Chp 9 - Sepulchrum

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

Catatan penulis:

Chapter ini chapter yang berat, karena banyak hal yang terjadi dan juga beberapa hasil analisis dari semua kejadian di dalam rumah aneh itu.

Mungkin ada yang menganggap chapter ini seram, tapi menurutku tidak. Tapi untuk jaga-jaga, jangan dibaca malam-malam, ya? :p

 

Catatan Anita:

Akhirnya Jo-oppa mau update juga. T_T Writer's Block benar-benar mengesalkan (bagi yang baca, termasuk buatku).

 

====================================================================

 

Ada berbagai penyebab trauma dan ada berbagai cara pula cara penanganannya. Namun trauma yang dialami Kim Myungsoo sesungguhnya termasuk dalam golongan fobia. Anak itu mengalami rasa takut yang sangat akut dan rasa takut itu menguasainya dengan sangat cepat dan menyebabkan trauma. Inilah yang menyebabkan sifat dan tingkah lakunya mengalami perubahan yang sangat drastis dalam waktu yang sangat singkat.

Untung saja dengan sisa-sisa tenaganya Myungsoo masih dapat kembali ke rumah dalam keadaan sadar. Dan untung saja mental anak itu tidak sampai terkunci karena rasa takut itu karena semua orang yang berada di dekatnya.

Yang tidak mereka ketahui adalah apa penyebabnya. Dan ini membuat bingung semua orang.

 

Sebenarnya semenjak awal Josh sudah bisa tahu ada yang salah dengan rumah itu, tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau efeknya terhadap anak itu bisa sebesar ini. Hingga pada akhirnya, setelah beberapa waktu berlalu, Josh kemudian meragukan keputusannya sendiri apakah tindakannya dengan membiarkan ingatan Myungsoo tetap ada adalah tepat. Bagaimana kalau Myungsoo tidak bisa mengalahkan rasa takutnya sendiri dan berada di dalam kondisi seperti itu untuk selamanya?

Di sisi lain, Josh juga masih harus mencari jalan keluar. Tapi di dalam situasi seperti sekarang ini, mau-tidak mau dia harus tetap menemani anak itu setidaknya hingga dia bisa ditinggal sendiri.

Tidak butuh seorang psikolog untuk mengatakan bahwa Myungsoo telah mendapatkan tekanan berat karena ketakutan yang luar biasa itu. Dalam hati Josh sudah cukup bersyukur anak itu tidak sampai berbuat hal yang aneh atau bahkan menjadi gila karenanya.

Sebagai teman yang saling mengenal cukup dekat, Hoya pun ikut andil dalam membantu merawat anak itu karena sangat tidak mungkin Josh harus menungguinya hingga 24 jam sehari. Keduanya kini harus berperan bagaikan orang tua yang menunggui anaknya yang sedang sakit.

Untung saja Siwon dan juga Kyuhyun secara insting menggantikan tugas Josh untuk mengawasi yang lainnya. Walaupun keduanya tampak rileks, tapi sebenarnya keduanya sangat tegang. Apa yang harus mereka lakukan seandainya tiba-tiba terjadi sesuatu? Rumah itu sendiri sudah cukup seram untuk mereka.

 

Setelah tampaknya seharian menungguinya, Myungsoo mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Josh sendiri bingung dengan kemajuan ini karena sangat tidak mungkin orang bisa pulih dari trauma dalam waktu yang sangat singkat seperti itu. Tapi di rumah itu sepertinya apa pun bisa terjadi, sehingga dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.

“Myungsoo-yah, moko kachi kaja. (Ayo pergi makan)” ajak Hoya suatu waktu.

Myungsoo mengangguk namun tidak bergerak dari tempatnya. Dia menatap lantai seakan-akan Hoya adalah lantai itu.

Melihat itu Josh menghela napas. Dia mengangkat dagu Myungsoo sehingga pandangan anak itu bertemu dengannya. Ketika pandangan keduanya berpaut, sesuatu di mata Josh membuat anak itu teringat kalau selama ini dia suka mengamati lelaki itu tanpa sebab.

“Moko kachi kaja.” ajak Josh.

Setelah memberikan senyumannya, Josh lalu mengajak Myungsoo untuk berdiri.

