Chaesun POV

Saat matahari mulai tenggelam di barat Seoul…

kamu menyusuri kota Seoul. Mengelilingi kota seoul sendirian. Sampai akhirnya kamu tiba di tepi sungai Han. kamu memejamkan mata. Menangis disana. Semua kenanganmu dengan Joongki masih tersisa disana.

Kamu mengingat Joongki yang mendekapmu saat angin sore berhembus padamu. Angin yang berusaha memisahkan kalian berdua. Saat itu, kau menyanyikan lagu yang pernah Minho nyanyikan untukmu.  The name I loved - SHINee.

Both hands trembles... As i remembered the cold memories of love
now it is getting weirder
i don't wish to reject you, but i just know that...

No matter how close we are
i know that i can't love you anymore
i can't miss you... Waiting for you makes me tired
i can't endure anymore, and i can't realize it

Saat  tengah menyanyikan lagu itu, kamu merasa seseorang tengah mendekapmu. Saat kamu melihat siapa yang memelukmu, pria itu Joongki yang tengah ikut bernyanyi denganmu.

The name i loved once in this life
has becoming further and further away from me
i am writing your name on a paper, and forever kept it in my heart
from that day i only realized that i will only loved you forever
love that can't be together can also be known as love

I cant handle the love memories and feelings alone
i can't start this, i can only miss you secretly in my heart
my heart only left your body fragrance that i missed and always loved

“Chae sun…”

“ya…”

“kau tengah berkhayal…”

“hah?”

“Cintamu padaku adalah khayalan.” Kata Joongki.

Kau tertegun.

“Apa maksudmu?”

“aku tidak pernah mencintaimu. Selama ini, aku tidak pernah mencintaiku.” Kata Joongki makin erat mendekapmu. “Aku mencintai seseorang. Tapi bukan kau, Chae sun. Aku mati karenanya, aku mati bersamanya. Karena aku ingin abadi mencintainya…” kata Joongki.

kamu menitikan airmata.

“Maksudmu…”

“Aku mencintai BoA. Sampai akhir hayatku.” Kata Joongki. kamu berbalik dan menatap Joongki yang berjalan menjauhinya. “Gajima… gajima…. Joongki!! GAJIMA!!”

“GAJIMA!” teriakmu. Matamu sekejap terbuka dan menyadari bahwa itu hanya mimpi. kamu melihat handuk hangat yang jatuh dari dahimu. “Mimpi apa itu?” batinmu gelisah. Kamu melihat ke sekitar, kamarmu. Kau melihat Minho tengah menatapmu dengan tatapan cemas. “kau baik-baik saja?” tanya Minho cemas.

Kau mengangguk polos. “aku kenapa?”

“kau sakit.”

“berapa lama?”

“3 hari.”

“HAH!” kau terkejut.

“kau pingsan di sungai Han,dan seseorang meneleponku kalau kau sudah tidak sadarkan diri. Aku menjemputmu. Kau terserang demam.” Kata Minho menjelaskan.

“Oh, iya. Chae sun,” panggil Minho.
“mmm?”

“kau masih marah dengan Key?”

“aku tidak mau bahas itu.”

“kau tidak mau tahu?”

“shiro.” Jawabmu dingin. Dalam hatimu, sebenarnya kau ingin tahu apa hubungan Key dengan Joongki. Kenapa di foto itu juga ada BoA? Apa hubungan mereka semua?

“aku tidak memaksa. Mungkin suatu saat nanti kau akan mengerti.” Kata Minho polos. Dia bangkit dari kursi dan menyentuh keningmu. “kau sudah membaik, tapi kau harus tetap beristirahat.”

“gomawo, Minho.” Katamu dengan suara datar. Kemudian Minho pergi meninggalkanmu.

Saat Minho sudah benar-benar pergi, kau diam beberapa saat. Disatu sisi kau ingin tahu kenyataan yang sebenarnya. Namun, disatu sisi kau percaya pada apa yang pernah Onew katakan padamu. Key. Pembunuh BoA dan Joongki. Key. Penyebab keretakan Onew dan Chae sun selama ini.

