Chp 22 - One: Mortis

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

Author's note:

Sorry sorry sorry sorry. naega..naega...naega *PLAK* :p

Saya sibuk luar binasa, sampai-sampai nyaris tidak punya waktu untuk menulis. Chapter ini saja sudah kucicil dari minggu sebelumnya dan baru selesai. Jadi sorry sorry sorry....naega...naega...naega...*ehem* sori kalau ada kesalahan penulisan. maklumlah. heheheheheheheheheheh....

Aku akan berusaha agar ff ini tidak berakhir seperti HPatPoGIII dulu yang baru kuselesaikan setelah 10 tahun. :p

 

BTW, chapter ini mungkin agak angst. Aku tidak bisa nulis cerita angst jadi sori kalau feelnya ga kena. m(_ _)m

 

Anita's note:

Jo-oppa bilang, dia stress+pusing 7 keliling, 8 luas, 9 volume gara-gara kerjaannya bisa tiba-tiba menggunung. Aku terpaksa hanya bisa pasrah, ga bisa terlalu kuteror. (meski sebenarnya masih sering :p ya, setidaknya untuk mengingatkannya sebelum dia lupa idenya.)

 

The image is belong to respectable owner but I used it without permission. :p

 

Here we go!

Dua orang tamu yang duduk di tengah ruang keluarga Choi itu tampak rileks. Suami-istri Choi bersama anak bungsu mereka, Jiwon, duduk di seberang keduanya. Mereka menatap kedua orang itu dengan tatapan antara percaya-tidak percaya. Kebingungan jelas terpancar dari raut wajah mereka.

“Jadi kalian benar-benar Siwon dan Kyuhyun dari masa depan?” kata Kiho, sang ayah, tidak percaya.

“Aku tidak percaya bisa bertemu dengan anakku yang sudah tua.” kata sang ibu kagum.

Siwon bangkit lalu memeluk ibunya. “Ya, ini aku.”

“Tapi kenapa kau tampak seperti masih berusia dua puluhan tahun, Siwon-ah?” tanya ayahnya lagi.

“Ah, itu…rahasia. Hehehe.” kata Siwon.

“Aku sendiri tidak akan percaya kalau tidak melihat oppa di layar monitor tadi.” kata Jiwon. Dia lalu terkikik. “Kenapa kau bisa menangis seperti tadi?”

“Aku merindukan kalian.”

Rupa-rupanya kedua orang inilah yang memberitahukan ketiga orang penghuni rumah ini tentang segalanya. Awalnya mereka sama sekali tidak percaya dengan yang keduanya katakan, namun setelah pesan dari Siwon masa kini masuk, barulah ketiga orang ini percaya.

 

Kini, Kyuhyun hanya duduk sambil tersenyum menyaksikan semuanya ini tanpa berbicara apa pun. Dia hanya mengagumi betapa kuatnya Eterna keluarga ini. Dia bisa merasakannya, sama seperti Josh.

Sebenarnya semua Penjaga bisa merasakan Eterna orang lain. Jika Eterna ada, maka pastilah mereka juga memiliki kristal, walaupun si pemilik sendiri tidak menyadarinya.

Dia tahu betul tidak semua orang yang memiliki kristal dan Eterna akan menjadi Penjaga. Namun, kristal adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia ini, dunia di mana kegelapan telah menyelinap masuk dan menguasai sebagian besar manusia semenjak ribuan tahun yang lampau.

“Dari semua kisahmu tadi, kalian melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya, Siwon-ah.” kata ayahnya lagi. “Aku tidak akan melarangmu karena kau berbuat sesuatu yang mulia bagi banyak orang. Tapi ingatlah untuk selalu berhati-hati.”

Siwon masa depan tersenyum. “Tentu saja, Abeoji.” katanya.

* * *

Tidak selamanya apa yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar. Hal serupa terjadi terhadap para mantan tawanan di rumah misterius. Setelah bertemu dengan keluarga masing-masing, nyali mereka untuk bertemu dengan Yoonhee justru menciut. Bahkan keberadaan Mary di sana pun tidak dapat membantu menghilangkan rasa kuatir mereka.

Bagaimana jika pelaku sebenarnya memang Yoonhee?

Bagaimana jika ini adalah jebakan lain?

Berbagai asumsi ini membuat mereka bimbang akan keputusan awal yang telah mereka buat. Mereka bahkan nyaris kehilangan niat untuk menemui Yoonhee lagi.

Mungkin Kyuhyun dan Siwon saja, di antara kesepuluh orang itu, yang mengerti betul cara berpikir para Penjaga dan sadar bahwa ketakutan semacam itu tidak ada gunanya. Mereka dalam penjagaan yang sangat baik yang tidak dapat dilakukan oleh pengawal yang paling terlatih sekali pun. Penjaga jauh melebihi semuanya itu.

