Chp 14 - Creperum

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

Author's note :

Kejadian kecelakaan kapal feri Sewol sungguh membuatku tersentak. Betapa rapuhnya nyawa manusia itu! Aku bahkan tidak menyangka kalau Korea Selatan yang begitu canggih saja tidak bisa menyelamatkan 300-an nyawa yang ada di sana. Sungguh ini tragedi yang luar biasa. 

Jujur, semenjak awal menuliskan cerita ini aku menduga kemungkinan ada kejadian besar yang terjadi di sepanjang tahun 2014 ini, namun aku sungguh tidak menyangka kalau kejadian itu justru terjadi di Korea Selatan.

Jadi, untuk menuangkan rasa simpatiku dan juga doaku, aku menyisipkan sedikit--hanya sedikit--kisah itu di sini. 

 

~~~

This part is dedicated for Han Seung Jin, a victim of Sewol Ferry accident. We don’t know each other, and I don’t know whether he’s alive nor dead. But his SNS message to his mother touched me so deeply.  In this story, he became a guardian after almost lost his life in the accident.

 

Han Seungjin, I wish you are alive and well, just as I wrote in this story

~~~

 

Anita's note:

Sebenarnya Jo-oppa ingin membuat satu fic khusus untuk dia. (guardian related, tentunya) tapi aku menyarankan padanya ada baiknya tidak perlu. 

Dan sepertinya dia juga membatalkannya setelah berpikir matang-matang, karena katanya dia tidak tahu nasib Han Seung Jin yang sebenarnya. Menurutnya, kisah kecelakaan nahas ini cukuplah sampai di sini, tidak perlu dituliskan dalam bentuk cerita lagi.

 

TT__TT

 

RIP for those who died in the accident.

 

=========================================================

 

Meski awalnya telah berencana untuk mandi, kejadian berubahnya interior kamar Siwon membuat Josh pada akhirnya membatalkan niatnya itu.

“I think this is the real room.” kata Josh beberapa saat kemudian. “We must have triggered something to undo the spell.”

Sungjae, Hoya, dan Myungsoo langsung mengeluh, “Hyung, tolong jangan pakai bahasa Inggris.”

Sekarang Myungsoo dan Hoya balas dendam pada lelaki itu dengan berbicara bahasa Korea dengan cepat sekali dan secara bersamaan sehingga sulit ditangkap olehnya.

“Hyung, jujur saja, bahasa Inggrisku jelek sekali. Aku tidak mengerti apa-apa.” aku Myungsoo.

“Aku juga.” tambah Hoya. “Sungjae masih jauh lebih baik, ada Peniel yang menjadi temannya.”

“Apa hyung sadar kalau setiap kali dia membicarakan sesuatu yang penting pasti dengan bahasa Inggris?” kata Sungjae lagi.

Seisi ruangan mengangguk setuju.

Tapi lelaki itu sudah tahu maksud mereka tanpa harus ada yang harus menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.

“Let Siwon, Peniel, or Henry translate it for you. And I think Siwan can help out a bit too.”

“Tapi kurasa saat ini bagian penerjemah bahasa di kepalaku masih belum berfungsi dengan baik…” gumam Siwan pelan.

Josh berdiri dari tempat duduknya. “Let’s find out about the owner of this room. Everyone, spread out!”

Semua orang berpencar di seluruh penjuru ruangan dan mencari-cari apa pun yang kelihatannya mencurigakan lalu berkumpul di tengah ruangan dan menggelar hasil temuan mereka.

“Laporan keuangan, proposal, daftar karyawan…” kata Siwon sambil memperhatikan satu-persatu benda-benda yang mereka dapatkan di dalam kamar itu.

“…sepertinya orang ini membawa pekerjaannya pulang.” kata Hoya, melihat sekilas catatan-catatan yang ditemukannya. “Cukup tidak lazim untuk orang Korea untuk melakukan ini.”

“Terkecuali kalau dia memang bekerja dari rumah.” tambah Myungsoo. Apa yang dia temukan pun tidak jauh dengan apa yang lainnya temukan. “Ini buku catatan keuangan perusahaan beberapa tahun yang lalu.” Dia lalu menambahkan, “Apa segitu pentingnya sampai penghuni kamar ini menyimpannya di dalam lemari?”

