Seminggu berikutnya dilalui Changmin dengan gelisah. Berkali-kali dicobanya menghubungi Kyuhyun tapi nihil. Ia jadi lebih sering melamun dan menenggelamkan diri membaca buku tentang hukum di ruang kerja Yunho. Yunho menyadari ini dan cemas Changmin akan kembali ke masa suramnya seperti hari-hari pertama ia tinggal bersama Yunho.

Sejak perubahan positif pada diri Changmin, ia banyak membantu pekerjaan Yunho. Banyak perkara yang diselesaikan Yunho dengan kemenangan. Tak jarang Yunho memberi pujian untuknya dan wajahnya akan memerah karena malu dan tidak terbiasa mendapat pujian dari orang lain. Bagi Changmin, membantu Yunho menyelesaikan kasusnya sedikit mengurangi kegelisahannya atas masalah Kyuhyun.

Minggu sore Changmin habiskan untuk mengerjakan tugas sejarah di depan televisi. Sesekali ia melirik Yunho yang serius dengan laptopnya di atas sofa. Ia masih bingung antara menceritakan tentang permintaan Kyuhyun atau tidak. Karena sejujurnya ia sudah mulai nyaman tinggal bersama pemilik marga Jung itu.

“Dengar Changmin, aku tahu aku tampan dan menggoda, tapi melirikku terus-menerus hanya akan mengganggu konsentrasiku. Kalau kau mau, ambil fotoku, dan kau bisa membawanya ke mana kau suka dan memelototinya sepuas hati tanpa harus melirikkan matamu seperti yang kau lakukan dari tadi,” kata Yunho.

“Kau benar-benar lucu, Yunho,” sahut Changmin menjawab lelucon garing Yunho.

“Ada yang mau kau tanyakan?” Tanya Yunho tepat sasaran.

“Tidak,” jawab Changmin singkat setelah diam beberapa saat. Ia putuskan untuk tidak membebani Yunho dengan masalah ini.

-:-

Jam pelajaran ke-enam awal pekan itu Changmin putuskan untuk melarikan diri dari kelas bahasa dan mengayuh sepedanya cepat menuju sekolah Kyuhyun. Ditunggunya sang kawan di depan gerbang sekolah itu seperti biasa. Kali ia ini lebih awal, jadi Kyuhyun takkan bisa menghindar. Ia hanya ingin memastikan temannya baik-baik saja.

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Changmin menatap satu per satu siswa yang keluar dari sekolah itu dari balik telepon umum. Ia tersenyum lega melihat sosok yang dicarinya muncul dengan langkah cepat menjauhi sekolah. Segera ia menyambar sepedanya dan mengejar Kyuhyun. Ia hentikan sepeda itu tepat di depan Kyuhyun untuk menghalangi langkahnya.

“Apa maumu?” tanya Kyuhyun ketus.

“Kita harus bicara,” jawab Changmin. Ia lantas turun dari sepeda dan memarkirkannya di tepi jalan.

“Kau mau bicara apa? Aku tak banyak waktu.”

“Dengar, aku mungkin bukan teman bagimu, tapi aku khawatir padamu, Kyu. Aku menunggumu di depan sekolahmu tapi ternyata kau tak berangkat atau sudah pulang duluan, kau juga tak menjawab telepon ataupun pesan dariku, dan aku tak tahu bagaimana keadaanmu, dan kau tak –“

“Diam  kau!” teriak Kyuhyun memotong cerocosan Changmin. “Siapa kau memangnya? Kenapa aku harus mengangkat telepon dan membalas pesanmu? Dan kau tak punya hak untuk khawatir padaku!”

“Kenapa..?” tanya Changmin tak percaya sahabatnya berkata seperti itu.

“Kenapa kau tanya?!