CHAPTER 11 – THE ELEVENTH HOUR

My Home
Please Subscribe to read the full chapter

Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

 

CHAPTER 11 – THE ELEVENTH HOUR

Rabu. Hari di mana Shim Kangin akan memberikan kesaksian. Changmin benar-benar berubah menjadi anak kucing manja dan mengeluarkan jurus memelasnya pada Yunho sehari sebelumnya. Tentu saja ia tak ingin melewatkan hari besar itu di sekolah. Malang baginya, Yunho tidak memberikan izin dengan alasan Changmin masih membutuhkan ilmu dari sekolah (tapi itu hanya alasan, bagaimanapun Changmin lebih pintar daripada seluruh guru di sekolahnya) dan sangatlah tidak profesional bila ia membawa seorang anak ke pengadilan. Akan tetapi ia menyerah juga setelah ia sulit menelan makan malamnya karena mendapat tatapan melas Changmin seperti Yunho baru saja melemparkan sepeda kesayangannya dari atap apartemen dan hancur berkeping-keping. Jadi, skor mereka: Changmin: 1, Yunho: 0.

Changmin sudah rapi dan siap berangkat ke pengadilan saat Yunho keluar dari kamarnya masih dalam balutan piyama, jelas belum mandi, menghidupkan kompor untuk membuat kopi. Yunho menggelengkan kepalanya, mengerti Changmin seperti itu karena ia sangat bersemangat untuk hari ini. Usai Yunho selesai membuat makanan, mereka duduk bersama untuk sarapan telur dadar. Berkebalikan dengan semangatnya pagi buta tadi, kini Changmin hanya memainkan telur di hadapannya tanpa ada nafsu sedikitpun.

“Hentikan itu! Kalau tak mau memakannya, jangan kau mainkan. Tahu seperti itu akan kumakan sendiri,” hardik Yunho.

“Apa? Um, maaf. Kurasa aku tak lapar.”

Mendengar itu, Yunho menarik piring beserta telur malang itu dari hadapan Changmin dan menggantinya dengan setumpuk file. Ia tahu Changmin gugup menghadapi sidang nanti, jadi ia memberinya sesuatu untuk mengalihkan perhatian Changmin.

“Periksa ini sementara aku bersiap,” kata Yunho kemudian masuk ke kamarnya.

“Uh, oke!” jawab Changmin. Dalam hati bersyukur Yunho memberinya tugas agar ia tak gugup.

Yunho kembali 40 menit kemudian, berpakaian lengkap dan rapi ala Jung Yunho hanya untuk menemukan Changmin tengah tertidur di meja makan dengan selembar kertas yang sudah penuh highlight di tangan kanannya. Yunho kagum pada anak itu. Ia menyelesaikan tugas kurang dari 40 menit dan masih punya waktu untuk tertidur. Bahkan Yoochun tak mungkin menyelesaikannya dalam waktu 2 jam.

Ia membangunkan Changmin dan mereka berangkat ke panti untuk menjemput Kangin. Changmin tak henti menggerakkan kakinya gugup sepanjang perjalanan.

“Hentikan itu! Kau membuat gempa dalam mobilku!” kata Yunho menunjuk kaki Changmin. “Percaya padaku, Changmin. Semua akan baik-baik saja. Pengacara utama GP adalah kakek tua yang baik hati. Ia mungkin akan mengajak kakekmu memancing bila sidang telah usai,” lanjutnya.

Kalimat itu berhasil membuat Changmin tersenyum, tapi tak bisa menghapus kegugupannya. Tiba di panti, Changmin segera menuju kamar Kangin dan mendorongnya turun. Kangin masih harus menggunakan kursi roda karena ia  belum pulih benar. Yunho menunggu mereka di lobi setelah menyelesaikan perizinan Kangin. Sampai di pengadilan, mereka duduk di lorong dekat ruang sidang. Sesosok lelaki terlihat mendekati mereka dan melempar senyum sinis pada Yunho.

“Jung Yunho!” orang itu berkata dengan nada ramah yang terlalu dibuat-buat. Changmin seketika tidak menyukainya. Ia masih muda, kira-kira seusia dengan Yunho. Tapi hanya sampai di situ kemiripan mereka. Bila Yunho itu muda dan punya ambisi untuk menjadi sukses, menurut Changmin lelaki itu juga ingin berhasil dengan menggunakan cara apapun, termasuk bermain kotor.

“Maaf,” kata Yunho, “apa aku mengenalmu?” lanjutnya. Yunho pasti merasa terkecoh bila lelaki ini adalah pengacara baru GP. Mereka pasti menggunakan pengacara tua sebelumnya untuk membuat Yunho melunak. Dan ketika Yunho lengah, mereka menggunakan lelaki ini sebagai senjata rahasia untuk melumpuhkannya. Dan saksi Yunho hari ini adalah kakek Changmin. Ia khawatir lelaki itu akan menyerang kakeknya nanti. Ini membuat kedua telapak tangan Changmin berkeringat, berdoa agar itu hanya angan-angannya semata.

“Kang Shinwoo,” jawabnya mengulurkan tangan. Yunho membalasnya singkat, tapi cukup untuk Changmin melihat bekas arm-band di pergelangan tangan Shinwoo. Ugh, pemain tenis, seperti Yoochun.

Changmin merasa hari ini akan berakhir buruk. Dari sorot mata Yunho, Changmin tahu ini tak sesuai dengan kalkulasinya. Yunho tak mengenal Shinwoo, tapi Shinwoo mengenal Yunho.

“Yunho, boleh aku minta waktu sebentar sebelum sidang mulai?” tanyanya. Meski Yunho agak curiga, tapi ia menganggukkan kepalanya pelan.

