Chp 10 - Investigation

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

Catatan penulis:

Aku sebenarnya sudah sampai di chapter 14 tapi chapter 13 dan 14 masih belum selesai. Ceritanya jadi sangat kompleks dengan banyak sekali kejadian di dalamnya. 

Thanks bagi semua yang sudah memberi tanggapan hingga sekarang. Meskipun di AFF Anita yang menggantikanku memberi tanggapan (sebenarnya sebagian besar menanyakan ke aku dulu). Komen kalian memberiku semangat untuk melanjutkan pertapaan--er, maksudku melanjutkan cerita ini.

 

Dan, Anita...bagaimana Sungsook-nya? XD

 

Catatan Anita:

Karena di atas itu tulisan oppa, aku ga berani edit. -_-

Aku hanya nulis tanggapanku di sini aja deh.........

 

OPPA!! DX

 

==============================================================

 

“Apa maksudmu dengan baterai?” tanya Changwook tidak mengerti.

“Untuk mengkonstruksi tempat seperti ini dibutuhkan ingatan dari seseorang. Dan untuk mendirikannya, dibutuhkan energi yang cukup.” kata Josh menjelaskan. “Tidak seperti mobil atau peralatan elektronik yang membutuhkan listrik, tempat semacam ini, karena dibuat dengan sihir dan bukan teknologi, membutuhkan sumber energi yang lain; dari makhluk yang hidup.”

“Dengan kata lain, manusia.” kata Sungjae, bergidik mendengarnya.

“Ya.  Dalam kasus yang dulu kuhadapi, akulah yang menjadi baterai Corona yang sebelumnya karena itu dibuat dari ingatanku. Tapi tempat ini berbeda, sepertinya bukan hanya menggunakan ingatan dari satu orang.”

Semua orang mengernyit.

“Apa maksudmu?” tanya Siwan semakin bingung.

Josh diam sejenak, berpikir. “Peniel, apakah kamarmu yang kau tempati sekarang di sini sesuai dengan yang kau ingini?” tanyanya.

Peniel, meskipun tidak siap dengan pertanyaan itu, sempat diam sejenak sebelum menjawab, “Ne. Aku suka semua yang ada di sana.”

“Changwook-ssi, aku ingat kau pernah memberi komentar mengenai kamarmu. Kau bilang tata letak barangmu sesuai dengan yang kau inginkan; bahwa pemilik rumah ini sangat mengenalmu.”

“Ne. Aku pernah bilang begitu.” balas yang bersangkutan.

Semua lalu saling bertukar pendapat mengenai kamar mereka masing-masing.

“Apakah kalian semua merasakan hal yang sama?”

“Benar. Rasanya agak aneh ada orang bisa mengenal kami begitu detail.” kata Siwan. “Aneh...dan mengerikan.”

Alis Kyuhyun berpaut karena nalarnya membuatnya menyadari sesuatu. “Hyung, ini...”

Tapi Josh memotongnya. “Selain idola K-Pop, artis yang benar-benar memfokuskan diri untuk berakting seperti Seungho-ssi dan Changwook-ssi jarang keluar di hadapan publik, kan? Tolong katakan kalau aku salah dalam hal ini.”

Mereka diam sejenak.

“Kami masih ikut di beberapa acara jika mendapat undangan.” kata Seungho.

Josh menutup matanya sebelum memperjelas pertanyaannya. “Maaf, maksudku, aktor seperti kalian jarang keluar di variety show atau semacamnya, kan? Dengan kata lain kehidupan kalian di balik layar televisi jarang sekali dimunculkan.”

Seungho dan Changwook saling bertukar pandang sejenak. “Ne.” jawab keduanya serempak.

Josh melempar pandangan tanpa ekspresi kepada mereka. “Kalau begitu, posisi meletakkan lemari, meja, kursi, dan barang-barang lain, cara menyusun pakaian, cara membagi lokasinya, benda-benda yang  disusun berdasarkan warna, tempat, dan juga dengan aturan tertentu. Menurut kalian, siapa yang lebih paham mengenai aturan-aturan ini?”

Butuh waktu kira-kira tiga detik bagi mereka menyadari apa yang Josh maksudkan. Mata semua orang membulat dalam kengerian.

Ruang keluarga geger. Mereka kini tahu dengan pasti.

Tidak ada yang paham mengenai aturan-aturan yang mereka buat selain dari diri mereka sendiri.

 

“Ja-jadi maksudmu, kamilah baterai tempat ini?” kata Myungsoo mulai ketakutan.

