Chp 20 - Two : Malefica
The PretensionAnita's Note:
Akhirnya setelah 20 hariaaaaaannnn. TT____TT
Katanya diburu-buru juga, nulisnya.
OPPA! Aku protes mewakili para pembaca!!
EDIT: Jo-oppa sudah memperbaik (sedikit) chapter ini. Semoga bisa lebih jelas sekarang. (Tapi tetap saja kurang halamannya, Jo-oppa! T__T)
Author's Note:
Mian, sodara-sodara. Setelah malas datang menyerbu bertubi-tubi, dan setelah laptop kesayangan saya dipinjam orang selama seminggu, akhirnya saya update lagi. Heheheheheheheheeheheheh.
...
...
...
Semoga saja chapter ini tidak mengecewakan.
Mian. ._.
Scelestica duduk dengan anggun, memandang cermin ajaib di hadapannya.
Cermin itu adalah cermin yang digunakan mereka untuk berkomunikasi dengan para Penjaga. Justin juga telah memodifikasinya sedikit sehingga mereka bisa melihat apa yang terjadi di Echoes of Time, terutama setelah benda berbentuk bola dikeluarkan dari mata Henry.
Semenjak ditinggal Justin karena harus membantu Siwon dan Kyuhyun masa depan untuk mengalahkan Daniel, wanita itu sudah menduga ini akan terjadi. Semua yang terdapat di dalam Echoes of Time telah hancur, namun nampaknya itu tidak cukup untuk menghentikan dentangan lonceng yang hingga saat itu masih belum diketahui asalnya.
Dan, dia merasa, waktunya tinggal sedikit. Walaupun Justin telah mencoba untuk menghentikan waktunya, tapi itu tidak akan berhasil. Semua yang sudah pernah terhubung dengan Doom tidak akan dilepaskan. Semuanya, terkecuali karena satu hal yang hanya bisa diselesaikan oleh Penjaga.
Tapi dia merasa, jalan untuk itu telah tertutup baginya.
“Tiga dentangan terakhir.” gumamnya.
Sejenak, dia mengalihkan pandangannya ke langit yang masih penuh dengan guntur dan kilat yang menggelegar.
“Tak lama lagi semua orang akan bisa melihat semua pertarungan itu.”
* * *
Kedatangan sepuluh tawanan pertama Echoes of Time telah dinantikan semenjak profesor Ico mendengar bahwa para Penjaga telah mulai memasuki Echoes of Time.
Semua anggota BTOB, Super Junior, dan Infinite menanti dengan penuh cemas di depan ruang teleportasi. Mereka tidak berani masuk ke sana karena bisa jadi keberadaan mereka justru akan mengganggu pekerjaan para Penjaga di sana.
“Hyung, apa Penjaga akan membawa mereka pulang?” kata Sungjong.
Tidak ada yang menjawab karena tidak ada yang tahu.
“Mereka pasti bisa.” Donghae yang angkat bicara. “Mereka selalu berhasil.”
Tapi perkataannya sama sekali tidak mengubah ekspresi orang-orang itu. Mereka menanti dengan harap-harap cemas.
Donghae sebenarnya cemas juga, namun dia tampak lebih rileks dibandingkan yang lain. Dia terlalu percaya kalau semuanya akan berjalan dengan baik.
Dan dia tidak perlu menunggu lama untuk itu.
* * *
Im Siwan dan Ji Changwook tersentak kaget ketika tiba-tiba saja mereka berada di suatu ruangan yang tidak biasa. Interiornya sangat futuristik, dengan berbagai kecanggihannya. Mereka agak terheran-heran karena saat itu keduanya berada di dalam sebuah tabung. Tabung itu terletak di atas sebuah platform setinggi satu setengah meter dari lantai dengan sebuah tangga di depannya.
Untuk sesaat lamanya mereka kebingungan karena merasa bagaikan manusia yang dimasukkan ke dalam tabung percobaan.
Jadi mereka berputar-putar di tempat, menatap semua orang yang sedang sibuk di posisinya masing-masing, sama sekali tidak memandang ke arah mereka.
“Ji Changwook-ssi dan Im Siwan-ssi silahkan turun. Yang lain akan segera tiba.” Mereka mendengar instruksi itu dari Penjaga yang datang bersama mereka.