 

Baik Josh maupun Hoya cukup berterima kasih kepada yang lain karena sewaktu mereka berkumpul atau pun makan bersama, mereka tetap memperlakukan Myungsoo seperti biasa; bagaikan tidak pernah  terjadi apa-apa padanya. Bahkan mereka tidak melirik dan berpura-pura tidak tahu ketika Josh berusaha mendudukkan anak itu di kursi meja makan dan mengaturnya agar bersikap seperti biasa, tanpa kedua kaki dinaikkan ke atas kursi, seperti yang dia lakukan sehari sebelumnya.

Josh melakukan itu semata-mata bukan hanya karena tanggung jawab, namun juga karena sesuatu yang bahkan dia sendiri sulit jelaskan. Dia mengira, semua itu terjadi mungkin karena dulu dia mengalami hal yang kurang-lebih hampir sama di Corona, namun harus bertahan sendirian tanpa ada yang dapat membantunya.

Sungguh, dia ingin membantu Myungsoo melewati ini.

 

Siwon dan Kyuhyun yang sudah begitu mengenal sifat Josh hanya bisa mendukung semua tindakannya itu tanpa menanyakan atau berdiskusi apa pun padanya.

Kebaikan hatinya yang tidak biasa sudah pernah Kyuhyun rasakan sendiri ketika Josh menyembuhkan sisa-sisa kecelakaan yang dulu pernah dialaminya dulu. Dan bagi Siwon, semua tindakan yang dilakukan oleh Josh jauh sebelum kejadian ini, merupakan bukti otentik akan kebaikan yang keluar dari hatinya.

Entah kenapa, semua yang berada di dekat lelaki itu, pasti akan seperti terhisap olehnya. Tidak perempuan, tidak juga lelaki. Entah bagaimana, mereka merasa aman dengan hanya berada di dekatnya. Siwon menduga mungkin ini salah satu sebab Josh dipanggil sebagai guardian of protection, selain karena kemampuannya untuk menciptakan perisai pelindung yang tidak dimiliki penjaga lain.

Dan perlakuan Josh terhadap Myungsoo kali ini, meskipun berbeda dengan yang dialami oleh Kyuhyun di waktu-waktu sebelumnya, membuktikan kepada keduanya kalau sifat Josh masih tetap sama seperti yang mereka kenal beberapa waktu sebelumnya.

Dia penjaga yang sangat sakti di mata orang banyak, namun sangat lembut di dalam; lembut hatinya namun sangat kuat jika harus berhadapan dengan musuh.

 

“Apa yang kalian berdua pikirkan?” kata-kata Josh menyadarkan Siwon dan Kyuhyun akan kenangan mereka.

Kyuhyun memperlihatkan senyuman yang jarang diperlihatkannya kepada khalayak banyak. “Aku ingat bagaimana kau dulu menggunakan kekuatan terakhirmu untuk menyembuhkan sisa-sisa kecelakaan yang kualami dulu.” katanya mengenang. Dia tampak tidak merasa terganggu harus menyinggung kejadian mengerikan yang pernah dialaminya dulu.

Siwon yang berada di sampingnya ikut tersenyum. Ternyata apa yang ada di dalam pikiran mereka sama.

Seluruh orang yang berada di sekeliling meja makan memasang telinga, walaupun mereka berusaha untuk tidak melirik ke arah ketiganya. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di antara ketiga orang ini, namun mereka menduga kalau telah terjadi sesuatu yang luar biasa terhadap dua orang anggota Super Junior itu karena mereka tampak begitu menghormati sekaligus menyayangi lelaki itu.

Mereka bisa melihat kalau perlakuan keduanya terhadap Josh jauh lebih tinggi dari sekedar memperlihatkan sopan santun. Yang mereka rasakan adalah adanya rasa hormat, kedekatan, kebersamaan dari Siwon dan Kyuhyun kepada Josh.

Josh bahkan tidak perlu bicara banyak tapi kedua anak itu seakan sudah tahu apa yang ada di pikirannya. Sehingga apa pun yang Josh kerjakan, tindakan mereka berdua bisa sinkron dengannya secara otomatis.

