CHAPTER 9 – THE NINTH WEEK

My Home
Please Subscribe to read the full chapter

Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

 

CHAPTER 9 – THE NINTH WEEK

Bulan Desember tiba. Udara kian dingin dan semua warga Seoul bersegera untuk sampai ke rumah masing-masing mencari kehangatan. Dan makin sulit untuk Changmin bangun pagi. Yang diinginkannya tak lain hanya bergelung dalam selimut, tapi mau tak mau ia harus bangun, mandi air hangat dan bersiap ke sekolah. Meski ia benci kedinginan, tapi ia menyukai musim dingin.

Ia kini tinggal dengan Yunho, yang apartemennya lebih jauh dari sekolah, berangkat sekolah naik sepeda di cuaca sedingin itu adalah tantangan tersendiri bagi Changmin. Bila dulu ia dan teman satu sekolah di lingkungannya bisa naik bis sekolah untuk menghindari dingin, itu tak bisa dilakukannya sekarang. Karena bis sekolah tak melewati apartemen Yunho. Dan untuk naik bis umum? Bukan pilihan.

Jadi saat salju turun pertama kali saat itu, Changmin bangun dan melenguh keras merasakan dingin luar biasa sampai Yunho datang ke ruangannya untuk memeriksa apa ia baik-baik saja (Yunho tentu tidak mengaku ia mencemaskan Changmin dan beralasan untuk mengecek penghangat udara, tapi ia keluar terlalu cepat tanpa melakukan apa-apa terhadap penghangat udara di ruang kerjanya itu).

Changmin cepat-cepat menelan roti isinya lalu mengenakan sepatu dan jaket tipis yang selalu dipakainya setiap hari, sebelum akhirnya menyambar tas punggung dan berpamitan pada Yunho. Ia harus berangkat awal dan menghangatkan diri di perpustakaan sambil menunggu kelas pertamanya.

“Kau mau ke mana?” tanya Yunho.

Changmin mengerutkan dahi. “Sekolah?” katanya setengah bertanya. Itu ‘kan sudah jelas. “Ini bukan hari Minggu ‘kan?” ia yakin ini hari Rabu. Bahkan Yunho sudah berpakaian rapi, siap ke kantor.

“Bukan. Ini bukan hari Minggu. Tapi di luar dingin sekali,” Yunho melihat ke luar jendela.

“Apa hubungannya dengan sekolahku?” Changmin masih bingung. “Sekolahku takkan diliburkan hanya karena udara dingin.”

“Bukan itu maksudku,” kata Yunho memutar bola matanya. “Jaketmu.”

“Kenapa dengan jaketku?” Changmin menunduk melihat tak ada yang salah dengan jaketnya.

“Kau hanya akan memakai itu ke sekolah di udara sedingin ini?” tanya Yunho.

“Um.. ya, kurasa. Kenapa- kau mengkhawatirkanku, ya? Kau manis sekali, Yunho,” Changmin tersenyum menggodanya.

“Tidak,” Yunho membela diri. “Aku cuma tak ingin mendengarmu mengeluh kalau terkena demam atau pneumonia. Belum lagi biaya rumah sakit,” keluh Yunho terlalu mendramatisir. Giliran Changmin yang memutar bola matanya.

“Ini jaketku satu-satunya,” aku Changmin, tanpa menatap Yunho. “Jaket musim dinginku sudah tidak muat lagi.” (Changmin memang punya satu yang dibelikan orang tuanya, tapi sudah banyak lubang di sana sini. Kakeknya berencana membelikan yang baru tahun ini, tapi tidak jadi karena alasan yang sudah jelas).

“Baiklah. Aku akan memberimu tumpangan ke sekolah hari ini,” kata Yunho beranjak memunguti keperluan kantornya. Ia menghilang sesaat ke kamarnya membawa beanie rajut merah dan menyerahkannya pada Changmin yang hanya memandanginya bingung. Itu terbuat dari wol mahal menurut pengamatan Changmin dan mungkin lebih mahal dari pada harga seluruh pakaian yang ia miliki.

“Itu untuk kepalamu,” kata Yunho tidak sabar.

“Tapi bukannya kita naik mobil. Kita hanya akan duduk di dalam mobil yang hangat, untuk apa aku memakai ini?” tanya Changmin. Yunho sepertinya tidak peduli pada perkataan Changmin, mengambil lagi beanie itu dan memakaikannya ke kepala Changmin sampai menutupi matanya. Changmin merengut dan membetulkan letak beanie itu sehingga ia bisa melihat.

“Kau ‘kan sudah dengar tadi aku tak ingin mendengarmu mengeluh kalau terkena demam atau pneumonia dan aku harus membayar biaya rumah sakitnya,” Yunho menjelaskan. “Sekarang ayo berangkat. Satu jam lagi aku ada pertemuan dengan Lee Minki, salah satu saksi di sidang GP. Ia akan memberikan kesaksian hari ini.”