Josh berhenti sejenak lalu menatap ke arah mereka. “Sebelum aku menjawab itu, aku ingin tahu sesuatu.” katanya. “Apakah di antara kalian yang pernah datang di tempat yang mirip seperti ini? Maksudku, lokasi yang mirip dengan yang ada di dalam rumah ini.”

Mereka saling bertukar pandang satu sama lain.

“Selain set untuk syuting MV, tidak pernah.” kata Henry.

“Tapi itu pun hanya sepotong kecil saja.” tambah Kyuhyun cepat. “Mirip, tapi tidak sama dengan semua yang ada di sini.”

Yang lain tidak menanggapi karena mereka sependapat dengannya.

Mata Josh bergerak menyapu seisi ruangan. Ekspresinya tidak berubah.

“Humph, ICO was right.” katanya kemudian. “Tampaknya kita tidak tinggal sendiri di sini.”

Josh tidak menyangka kalau reaksi Kyuhyun dan Siwon akan sama kagetnya dengan yang lain.

* * *

Setelah Wanjin bergabung dengan mereka siang itu, Seungho melanjutkan bertanya, “Kalau ada orang lain yang tinggal bersama kita di sini, di mana dia? Dan bagaimana dengan kamar-kamar kami? Maksudku, kau tadi mengatakan apa yang ada di kamar kami merupakan hasil ingatan kami.”

Josh berpikir sejenak. “I think—the person who owns this space, summon your memories and rules, then apply it into your rooms. A crazy thing to do, and also a magic that seems need a lot of energy to do it.” katanya.

Sebagian yang tidak paham bahasa Inggris sudah menyerah sejak mulutnya mengeluarkan kata ‘person’.

Setelah mengatakan semua itu, sebuah pemikiran melintas di kepala Josh. Bagaimana jika rekontruksi kamar mereka masing-masing juga membutuhkan energi dari tiap-tiap mereka?

Jika dugaannya ini benar, mereka akan menghadapi tiga masalah besar: waktu yang mendesak karena jam di punggung kuda yang bisa berakhir kematian, runtuhnya Corona karena sang baterai kehabisan tenaga, dan energi para penghuninya yang habis karena energinya terpakai untuk kamar mereka selain untuk bertahan hidup.

Bahkan Josh sendiri bergidik atas pemikirannya ini.

 

Sebenarnya dia punya dugaan kalau semua itu adalah hasil perbuatan pihak ketiga, tapi ada baiknya dia menyimpan informasi untuk dirinya sendiri. “Anyway, kurasa itu bukan hal penting yang perlu kita pikirkan...”

“Kalau kau ingin mencari cara untuk bisa menembus Corona, Echo of Time, dan Time Void, lebih baik kau simpan saja tenagamu.” sela Wanjin lalu ikut duduk.

Yang lain tidak bisa membayangkan apa pun yang akan terjadi sehingga mereka tampak biasa saja. Tapi berbeda dengan Josh, Siwon, dan Kyuhyun. Ketiganya kaget luar biasa atas pernyataan ini.

“Ketiga hal itu bukan bidangmu, Josh. Biarkan penjaga waktu dan dimensi yang menangani ini.” lanjut Wanjin pelan. “Bahkan kunci ruang waktu dan dimensi yang kau bawa pun tidak akan ada gunanya tanpa mereka.”

Josh memandangi Wanjin. “Tapi kau tahu sendiri aku tidak bisa diam saja.”

“You've done too much. Let your friends handle this. It’s not in your capability to solve time-space anomaly.”

Josh melesak duduk di sofa lalu memijat pelipisnya. Dia sadar apa yang dikatakan Wanjin itu benar. “Lalu, apa yang harus kita lakukan sambil menunggu mereka?”

Wanjin memberi mereka tatapan misterius sebelum menjawab. “Bertahan hidup.”

 

“Kau tahu sendiri kita tidak boleh berada di tempat ini terlalu lama.” kata Josh tak lama kemudian. “Sekedar bertahan hidup tidak akan menghasilkan apa-apa.

“And the time is still ticking. We all know what will happen if the timer reach number 12.”

“Death, if that is what you mean.” kata Wanjin, mengagetkan seisi ruangan.

Semua orang yang ada di sana baru menyadari keseriusan dalam hal ini. Selama ini mereka tidak begitu peduli dengan yang terjadi di dalam rumah itu, termasuk mengenai jam di punggung kuda emas yang tampaknya berbuat sesuatu.

Semua bertukar pandang dalam kengerian, ketakutan jelas terpancar dalam mata mereka. Dari semua masalah yang manusia hadapi, hanya satu ini yang membuat nyali siapa pun akan ciut. Kematian.

