CHAPTER 17 – THE SEVENTEENTH WOW

My Home
Please Subscribe to read the full chapter

My Home

Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

A/N : ngebut update sebelum kompi dijajah kembali, nasib kalau lepi error, sigh... Anyway, thx to: randomcassie, Pinkykitty, pimprime, cassiopcassie, ChangMiRuu, yolyol, cit__, and also dina_holmes :) happy reading, guys!

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

 

CHAPTER 17 – THE SEVENTEENTH WOW

Sore pertama tahun itu dihabiskan Changmin dan kedua Jung di panti rehab Shim Kangin. Mereka ke sana membawa banyak makanan untuk dibagikan kepada para penghuni dan staf panti. Kangin bahagia, bertambah lagi seorang yang menyayangi cucunya. Ternyata idenya untuk menitipkan Changmin pada Yunho tidaklah salah. Beban berat yang selalu dilihat Kangin di kedua mata Changmin kini menghilang. Anak itu memang benar perlu bersikap layaknya anak remaja yang acuh, penuh rasa penasaran terhadap dunia, dan melakukan banyak petualangan.

Malam harinya mereka berpamitan dan menuju kedai Shindong untuk makan. Seperti biasa, lelaki tambun itu menyapa mereka dengan ramah dan sedikit bergurau dengan Junsu yang lama tak makan di tempatnya. Selesai makan mereka kembali ke apartemen. Yunho bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan.

“Kalian, aku harap apartemenku masih berdiri tegak sampai aku selesai mandi,” kata Yunho. Changmin dan Junsu berpandangan, saling melempar senyum, lalu menatap Yunho dan mengangguk bersamaan. “Aku tak suka kalau kalian kompak begitu,” lanjutnya lalu menghilang ke kamar.

“Hey, Jun-chan,” panggil Changmin. “Kenapa kau tinggal di Jepang? Apa kau bekerja di sana? Apa kau pengacara juga seperti Yunho?” tanya Changmin penasaran. Ia bayangkan Junsu adalah seorang pengacara juga meskipun dari penampilannya sangat tidak memungkinkan lelaki itu adalah pengacara. Tapi ia selalu berpikiran anggota keluarga Yunho adalah tipe-tipe pekerja kantoran.

Junsu tersenyum. “Aku musisi. Aku memainkan mikropon.”

“Mikropon? Kau penyanyi?”

Junsu mengangguk. “Tapi aku bukan penyanyi profesional. Aku hanya penyanyi tetap di sebuah kedai kopi. Itu kulakukan untuk membayar kuliah S2 dan apartemenku. Aku sedang melanjutkan studi untuk menjadi guru vokal nanti. Dan kenapa Jepang? Karena beasiswaku di sana.”

“Wow, beasiswa? Bidang musik juga? Kau sendirian di sana?”

Kembali Junsu tersenyum. Anak ini benar-benar mirip Yunho, punya rasa keingintahuan tinggi terhadap segala hal. “Iya, mulanya aku tidak tahu kalau ada beasiswa semacam itu, Yunho-lah yang mendaftarkanku dan voila.. aku mendapatkannya. Dan tidak, di Jepang aku tinggal bersama Paman dan Bibi Kim selama studi S1. Mereka adalah orang tua Jae. Kami masih sepupu. Ibu Jae adalah adik ibuku.”

Changmin kaget dengan informasi yang baru saja ia peroleh. Tak sedikitpun terlintas dalam benaknya bahwa Yunho dan Jaejoong masih terikat tali persaudaraan. Padahal itu memang sangat memungkinkan. Ia hanya tahu kalau keduanya merupakan sahabat dekat.

Juga seorang Yunho ternyata bukanlah Mr. I Don’t Care sepenuhnya. Bagaimana bisa ia disebut Mr. I Don’t Care bila ia begitu memperhatikan adiknya ini?

“Aku tak tahu itu,” kata Changmin. “Dan kau tahu, kalian aneh sekali. Kau dan Yunho adalah saudara kandung, tapi kenapa kalian sangat berbeda? Yunho begitu serius dan hanya berbicara seperlunya, berbanding terbalik denganmu.”