Mary, di sisi lain pun jadi repot karenanya. Meski memiliki kemampuan untuk memaksa anak-anak itu dengan kemampuan yang dimilikinya, namun dia lebih memilih untuk membiarkan mereka memutuskan sendiri. Meski sepertinya mereka membutuhkan dorongan, bukan dari dirinya tapi dari orang-orang yang lama berada di dekat mereka beberapa bulan terakhir ini.

 

Dia segera menjalankan rencananya dengan menemui Siwon dan Kyuhyun dan meminta keduanya untuk mengajak anak-anak itu menemui yang lain, meski keputusan akhir tetap berada pada pribadi masing-masing,

“Kalian semua harus bersama-sama menemuinya.” kata istri pemimpin para penjaga itu setelah kedua anak itu setuju untuk membujuk yang lain. “ Jika kalian melakukannya secara terpisah, aku takut—”

Kata-katanya membuat kedua anak itu langsung menatapnya.

Ketika matanya bertemu dengan mata Siwon, wanita itu melanjutkan. “Siwon, kau benar. Waktunya tidak banyak. Bisa jadi kalau kalian menemuinya secara terpisah semuanya akan terlambat. Karena ini adalah permintaan seseorang yang sedang menghadapi kematian.”

Untung saja tidak butuh banyak usaha dari Mary untuk meyakinkan kedua anggota Super Junior itu.

Rona merah pada wajah kedua anak itu dalam sekejap menghilang dari wajah mereka, digantikan dengan warna putih seputih kertas.

Kyuhyun melempar pandang kepada Siwon. Dia tahu betul bagaimana rasanya menghadapi kematian karena pernah mengalaminya dulu.

“A-aku akan membujuk yang lain.” kata anak itu kemudian, sambil bangkit berdiri.

“Kyuhyun-ah—” Siwon tahu betul kata kematian pasti berefek cukup dahsyat bagi dongsaeng kesayangannya itu. Kenapa Mary harus mengungkitnya di saat seperti itu? “Kau yakin?”

“Ada yang harus kuserahkan padanya juga.”

Siwon menghela napas pelan. “Bagaimana kalau kau menemui Hoya dan Myungsoo? Biar aku Peniel, Sungjae, dan Seungho. Aku kenal anak itu semenjak dia masih kecil, mungkin dia mau mendengarkanku.”

Kyuhyun menghela napas. “Ajak saja siapa yang kita temui. Kita tidak punya banyak waktu. Telepon aku jika ada sesuatu.”

Kedua anak itu bahkan sampai lupa mengucapkan salam kepada Mary yang masih duduk. Di tempatnya, dia memandang kepergian keduanya dengan heran, terkesan dengan kedua orang ini. “Mereka bisa jadi tim yang hebat jika diarahkan dengan benar. What would you then, celebrity-magnet?” gumamnya.

* * *

“Hyung,” kata Sungjae sambil berlari kecil mendatangi Kyuhyun ketika dia melintasi area tempat tinggal.

“Ah, Sungjae. Kau lihat yang lain?” tanya Kyuhyun. “Yang pernah bersama kita di rumah itu, maksudku.”

“Aku tadi melihat Myungsoo hyung dan Hoya hyung di dekat taman.” jawabnya sambil menunjuk ke arah yang dia maksud. “Ah, kapan kita menjenguk Yoonhee? Katanya kita akan menjenguknya bareng.”

Kyuhyun memandangi anak ini sejenak. Ternyata dia salah satu yang tidak keberatan untuk menemui anak perempuan itu. “Segera. Aku dengar ada yang tidak ingin menemuinya?”

Sungjae mengangkat bahu. “Peni-Hyung awalnya agak keberatan tapi Eunkwang berhasil meyakinkannya.”

“Baguslah kalau begitu.” Dia berpikir sejenak. “Aku akan mencari mereka.”

“Aku ikut.”

* * *

“Ah, kebetulan kalian berdua ada di sini.” kata Siwon ketika berhasil menemukan Seungho dan Changwook sedang duduk-duduk di cafetaria sambil makan. Tampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu. “Keberatan aku bergabung?”

Sambil mengunyah, Changwook menunjuk kursi di seberangnya dengan sendoknya, mempersilahkan Siwon untuk duduk.

“Apa yang sedang kalian bicarakan?”

Keduanya tidak segera menjawab. Siwon mengangkat tangannya kepada salah satu pelayan untuk memesan nasi goreng dan minuman.

“Kami sedang mempertimbangkan masalah Yoonhee.” Seungho akhirnya angkat bicara setelah beberapa menit yang terdengar hanya suara peralatan makan saling beradu.

Siwon baru saja hendak berbicara ketika dia melihat dua sosok yang sangat familiar berjalan mendekat.