 

Kyuhyun menunduk. “Kau masih mengkhawatirkan kami meskipun kau hampir mati waktu itu.” Dia tidak menyangka kalau kata-katanya justru membuat dirinya sendiri jadi terharu.

Josh menyela, “Dan kalian juga bersedia menempuh bahaya bahkan sempat mengalami trauma berat karena mencoba menolongku.” balasnya sambil tersenyum. “Kalian tidak tahu betapa berterima kasihnya diriku atas perbuatan kalian itu?”

Ketiganya berbicara seakan-akan tidak ada orang lain lagi di sana, padahal mereka duduk di antara yang lain dengan posisi yang cukup berjauhan satu sama lain.

“Hyung, kalau boleh aku tanya, apa yang mendorongmu berbuat sejauh itu?” tanya Siwon.

“Kau sudah pernah menanyakan itu padaku. Apa aku masih harus menjawab itu, Choi Siwon?” kata Josh sambil tersenyum. Dia melirik sedikit ke Myungsoo yang kini sedang menikmati makanannya.

* * *

Setelah kejadian di ruang makan itu, entah bagaimana, kondisi Myungsoo sudah jauh lebih baik. Bahkan Hoya dan Josh tidak perlu menemaninya untuk tidur di ranjangnya, meskipun mereka memilih untuk duduk-duduk di kursi tak jauh dari tempat Myungsoo berbaring saat itu.

“Myungsoo…” kata Hoya memulai. “…selalu memperlakukan kami dengan baik. Maksudku, di grup kami dia selalu melakukan itu.”

Suasana berubah sunyi. Josh menanti Hoya melanjutkan namun setelah menanti cukup lama Hoya tidak menunjukkan tanda-tanda akan melanjutkan, dia pun berkata, “Aku dengar kau cenderung canggung jika bersamanya.”

Sudut-sudut bibir Hoya menarik. “Myungsoo suka sekali memeluk seseorang. Dia penggemar berat skinship. Aku tidak suka ada yang menyentuhku kalau ada kamera di dekatku. Itu saja.” katanya.

“Bukannya karena dia jarang mandi?” kata Josh.

Dan Hoya melepas tertawa. “Kau menonton acara kami rupanya.”

“Kau bicara seakan-akan anggota kalian yang lain tidak suka memeluk seperti dia.” tanya Josh, sedikit menggoda anak itu.

“Mereka tidak separah dia.” tanggap Hoya membela diri. “Dan kau benar, karena dia jarang mandi dan sikat gigi.”

Josh tidak bicara apa-apa lagi mengenai itu dan hanya tertawa geli mendengarnya. “Choi Siwon, Kim Myungsoo, dan Peniel.” katanya sambil tersenyum. Yang dia sebutkan adalah orang-orang penggemar skinship yang saat itu ada di rumah itu bersama mereka.

 

“Myungsoo…” Hoya kembali melihat ke arah teman satu grup-nya yang masih pulas di kasurnya. “…kalau dalam interview hampir selalu menampilkan sisi ‘L’-nya yang tampak dingin dan arogan, tapi sebenarnya, dia anak yang baik dan lembut.”

Josh merasa Hoya butuh sedikit bantuan moral dalam menghadapi ini sehingga dia meletakkan tangannya di bahu anak itu dan memberikan sedikit pijatan ringan kepadanya.

“Aku tahu. Aku bisa melihatnya dari matanya.” katanya.

Dan Hoya tersentak. Dia jadi ingat akan kebiasaan buruk Myungsoo yang kambuh belakangan ini.

“Ah, aku minta maaf atas tindakan Myungsoo yang selalu diam-diam mengawasimu.” katanya. Josh ingin menyelanya tapi dia buru-buru melanjutkan. “Aku yakin dia bukannya sedang menilaimu. Dia suka sekali melihat tingkah laku seseorang. Bahkan dia pernah menatap kamera lama sekali, sampai membuat salah satu fans seakan jadi gila karena tatapannya.”

Josh tertawa kecil. “Aku tahu itu.” katanya kemudian. Dia lalu berbalik menatap anak itu lalu memanggil namanya.

“Hoya.” 

Ketika Hoya mengalihkan pandangannya dari Myungsoo dan menatap manik coklat tua Josh, dia mendadak paham kenapa Myungsoo begitu tertarik mengawasi gerak-gerik lelaki ini. Dia melihat sesuatu yang dilihat Myungsoo di mata itu.