“Sekarang kau paham apa yang aku katakan, kan?” kata Josh dalam bahasa Indonesia, membuat seisi ruangan bingung dengan apa yang dia katakan. “Kita tidak bisa mempertaruhkan nyawa mereka untuk semua ini. Mereka di sini sebagai pengganti keluarga mereka, tapi itu tidak berarti aku akan membiarkan mereka mati di sini.”

“Aku tahu itu.” balas Wanjin, juga dalam bahasa Indonesia. “Tapi masalah ini tidak bisa diselesaikan dari dalam sini. Kurasa teman-temanmu juga kesulitan mengembalikan distorsi waktu karena kekacauan waktu di sini.”

Josh menyandarkan punggungnya di sofa lalu menghela napas. “So, what can we do now?”

“Do you think my disappearance means that I was being lazy?”

Josh mengangkat sebelah alisnya.

“I made a tool for timing.” kata Wanjin. “Dengan mengukur waktu yang ada di sini, Sarah dan Rebecca dapat melakukan sinkronisasi sehingga mereka bisa masuk ke mari; setidaknya untuk beberapa saat lamanya.”

“Tapi bagaimana caranya kita mengirimkan data time recorder-mu itu?”

 

Semenjak tinggal di rumah itu, semua orang tahu kalau Josh dan Wanjin sedang bertukar pikiran seperti ini, mereka lebih baik tidak ikut campur. Itu sebabnya mereka hanya melihat kedua orang itu berdiskusi tanpa beribcara apa pun.

“Aku punya ide untuk meminta bantuan dari luar. Tapi sebelum itu, aku ingin mereka semua merekam semacam diary.”

Alis Josh terangkat sebelah, sama halnya dengannya dengan Siwon. Kyuhyun dan Myungsoo bahkan berkedip-kedip beberapa kali. Yang lain malah bertukar pandang dengan bingung.

Selama ini mereka tidak pernah bertanya kenapa Wanjin meminta mereka untuk merekam diary. Apa hubungannya tindakan itu dengan usaha mereka untuk meminta bantuan?

 

“Apa kau memikirkan hal yang tidak penting lagi?” tanya Josh kemudian, seakan-akan mewakili pertanyaan mereka semua.

“Rekaman itu untuk teman-teman dan keluarga mereka, Pabo! Sekedar untuk membuktikan kalau mereka baik-baik saja di sini.”

“Tapi kesannya kau ingin memperlihatkan kalau mereka justru sedang menikmati situasi mereka di sini.” bela Josh sambil menepuk dahinya sendiri.

“You can still enjoy your lives even though you are in a situation like this, you know?” kata Wanjin.

“That's true, but in this case it doesn't seem appropriate.”

“Hyungdeul, cukup...cukup.” lerai Siwon sebelum terjadi debat kusir di antara kedua orang itu lagi. Dia beralih ke Wanjin.“Bagaimana caramu untuk melakukannya? Maksudku, cara mengirim pesan itu?”

“Aku punya ide, Choi Siwon. Tapi kalian tidak bisa ikut di dalamnya.” kata Wanjin sambil nyengir. “Kurasa aku bisa dikatakan jenius juga.” Dia tertawa bangga.

Josh dan Kyuhyun memberinya tatapan sarkastis.

“Aku tidak percaya kalau orang yang pernah kita temui di Parallel Beyond ternyata seperti ini.” gumam Kyuhyun.

“Aku juga tidak tahu kalau dia ternyata begitu aneh sifatnya.” tambah Josh. “Lalu, kalau jenius, kenapa dia tidak memikirkannya dari dulu?”

* * *

Seisi ruangan diam dalam kesunyian yang mengerikan. Setelah Josh dan Wanjin pergi dari sana, semua mata mengalihkan pandangan mereka ke arah Siwon dan Kyuhyun.

Hal ini secara refleks terjadi karena keduanya mengernyitkan kening lama sekali. Tampaknya ada yang mereka pikirkan saat itu; sesuatu yang rumit.

“Ini tidak baik.” kata Siwon memulai. Dia melempar pandang ke arah Kyuhyun yang secara insting juga melihat ke arahnya.

“Kau ingat waktu kita di Corona sebelumnya, Kyu?” lanjutnya. “Hyung bahkan nyaris tidak bisa jalan setelah bertarung dengan behemoth di stadion.”

Kyuhyun mempunyai pikiran yang berbeda, meski menjurus ke hal yang sama.

“Melihat skala Corona waktu itu, aku bisa pastikan kekuatan yang digunakan untuk membangun tempat itu pasti sangat besar.” kata Kyuhyun. “Mungkin karena dia Penjaga.”