“Kenapa di zaman modern seperti ini mereka masih menggunakan kertas?” lanjut Seungho.

“Kertas akan tetap terpakai, Sungho-yah. Di zaman modern ataupun tidak.” kata Siwon.

“Kalau dipikir-pikir, selama ini kita belum menemukan satu komputer pun di sini.” kata Peniel. Sungjae yang duduk di sebelahnya ikut melihat-lihat. Sesekali Peniel menanyakan sesuatu pada anak itu dan Sungjae menjelaskan artinya padanya.

 

Josh membiarkan ketujuh anak itu berdiskusi tanpa dirinya. Terkadang asyik juga membiarkan mereka bekerja sendiri memecahkan sebuah misteri, sementara dia duduk hanya menonton.

Sungjae mengambil salah satu buku dan memperhatikannya sebentar. “Oh, sepertinya ini sebuah catatan harian.” kata Sungjae. “Tidak apa-apa, kan kalau kubuka?” Dia melempar pandang kepada semua orang yang saat itu sedang balik menatapnya.

“Open it.” kata Josh, bersamaan dengan yang lain berkata, “Yeol da.”

Mengangkat alis atas kekompakan mereka, Sungjae membuka buku bersampul kulit itu dan membaca tiap halamannya satu-persatu secara cepat.

Namun alis Sungjae yang mengkerut membuat Siwon jadi penasaran. Jadi dia merampas buku itu dari tangannya. sebuah tindakan yang tidak pernah dilakukan oleh Siwon si gentleman.

Josh bisa memperkirakan mereka akan melihat banyak ekspresi Choi Siwon kali ini, jadi dia tidak melepaskan pandangannya dari laki-laki itu. This is going to be amusing.

Tak lama, mata Siwon tampak membulat, kemudian sedikit meredup ketika dia berpindah halaman. Di halaman yang sama, salah satu alisnya terangkat. Di halaman berikutnya matanya membulat lebar sekali hingga dia menutup mulutnya sebelum ekspresinya berubah menjadi campuran antara kagum dan kaget. Terakhir, matanya membulat begitu lebarnya sehingga seakan-akan bola matanya bisa jatuh begitu saja dari rongganya.

 

Semenjak awal Siwon mengambil buku itu, Josh sudah memberi sinyal kepada seisi ruangan untuk menahan tawa mereka. Dan benar saja, dalam hitungan menit saja mereka bisa melihat puluhan ekspresi Choi Siwon yang sangat terkenal, sampai pada akhirnya Sungjae sudah tidak tahan lagi dan meledak tertawa sambil memegang perutnya.

Dan—seperti yang diketahui semua orang—tawa Yook Sungjae sangat menular.

“Kenapa kalian tertawa?” tanya Siwon bingung. “Ngomong-ngomong, sepertinya ini runtutan kejadiannya. Catatan dari ayah dari Baek Yoonhee.”

“Apa isinya?” tanya Josh, jadi penasaran.

“Kebanyakan catatan berhubungan dengan perusahaan. Tapi ada beberapa bagian yang menarik.” Dia membuka buku itu di hadapan Josh.

Josh mengintip sebentar ke arah buku yang penuh tulisan Hangeul itu lalu mengeluh. “Good grief, Choi Siwon. Have mercy on me, will you? I’m a noob on Hangeul. It's gonna take ages for me to read the whole passages.”

Beberapa yang paham bahasa Inggris langsung tertawa, dan melihat reaksi separo penghuni ruangan, Sungjae, Hoya, dan Myungsoo pun merengek pada Peniel untuk menerjemahkannya sebelum pada akhirnya ikut tertawa setelah mengerti artinya.

* * *

“Jadi rupanya sang ayah sudah tahu terjadi sesuatu semenjak awal.” kata seorang Penjaga. Bersama dengan Jin Taeyang dan Sun Hyunwoo, penjaga itu ikut ditugaskan dalam hal penyelidikan di sana bersama semua anggota Super Junior, Infinite, dan BTOB.