Changwook menjawil bahu Siwan. Dan keduanya mengikuti Penjaga itu untuk turun.
Kaca pada tabung tersebut membuka, memberi mereka jalan untuk keluar.
“Sisanya sedang dalam perjalanan.” sahut Penjaga itu kepada teman-temannya yang masih sibuk.
“Kami tahu itu! Hampir semua sumber daya tenaga di tempat ini sudah dikerahkan untuk membawa dan memantau jutaan orang keluar dari rumah celaka itu.” balas salah satu dari mereka, entah yang mana.
“Tempat apa ini?” Siwan tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Ruang besar namun terkesan kecil itu terlihat terlalu canggih untuk tidak dipertanyakan.
“Kalian berdua saat ini berada di markas Penjaga” jawab Penjaga itu. “Profesor Ico yang meminta agar kalian di bawa ke sini.”
“Siapa itu profesor?”
“Kami diijinkan?”
“Ya. Tidak semua orang boleh kemari. Para tawanan yang lain akan langsung dikembalikan ke negara masing-masing, terkecuali kalian bersepuluh, anggota Super Junior, BTOB, Infinite, dan juga ZE:A.”
Kaki mereka bahkan belum menginjakkan lantai ketika tiba-tiba muncul tiga orang yang lain. Kali ini Seungho dan Sungjae, disertai Penjaga yang membawa mereka.
Siwan melambaikan tangan, memberi isyarat untuk keduanya segera turun.
Detik berikutnya, muncul Myungsoo dan Peniel.
Berikutnya, Siwon dan Hoya.
Dan beberapa saat berikutnya, diikuti oleh anggota ZE:A satu demi satu. Mereka mengadakan reuni singkat di tempat itu, namun harus lebih menahan diri, terutama ketika Kyuhyun dan Henry muncul.
Setelah lengkap, mereka pun dibawa keluar oleh para Penjaga untuk menemui teman-teman mereka yang telah menunggu.
Suasana yang penuh haru pun terjadi ketika mereka pada akhirnya berjumpa kembali setelah berbulan-bulan lamanya terperangkap di dalam rumah misterius. Bahkan Minhyuk menangis sambil melompat-lompat, membuat Sungjae yang sedang menangis pun jadi tertawa.
Peniel berpelukan erat sekali dengan saudara-saudaranya di BTOB, dan mungkin saja dia akan mematahkan rusuk Eunkwang seandainya Lim Hyunsik tidak menyadarkannya.
Siwon, Kyuhyun, dan Henry pun sama. Mereka memeluk yang lain dengan erat sekali dan mereka begitu larut dalam suasana itu sehingga lupa kalau saat itu mereka sedang ditatap oleh banyak sekali para Penjaga yang sedang lewat.
Apa yang terjadi pada Infinite pun tidak jauh berbeda. Bahkan tangisan Sunggyu bahkan sudah seperti anak berusia lima tahun yang tidak dibelikan permen. Beberapa merasa geli dengan tingkah laku pemimpin mereka itu, namun mereka sendiri tidak bisa menghentikan air mata yang menghalir karena rasa haru. Lain dari yang lain, Myungsoo justru tersenyum lebar melihat mereka hingga lesung pipinya keluar. Hoya sudah berurai air mata sambil merangkul Dongwoo yang telah larut dalam emosinya.
Semua anggota ZE:A kembali menangis sekarang. Siwan yang biasanya lebih bisa menahan diri pun sama. Dia menanyakan kondisi mereka satu-persatu karena dia baik-baik saja walaupun banyak tantangan yang harus mereka hadapi. Dia tidak menyangka kalau mereka semua selamat, tanpa kekurangan sesuatu. Kelompok sembilan lelaki dewasa itu pun saling memeluk membentuk lingkaran yang besar.
Entah siapa yang memulai, tapi mereka bersembilan tiba-tiba saja melompat-lompat di tempat sambil menangis, sama dengan yang dilakukan Minhyuk barusan.
Tindakan mereka membuat mengundang tawa dari yang lain, termasuk dari para Penjaga yang sedang lewat.
