Chp 15 - Premonition

The Pretension
Please Subscribe to read the full chapter

Anita's Note:

FINALLY AN UPDATE FROM JO-OPPA!! After 3 weeks of waiting!

 

Author's note:

I'm back after 3 weeks!!

What is this bad new about Kris that I heard about? I was planning on giving some roles for him too. :(

Anyway, this chapter was not proof-read. And I'm actually not really satisfied with it too. :((

 

Anita's Note:

Cetak tebal: kejadian dalam rekaman kamera

===========================================================

 

Kamera dinyalakan. Fokus kamera menunjukkan para penghuni yang saat itu sedang bercakap-cakap serius, entah apa yang mereka bicarakan. Josh sedang duduk bersama Hoya dan Myungsoo, namun hanya menunjukkan punggung mereka. Lelaki itu sesekali tampak merangkul Myungsoo yang berada di sebelahnya dan menggosok-gosokkan telapak tangannya ke punggung anak itu. Hoya yang duduk di sebelah Myungsoo tampak sedang berbisik sesuatu di telinganya.

 

Melihat tayangan sekilas itu, ekspresi seluruh anggota Infinite berubah menjadi tegang. Mereka tahu ada yang tidak beres dengan anak itu. “Itu Myungsoo, kan? Kenapa dengan dia?”

 

Yook Sungjae menampakkan diri. Ternyata dialah orang yang memegang kamera itu.

 

Para anggota BTOB tampak gembira melihat anak itu muncul di sana.

 

“Annyeonghaseyo, Hyungdeul. BTOB eui magnae, Yook Sungjae imnida.” kata anak itu. “Aku tidak mengerti kenapa Wanjin abeoji menyuruh kami untuk merekam catatan harian ini, tapi—ah, biarlah.”

 

“Wanjin Abeoji? Dasar anak itu.” kata Ilhoon.

“Shhhh….”

 

Sungjae melihat sebentar ke belakang lalu kembali menghadap kamera.

“Hmm…aku tidak tahu mau bicara apa, tapi kami di sini baik-baik saja seperti yang kalian lihat. Josh dan Wanjin menjaga kami dengan baik.” Anak itu mengarahkan kameranya ke seisi ruangan, memperlihatkan semua penghuni rumah.

“Ah, Myungsoo seonbae saat ini kurang sehat, tapi dia baik-baik saja. Josh eommonim sedang merawatnya.”

 

Beberapa orang menyembur tertawa, karena Sungjae menyebut Josh dengan sebutan eommonim. Sejak kapan lelaki itu menjadi ibu mertuanya?

 

Fokus kamera kembali kepada Sungjae.

“Um, karena aku tidak tahu mau bicara apa, kurasa ada baiknya aku tunjukkan sesuatu.”

Dia bergerak ke dapur.

 

“HENRY!” pekik hampir seluruh anggota Super Junior ketika melihat anak Cina serba bisa itu ada di sana, sibuk memasak. “Jadi benar dia berada di sana?”

Semua mata beralih kepada Leeteuk dengan was-was. Tapi Leeteuk justru bingung dengan ekspresi Henry yang terlihat ceria di layar.

 

“Henry seonbaenim, apa yang kau masak ini? Baunya harum sekali.” kata Sungjae.

Dia melewati Siwon dan Kyuhyun yang tampak sedang berbincang sesuatu dengan suara rendah dan terkesan sedang berbisik-bisik dengan serius. Saking seriusnya, mereka tidak memperhatikan Sungjae baru saja melewati mereka sambil membawa kamera.

“Itu kamera untuk diary?” tanya Henry.

“Ne.”

Henry lalu melambai ke arah kamera. “Annyeonghaseo yeorobun, jeoneun Henry Lau imnida.” Dia lalu membungkuk ke arah kamera.

“Sungjae, jangan ganggu konsentrasi Henry, arra?” kata Seungho yang ternyata sedang mengawasi mereka. Dia dan Changwook ikut masuk ke dapur. “Jika masakannya gosong, kita tidak bisa makan malam nanti.”

“Biar kubantu.” kata Changwook sambil menggulung lengan bajunya. “Aigo, aku tidak menyangka magnae Super Junior bisa sehebat ini dalam memasak.”

 

Entah kenapa, pujian Changwook membuat dada Leeteuk seakan mengembang karena rasa bangga.

“Kau telah membesarkannya dengan baik.” puji Kangin sambil menepuk bahu Leeteuk.

 

“Apa yang kau lakukan?” tanya Seungho, melihat Sungjae membawa-bawa kamera. “Ah, kau merekam diary? Wanjin bilang ini akan dikirimkan?”

“Ne.” tanggap Sungjae.

Dia lalu beralih menatap kamera sejenak lalu berbicara. “Annyeonghaseyo bagi siapapun yang menonton ini. Ini Yoo Seungho. Kami sedang akan membantu Henry untuk memasak. Dia koki terhebat kami setelah Han Wanjin.”

“Eung!” tanggap Sungjae. Anak itu kembali mengubah fokus kamera ke wajahnya. “Wanjin appa entah sedang ke mana, jadi Henry seonbaenim yang harus memasak. Tidak ada di antara kami yang benar-benar bisa diandalkan dalam hal ini.”

