CHAPTER 19 – THE NINETEENTH NINE

My Home
Please Subscribe to read the full chapter

Author : thenewbie (@IrumaAckleschia)

A/N : whoa, it's getting long and long...

Akan sangat sibuk tiga hari ke depan jadi aku selesaikan hari ini juga, semoga memuaskan. Terima kasihku kali ini untuk: randomcassie, cassiopcassie, Pinkykitty, pimprime, ChangMiRuu, minichan, rapunsyoo (glad you found this!), jalex_barakarth, and the last but not least, my very loyal but shy reader, dina_holmes. This is for you guys!

Genre : Family

Cast :

Jung Yunho as Jung Yunho

Shim Changmin as Shim Changmin

Kim Jaejoong as Kim Jaejoong (Yunho’s secretary and best friend)

Choi Siwon as Choi Siwon (Yunho’s boss)

Cho Kyuhyun as Choi Kyuhyun (Siwon’s son and Changmin’s friend)

Kim Youngwoon as Shim Kangin (Changmin’s grandpa)

 

CHAPTER 19 – THE NINETEENTH NINE

“Jadi kesimpulan dari ceritamu adalah Oh Minsoo telah menggelapkan uang klien CLF karena istrinya terkena kanker dan ia bekerja sama dengan Kang Shinwoo untuk menjatuhkanku?” Yunho bertanya pada Changmin, ia mondar-mandir di depan tv.

“Aku bersumpah aku tidak bohong! Aku mendengar semua itu, Yunho,” Changmin berkata sungguh-sungguh dari sofa tempatnya duduk bersandar. Dua hari dari petualangan malam Changmin akhirnya anak itu memperoleh kembali kesadarannya dan bisa bercerita kepada Yunho alasan di balik aksinya mencari laporan itu.

“Aku percaya padamu, Changmin.” Ucapan Yunho tak pelak memunculkan senyum lebar di wajah Changmin. “Aku memang tidak terlalu menyukai Oh Minsoo, tapi kenyataan bahwa ia bekerja sama dengan Kang Shinwoo merupakan sesuatu yang berada di luar dugaanku.”

“Hanya saja, aku mengacaukan semuanya dan sekarang kita tidak punya bukti!” kata Changmin frustasi, mengacak rambutnya, lalu meringis kesakitan karena menyentuh luka di kepalanya yang belum pulih benar.

“Waktunya untuk obatmu,” ucap Yunho melihat rasa sakit di wajah Changmin. Ia kemudian menuju ruang kerjanya dan kembali membawa dua pil untuk diberikan pada Changmin.

“Aku sudah tidak memerlukannya,” kata Changmin bersikeras. “Kumohon Yunho, kau tahu aku tak menyukainya. Pil itu membuatku mengantuk.”

“Terserah, kalau kau tak mau istirahat, kita bisa membicarakan tentang alasanmu memutuskan untuk menyelinap ke kantor GP dan mencuri dokumen mereka.”

Changmin menjadi pucat. “Uh, kurasa kepalaku benar-benar sakit. Lebih baik aku segera meminum obatku dan cepat-cepat tidur—“

Yunho menggelengkan kepalanya dan mendudukkan dirinya di hadapan Changmin, menatap lurus ke kedua bola matanya.

“—sial,” umpat Changmin merasa terpojokkan.

Yunho menjentikkan jarinya ke telinga Changmin mendengar umpatan itu. “Bahasa,” katanya memperingatkan. “Oke, apa pembelaanmu?”

Changmin mencoba menghindari tatapan Yunho, tapi lelaki itu memandangnya intens. Changmin menelan ludahnya sendiri. “Aku hanya ingin melindungimu, karena aku pikir saat mengetahui semua itu kau akan mendatangi Oh Minsoo dan Kang Shinwoo dan menghajar mereka habis-habisan… atau lebih buruk lagi kau akan pergi ke GP sendiri dan tertangkap, dan kau akan dipenjara karena pencurian. Jadi aku hanya mencoba untuk membantu,” suara Changmin melemah di ujung kalimat. Ia menunduk, merasa lebih tertarik pada karpet di bawahnya dari pada tatapan tajam Yunho.

“Changmin,” Yunho menghela nafas. “Aku mengerti itu dan aku menghargainya. Tapi kita sudah sepakat sebelumnya—kau harus memercayakan semuanya padaku. Biarkan aku yang menghadapinya bukan malah kau membahayakan dirimu sendiri dengan menyelinap ke sana.”

“Tapi aku tak bisa hanya diam saja saat aku bisa melakukan sesuatu,” bantah Changmin. “Apa kau masih mengizinkanku mengunjungi Ulleung?” tanya Changmin menggigit bibir.

“Aku tak tahu. Apa kau masih layak kuizinkan?” goda Yunho. Ia tak sungguh-sungguh meminta kembali hadiahnya untuk Changmin. Hanya ingin anak itu memikirkan kembali aksi nekatnya.