Sesuatu yang tulus dan terlihat murni, hal yang sudah jarang ditemui di dunia ini.

“Kalau terjadi sesuatu sementara Myungsoo belum pulih, jangan lepaskan pandanganmu darinya.” kata Josh kemudian, menyadarkan Hoya dari trans-nya. “Kalian harus tetap bersama, karena dibandingkan dengan yang lain kalian berdua lebih mengenal satu sama lain.” Dia menarik napas. “Dia akan segera kembali menjadi Myungsoo yang semula. Kita hanya perlu sedikit bersabar.”

* * *

Kira-kira lima hari kemudian, Wanjin terlihat sedang duduk di tepi pembatas di lantai tiga dengan kedua kakinya mengayun bagaikan seorang anak kecil.

“Terima kasih sudah mengantar barang itu kemari.” katanya kepada orang yang berdiri di sampingnya.

Tapi alih-alih merasa tersanjung, sosok itu justru memperlihatkan kekesalannya. “Kenapa kau melakukan itu?” tanyanya.

“Melakukan apa?”

“Kau berkali-kali sengaja membuat dia marah.”

“Apa tindakanku keliru?”

Sosok itu menghela napas. “Tentu saja! Masih ada banyak cara lain, dan kau tahu itu.” katanya. “Semenjak awal kau sudah tahu kalau Kim Myungsoo harus melewati sesuatu seperti ini atau dia dan Hoya tidak akan selamat.” Dia berhenti sejenak. “Kau tahu kalau Josh bisa dekat dengan Hoya hanya melalui Myungsoo. Dan kau juga tahu kalau Myungsoo bisa dekat dengan Josh hanya melalui peristiwa ini. Yang ingin kuketahui adalah: kenapa kau melakukan semua tindakan yag tidak perlu seperti itu?”

“Maksudmu aku tidak perlu jadi orang jahat yang ingin menyegel ingatannya?” kata Wanjin. Dia lalu menatap sosok itu dengan wajah tersenyum lebar, lebih tepatnya setengah menyeringai. “Mungkin suatu saat kau akan kuberi tahu. Tapi tidak sekarang.”

“Apa pun alasannya, sebaiknya kau berdamai lagi dengan Josh dan bantu dia. Jangan dibiarkan terlalu lama.”

Wanjin mendesah pelan. “Arraseo.” katanya. “Tapi kau tahu masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dari dalam.”

“Ya. Di luar sana situasi tidak begitu bagus.”

Wanjin menatap laki-laki itu dengan mata terbelalak.

“Tapi fokuskan untuk menyelesaikan masalah di sini. Kalau di sini selesai, maka semua masalah di luar sana pun akan ikut selesai.” kata lelaki itu.

“Apa mak—“ Belum lagi dia selesai bicara, lelaki itu sudah menghilang dari pandangan, meninggalkannya duduk sendirian di sana. “Aish.”

Kemudian dia mendengar suara ribut-ribut dari ruang bawah. Pastilah anak-anak itu sedang mengerjakan sesuatu dengan heboh. Itu bukan hal baru di rumah itu.

“Well...what to do now...”

 

Suara retaknya kristal es yang menutupi patung kuda emas sontak menarik perhatiannya.

Lain dari sebelumnya, tidak butuh waktu lama sebelum kristal itu meledak, melontarkan semua bongkahan es ke segala penjuru. Wanjin harus segera berlari dan bersembunyi di balik tembok kamarnya supaya tidak terkena lontaran kristal es yang tajam itu.

Dia keluar dari persembunyiannya ketika situasi sudah sepi dan terperangah melihat potongan kristal es menancap ke dinding dan juga menghancurkan beberapa bagian dari rumah itu.

Wanjin syok karena dia tahu terakhir kali kristal es pecah, efeknya tidak seperti ini.

“Oh, boy. Me and my big mouth…”

* * *

Di sisi lain, beberapa saat sebelum semuanya itu terjadi, Josh sedang berkumpul dengan kesepuluh orang lainnya di ruang keluarga.