Kau merongoh ponselmu dan hendak menelepon Sunny. Namun saat melihat layar ponselmu, ada 20 Misscall dari Key. “benar-benar tidak tahu diri.” Gumammu geram. Kau menyadari bahwa ternyata Key meninggalkan sebuah voicemail untukmu.

Saat kau memutar voicemail itu, kau merasa hatimu seperti ada sesuatu yang menusuk di sekujur tubuhmu. kau mendapatkan sebuah kebenaran yang selama ini kau cari. Kebenaran yang ternyata sangat pahit untukmu.

Onew POV

Saat Onew keluar dari kamar untuk mengurus meeting, dia berniat ingin mencoba menjelaskan semua yang pernah Key jelaskan pada Chae sun. Namun, saat Onew hendak melangkahkan kaki menuju kamar Chae sun. gadis itu keluar hanya mengenakan baju tidur dan sweater panjang. Onew melihat Chae sun membawa sebuah kotak kenangan yang pernah Onew lihat. Kotak itu chae sun beli saat tengah jalan berdua dengan Onew.

“dia mau kemana?”  gumam Onew.

Onew mengikuti Chae Sun sampai pada tempat peristirahatan terakhir Joong Ki dan BoA. Onew tertegun saat Datang ketempat itu.  Onew lekas menyadarinya, “aigoo…chae sun babo. Apa yang kau lakukan pagi-pagi disini?” Onew merasa bersalah karena tidak memberi tahu Chae sun mengenai kenyataan pahit ini.

Onew turun dari mobil dan mengikuti Chae sun. Dia memerhatikan Chae sun dari ujung pohon beringin yang tidak jauh dari kuburan mendiang BoA dan Joongki. Onew melihat Chae sun berdiri terdiam disana. sampai muncul asap berwarna ke abu-abuan dan terdengar suara teriak dan tangisan chae sun.

“ternyata selama ini apa yang telah kulakukan hanyalah sebuah kesalahan besar. merindukanmu, menangisimu dan berharap kau kembali, semua itu hanyalah perbuatan sia-sia yang hanya membuang waktuku. Setelah aku mengetahui apa yang telah terjadi selama ini. Kau jahat Joong Ki, kau jahat!!!” Chae Sun berteriak keras sambil menangis dan melempar barang-barang kenangan yang di berikan Joong Ki padanya

Tangisan Chae Sun semakin keras, dia merasa telah disakiti oleh Joong Ki. Sakit yang teramat dalam baginya. Sakit yang sama-sama Onew rasakan. Sakit karena terkhianati. Sakit karena cinta mereka selama ini adalah cinta yang sia-sia.

DEG!

Onew tertegun lagi. apa Chae sun sudah mengetahuinya?

Chae Sun POV

“mimpi itu… kau sudah puas? Apa kau sekarang sudah puas menyakitiku? Hah?!!! Kalau saja aku tahu lebih awal, aku tidak perlu bertengkar dan salah paham dengan Onew hingga bertahun-tahun!” katamu geram. Kau berteriak didepan kuburan Joongki. Tanpa sadar seseorang mendekap tubuhmu dengan erat .   “Chae Sun-ah,”

“oppa~” Onew lalu menarikmu kedalam pelukannya. Lalu kau menangis dalam pelukan Onew. “Chae Sun-ah mianhae, maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu. Maafkan aku. aku tahu sakitnya…” kata Onew. air mata Onew mulai membasahi pipinya.

“aku tidak tahu kalau kau lebih menderita dariku, maafkan aku Chae Sun-ah. Tidak seharusnya aku menyalahkanmu atas kematian BoA…” Onew mempererat pelukannya.  Untuk beberapa saat

“kau tidak bersalah oppa,” katamu . kau melepas pelukan itu dan menghapus air mata dipipi Onew. “jinjaa…” ajak Onew.

Kau mengangguk. Lalu kalian bergegas menuju ketempat parkir dan meninggalkan tempat tersebut. Joongki-oppa… terima kasih sudah memberitahuku. Apa kau dan BoA hidup bahagia disana? Aku harap begitu.

***