Yunho mengikuti Shinwoo ke ruang khusus pengacara, meninggalkan kedua Shim yang memandang mereka was-was. Yunho berpikir apa yang terjadi pada pengacara utama GP, Lee Taekyung yang baik hati? Siapa orang ini dan kenapa ia tiba-tiba muncul dengan penuh percaya diri berlagak mengenalnya?

“Aku senang kau mengerjakan kasus ini, Yunho,” kata Shinwoo.

“Oh, benarkah? Kenapa memangnya?” tanya Yunho.

“Aku mendengar rumor tentangmu di Busan. Aku baru saja dipromosikan di firma hukum terbaik di sana. Tapi itu tak membuatku puas. Karena di sana orang-orang sibuk membicarakan seorang Jung Yunho, pengacara muda terbaik di Seoul. Jadi ketika GP Industries datang padaku dan memohon bantuan untuk mengalahkan Choi Law Firm, aku setuju tentu saja, dengan senang hati. Aku akan mengalahkanmu dan membuktikan bahwa bintang dari Busan bisa mengalahkan Seoul!” jelas Shinwoo panjang.

Yunho tertawa mendengarnya. Lelaki ini gila. Ia percaya ia bisa mengalahkan Jung Yunho? Yang benar saja.

“Apa yang lucu, Yunho?” tanya Shinwoo merasa diremehkan.

“Tak ada. Aku hanya berpikir pasti sangatlah menyenangkan bisa mengalahkanmu di sidang ini. Coba saja Kang Shinwoo, aku akan terima tantanganmu,” kata Yunho percaya diri.

Sidang sudah akan dimulai. Semua sudah hadir dalam ruang sidang. Mereka siap mendengar kesaksian Shim Kangin. Changmin melemparkan tatapan mematikan pada Kang Shinwoo dan asistennya, namun mereka malah terhibur, sama sekali tidak terintimidasi oleh anak 14 tahun.

“Bisa kita mulai, Pak Hakim?” tanya Shinwoo pada hakim. Sang hakim mengangguk dan mempersilakan Shinwoo memulai. Ia mulai bertanya pada Kangin hal-hal dasar seperti: nama, usia, berapa lama bekerja di GP, dan lain-lain.

“Jadi benar Anda ingin menuntut GP Industries untuk kompensasi atas kecelakaan kerja yang Anda alami?” Shinwoo bertanya pada Kangin.

“Ya,” jawab Kangin.

“Sebenarnya luka seperti apa yang Anda alami?” kembali Shinwoo bertanya.

“Patah tulang panggul dan rusuk, serta luka pada paru-paru,” Kangin menjawab tenang.

“Apakah benar, menurut rekam medik yang dimiliki GP Industries Anda memiliki osteopososis, Tuan Shim? Penyakit yang dapat membuat tulang Anda rapuh dan mudah patah?” Shinwoo memulai serangan pertamanya. Changmin menatap kakeknya khawatir.

“Ya, aku memang didiagnosa beberapa bulan yang lalu dan itu ringan. Dan aku belum pernah mengalami patah tulang sebelum ini,” kata Kangin.

“Apakah Anda mengonsumsi suplemen kalsium untuk osteoporosis Anda?”

“Tidak, dan seperti aku bilang, itu masih ringan. Pengobatan osteoporosis tidak murah, asuransi dari GP tak cukup untukku melakukan pengobatan.”

“Jadi Anda mengatakan bahwa ini adalah kecelakaan yang diprediksikan akan terjadi. Bagaimanapun, Anda tidak melakukan pengobatan terhadap penyakit Anda, jadi patahnya tulang Anda bisa terjadi di mana saja, dan kebetulan terjadi di GP,” Shinwoo berkata. Kangin melihat ke arah Yunho tak yakin. Yunho mengangguk meyakinkan, Changmin menatap Shinwoo penuh emosi karena menyerang kakeknya.

“Seperti kataku, Tuan Kang – osteoporosisku ringan dan tidak mengganggu aktivitasku. Aku tidak akan jatuh dan mengalami patah tulang bila kondisi di pabrik itu baik. Dan bila itu memang kecelakaan karena osteoporosis, yang mungkin sekali akan patah adalah tulang belakangku, bukan panggulku. Lagi pula osteoporosis memang banyak terjadi pada usia 50-an, banyak yang masih bekerja di usi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
thenewbie
huwa! Maaf, komputerku baru saja terbakar n hardisk gosong semua. Maaf, tak bisa update dulu.

Comments

You must be logged in to comment
rongpark #1
Chapter 12: New reader!sukaaa plot ceritanya, lanjut baca duluu :)
Kharisma4chokyu #2
Chapter 2: salam kenal.. aku reader baru~ paling suka ff yg genre nya begini, awal chapt udah bikin penasaran.. Ijin baca sampai akhir ya thor :D
febrianisalma #3
Chapter 23: akhirnya yunho mau ngadopsi changmin jg :-)
febrianisalma #4
Chapter 22: terharu bgt bc chapt ini :')
febrianisalma #5
Chapter 21: apa akhirnya changmin bs tinggal lg sm yunho ya?
febrianisalma #6
Chapter 19: akhitnya wktu changmin sm yunho untuk berpisah dtg jg ya :-(.. aq sich ngharepin yunho jd ayah angkat changmin jd mrk bs sm2 trus :-)
febrianisalma #7
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .____.a
febrianisalma #8
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .----.a
febrianisalma #9
Chapter 16: ga kebayang yunho oppa dg rambut panjang keriting n pirang pula XD..
febrianisalma #10
Chapter 15: jung junsu maybe? koq agak aneh ya ngucapinnya :-P..