“Kau hanya belum tahu kalau kami punya banyak kemiripan. Tapi memang ya, kami berbeda. Itu karena Yunho harus menjadi dewasa sebelum waktunya saat ayah kami pergi—dia baru sepuluh tahun. Ibu mengambil alih perusahaan kecil kakek dan menjadi sangat sibuk. Tak urung Yunho lah yang merawatku. Menjadi kakak, ayah, juga ibu bagiku selama bertahun-tahun. Itu tanggung jawab besar bagi seorang anak sepuluh tahun, dan aku juga bukanlah adik kecil yang manis dan penurut. Aku juga selalu menjadi sasaran anak nakal di sekolahku sehingga Yunho harus melindungiku. Dialah yang menemui guru, kepala sekolah, bahkan tak jarang ia langsung mendatangi anak-anak nakal itu untuk berhenti menggangguku. Dan kurasa, setelah itu ia berhenti menaruh kepercayaan pada orang lain dan mulai memasang wajah sok kuatnya untuk menyembunyikan rasa sakit yang ia rasakan,” Junsu tertawa getir. “Ia adalah kakak yang hebat untukku. Dan ia sangat peduli pada orang-orang yang dekat dengannya.”

Changmin mengangguk. Mereka membisu untuk beberapa saat. Tenggelam dalam memori masing-masing tentang sebuah nama, Yunho.

-:-

“Apa kau yakin sudah semua?”

“Iya, Kakak! Untuk kesejutakalinya, iya, semua barangku sudah ada di sini,” Junsu menunjukkan tas ranselnya pada Yunho. “Aku hanya membawa satu baju ganti, ingat? Kau ‘kan protes karena aku mengenakan kaos kakimu selama liburan.”

“Karena kakimu menjijikkan, Jun-chan,” balas Yunho, menggapai dompetnya. Ia menarik beberapa lembar uang dan menyerahkannya pada Junsu. “Ini, untuk membayar ongkos taksi.”

“Yang benar saja, Yunnie… aku tak butuh uangmu,” kata Junsu. “Tapi terima kasih,” katanya seraya menyambar lembaran uang itu kemudian memeluk Changmin sambil meringis senang. “Sampai jumpa, Changminnie. Senang mengenalmu. Jaga Yunho untukku, ya?”

“Senang mengenalmu juga,” jawab Changmin dari balik punggung Junsu.

Junsu melepas Changmin lalu beralih memeluk Yunho. “Tahun ini di Jepang ‘kan? Sampai jumpa Februari nanti!”

“Yeah, yeah, aku akan ke sana,” jawab Yunho melepas adiknya. “Sekarang pergi sana!” usirnya.

“Changmin, kau juga akan ikut? Wajib bagimu!” Junsu mengacungkan telunjuknya pada Changmin.

“Apa? Ke Jepang? Entahlah,” jawab Changmin gugup, tak melihat mata kedua Jung.

“Ayolah, kau adalah keluarga sekarang—sedikit sekali anggota klan Jung saat ini hingga kami mungkin harus membuka lowongan untuk jadi anggota. Dan kau kandidat pertama di daftarku dan mungkin di daftarnya juga,” Junsu menunjuk Yunho. “Pasti menyenangkan! Bagaimana?” bujuk Junsu. Changmin menatap Yunho dengan penuh tanda tanya. Apa Yunho ingin ia ikut?

“Jika aku bisa menculiknya dari Kangin ia akan ikut ke sana.”

Changmin menunduk malu atas jawaban Yunho itu. Ia akan ikut dalam kegiatan keluarga Jung? Wow.

Ponsel Junsu bergetar. “Pasti taksiku sudah datang. Oke, sekali lagi, sampai jumpa bulan depan!”  Junsu melambaikan tangan dan menuju lift.

“Kirim pesan bila sudah sam

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
thenewbie
huwa! Maaf, komputerku baru saja terbakar n hardisk gosong semua. Maaf, tak bisa update dulu.

Comments

You must be logged in to comment
rongpark #1
Chapter 12: New reader!sukaaa plot ceritanya, lanjut baca duluu :)
Kharisma4chokyu #2
Chapter 2: salam kenal.. aku reader baru~ paling suka ff yg genre nya begini, awal chapt udah bikin penasaran.. Ijin baca sampai akhir ya thor :D
febrianisalma #3
Chapter 23: akhirnya yunho mau ngadopsi changmin jg :-)
febrianisalma #4
Chapter 22: terharu bgt bc chapt ini :')
febrianisalma #5
Chapter 21: apa akhirnya changmin bs tinggal lg sm yunho ya?
febrianisalma #6
Chapter 19: akhitnya wktu changmin sm yunho untuk berpisah dtg jg ya :-(.. aq sich ngharepin yunho jd ayah angkat changmin jd mrk bs sm2 trus :-)
febrianisalma #7
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .____.a
febrianisalma #8
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .----.a
febrianisalma #9
Chapter 16: ga kebayang yunho oppa dg rambut panjang keriting n pirang pula XD..
febrianisalma #10
Chapter 15: jung junsu maybe? koq agak aneh ya ngucapinnya :-P..