“Ah, Siwan-ah! Henry!” Dia memberi tanda kepada kedua anak itu untuk mendekat.

 

“Ada yang harus kuceritakan kepada kalian.” kata Siwon setelah Siwan dan Henry ikut bergabung.

Dan dia mulai menceritakan kisah Josh yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Kisah ini hanya sebatas yang dia ketahui, namun bermula dari keterlibatan mereka di Corona yang pertama hingga Scelestica.

Beberapa bagian dari kisah itu telah mereka dengar ketika mereka masih berada di dalam rumah misterius tapi detil kisahnya baru mereka ketahui dengar saat itu.

“Seperti di drama, kan?” kata Siwon setelah dia mengakhiri ceritanya.

“Aku tidak tahu kalau Josh bisa begitu saja melupakan semua kejadian yang merenggut semua kebahagiannya dan memilih untuk memaafkan Scelestica.” kata Henry heran. “I never know there’s such a saint.”

“Oh, dia tidak melakukannya dengan mudah.” tanggap Siwon cepat. “Ingat yang kuceritakan tadi? Aku dan Kyuhyun sampai harus berkelana di dunia paralel untuk membantu menyadarkannya.”

“Tapi kapan kalian melakukan itu?” tanya Siwan tidak percaya.

“Beberapa tahun yang lalu, sebelum Judgment terjadi.” Siwon diam, terkenang masa-masa petualangannya dulu. “Dan kami juga pernah terlempar ke dunia paralel yang lain dimana kami pertama kali bertemu dengan Wanjin.”

“Wanjin? Wanjin yang kita kenal?” tanya Changwook tertarik.

“Ya. Orang yang sama. Ternyata dia bisa melewati waktu dan dimensi.” kata Siwon. “Aku tahu dia bukan manusia biasa karena bisa melewati Parallel Beyond dengan mudahnya. Bahkan Penjaga kesulitan untuk pergi dunia itu.”

Sunyi lama. Ada yang sulit mereka cerna di kisah ini namun terlalu enggan untuk menanyakannya.

“Tadi kau bilang Judgment? Apa itu?” kata Seungho.

Siwon menatap mereka, tapi tidak berfokus pada salah satunya. Pikirannya masih setengah mengenang, namun mulutnya tetap berbicara. “Sebuah kejadian di mana semua ingatan kita dihapus.”

Kata-katanya membuat empat orang yang ada bersamanya sangat terkejut.

“Apa maksudmu dihapus?”

Dia menghela napas pelan. “Tidak ada yang tahu kenapa Judment bisa terjadi. Kurasa, karena begitu parahnya kerusakan yang ditimbulkan akibat pertarungan Penjaga melawan Scelestica di dunia ini sehingga Judgment muncul dan merestorasi semuanya. Semua ingatan akan kejadian itu ikut dihapus, dan semua kerusakan kembali seperti sedia kala.”

Semua diam, antara percaya-tidak percaya.

“Aku tahu ini sulit dipahami tapi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.” Secara tidak sadar dia memijat pelipisnya. “Semuanya langsung lupa akan keberadaan Penjaga. Bahkan semua yang pernah masuk dalam soul space Josh pun bernasib sama.”

“Apa lagi itu?”

“Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya semacam ruang kecil di antara hati yang tidak bisa dimasuki oleh orang secara normal. Hanya orang yang pernah menyentuh kristalnya yang bisa masuk ke sana.”

Selain Siwon, mungkin tidak satu pun di antara mereka yang paham apa yang sedang dia bicarakan. Pembicaraan yang tidak ternalar semacam ini seakan sudah menjadi rutinitas bagi mereka semenjak bertemu dengan Josh. Sesuatu yang lain selalu mereka temukan dikala masih bersama laki-laki itu.

Berbicara mengenai Josh, Siwon baru sadar. Kenapa sampai saat ini dia masih belum kelihatan di markas? Apakah pertarungan di Echoes of Time masih belum selesai?

Semenjak insiden kecil di cafetaria yang melibatkan para idola Korea itu, profesor Ico memutuskan untuk tidak mem-broadcast seluruh pertempuran di Echoes of Time di dalam markas. Hanya di ruang kendali dan tempat-tempat tertentu saja yang dapat melihatnya.

Jika pertempuran memang belum berakhir, ini sudah hari kedua. Entah berapa lama waktu mereka di sana karena perputaran waktu di Echoes of Time berbeda dengan di dunia mereka.

 

Yang lain menyadari perubahan ekspresi Siwon yang begitu cepat dari ceria menjadi khawatir. Dan yang bersangkutan sendiri tampaknya begitu tenggelam dalam pemikirannya sendiri sampai-sampai mereka harus memanggilnya sampai lima kali baru dia sadar.

“Huh? Ada apa?” tanyanya bingung.

“Hyung kenapa?” tanya Seungho.

