CHAPTER 12 – THE TWELFTH AMENDEMENT

My Home
Please Subscribe to read the full chapter

Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

 

CHAPTER 12 – THE TWELFTH AMENDEMENT

“Jae!” Yunho berteriak ke arah pintu sekencang mungkin, tak menghiraukan keadaan kantornya. Pasti menarik sekali. Seorang Jung Yunho, berteriak kencang pada sekretarisnya. Apakah dia tidak bisa menggunakan interkom? Seseorang masuk ke ruangannya dan buru-buru keluar lagi. Ia tak peduli, Mr. I Don’t Care, terlihat menahan tubuh anak remaja yang setengah sadar di kedua tangannya supaya tidak jatuh. Normalnya ia akan lebih peduli pada imagenya di hadapan staf CLF, tapi ia punya masalah lebih penting saat ini. Dan Jaejoong memilih saat itu untuk ke toilet tentu saja.

Ia kemudian menyeret(?) Changmin ke sofa (anak itu sungguh kurus, seharusnya tidak mudah menarik tubuh anak yang tingginya tak terpaut jauh darinya) dan mendudukkannya. Changmin hanya duduk lemas dan tampak membuka mata, mengerjapkannya pelan. Ia seperti orang linglung yang tak tahu berada di mana. Dan itu membuat Yunho takut. Ia sama sekali tak tahu tentang penyakit – Jung Yunho tidak pernah sakit – tapi apakah yang dialami Changmin adalah sesuatu yang berbahaya? Ia tak mengerti.

Ia coba untuk mengingat sesuatu tentang dunia medis. Tapi ia tak bisa mengingat apapun! Ia mencoba untuk tenang. Jung Yunho tidak panik atas apapun.

“Jae!” dia berteriak lagi. Jaejoong pasti tahu apa yang harus dilakukan di saat seperti ini. Tapi tampaknya ia harus mengatasi situasi ini sendiri sampai Jaejoong selesai kencing atau menulis novel atau mendaki Everest atau apapun yang ia lakukan hingga tak datang cepat ke ruangannya. Benar, pertama, ia meletakkan punggung tangannya ke dahi Changmin dan cepat-cepat menariknya kembali. Panas. Pastilah demam.

Changmin membuka mata karena sentuhan itu. Tangan dingin Yunho sangat nyaman untuk tubuhnya yang kegerahan. Ia ingin merasakannya lagi, tapi kepalanya kembali terkulai dan ia tertidur, atau pingsan? Yunho tak tahu yang mana. Ia kembali melihat Changmin baik-baik. Pipi anak itu merah pucat, nafasnya tak beraturan seperti ada yang menindih dadanya, dan terdengar bunyi aneh dari sana saat ia bernafas. Changmin kembali terbatuk dan kali ini membuatnya sadar kembali. Suara batuknya membuat dada Yunho ikut sakit, tak tega melihat Changmin berusaha keras hanya untuk sekedar bernafas.

“Ya Tuhan, Jae! Ke mana saja kau?!” Yunho setengah berteriak pada Jaejoong yang baru saja masuk ke ruangannya. Tapi kemudian ia melihat Jaejoong sudah membawa handuk dan baskom berisi air, serta termometer. “Bagaimana kau bisa tahu?” lanjut Yunho heran.

“Aku Jaejoong. Aku tahu segalanya,” Jaejoong berkata. Ia lalu berlutut di samping Changmin. Yunho menaikkan kedua alisnya. “Oke, oke… tadi ada OB yang bilang padaku apa yang ia lihat dan aku yakin akan lebih cepat bila aku langsung mencari ini semua dari pada aku ke sini dan pergi lagi.”

“Kau tidak boleh pergi,” kata Yunho mencoba untuk tidak terdengar panik. “Jae, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.”

Jaejoong tidak menggubrisnya.

“Bangun, Kitty,” panggil Jaejoong lembut, perlahan mengelus rambut Changmin yang berkeringat.

Changmin mengerjap beberapa kali. “Jae?” tanyanya serak.

“Kudengar kau tak enak badan, ya?”

Changmin menggelengkan kepala dan menahan batuk agar tak terlalu keras.

“Oke, sekarang kita cek suhu badanmu dulu ya?” pinta Jaejoong masih dengan nada lembut dan tak henti mengusap kepala Changmin. Untuk pertama kali Yunho bersyukur atas sikap sayang berlebih Jaejoong pada Changmin karena anak itu mengangguk dan membuka mulutnya patuh. Kalau dia pasti tak bisa bersikap seperti itu, terlebih pada anak remaja.

Jaejoong menarik kembali termometer itu begitu bunyi ‘beep’ terdengar, kemudian membacanya. Jaejoong beralih memandang Yunho khawatir dan menariknya menjauh dari Changmin.

“Kau harus membawanya ke rumah sakit atau dokter, Yunho,” ia berbisik. “Ini bukan flu biasa – demamnya mencapai 39˚C. Ini buruk.”

“Tapi kau ikut, ‘kan?” tanya Yunho. Benci ia terdengar begitu cemas.

Jaejoong menggeleng. “Kau bawa dia, kau akan ke apartemenmu dan menyiapkan segalanya – sepertinya kau akan sibuk untuk beberapa hari ini. Paling tidak ini hari Jumat, jadi kau bisa luangkan akhir pekanmu untuknya.”

