalam tangan Myungsoo yang masih pingsan.

“Apa pun yang terjadi, anak ini harus mandi.” kata Josh lagi. “Aku tidak bisa menyembuhkan lukanya kalau kondisinya seperti ini. Dia bisa infeksi.”

“Luka fisik bisa disembuhkan dengan cepat. Tapi kalau trauma…”

Wanjin tiba-tiba menggerakkan tangannya dengan cepat dan hendak menyentuh dahi anak itu dengan jarinya. Menyadari apa yang hendak dilakukannya, Josh segera bertindak dan menepis tangan Wanjin sehingga jarinya tidak jadi menyentuh dahi anak itu.

 

Setelah hal yang menimpa dua anggota Super Junior, semua orang menyadari akan terjadi sesuatu di antara Josh dan Wanjin. Oleh karena itu mereka semua segera mengambil langkah mundur dan berdiri jauh-jauh dari Josh, Wanjin, dan juga Myungsoo yang masih pingsan.

“Apa yang kau lakukan?” kata Wanjin, mencoba mendekati anak itu lagi tapi Josh kembali menahannya. Mereka lalu bertarung jarak dekat hanya dengan menggunakan tangan.

Pertarungan itu begitu alot karena baik Josh maupun Wanjin ternyata sama-sama mahir dalam hal semacam ini. Untungnya pertahanan Wanjin agak sedikit terbuka hingga Josh berhasil memanfaatkan itu dengan menepis tangannya dan mendorongnya hingga mundur jauh dari kasur.

“As long as I’m here, you will NOT seal anyone’s memory again. NEVER!” kata Josh tegas.

“The black cloud had done something to him. He will be scarred for life, Josh.” kata Wanjin.

“There are ways to overcome fears and traumas. But sealing them will not do it. It’s just an impending doom, a ticking time bomb.” tanggap Josh.

Semua orang hanya berada di posisi mereka masing-masing dalam kondisi mematung, bahkan menahan napas. Apa yang akan terjadi sekarang? Walaupun Josh sering merasa terganggu oleh tingkah laku Wanjin, tapi keduanya belum pernah bertengkar seperti ini sebelumnya.

Dan ini secara langsung mempengaruhi tingkat ketegangan yang terjadi di ruangan itu.

 

Josh menghela napas, berusaha meredakan emosinya. “Aku tahu maksudmu baik. Tapi kita tidak bisa menyegel ingatannya begitu saja.” katanya. “Pain and suffering can make us understand others and make us stronger. Those are things that make us human. You understand that, don’t you?”

Sunyi lama.

“Actually, I don’t.” Dan ini membuat semua orang, terkecuali Josh yang seakan bisa menebak reaksi semacam ini, tersentak kaget. Apakah ini berarti bahwa Wanjin memang benar-benar bukan manusia?

Melihat ekspresi semua orang, Wanjin akhirnya lebih memilih untuk keluar dari kamar.

“You are on your own this time. Take care of him as you see fit.” Dia berbisik ketika melewati Josh.

 

Josh membuang napas keras-keras dan memijit pelipisnya.

Setelah kurang lebih tiga menit terdiam dalam posisi seperti itu, dia lalu menyelipkan tangannya di bawah leher dan kaki Myungsoo kemudian mengangkat anak itu dengan mudahnya. “Hoya, bisa bantu aku?” tanyanya sambil menuju kamar mandi.

Hoya mengikuti Josh dalam diam, meninggalkan yang lain dengan ketegangan memenuhi syaraf mereka.

 

“Ayo kita ganti sprei tempat tidur ini. Lihat saja, lumpur di mana-mana.” kata Siwon, berusaha mengatasi ketegangan itu.

Semua orang berpencar ke seluruh penjuru ruangan dan mulai mencari-cari di mana letak sprei untuk tempat tidur Myungsoo, tapi mereka tidak bisa menemukannya.

“Mungkin ada d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')