“Tidak apa-apa. Aku cuma kuatir dengan Josh.” kata Siwon, nyaris berbohong. “Di mana dia?”

Ketika mereka melihat sekeliling, ekspresi para Penjaga yang lewat terasa lain di mata mereka; sesuatu yang tidak mereka perhatikan setengah jam yang lalu.

Ji Changwook memanggil dua orang Penjaga muda yang kebetulan lewat, tampaknya berasal dari Korea karena terdengar dari pembicaraan mereka.

“Deuli, chogiyo!”

 Jin Taeyang dan Su Hyunwoo sempat celingak-celinguk sebentar, mencari-cari asal suara.

“Yogi issoyo!”

Mereka melambaikan tangan kepada keduanya.

Kedua anak itu pun bergegas mendekat lalu membungkuk memberi hormat.

 

“Kalian Penjaga dari Korea?”

“Ne. Jeo neun Jin Taeyang imnida.”

“Su Hyunwoo imnida. Bangapseumnida.”

Setelah memperkenalkan diri, Siwon langsung menanyai mereka tanpa basa-basi.

“Apa kalian mendengar tentang pertarungan di Echoes of Time? Bagaimana sekarang?” tanyanya.

Keduanya saling tatap sejenak sebelum akhirnya angkat bicara. Ekspresi mereka muram.

“Pertarungannya masih belum selesai. Profesor jadi sangat stres.” kata Taeyang.

Kelima orang itu sangat terkejut mendengar informasi ini. “Apa kata kalian?! Pertarungannya masih belum selesai?!” seru mereka. Keterkejutan mereka justru membuat kedua anak malang itu ikut terkejut.

Tapi sungguh, mereka tidak bisa membayangkan betapa lelahnya para Penjaga menghadapi pertarungan seperti itu. Belum lagi mereka bertarung tanpa makan dan minum, apalagi tidur.

“Berapa lama mereka telah berada di sana?” tanya Siwan.

“Bukannya sudah dua hari—”

Hyunwoo spontan menjitak kepala Taeyang. Taeyang meringis, sebelum melontarkan protes padanya.

“Maksudnya, waktu berapa lama di Echoes of Time, pabboyah.” kata Hyunwoo. Dia beralih kepada yang lain. “Kalau aku tidak salah dengar tadi, sekitar lima hari.”

Mata kelima orang itu aktor dan artis itu pun membulat lebar. Ekspresi mereka yang serempak membuat Hyunwoo dan Taeyang melonjak kaget di tempat mereka berdiri.

“Apa kita harus menemui profesor?” kata Changwook.

“Itu tidak ada gunanya. Kita tidak bisa mengubah alur waktu di sana dengan menemuinya.” kata Henry.

Dia benar.

“Tapi lebih baik daripada diam di sini.” sanggah Siwan.

“Tidak.” kata Siwon, membuat mereka semua terdiam. “Kita harus menemui Yoonhee.”

Yang lain hampir saja protes seandainya Siwon tidak segera memotong mereka. Mereka tidak melihat ada sangkut paut antara Yoonhee dan Josh kali ini.

“Dia sudah tidak punya banyak waktu lagi.”

Kalimatnya ini berhasil membuat mereka diam.

“Maksudmu?” tanya Seungho pelan.

“Mary—dan juga aku—merasa bahwa anak itu sudah mendekati ajalnya.”

“Maksudnya, Baek Yoonhee?” sela Taeyang. Mereka berlima lupa kalau Hyunwoo dan Taeyang masih berada di sana. “Aku dengar kondisinya bertambah parah semenjak kemarin. Dia sekarang sedang dirawat intensif di ICCU.”

“Mworagoyo?”

Wajah Siwon seketika berubah menjadi seputih kertas.

* * *

Meski tidak terlibat langsung dengan kejadian ini, tapi Lee Donghae merasa kalau pertemuan kesepuluh tawanan rumah misterius dengan Baek Yoonhee sangatlah penting. Itu sebabnya tanpa diminta dia berusaha untuk membujuk Myungsoo dan Hoya yang sudah mulai berubah pikiran.

Kebetulan, dia menemukan keduanya sedang berbincang bersama dengan Peniel dan Lee Minhyuk di taman. Anehnya, Park Hyunsik anggota ZE:A berada di sana bersama mereka.

 

Entah kenapa semenjak kejadian di rumah misterius, Hoya sulit sekali rasanya berpisah dengan Myungsoo. Ke mana pun Myungsoo pergi, pasti Hoya yang dia ajak. Dan hal yang sama pun terjadi pada Myungsoo ketika Hoya hendak ke suatu tempat, Myungsoo pasti mengikutinya.

Gejala ini sangat membingungkan bagi teman-teman sekelompoknya, tapi mereka merasa mungkin saja karena berbulan-bulan keduanya terkurung di sa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')