“Panggil hyung saja cukup, Sungjae-yah.” kata Henry.

“Ah, geurae?” kata Sungjae, menoleh ke arah Henry meski fokus kamera masih pada dirinya. “Arrasseoyo, Hyung. Hehe.”

Dia beralih ke kamera sambil memperhatikan wajahnya sendiri.

“Aneh sekali.” gumamnya. “Meskipun sudah berada di tempat ini selama…berapa lama, ya? Ah, mollayo.” Dia berhenti sejenak, pikirannya terpecah setelah menyadari bahwa dia sedang melihat wajahnya sendiri. Apa yang hendak dikatakannya pun terlupakan sudah. “Tampaknya kulit wajahku tidak apa-apa…Ah, Peniel!”

Peniel ikut menampakkan diri di depan kamera.

Anak itu lalu melambaikan tangannya di hadapan kamera.

“Hyung, perkenalkan dirimu.”

“Annyeonghaseo, aku Peniel dari BTOB.” kata Peniel dengan suara imut.

“Aigoooo,” kata Sungjae lalu kembali menatap kamera. “apa kalian tidak merasa Peniel begitu imut?”

Peniel terkekeh di sampingnya, membuat Sungjae juga ikut terkekeh. Tapi suara tawa terkekeh-kekeh itu perlahan-lahan berubah menjadi suara tawa yang berkesan dibuat-buat, meskipun tetap lucu.

 

“Kenapa mereka kelihatan begitu santai bagaikan sedang berada di rumah sendiri?”

“Aneh. Apa mereka tidak sadar kalau mereka sedang terkurung di suatu tempat yang tidak bisa ditembus.”

“Dan mereka membuat kita semua cemas setengah mati. Mereka sudah menghilang selama lebih dari enam bulan!”

“Enam bulan tiga hari empat belas jam, tepatnya.”

 

Kamera berpindah tangan ke Peniel ketika Sungjae berlari ke tempat penyimpanan bahan makanan untuk mengambil sesuatu sementara anak itu bergerak ke ruang keluarga tempat yang lain berkumpul.

“Makanan sudah siap.” kata Henry ceria, dan seisi ruangan pun spontan bergerak pindah ke ruang makan.

“Ah, kami mau makan dulu. Kapan-kapan kita lanjut lagi diary-nya.” kata Sungjae, dan kamera pun dimatikan.

* * *

Kamera kembali menyala, dan kali ini suasananya jauh lebih rileks dibandingkan yang sebelumnya. Tampaknya beberapa hari telah berlalu semenjak rekaman yang pertama.

Lensa kamera memperlihatkan seluruh penghuni rumah yang sedang bercakap-cakap dalam kelompok. Josh dan Wanjin pun terlihat di sana, agak jauh dari situ; tampak sedang berdiskusi sesuatu dengan serius sambil duduk-duduk di sofa.

Posisi kamera diputar, menunjukkan siapa yang memegang kamera kali ini. Ternyata masih Sungjae.

 “Kalau Jo abeoji dan Wanjin eomma sedang berdiskusi seperti intu, ada baiknya jangan diganggu. Tidak baik untuk kesehatan.”

Terdengar suara tawa cekikikan di samping Sungjae.

“Jo abeoji dan Wanjin eomma?” kata suara tanpa wujud itu. “Bukannya kemarin kau memanggilnya Wanjin dengan sebutan abeoji?”

“Ah, hyung melihatnya? Aah…” 

 

Hampir separo ruangan yang tahu sang pemilik suara spontan berteriak, “Myungsoo!”

“Dia sudah sehat? Sebelumnya dia kelihatan sangat tidak bersemangat.”

“Shhhh!!! Aish!” diikuti tawa geli dari seisi ruangan menyangkut kata-kata Sungjae barusan.

 

Wajah Myungsoo muncul di layar, di samping Sungjae; menatap anak itu dengan geli.

“Sebenarnya mana yang benar?” katanya kepada Sungjae.

“Nado molla.” kata Sungjae. “Peran mereka seperti tertukar terus.”

“Make up your mind, man.” kata Peniel, yang mendadak lewat di belakang mereka.

 

Penampakan Peniel yang juga kelihatan sehat membuat anggota BTOB yang lain tampak lega. Terlebih lagi anak itu masih kelihatan ceria dan lucu seperti biasanya.

 

“Make up? Aku tidak tahu kalau pikiranku bisa pakai make up.”

“A? Aish, paboyah!”

 

Seisi ruang pertemuan meledak tertawa seiring dengan tawa geli Peniel dan Myungsoo di dalam rekaman itu.

 

Sungjae kembali menatap kamera dengan tampang datar.

“Hyungdeul, kalian lihat sendiri, kan? Kami di sini sungguh aneh…” katanya. “Aku tidak tahu kenapa, tapi sepertinya ada yang aneh di rumah ini.” Ekspresi anak itu mengerut, entah dia sedang serius atau tidak, susah ditebak. “Kalau bisa dikatakan, apa yang kami alami di sini jauh dari menyenangkan.”

