Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

A/N : terima kasih untuk randomcassie, aisyah0618, Pinkykitty, pimprime,  cassiopcassie, ChangMiRuu, yolyol, dan dina_holmes, sungguh.. kalian penyemangatku! maaf chap ini agak pendek :D

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

CHAPTER 18 – THE EIGHTEENTH INCIDENT

“Nanti kunci saja pintunya kalau kau mengantuk, tak perlu menungguku pulang. Telepon Jae kalau ada apa-apa.”

Changmin menganggukkan kepala sebagai respon atas kalimat Yunho. Ia memperhatikan pergerakan mondar-mandir Yunho di ruang tv. Pengacara lajang itu tampak begitu rapi dengan kemeja putih, terbalut dalam tuksedo hitam, dipermanis dengan sepatu sewarna yang tak kalah mengkilap. Ia akan menghadiri pesta yang diadakan oleh asosiasi pengacara Korea Selatan.

Ponsel Yunho berdering menandakan Siwon sudah berada di bawah untuk menjemputnya.

“Jemputanku sudah tiba. Kau, dari pada berbuat aneh-aneh, bereskan saja ruanganmu. Mungkin saja highlighterku akan ketemu di bawah tumpukan baju kotormu itu.”

“Iya, iya, sampai jumpa! Kasihan ayah Kyu, mungkin ia sudah menjamur di bawah.”

Yunho melemparkan pandangan sesaat pada Changmin sebelum keluar dari apartemennya. Changmin hanya tersenyum simpul. Sekarang, waktunya untuk beraksi.

Ia ke ruangannya dan mengganti pakaiannya menjadi serba hitam. Ini sempurna. Yunho akan pergi sepanjang malam, memberikan waktu untuk Changmin menjalankan misinya ke kantor GP Industries dan mencari laporan yang hilang. Ia harap laporan itu tidak dihancurkan atau dibuang dan hanya terselip entah di mana, karena pasti juga sangat aneh bila Shinwoo datang kesana dan mengacak-acak kantor itu.

Changmin merasakan dingin yang menusuk begitu ia melangkahkan kaki ke luar gedung Royal Blue Apartment. Untunglah jaket musim dingin yang dibelikan Yunho cukup memberikan kehangatan padanya. Ia mengayuh sepedanya cepat menerobos kota Seoul. Kantor pusat GP terletak cukup jauh dari apartemen Yunho. Obsesi untuk menyelamatkan Yunholah yang menjadi semangatnya malam ini. Tak ada yang boleh menghancurkan Yunho.

Saat ia sudah dekat dengan kantor GP, ia menyembunyikan sepedanya di semak yang cukup tinggi di pinggir jalan. Kemudian ia mengendap ke belakang gedung. Di sinilah ia menemui kesulitan. Ia tak bisa dengan seenaknya melewati pintu depan karena GP pasti menghabiskan uang yang tak sedikit untuk memfasilitasi kantornya dengan pengamanan ketat. Tapi ia sudah membawa ID card kakeknya untuk bisa membuka pintu.

Jam tangan Changmin menunjukkan pukul 21.30. Ia harap sudah tak ada lagi pegawai yang berada di kantor. Perlahan digesekkannya kartu itu, sepelan mungkin. Pintu terbuka dengan mulus. Ia mulai berjingkat menuju tangga. Dapat dilihatnya penjaga yang tengah mengawasi area depan gedung, memunggunginya. Ia dengan mudah naik ke lantai puncak gedung lima lantai itu. Ia perkirakan ruang file ada di sana.

Dan benar, ia menemukan ruang itu di ujung lorong. Di dalam ia mulai mencari file dua tahun lalu menggunakan senter kecil yang sudah ia siapkan. Yunho mengatakan pemeriksaan terhadap GP dilakukan dua tahun lalu, ia berharap file itu masih ada. Dua jam dihabiskannya hanya untuk mencari file tersebut, dan matanya mengerjap tak percaya saat melihat judul file di tangannya kini. Changmin mengucek matanya meyakinkan ia tak salah lihat. Ia meringis senang dan mendudukkan dirinya ke lantai. Dengan bahagia membaca isi laporan itu. Tersenyum begitu membaca beberapa frase didalamnya yang ia nilai sanggup untuk menjatuhkan GP dalam sekejap. “…mesin pabrik wajib untuk segera diperbarui…kemungkinan kecelakaan kerja tinggi…tidak memenuhi standar operasi…kondisi kerja tidak memenuhi ketentuan hukum…”

Meski senang mendapatkan bukti untuk Yunho, tapi Changmin juga merasa sangat marah pada perusahaan itu. Mereka tahu kondisi pabriknya tidak layak beroperasi tapi tak melakukan apapun untuk memperbaikinya. Mereka justru membiarkannya sehingga membuat banyak pekerja mengalami kecelakaan.

Changmin baru saja selesai mengembalikan laporan-laporan yang telah ia keluarkan dari rak saat ia mendengar langkah kaki di luar ruang file. Walaupun ia yakin itu hanya penjaga yang sedang berkeliling, tapi ia tetap saja panik. Ia menunduk dan mencoba bersembunyi di pojokan ruang. Sayang, ia bergerak terlalu cepat dan menyenggol alat fotokopi. Dan dari atas alat itu jatuh sebuah perforator besi dan menghantam kepalanya.

Dan semua menjadi gelap.

-:-

Hwang Taejo tidak terlalu menyukai pekerjaannya, yaitu tidur sepanjang siang dan duduk sepanjang malam, yang mengharuskannya jauh dari sang putri meskipun mereka tinggal seatap. Ia tak pernah bisa menghadiri paduan suara ataupun drama yang diikuti putrinya. Jadi ia tak terlalu bahagia mendapatkan lembur di hari liburnya. Taejo tak terlalu peduli pada GP dan keamanan gedungnya. Yang ia pedulikan hanya uang yang mereka berikan padanya.

Bosan, bosan, dan bosan yang ia rasakan selama bekerja di GP. Ia hanya duduk di pos dan berkeliling setiap satu jam. Tak banyak yang terjadi, hingga ia sering melewatkan jadwal kelilingnya untuk tidur atau berbincang dengan Kwangmin, tapi malam ini Kwangmin juga libur.

Taejo baru bangun dari tidurnya saat sadar ini sudah hampir tengah malam. Ia rasa sudah saatnya ia melakukan kegiatan rutinnya, berkeliling gedung. Ia berdiri dan beranjak untuk memulai rutinitasnya: memeriksa pintu utama kemudian berkeliling gedung hingga ke belakang. Ia tak tahu untuk apa melakukan itu semua. Jarang ada kejadian pencurian di tempatnya bekerja, kecuali beberapa bulan lalu saat ada dua orang berjas tengah malam datang m