Bisa dikatakan ketiga orang ini yang kerjanya paling serius dibandingkan beberapa orang dari ketiga kelompok pemusik itu. Mungkin terkecuali Lee Donghae yang saat itu juga sedang berada bersama mereka bertiga di ruang tengah.

“Kurasa mungkin ada kaitannya dengan keseluruhan kasus ini.” Lee Donghae ikut menimpali. “Sebenarnya, kemana pemilik rumah ini diungsikan? Bukankah lebih baik kita tanyakan langsung pada penulisnya? Bisa jadi ada detil yang terlewatkan.”

Ketiga penjaga muda itu menggeleng.

“Kami juga tidak tahu, Hyung.” kata Taeyang mewakili. Dia melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lain selain mereka berempat yang mendengarkan. “Aku dengar sebenarnya mereka bukannya membiarkan para polisi untuk menggeledah rumah ini.”

“Lalu?”

“Katanya tempat ini sudah berada dalam kondisi terbuka dan kosong ketika pihak kepolisian datang.” kata Taeyang dengan ekspresi yang dibuat seram. “Tidak ada pemilik rumah, tidak pula semua pelayannya. Kosooonngg.” Dia berusaha menakut-nakuti Hyunwoo yang berada di sampingnya namun Hyunwoo hanya mendorongnya ke samping sambil memelototinya. Ternyata dibalik sifat pemalunya tersimpan kepandaian yang luar biasa. Anak itu kini asyik menekuni buku harian sang pemilik rumah yang saat itu sudah berpindah padanya.

Penjaga yang satunya lagi tertawa melihat tingkah keduanya.

“Yah, Han Seungjin, bagaimana kau bisa tertawa di saat seperti ini?” kata Taeyang berpura-pura menegur.

“Mian…mian...” tanggap Seungjin tapi terus terkikik.

Donghae menghela napas. “Tapi itu hanya gosip kan?” katanya, ingin memastikan.

“Benar kok!” kata Taeyang membela diri. “Aku dengar sendiri, profesor Ico yang bilang kepada Penjaga level atas.”

Donghae menatap Taeyang dengan mata terpincing.

“Sepertinya tuan Baek tidak bisa berbuat apa-apa mengenai ini.” Hyunwoo tiba-tiba angkat bicara. Semua orang mengalihkan pandangan mereka padanya.

“Apanya?”

Anak itu menunjuk pada buku yang masih terbuka di depan matanya.

“Awalnya tuan Baek melihat sesuatu seperti asap hitam yang hidup bergerak masuk ke dalam rumah. Semua lampu yang dilewatinya langsung padam satu per satu. Secara refeks dia menyembunyikan diri tanpa menyadari kalau asap itu menuju kamar anaknya, Yoonhee.” kata Hyunwoo meringkas tulisan yang tertera di buku.

“Siapa yang tidak takut kalau melihat ada semacam asap hitam hidup yang—Tunggu dulu.“ kata Taeyang kaget. “Jangan-jangan sama dengan asap hitam yang menyelimuti rumah misterius.”

“Sepertinya demikian.” kata Hyunwoo ketika Seungjin mengambil buku itu dari tangannya.

Seungjin membuka-buka beberapa lembar “Hmmm….sepertinya semenjak malam itu sifat anaknya jadi berubah.” katanya kemudian. “Dia menjadi…menyeramkan?”

“Menyeramkan?” ulang Donghae. “Seperti apa?”

Seungjin membalik-balik halaman buku itu lagi. “Menurut catatan ini, Yoonhee sebenarnya anak yang baik dan cukup penurut, tapi semenjak malam itu dia seakan berubah 180 derajat.” Alis Seungjin mengerut membaca informasi ini. Hyunwoo kembali mengambil buku itu.

“Wow.” kata Hyunwoo kaget ketika matanya menemukan sesuatu di buku itu lagi.

“Apa lagi?”

“Sepertinya Yoonhee mempraktekkan sihir.” katanya. “Dia nyaris membunuh kakaknya dengan pisau dapur terbang hanya karena kakaknya menegurnya untuk tidak terlambat makan.”