“Betul, kami bahkan bertemu hantu, bahkan ada monster di dalam rumah,” sambung Myungsoo. Dia mengambil kamera dari tangan Sungjae. “Tapi coba lihat sendiri.”

Dia mengarahkan kamera ke semua orang, memperlihatkan betapa santainya anak-anak itu di sana. Mereka tampak bercanda dan tertawa, bagaikan tidak ada masalah sama sekali.

“Aku tidak tahu bagaimana mungkin kami bisa setenang ini.” kata Sungjae lagi. Dia menggaruk kepalanya. “Bukannya sewajarnya di waktu-waktu seperti ini kami menjadi sangat tegang dan serius? Kenapa bisa jadi seperti ini?” Dia beralih kepada Myungsoo. “Menurutmu kenapa, Hyung?”

 “Aish, molla.” tanggap Myungsoo. “Aku juga merasa aneh.”

“Peniel? Bagaimana menurutmu—?“ Sungjae berpindah ke Peniel yang ternyata masih berada di samping mereka, di belakang kamera.

Ternyata, anak itu sedang mengunyah sesuatu di dalam mulutnya, lagi.

Itu sebabnya kenapa dia tidak bisa bicara saat itu.

Ketika matanya bertemu dengan kamera, komentarnya adalah: “Baegophayo (aku lapar). Kapan Wanjin eommonim akan memasak makan malam?” Komentarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanyaan Sungjae.

Myungsoo tertawa. Dan Sungjae kembali menatap kamera lagi. “Kalian lihat sendiri, kan? AISH, HYUNG!”

Kamera diputar sehingga memperlihatkan Peniel yang masih sibuk mengunyah sesuatu di mulutnya.

“Om nom nom…om nom nom.” Sungjae memberi efek suara sementara mulut Peniel masih bergerak.

 

Dan anggota BTOB kembali tertawa melihatnya. Peniel masih seperti dulu: selalu lapar.

 

Fokus kamera kembali ke Sungjae.

“Hyung, kalian tahu? Peniel berhasil menyusupkan satu ransel makanan ringan ke sini tanpa ada yang tahu!” katanya berapi-api. “Bahkan Wanjin abeoji dan Jo eommonim pun tidak menyadarinya!”

 

“Dia menukar Wanjin Abeoji dan Jo Eommonim lagi.” kata Hyunsik terkikik geli.

Eunkwang melongo mendengarnya. “Jeongmalyo? Eotteohke?” kata pemimpin BTOB itu seakan Sungjae sedang berbicara langsung dengannya. “Mungkin aku bisa belajar tekniknya dari Peniel untuk—“

“Andwae. Andwae.” sela Changsub dan Minhyuk cepat. “Pikiranmu yadong.” Setidaknya Minhyuk masih tertawa geli setelahnya.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 27: Yeiii,,,selesai jg. Hummm jujur sbnr na brhrp ending na smpe kpn pun kbradaan penjaga gak d ketahui hehe. N brhrp ada lnjutn na. Saat siwon n kyu brtualang sbg penjaga baru.but its good story n I like it so much. Thx jo-oppa udh bwt karya ini. Jg anita eonni yg udh post d aff^^
ningekaputri #2
Chapter 17: awww foto na *nosebleed hihihi
ningekaputri #3
Chapter 3: oke,,,,saya trtarik dgn pic na. Tuh lbh cocok d mkn d bandimg jd monster es krim hahaha. And then,,,siwon n kyu lupa ingatan lg????? OMG,,,aq bnr2 gtw apa yg ada d pkrn jo-oppa hahaha.
ningekaputri #4
Chapter 2: aq mo tanya, ini kejadian di dunia asli ato di terminate dimension???
ningekaputri #5
Chapter 1: well,,,akhir na sampe ksni jg. Hahaha. Ff ini bnr2 menarik slrh prhtian qu, krn shrz na sbtu n mggu kmrn, qu streaming timeline ss6 taiwan. N aq mengabaikn tu *kejadian langka hohoho. N jujur agak shock dgn poster d chapter ini. Bagi qu tuh mengerikn. Sm sx g brpkr apalagi brkeinginan spti tu. Tp aq sadar, ada segelintir org d slrh dunia yg brpkr spti pic tsb. N pas baca prolog 1 ini, aq brpkr, sungguh mengerikn khdpn idol korea. Gak sebebas artis d negara2 lain. Kasihan.
gyu1315 #6
..........................komen sy 2 hari lalu belum masuk ternyata ;;TT

padahal udh ketulis semua kmrn T T gmn kebingungan sy ttg gajelasnya wanjin berwujud atau gak setelah kejadian kmrn.. kyu yg ktanya penasaran cuman belum nanya/?/ apa apa.. trs lupa lg pertanyaan kmrn kkk

next series ad lagi kah~? dg penjaga yg sudah blak2an masalah esistensi mereka hihihi trs gimana yg punya wujud masa depan2 ini berubah jd beneran penjaga/?/ gitu kkkkk
lagipula jo oppa pake 'see you around' kan :3 *mintadilempar bakiak*
LocKeyG #7
Chapter 27: i'll miss it, i mean..your story :')