Bahkan Seungho dan Changwook yang saling merangkul pun tertawa. Mungkin di antara mereka, kedua orang inilah yang paling tenang. Mereka hanya saling mengucapkan bahwa mereka berhasil.
Tidak ada yang tertinggal…
Benarkah?
Sesuatu tiba-tiba membuat Kyuhyun tersadar. Dan dia mau-tidak mau harus menghentikan untuk sementara acara reuni itu.
“Maaf, Hyung. Aku harus ke ruang kendali dulu.” katanya.
Kata-katanya mengundang perhatian yang lain.
“Ada apa?” tanya Leeteuk.
“Ada sesuatu yang harus kulihat dulu. Dengan bantuan perangkat di ruang kendali mungkin aku bisa…”
Donghae langsung sadar dengan apa yang dimaksudkan oleh anak itu. “Kyuhyun-ah, kau sudah ingat?” tanyanya.
“Ya, aku—Hyung, jangan-jangan kau juga?” katanya balik bertanya.
“Betul.”
Pernyataan ini membuat Kyuhyun bertanya-tanya apakah Donghae telah memiliki kristal, karena seingatnya hanya orang yang memiliki kristal-lah yang ingat akan kejadian-kejadian yang telah dihapus oleh Judgment.
“Tapi kenapa ke ruang kendali?” tanya Leeteuk. Dan itu berhasil membuat pikiran Kyuhyun kembali ke masalah semula. Dia melempar pandang ke arah semua orang.
“Kalau aku tidak salah, aku sempat mendengar bunyi lonceng sebelum berhasil keluar dari sana.”
Kata-katanya mengundang reaksi sembilan orang lain yang selama ini terkurung bersamanya di rumah misterius.
“Kurasa aku juga mendengarnya. Kupikir cuma halusinasiku saja.” kata Siwan mengkonfirmasi.
Dalam sekejap, reuni itu pun menjadi sunyi. Selain ke sepuluh orang yang berada di Corona, yang lain tidak paham apa yang dia maksudkan. Mereka hanya bisa saling tatap.
“Jangan-jangan—”
Dipimpin oleh Kyuhyun, ke sepuluh orang itu pun bergerak menuju ruang kendali dan meninggalkan anggota mereka yang lain kebingungan di tempat mereka berdiri.
* * *
“Profesor, aku butuh ICO bantuanmu untuk memperhitungkan ke mana komet kecil itu pergi. Itu tersangka utama kita.” Sebuah layar kecil di samping layar utama memperlihatkan Mary yang sedang terengah-engah. Meski pun termasuk dalam Penjaga level atas, namun kejar-mengejar bukanlah bidangnya. Di belakangnya ada beberapa penjaga melompati berbagai bagian atas gedung untuk mengejar berkas cahaya yang keluar dari rumah Baek Yoonhee. “Profesor, anak itu tidak berbahaya. Aku berani jamin.”
“ICO, intercept that light.” Profesor memerintahkan, setelah sempat berpikir sejenak. “Bring her here.”
Dengan kemampuan kalkulasi ICO yang sangat hebat, dalam waktu sekejap saja mesin super itu sudah dapat menentukan lokasi di mana berkas cahaya itu akan pergi dan segera mencegatnya keluar dari jangkauan.
“Intercepting...”
Dengan menggunakan kemampuan satelit-satelit di luar angkasa, ICO berhasil menembakkan satu sinar teleportasi yang lebih cepat dari berkas cahaya yang membawa Baek Yoonhee dari sisi yang berlawanan. Berkas cahaya itu menghilang terkena sinar teleportasi, dan Baek Yoonhee dibawa langsung ke markas Penjaga.
* * *
Profesor Ico berpapasan dengan Kyuhyun dan yang lainnya sesaat setelah keluar dari ruang kendali. Wanita itu berniat melihat langsung hasil ‘tangkapan’ ICO di ruang teleportasi.
“Baguslah kalian telah kembali.” katanya, dengan diterjemahkan oleh ICO.
“Profesor, apakah Anda mengirimkan kamera ke Echoes of Time?” tanya Kyuhyun tanpa basa-basi.
Profesor tertegun sejenak, bingung bagaimana Kyuhyun dapat menyapanya dengan cara seperti itu. Dia menduga anak itu telah kembali ingatannya.
Comments