“Mworago?” kata Donghae, dia mengambil buku dari tangan Hyunwoo. Hyunwoo menunjuk bagian yang dia baca lalu Donghae mendikte apa yang tertulis di sana.

“Dalam hitungan hari, Yoonhee tampak sangat berubah, bagaikan hantu yang sangat mengerikan. Suasana rumah ini menjadi sangat seram meski pun pada siang hari. Sebenarnya apa yang terjadi padanya di malam itu?” Donghae membaca. “Anakku yang begitu penurut kini seperti roh penasaran yang gentayangan dan ingin membalaskan dendam. Kami bahkan tidak berani mendekatinya hingga pada akhirnya...”

* * *

Siwon masih membacakan buku catatan harian itu dengan lantang. “…hingga pada akhirnya istriku sudah tidak tahan lagi dan memilih untuk tinggal di tempat lain. Aku paham dengan kegelisahannya, karena aku pun merasakan hal yang sama. Tapi…aku tidak bisa meninggalkan Yoonhee sendirian. Anak itu membutuhkan bantuanku, terutama di saat-saat seperti ini.

Yoonhee-yah, abeoji mungkin bukan ayah terbaik untukmu, tapi aku akan melakukan segalanya untuk bisa menolongmu.”

Siwon berhenti sejenak, membalik halaman berikutnya. Dia melihat tanggal yang ada di atas lembaran itu. Tiga hari setelah catatan yang terakhir. Dia lalu mulai membaca. “Kami sudah mencoba mendatangkan berbagai dokter dan psikiater namun tidak ada yang berhasil.

“Bahkan kemarin dukun yang kami bawa tewas di depan rumah bahkan sebelum dia masuk. Tapi sebelum dukun itu mati, dia sempat mengatakan bahwa anakku dikuasai oleh sesuatu yang sangat jahat. Dan dia tidak akan melepaskan anakku, apa pun yang terjadi.”

Siwon menatap yang lain dengan tatapan ngeri. Semua orang tampak sama ngerinya dengan dirinya.

“This is bad. A powerful possession.” gumam Josh sambil berpikir. “Apa kasusnya seperti Scelestica?”

“Jadi Yoonhee bisa menjadi seperti itu karena asap hitam itu?” kata Myungsoo.

“Kita masih belum punya cukup bukti, tapi bisa jadi itu salah satu kemungkinan yang terjadi.” kata Josh. “Aku curiga aku tahu siapa yang berada di baliknya.”

Sunyi lama.

“Sekarang, yang aku ingin ketahui adalah kenapa Yoonhee ingin menahan kalian di sini.” kata Josh.

Tak perlu dikatakan, yang lain pung sama penasarannya dengan dirinya.

 

Tapi kemudian Josh akhirnya memilih untuk melanjutkan kegiatannya yang tertunda barusan. “Kurasa aku harus mandi dulu. Pikiranku buntu.” Secara tidak sadar dia mengucapkannya dalam bahasa Indonesia sembari melangkah meninggalkan tempat itu.

“Hyung, eodika?” kata Sungjae sambil menyusul lelaki itu.

“I need to take a shower!” Mereka mendengar Josh berteriak dari luar kamar.

“Dia baru pulih, mungkin butuh sedikit waktu lagi.” kata Siwon lalu memandang ke arah seluruh bagian kamarnya.

Dia menghela napas. “Bagaimana aku bisa ganti baju sekarang?”

Seisi kamar langsung tertawa.

Tapi khusus Peniel, dia hanya sebentar. Karena dia mendengar suara bisik-bisik itu lagi.

Kalau dia sedang sendirian, mungkin dia akan lari. Tapi ketika sedang ramai seperti ini dia memilih untuk mendengarkan dengan lebih teliti apa yang dikatakan suara itu. Anehnya, suara bisik-bisik itu terdengar jauh lebih lantang dibandingkan suara tawa seisi ruangan saat itu.

Dia melempar pandang kepada semua orang yang masih berada di kamar. Mereka sedang berbincang satu sama lain, membuktikan bahwa mereka tidak mendengarkan sama sekali. Apa memang cuma dia yang bisa mendengarkannya?