Itu adalah hari kelima setelah peristiwa yang membuat trauma Kim Myungsoo terjadi. Untung saja—setelah proses yang panjang dan melelahkan bagi Josh maupun Hoya—tiga hari setelah kejadian itu, Myungsoo sudah mulai ceria. Dia sudah mulai bisa tertawa lepas dan berinteraksi dengan yang lain seperti biasa.

Hoya dan Josh akhirnya bisa bernapas lega. Bahkan yang lain pun tampak takjub dengan kemajuan perkembangan Myungsoo yang begitu pesat, entah apa yang keduanya perbuat padanya. Bahkan sifatnya yang susah bangun pagi pun sudah kembali. Di sisi lain, Josh pun menjadi lebih akrab dengan kedua anak itu. Mereka terlihat lebih kompak dan bagaikan tanpa batasan. Hoya dan Myungsoo memperlakukan Josh bagaikan orang yang seumuran dengan mereka. Akrab dan bebas berekspresi.

Dan sekarang mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Tiap-tiap orang tampaknya sudah punya pemikiran untuk melakukan kegiatan masing-masing dan Josh mengijinkannya.

Hoya berencana ingin latihan di ruang sebelah dan dia mengajak Myunsoo bersamanya. Henry dan Im Siwan yang tampak tertarik, ingin ikut bersama mereka. Changwook bersama Siwon dan Seungho tampak sedang diskusi mengenai drama. Sungjae, Kyuhyun, dan Peniel bersama-sama latihan vokal dan ketiganya berencana menggunakan ruang home theater.

Josh hanya memandang anak-anak itu dari jauh sambil tersenyum. Dia berharap semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang, meski dia merasa itu cuma impian semata mengingat rumah yang mereka tempati saat ini memiliki banyak sekali rahasia yang belum atau bahkan tidak mereka ketahui. Apa pun bisa terjadi di situ, dan itu menjadi tugas bagi lelaki itu untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin timbul terhadap orang-orang yang dijagainya.

Dan lagi, dia masih punya beban untuk membawa kesepuluh orang itu keluar dari tempat ini secepatnya.

 

Bunyi sesuatu yang runtuh di luar membuyarkan lamunannya. Dia menebak itu pasti bongkahan es yang menutupi patung kuda emas di tengah ruangan.

Yang tidak dia sangka adalah salah satu bongkahan besar melesat mendekati ruangan yang pintunya terbuka itu dengan kecepatan tinggi, mengarah langsung ke Henry dan Peniel yang berada di dekat pintu.

Wajahnya langsung pucat seputih kertas.

“WATCH OUT!” Dia melempar sebuah bola dan sebuah perisai terkembang beberapa meter dari kedua Henry dan Peniel, tepat sebelum balok es itu menghantam mereka.

Kedua kaki anak-anak itu langsung lemas, dan mereka terduduk di tempat mereka berdiri tadi dengan wajah pucat pasi.

Josh langsung berlari mendapatkan keduanya, diikuti yang lain.

“Kalian tidak apa-apa?” tanyanya kuatir.

Mereka mengangguk cepat. Setelah memeriksa dan memastikan bahwa keduanya tidak mengalami luka, Josh lalu membantu keduanya untuk berdiri kemudian menyerahkan mereka kepada yang lain.

“Tunggu di sini. Jangan keluar sebelum situasi kunyatakan aman.” katanya lalu melangkah cepat-cepat meninggalkan ruang keluarga.

Kedua anak itu pun segera ditolong oleh yang lain. Siwan berlari ke dapur untuk mengambil air minum.

Sungjae memeluk Peniel erat sekali saking kuatirnya dirinya. Peniel sendiri tampak masih terpukul dengan kejadian barusan meski perlahan-lahan menjadi rileks. Henry, di sisi lain, dirangkul erat oleh Siwon. Myungsoo secara tak sadar mengusap lengan Henry.

“I thought I was gonna die.” kata Henry syok. Peniel hanya bisa menatapnya tanpa bersuara; sama takutnya dengan dirinya.

Kyuhyun ikut mengusap punggung kedua anak itu dari belakang dalam usahanya untuk menenangkan keduanya.

“Apa lagi yang akan kita hadapi sekarang?” kata Siwon sambil melihat ke arah pintu dengan kuatir. Dia

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')