“Atau mungkin karena dia Penjaga dengan kemampuannya yang sangat tinggi.” tanggap Siwon. “Dan jika dilihat dari besarnya tempat ini, kemungkinan orang yang dipakai untuk membangun tempat ini, bisa jadi berasal dari kalangan orang biasa.”

“Dan kalau waktu itu Josh sendiri saja bisa pingsan setelah bertarung...”

Mata kedua orang itu melebar dalam kengerian. Yang lain melihat perubahan ekspresi ini dan bertanya-tanya.

“Seonbae?” panggil Hoya. “Ada apa?”

Kyuhyun yang menjawab, sementara Siwon memijat pelipisnya dalam frustasinya.

“Kalian tahu kenapa Josh menyebut pembangun tempat ini sebagai baterai?”

“Karena dia sebagai sumber tenaga untuk membangun tempat ini?”

Siwon dan Kyuhyun menatap mereka semua dengan ekspresi datar, seakan mencoba membuat mereka menebak apa yang ada di kepala mereka. Tidak butuh waktu lama bagi semua orang di sana untuk menyadarinya.

“Dan kalau—” Myungsoo menarik napas kaget. “—kalau baterai itu habis tenaganya—“

Baik Siwon dan Kyuhyun pun memberinya tatapan penuh arti. Tanpa perlu diberi tahu, semua tahu arti tatapan itu.

Kengerian yang tercipta semakin mencekam. Dan itu terjadi bukan karena hantu, bukan pula karena kejadian-kejadian aneh yang masih mereka alami hingga saat itu, melainkan karena sebuah fakta baru yang mereka sadari.

“Kurasa itu salah satu sebab Josh kelihatan terburu-buru, ingin kita secepatnya keluar dari sini.”

Sebab, apa yang terjadi jika baterai yang menghidupkan sebuah mainan habis baterai-nya? Mainan itu tidak akan bisa bergerak. Dengan kata lain, mereka bisa tewas di tempat itu kalau tiba-tiba karena sang baterai kehabisan tenaganya.

* * *

Rasanya sudah lama sekali Josh menatap pintu ruangan itu dengan mata terpicing. Ruang yang terletak di antara kamar Im Siwan dan Henry itu benar-benar mengundang rasa ingin tahunya.

“ICO, apa ini tempatnya?” tanyanya. “Aku merasakan seperti ada sesuatu di dalamnya.”

“Sekilas aku bisa mendeteksi adanya sinyal kehidupan di balik pintu ini, tapi hanya selama beberapa mili detik.” jawab komputer super itu. “Sesuatu memblokir sensorku sehingga aku tidak dapat mendeteksinya.”

“Dari semua yang ada di sini, pintu ini yang paling mencurigakan.” kata Josh. Dia menghunus pedangnya. “Tapi Seven Spirits sama sekali tidak bereaksi.”

Tapi dia tetap mengayunkan pedang itu untuk menghantam pintu besar di depannya.

 

Namun belum lagi pedang itu mengenai daun pintu, pedang itu seakan memantul balik.

Lalu dengan suara keras, pedang yang dipegangnya menarik Josh dari lantai tiga, melewati patung kuda dan jatuh hingga ke galeri kematian. Untung saja refleks-nya bekerja sehingga dia berhasil salto ke belakang dua kali sebelum mendarat dengan kedua kakinya.

Begitu besarnya suara yang ditimbulkannya sehingga membuat semua orang berlari keluar.

“Hyung, ada apa?” kata Siwon kuatir. Dia memperhatikan tangan Josh yang memegang Seven Spirits tampak bergetar hebat; ekspresinya serius sambil melihat ke lantai atas.

Dalam ingatan mereka, belum pernah dia dan Kyuhyun melihat tangan Josh bergetar ketika memegang senjata itu.

“Dia mencoba menerobos pintu di lantai tiga tapi gagal.” ICO yang menjawab.

“Seven Spirits menolak untuk membukanya.” kata Josh sambil menyimpan kembali senjatanya.

Sementara yang lain bingung mendengarnya, Siwon dan Kyuhyun justru saling bertukar pandang.

Kyuhyun ikut melihat ke lantai atas. “Dan kau terlempar sampai ke sini?” katanya.

Semua orang memandang ke atas dengan ngeri, mengingat tinggi tempat itu sekitar 20 meter. Bagaimana Josh bisa jatuh dari sana tanpa terluka sungguh di luar nalar mereka.

“Pasti ada sesuatu di sana yang menahan senjata ini untuk membuka pintu itu.” kata Josh lagi. Dia memegang tangan kanannya yang masih bergetar; seluruh lengannya terasa kram, melangkah menuju ruang keluarga. “Aku yakin di situlah baterai-nya berada.” 

 

Siwon memegang tangan Josh yang kram dan mencoba menc

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')