“…ku…”

“Excuse me?” tanggap Peniel spontan. Semua pembicaraan berhenti; semua mata beralih padanya.

“Peniel?”

“Apa hyung bicara sesuatu padaku?” tanya Peniel, dia tampak bingung.

Mereka saling tukar pandang.

“Kami tidak bicara apa-apa padamu.” kata Siwon.

Namun detik berikutnya dia mendengar ada yang berbicara dekat sekali di telinganya.

“…kalian milikku…”

Bulu kuduk Peniel berdiri. Spontan dia menoleh ke kanan dan ke kiri dengan cemas. Tidak ada orang yang berdiri berdekatan dengannya.

 

Melihat gelagatnya yang ketakutan, seisi ruangan langsung tahu ada yang tidak beres.

“Peniel? Ada apa?” tanya Seungho.

“Barusan ada yang bicara dekat sekali dengan telingaku.” Anak itu langsung berdiri di antara yang lain sambil melihat sekelilingnya.

“Seperti apa suaranya?” Hoya mencoba menanyainya.

“Aku tak tahu. Suaranya mengerikan sekali, dan sepertinya suara wanita…ya, itu suara wanita…” Pada akhirnya dia tidak tahan lagi dan memilih berlari meninggalkan kamar itu.

“Pertama Sungjae, sekarang Peniel?” kata Siwon sambil menghela napas. Dia lalu berupaya menyusul mereka.

“Biarkan saja, dia pasti ke kamar Josh.” kata Changwook sebelum dia keluar kamar. “Dia akan baik-baik saja.”

“Dia benar. Lebih baik kita bergabung dengan yang lainnya. Mungkin mereka masih di ruang keluarga.” kata Siwan.

“Kalian yakin sudah tidak apa-apa?” tanya Hoya.

“Gwaenchanha.” tanggap Changwook. “Aku tidak tahu apa yang laki-laki itu lakukan padaku. Aku merasa seperti tidak pernah sakit sama sekali.”

“Benar.” dukung Siwan. “Aku jadi ingin tahu apa sebenarnya yang sudah dia sudah lakukan?”

Dan seisi ruangan berseru kagum.

“Itu seorang Joshua Waterby untukmu. Seorang idola bahkan di kalangan Penjaga sendiri.”

Pada saat itu Myungsoo melihat sesuatu di meja. Itu pedang yang diberikan Wanjin kepada Siwon.

“Hyung!” Myungsoo melempar pedang itu dan ditangkap oleh si empunya dengan mantap.

Siwon menatap pedangnya dengan pandangan menerawang. “Kalian duluan. Saja. Aku ke kamar Kyuhyun sebentar.” katanya.

Akhirnya, seisi ruangan pun keluar meninggalkan kamar itu. Ketika ruangan telah kosong, kamar itu perlahan-lahan berubah kembali menjadi kamar Siwon.

* * *

“Hyungnim, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Henry kepada Wanjin.

“Aku ingin melakukan sesuatu, tapi kita harus menunggu sampai Josh pulih benar.” jawab laki-laki itu mantap. Dia lalu menatap mata Henry lama sekali sehingga membuat lelaki yang sempat dijuluki mochi itu menjadi malu.

“Stop looking at me like that.” katanya kemudian.

“Never thought that this one thing could slipped in, right under my nose.” kata Wanjin kemudian, membuat alis Kyuhyun berkerut. Matanya kemudian beralih ke tempat lain. “Dangerous. Truly a dangerous act.”

Kyuhyun dan juga Henry bingung apa yang dia maksudkan barusan.

“Sebenarnya apa yang terjadi pada Sungjae?” tanya Kyuhyun kemudian.

“Sesuatu yang tidak biasa.” jawab Wanjin. “Tampaknya dia melihat sesuatu yang bahkan aku tidak bisa lihat.”

“Apa mungkin halusinasi?” Henry mencoba angkat bicara lagi.

“Mungkin ini yang diinginkan Yoonhee.” kata Wanjin. “Ngomong-ngomong, Cho Kyuhyun...” Dia menatap manik hazel Kyuhyun yang menatapnya balik. “Aku memberimu pedang itu bukan untuk hiasan saja, lho.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')