Sesampainya mereka di sekolah, Changmin keluar dari mobil dan akan berpamitan sekali lagi dengan Yunho, tapi ia urungkan saat melihat Yunho sedang memandang sekolahnya.

“Kenapa?” tanya Changmin.

“Apa kau bersepeda sejauh ini setiap hari untuk ke sekolah?” Yunho balik bertanya.

“Ya.. Memangnya sekolahku bisa berpindah tempat dengan sendirinya?” Changmin bingung sendiri dengan Yunho hari ini. Seumur hidup, ia belum pernah diberi pertanyaan-pertanyaan bodoh begitu banyaknya.

“Kau tak mungkin naik sepeda sejauh ini saat turun salju. Sepertinya aku perlu mencari sopir pribadi untukmu,” kata Yunho mengangguk-angguk. “Sudah masuk sana sebelum kau membuatku terlambat. Aku akan kembali nanti pukul tiga sore untuk menjemputmu.”

Dan seperti katanya, Yunho tiba di depan gerbang sekolah Changmin tepat pukul tiga, dan Changmin cepat-cepat masuk ke mobilnya menghindari hawa dingin. Mereka mendiskusikan persidangan hari ini yang dinilai sukses oleh Yunho, meskipun kesaksian yang diberikan oleh Lee Minki belum cukup kuat untuk menjatuhkan perusahaan itu. Semoga kesaksian yang akan diberikan Shim Kangin minggu depan akan menguatkan pihaknya.

“Hei, kau tak kembali lagi ke kantor?” tanya Changmin menyadari mereka menuju arah yang salah. “Apa kita akan ke suatu pertemuan? Bolehkah aku ikut? Apa aku akan bertemu klienmu?”

“Tidak. Memangnya bagaimana aku harus mengenalkanmu? Partnerku? Kurasa tidak. Kebanyakan orang tak akan mendengarkan saran dan pendapat dari anak kucing. Maaf, Nak, mungkin sepuluh tahun lagi.”

“Jadi, kemana kita akan pergi?” Changmin mengerucutkan bibirnya.

“Sebentar lagi kau juga tahu,” jawab Yunho santai sebelum membelokkan mobilnya ke sebuah mall mewah.

“Belanja? Benarkah? Karena aku tak mau memakai jas mahal sepertimu, hanya memberitahumu, mungkin saja kau belum tahu,” kata Changmin gugup. Yunho bertingkah aneh sekali hari ini menurutnya dan ia tak mau nanti berpakaian seperti mini-Yunho ke sekolah. Tidak akan.

“Untuk anak cerdas sepertimu, kau kadang bersikap bodoh juga,” Yunho berkata sembari mengarahkan Changmin ke sebuah dept-store, tanpa berputar-putar langsung menuju ke seksi pakaian pria.

“Tidak akan, Yunho. Tidak,” Changmin menggelengkan kepalanya cepat melihat Yunho berhenti di rak jaket.

“Apa? Kau tak mau jaket baru? Kau lebih memilih kena hipotermia sepanjang musim dingin?” tanya Yunho skeptis, memanggil seorang pramuniaga yang segera mendekat dan dengan semangat memilihkan jaket yang cocok untuk Changmin, mencobakan sebuah padanya. Jaket musim dingin berwarna biru yang amat sangat bagus sekali yang pastinya berharga amat sangat mahal sekali.

“Yunho,” bisik Changmin. “Aku tak mampu mem

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
thenewbie
huwa! Maaf, komputerku baru saja terbakar n hardisk gosong semua. Maaf, tak bisa update dulu.

Comments

You must be logged in to comment
rongpark #1
Chapter 12: New reader!sukaaa plot ceritanya, lanjut baca duluu :)
Kharisma4chokyu #2
Chapter 2: salam kenal.. aku reader baru~ paling suka ff yg genre nya begini, awal chapt udah bikin penasaran.. Ijin baca sampai akhir ya thor :D
febrianisalma #3
Chapter 23: akhirnya yunho mau ngadopsi changmin jg :-)
febrianisalma #4
Chapter 22: terharu bgt bc chapt ini :')
febrianisalma #5
Chapter 21: apa akhirnya changmin bs tinggal lg sm yunho ya?
febrianisalma #6
Chapter 19: akhitnya wktu changmin sm yunho untuk berpisah dtg jg ya :-(.. aq sich ngharepin yunho jd ayah angkat changmin jd mrk bs sm2 trus :-)
febrianisalma #7
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .____.a
febrianisalma #8
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .----.a
febrianisalma #9
Chapter 16: ga kebayang yunho oppa dg rambut panjang keriting n pirang pula XD..
febrianisalma #10
Chapter 15: jung junsu maybe? koq agak aneh ya ngucapinnya :-P..