Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

CHAPTER 7 – THE SEVENTH YEAR

Yunho menarik ponselnya jauh-jauh dari telinga begitu disentuhnya lingkaran hijau pada layar benda mungil itu. Saat dirasa aman, ia dekatkan kembali ke telinganya.

“Aku mendengarmu, Jae! – Dia tak apa, hanya luka kecil – Nanti aku jelaskan, aku sendiri belum tahu ada apa – Taksi, aku tak sempat mengambil kunci mobilku anak ini sudah menarikku – Oke, nanti kau datanglah ke apartemen – Oke! See you there.”

Dari layar ponsel, ia mengalihkan kedua bola mata ke penumpang di sebelahnya. Changmin sedari tadi hanya diam menatap keluar jendela. Wajah cemas dengan plester terpasang asal di dahi dan tangan kanan menggenggam erat ponselnya, mungkin berharap benda itu akan berbunyi kembali dan memunculkan nama temannya. Yunho ingin sekali memberikan dukungan untuk anak itu, tapi ia urungkan. Ia masih bingung harus bagaimana menghadapi anak remaja.

“Jadi, ada apa? Kalian bertengkar?” tanyanya kemudian.

Changmin masih terdiam, lalu menundukkan kepala sambil mengangguk pelan. Yunho menghela nafas.

“Dia marah padaku,” jawabnya pendek.

“Kenapa?”

Kembali, Changmin menutup rapat mulutnya. Yunho pun tak berniat untuk menekannya agar berterus terang.

“Aku dengar dari kakekmu Kyuhyun itu –“

“Kyu tidak suka aku tinggal denganmu. Ia mengajakku tinggal bersamanya. Aku tidak ingin mengecewakan kakek, tapi sepertinya aku mengecewakan satu-satunya temanku. Ia bilang aku bukan temannya lagi kalau aku masih tinggal denganmu. Aku tak mengerti kenapa ia seperti itu. ia tak pernah begini sebelumnya, ia tak pernah sekalipun berbuat kasar padaku, aku tak mengerti,” kata Changmin lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Yunho memegang bahu kanan Changmin ragu, lalu meremasnya pelan.

“Tenanglah, semua akan baik-baik saja,” kata Yunho menenangkan.

Begitu taksi berhenti di depan rumah Kyuhyun, Changmin langsung berlari keluar, membuka gerbang dan menggedor pintu rumah itu. Yunho masih tertahan membayar taksi yang mereka naiki. Melihat Changmin berteriak-teriak memanggil Kyuhyun seperti orang gila, Yunho mendekatinya.

“Mungkin dia tak di rumah,” katanya.

Changmin seakan tak mendengar ucapan Yunho, ia bersiap menendang pintu itu agar mau terbuka.

“Hei! Jangan gila!” Yunho menarik badan Changmin menjauhi pintu.

“Aku harus masuk ke dalam, aku harus bisa masuk ke dalam!” itulah yang diucapkan Changmin sambil terus memberontak.

“Tapi bukan begini caranya. Lihat itu!” tunjuk Yunho ke jendela samping rumah Kyuhyun yang terbuka. Tanpa membuang waktu, Changmin berlari ke arah jendela dan melompat masuk, meninggalkan Yunho.

“Bagus, sekarang bagaimana aku bisa masuk!” keluh Yunho melihat lubang jendela yang terlihat begitu sempit untuk tubuhnya. Dan jasnya, pasti akan rusak bila dipaksa masuk ke sana.

“Tidak, KYUUU….!!”

Teriakan Changmin membuat Yunho mau tak mau masuk ke jendela itu. Dengan perjuangan ia akhirnya dapat masuk ke rumah Kyuhyun. Mempertajam telinganya agar dapat menangkap asal suara Changmin. Di lantai atas, ke sanalah tujuan ia berlari.

“Kyu, bangun…,” suara Changmin terdengar di ujung lorong.

“Changmin?” panggil Yunho.

“Yunho, Kyu…”

Yunho menemukan Changmin tengah memeluk tubuh temannya erat di lantai kamar mandi. Segera ia keluarkan ponsel untuk memanggil ambulance. Sambil menelepon, Yunho memandang kaca kamar mandi yang pecah berkeping-keping, noda darah menempel di mana-mana. Diamatinya tangan kanan Kyuhyun masih menggenggam potongan kaca yang terlihat tajam, darah masih mengalir dari sana. Sedang tangan kirinya terbuka, ponsel kecil tergeletak tak jauh dari situ. Usai menutup telepon, jemari Yunho mencari titik nadi di leher Kyuhyun, ia lalu menghela nafas lega.

“Ia hanya pingsan, mungkin karena kehilangan banyak darah. Tak apa, pertolongan akan segera datang.”

Changmin mengangguk. “Terima kasih,” katanya pelan. Baru kali ini Yunho melihat Changmin menangis. Anak ini pasti merasa bersalah pada temannya, pikir Yunho.

-:-

“Paman dan bibi Kyuhyun sudah datang. Ayo pulang,” ajak Yunho pada Changmin yang tengah melamun di sisi kiri ranjang Kyuhyun. Ia tak beranjak dari sana sejak Kyuhyun dipindah ke ruangan reguler.

“Aku akan menunggunya sampai sadar,” tolak Changmin tegas.

“Kau harus istirahat,” bujuk Yunho berdiri di samping Changmin.

“Kumohon. Kau pulanglah, aku tak apa di sini sendiri. Aku ingin menjadi orang pertama yang dilihatnya saat sadar nanti,” Changmin bersikukuh tak mau beranjak dari sisi temannya.

“Tapi kalau –“ ucapan Yunho terpotong dengan gerakan pelan kepala Kyuhyun.

“Kyu..? Hei, bangun!” panggil Changmin.

“Ennghh..,” Kyuhyun mengeluarkan lenguhan kecil.

“Buka matamu, dasar malas!” kata Changmin setengah berteriak. Kyuhyun yang sepertinya tidak terima dikatakan malas, membuka matanya perlahan. Melihat Changmin benar-benar di sampingnya dan bukan dalam mimpi membuat dahi Kyuhyun mengkerut.

“Min..?” tanyanya.

“Hei!” jawab Changmin sambil tersenyum.

“Di mana?”

“Kau di rumah sakit, bodoh! Apa yang kau lakukan?!”

“Rumah sakit?” Kyuhyun masih tampak bingung, namun detik berikutnya raut wajahnya berubah. “Oh,” lanjutnya.

“’Oh’ kau bilang?! Kau sudah membuatku menangis seperti anak perempuan dan kau hanya bilang ‘Oh’!?” Changmin benar-benar berteriak kali ini.

“Dia..,” Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke lelaki di belakang Changmin.

“Dia Yunho,” kata Changmin. “Dialah yang membantuku tadi. Aku tak tahu harus bagaima