Changmin murung. “Yunho, aku tidak menyesali perbuatanku. Bahkan aku akan melakukannya lagi, jujur. Aku tahu bukan itu yang mau kau dengar, tapi… kau sudah melakukan banyak untukku beberapa bulan ini. Aku seperti melihat kesempatan untuk membalas itu semua. Jadi jika kau ingin aku berjanji untuk tidak melakukannya lagi, maaf, aku tidak bisa. Kalaupun kau mau meminta lagi hadiah parjalanan ke Ulleung itu, silakan saja.”

Yunho diam, berharap bisa meminta saran dari buku panduan orang tua yang sedang tidak ada di tangannya saat ini.

“Oke, kau masih boleh ikut ke Ulleung jika kau bisa menjaga tingkah lakumu beberapa bulan ke depan. Kurasa gegar otak ringanmu sudah cukup menjadi hukuman atas kelakuanmu. Hanya, berjanjilah untuk jujur padaku bila ada hal seperti ini lagi.”

Changmin mengangguk, mengulurkan tangannya untuk meminta obat yang masih dipegang Yunho. Sepertinya ia memang harus beristirahat.

Yunho menarik selimut dari ujung sofa dan memberikannya pada Changmin usai anak itu menegak obat dan air minum satu gelas penuh.

“Untuk apa?” tanya Changmin.

“Aku yakin kau tak mau berpindah ke ruanganmu sendiri,” jawab Yunho.

“Di sana tidak ada tv,” Changmin beralasan. Ia hanya senang tidur di mana ia masih bisa mendengar Yunho mondar-mandir di sekitarnya. Itu adalah lagu pengantar tidur favorit Changmin.

-:-

Pagi sebelum sidang adalah pagi paling mencekam, menurut pendapat Changmin. Pagi itu dingin dan mendung. Changmin bangun dan hanya ingin kembali menggulung diri dalam selimutnya, menganggap hari ini tak pernah terjadi. Ia cemas dan merasa bersalah meninggalkan file itu di kantor GP. Andai ia sempat menyembunyikannya di balik jaket, pasti Yunho akan menang dengan mudah hari ini. Perutnya mual dan ia merasa ingin muntah.

Tapi ia memaksakan diri untuk beranjak dari tempat tidur demi Yunho dan kakeknya. Tak menikmati mandi pagi karena ia terus memikirkan waktunya bersama Yunho telah habis. Ia akan segera kembali tinggal bersama kakek.

Changmin memutuskan ia akan fokus dengan sidang terlebih dahulu dan mencemaskan kepulangannya bersama kakek Shim nanti. Changmin mengeringkan tubuhnya dan segera mengenakan setelan jas satu-satunya yang ia miliki. Kini ia benar-benar merasa seperti mini-Yunho.

Changmin telah siap dan ia menyemangati diri untuk menghadapi sidang hari ini. Dengan mantap ia melangkahkan kaki ke dapur di mana sudah ada Yunho di sana bersama… Kyuhyun?

“Kyu?” panggil Changmin kaget.

Kyuhyun menoleh ke arahnya dan tersenyum melambaikan tangan. “Hai, Min. Aku malas ke sekolah hari ini, sedang ada pekan budaya di sana dan kau tahu aku tak tertarik dengan yang seperti itu. Jadi, aku minta ayahku menurunkanku di tempatmu saja,” jelas Kyuhyun. Anak itu lalu kembali ke kegiatannya semula, memotong-motong roti bakar yang disajikan Yunho.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
thenewbie
huwa! Maaf, komputerku baru saja terbakar n hardisk gosong semua. Maaf, tak bisa update dulu.

Comments

You must be logged in to comment
rongpark #1
Chapter 12: New reader!sukaaa plot ceritanya, lanjut baca duluu :)
Kharisma4chokyu #2
Chapter 2: salam kenal.. aku reader baru~ paling suka ff yg genre nya begini, awal chapt udah bikin penasaran.. Ijin baca sampai akhir ya thor :D
febrianisalma #3
Chapter 23: akhirnya yunho mau ngadopsi changmin jg :-)
febrianisalma #4
Chapter 22: terharu bgt bc chapt ini :')
febrianisalma #5
Chapter 21: apa akhirnya changmin bs tinggal lg sm yunho ya?
febrianisalma #6
Chapter 19: akhitnya wktu changmin sm yunho untuk berpisah dtg jg ya :-(.. aq sich ngharepin yunho jd ayah angkat changmin jd mrk bs sm2 trus :-)
febrianisalma #7
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .____.a
febrianisalma #8
Chapter 18: td bknnya ada shinwoo dtg ke kantor GP mau keruangan file kan tp koq malah ga ktmu sm changmin ya .----.a
febrianisalma #9
Chapter 16: ga kebayang yunho oppa dg rambut panjang keriting n pirang pula XD..
febrianisalma #10
Chapter 15: jung junsu maybe? koq agak aneh ya ngucapinnya :-P..