EPILOGUE
My HomeA/N : well, tragedi bagiku. Yang sempat baca feed pasti tahu ya. Oke, mohon maaf bila ini kurang memuaskan, ada beberapa perbedaan dengan yang sudah sempat aku tulis di komputer. Tapi tidak mengubah inti ceritanya kok. *melas, efek ngetik ulang* So... here is the epilogue! Enjoy...
EPILOGUE
One year after The First Impression (Ch 1)
“Tiup lilinnya dan cepatlah buat permintaan!” teriak Junsu melalui kedua telapak yang dilingkarkan di depan mulutnya bak pengeras suara. Kemudian ia celingukan pura-pura mencari asal suara. “Woow, suara siapa itu, Minnie? Sebaiknya kau dengarkan, dia terdengar sangat serius.”
“Jung Junsu, jangan ganggu anak kucingku! Biarkan dia meniup lilinnya dengan tenang.”
Changmin dan Kyuhyun terkikik mendengar kelanjutan adu mulut antara Jaejoong dan Junsu.
“Aku hanya sedang memikirkan permintaan yang terbaik!” teriak Changmin membela diri.
“Apapun itu aku yakin Yunho akan mengabulkannya,” kata Junsu.
“Changmin bisa meniup lilinnya kapanpun ia mau, Jun-chan,” Yunho berkata sambil menyela jalan menjajari Changmin. Ia membawa setumpuk piring dan beberapa pasang sendok garpu. “Lagi pula aku tidak terlalu suka kue dari es krim. Jika lilin itu dibiarkan cukup lama, maka kuenya akan meleleh dan kita bisa membeli kue ulang tahun yang sebenarnya. Jadi, gunakan waktumu baik-baik, Changmin.”
“Tidak bisa!” sela Siwon. “Aku dan Kyu akan berangkat ke Eropa sepulang dari sini. Kumohon, Changmin.”
“Benarkah, Kyu?” tanya Changmin pada Kyuhyun yang dijawab dengan anggukan kepala. “Tapi kalian bisa berangkat kapanpun kalian mau. Kalian naik pesawat pribadi, bukan?”
Kyuhyun tersenyum dan Changmin tahu itu cukup sebagai jawaban. Ternyata sifat jail Kyuhyun turun dari ayahnya.
“Bebek-bebek Kakek sudah menunggu, Changmin,” Kangin menambahi sambil tersenyum.
“Tapi Kakek sudah janji untuk di Seoul selama tiga hari,” rajuk Changmin dengan pipi menggembung. “Kita baru menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ tiga menit yang lalu dengan bahagia, kenapa semua malah bertengkar sekarang?”
“Karena kita semua sudah lapar!” jawab Junsu sekenanya. Lalu semua mendengar teriakan AWWW-nya begitu kakinya dihinggapi kaki Jaejoong.
“Ya… mungkin jika semua bisa tenang aku akan mendapatkan inspirasi untuk harapanku,” kata Changmin mendelik pada Junsu. Kemudian ia menutup mata dan sungguh-sungguh memikirkan harapan untuk ulang tahunnya kali ini.
Changmin ingat, ia tak sempat membuat harapan dan tak memiliki kue dengan lilin di atasnya tahun lalu. Ia tersenyum mengingat ulang tahun keempatbelasnya ia habiskan di rumah sakit saat kakeknya mengalami kecelakaan di tempat kerjanya. Akan tetapi hal itulah yang membuatnya mengalami tahun yang luar biasa kemarin. Ia bertemu dengan Jung Yunho dan itu mengubah hidupnya. Ia tak bisa memikirkan harapan yang lebih baik tahun ini, karena semua yang ia harapkan sudah ada di hadapannya. Ia bisa merayakan ulang tahunnya yang kelima belas dikelilingi orang-orang terkasih; kakeknya, Yunho, Jaejoong, Junsu, dan Kyuhyun beserta ayahnya.
Kangin tiba di Seoul sehari sebelumnya. Jaejoong dan Changmin yang menjemputnya dari bandara. Changmin sangat senang bisa bertemu kakeknya lagi setelah liburan musim panas lalu ia ke Sancheong sepulang dari Ulleung. Changmin senang memiliki dua rumah yang akan selalu menerimanya kapanpun.
Sore tadi Jaejoong datang membawa bungkusan besar berlapis kertas kado warna kuning. Changmin bertanya-tanya apa isinya. Seperti biasa, lelaki yang sangat menyayanginya itu selalu penuh kejutan.
Kyuhyun dan ayahnya tiba tak lama kemudian. Kyuhyun adalah salah satu alasan Changmin ingin menetap di Seoul. Ia sudah Changmin anggap saudara sendiri. Kyuhyun sekarang juga sering ke kantor menemani Changmin mengerjakan file-file dari Yunho. Changmin sedikit merasa bersalah karena mereka kurang bisa menghabiskan waktu bersama sejak ia mengikuti kelas khusus yang dibuka oleh SNU untuk anak-anak dengan kelebihan tertentu sepertinya.
Dan Junsu, lelaki itu tiba-tiba saja muncul di apartemen, menarik tubuhnya dari kursi, dan membungkusnya dalam pelukan super selesai semua makan malam. Junsu mengacak rambutnya hingga berantakan tapi Changmin tak bisa berhenti tertawa senang dengan kehadiran sosok seorang paman merangkap kakak baginya itu. Terakhir mereka bersama adalah acara kemah di pingiran kota Seoul bersama Yunho dan Jaejoong. Kehadirannya adalah kejutan untuk Changmin karena ia tak menyangka Junsu mau meluangkan waktunya untuk terbang ke Seoul hanya demi ulang tahunnya. Sayang ia melewatkan makan malam karena mendapa
Comments