“Tapi, Jae –“

“Minnie? Yunho akan membawamu ke dokter, ya Sayang?” ia kembali ke mode tenangnya. Ia meletakkan handuk basah ke dahi Changmin untuk sedikit menurunkan demam anak itu.

“Aku tak mau ke dokter,” kata Changmin lemah. Suaranya seperti anak kecil, jauh dari 14 tahun. “Aku cuma mau pulang ke rumah, Yunho.” Kalimat itu membuat hati Yunho berdesir. Changmin menyebut apartemennya sebagai ‘rumah’?

“Maaf, Changmin,” jawab Yunho. “Tapi kita tetap harus pergi ke sana. Kita cari tahu ada apa denganmu dan dokter akan menyembuhkanmu. Oke?”

“Oke,” kata Changmin kemudian mencoba berdiri. Yunho segera mendekatinya cepat dan melingkarkan lengannya ke bawah bahu Changmin untuk menopangnya, tak ingin mengulang kejadian tadi. Jaejoong melemparkan dompet dan kunci mobil Yunho. Ia lalu membuat jadwal ulang untuk pertemuan Yunho dengan seorang kliennya, lalu berjanji akan menunggu mereka di apartemen Yunho setelahnya.

-:-

Sampai di rumah sakit, mereka duduk bersisian di bangku depan ruang periksa. Yunho akhirnya memutuskan untuk ke rumah sakit karena ia tak tahu dokter apa yang menangani anak seumuran Changmin. Dokter anak atau dokter dewasa? Jaejoong pasti tertawa terbahak-bahak bila mendengar ia menanyakan hal ini.

Dan di sinilah ia. Duduk mengisi formulir riwayat kesehatan Changmin dengan tangan kanan. Sedang tangan kirinya terjepit badan Changmin yang tengah bersandar padanya. Kepala Changmin dengan nyamannya menggunakan bahu Yunho sebagai bantal. Ia tertidur. Yunho membiarkannya, merasa beruntung Jaejoong tidak ada di sini untuk mengambil foto mereka.

“Apa kau memiliki alergi?” tanya Yunho pada kertas di tangannya. Changmin tak menjawab tentu saja. Yang ia lakukan hanya menyandarkan badannya lebih dekat pada Yunho. Rambut Changmin menggelitik lehernya dan lengan kirinya mulai mati rasa. Jadi ia tak punya pilihan selain menarik lengannya itu dan melingkarkannya ke bahu Changmin.

Akhirnya seorang dokter mendekat. Dan tentu saja, dari semua kebetulan, dokter yang datang adalah Dokter Lee, dokter yang menangani kakek Changmin. Dokter itu lantas tersenyum pada Yunho.

“Tuan Jung!” Yunho menahan dirinya untuk tidak menjedotkan kepalanya ke tembok. “Senang bertemu kembali!” lanjut dokter itu.

“Ya,” jawab Yunho singkat dan menerima uluran tangan Dokter Lee.

“Saya yakin Anda ke mari karena Changmin tak enak badan, bukan?” tanyanya kencang dan membuat Changmin membuka mata. Sadar ia tengah bersandar pada Yunho, wajahnya memerah dan iapun bergeser sedikit.

“Anda benar.”

“Baiklah, ayo kita masuk dan kita cari obat yang tepat untukmu, Changmin,” ajak Dokter Lee. Mengambil formulir yang diisi oleh Yunho.

“Anda tak tahu alergi putra Anda?” tanya Dokter Lee, heran melihat kolom yang masih kosong.

“ilin,” jawab Changmin pelan.

“Aku belum selesai mengisinya,” Yunho beralasan. Dokter Lee mengangguk dan menggiring mereka ke ruang periksa. “Apa Anda juga bekerja di sini?”

“Oh, tidak, sa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
thenewbie
huwa! Maaf, komputerku baru saja terbakar n hardisk gosong semua. Maaf, tak bisa update dulu.

Comments

You must be logged in to comment
rongpark #1
Chapter 12: New reader!sukaaa plot ceritanya, lanjut baca duluu :)
Kharisma4chokyu #2
Chapter 2: salam kenal.. aku reader baru~ paling suka ff yg genre nya begini, awal chapt udah bikin penasaran.. Ijin baca sampai akhir ya thor :D
febrianisalma #3
Chapter 23: akhirnya yunho mau ngadopsi changmin jg :-)
febrianisalma #4
Chapter 22: terharu bgt bc chapt ini :')
febrianisalma #5
Chapter 21: apa akhirnya changmin bs tinggal lg sm yunho ya?
febrianisalma #6
Chapter 19: akhitnya wktu changmin sm yunho untuk berpisah dtg jg ya :-(.. aq sich ngharepin yunho jd ayah angkat changmin jd mrk bs sm2 trus :-)
febrianisalma #7
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .____.a
febrianisalma #8
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .----.a
febrianisalma #9
Chapter 16: ga kebayang yunho oppa dg rambut panjang keriting n pirang pula XD..
febrianisalma #10
Chapter 15: jung junsu maybe? koq agak aneh ya ngucapinnya :-P..